Nama: Nandia Devina Dwi Hendri
NPM: 2217011171
Kelas: Kimia B
Jurnal ini mengkaji tantangan konsolidasi demokrasi Indonesia dalam konteks Pemilu Presiden 2019. Penulis menyoroti bahwa meskipun pemilu telah menjadi agenda rutin dalam demokrasi Indonesia pasca-Reformasi, pelaksanaannya masih belum mencerminkan demokrasi yang substantif. Pemilu dinilai masih sebatas prosedural, belum mampu menghasilkan kepemimpinan yang efektif dan memperkuat kepercayaan publik.
Siti Zuhro mengidentifikasi beberapa masalah utama yang menghambat pendalaman demokrasi. Pertama, polarisasi sosial akibat politisasi identitas dan agama menjadi sangat tajam, menciptakan konflik sosial seperti yang terlihat pada kerusuhan 22 Mei 2019 setelah pengumuman hasil pilpres oleh KPU. Kedua, partai politik gagal menjalankan fungsi kaderisasi dan lebih memilih figur-figur populer, termasuk artis, sebagai caleg, demi kepentingan elektoral sesaat. Hal ini memperlemah fungsi partai sebagai penghubung antara rakyat dan kekuasaan. Ketiga, birokrasi tidak netral. Banyak aparatur negara ikut terlibat secara terbuka mendukung pasangan calon tertentu, bahkan digunakan sebagai alat politik. Ini menunjukkan lemahnya reformasi birokrasi dan membahayakan legitimasi hasil pemilu. Keempat, peran media sosial yang marak dengan hoaks dan ujaran kebencian turut memperkeruh suasana, memperlemah nilai-nilai toleransi dan kebinekaan yang menjadi fondasi negara.
Selain itu, penulis juga mengkritik lemahnya pengawasan internal dalam partai politik dan kurangnya transparansi serta akuntabilitas dalam pelaksanaan pemilu. Pilpres 2019, meskipun berhasil secara administratif, belum menjamin kualitas hasil dan penerimaan publik secara menyeluruh, karena munculnya sengketa dan klaim kemenangan dari kedua kubu. Dalam penutupnya, penulis menekankan pentingnya peran semua stakeholder partai politik, penyelenggara pemilu, birokrasi, media, civil society, dan masyarakat luas untuk secara profesional dan bertanggung jawab memperkuat demokrasi substantif. Demokrasi yang berkualitas hanya akan terwujud apabila dibangun atas dasar kepercayaan publik, kompetisi yang sehat, dan keterlibatan masyarakat yang bermakna.