Nama : Ni Wayan Ayu Prastia Wati
NPM : 2216031027
KELAS : Reguler C
Ini adalah hasil analisis saya mengenai jurnal: INTEGRASI NASIONAL
SEBAGAI PENANGKAL ETNOSENTRISME DI INDONESIA
Sampai saat ini, negara dan rakyat Indonesia telah banyak mengalami proklamasi kemerdekaan. Di antara pengalaman tersebut bangsa Indonesia telah mengalami berbagai perubahan prinsip, paham, ideologi dan doktrin dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sejak proklamasi kemerdekaan hingga saat ini. Akibatnya, tercipta disintegrasi dan instabilitas bangsa karena adanya perubahan prinsip dan ideologi. Penerapan kebijakan pemerintahan yang sentralistik merupakan salah satu kesalahan Orde Baru dalam penyelenggaraan pemerintahan.
Identitas adalah representasi diri seseorang atau masyarakat, yang melihat dirinya sendiri dan bagaimana orang lain melihatnya sebagai entitas sosio-kultural. Inilah mengapa identitas merupakan produk budaya yang begitu kompleks. Dari perspektif waktu, identitas bukanlah bentuk yang ada sejak awal dan bersifat permanen dalam sifatnya yang abadi. Pada saat yang sama, dari sudut pandang ruang, ia tidak hanya satu atau tunggal, tetapi terdiri dari berbagai lapisan identitas, yang harus direaksikan di sekelilingnya. Identitas bukanlah sesuatu yang siap dan final, tetapi merupakan keadaan yang selalu memperbaharui, sifat yang selalu mewujudkannya, dan keadaan yang senantiasa dinegosiasikan, sehingga bentuknya selalu bergantung pada proses yang menyusunnya.
Identitas sebagai alat pembentuk cara berpikir masyarakat mengandaikan adanya kesadaran kebangsaan, yang dimajukan dengan menanamkan ide-ide nasionalisme dan pluralisme. Oleh karena itu, integrasi nasional, sebagai bentuk penyadaran dan penyatuan, membuat berbagai kelompok dengan identitasnya masing-masing merasa menjadi satu kesatuan: bangsa Indonesia. Untuk menciptakan upaya pembentukan integrasi nasional, identitas sebenarnya bekerja dengan cara ganda.
Sebaliknya, integrasi berkembang ketika ada identitas yang mendukungnya, seperti kesamaan bahasa, kenyamanan dalam sistem nilai suatu budaya, kenyamanan dalam cita-cita politik atau kenyamanan dalam sikap hidup atau orientasi keagamaan.
Etnosentrisme menguat karena didukung oleh kebijakan nasional yang mengedepankan otonomi daerah dan pemekaran wilayah. Demikian pula, demokrasi pemerintahan harus menjadi tempat penyatuan budaya dan suku bangsa.
NPM : 2216031027
KELAS : Reguler C
Ini adalah hasil analisis saya mengenai jurnal: INTEGRASI NASIONAL
SEBAGAI PENANGKAL ETNOSENTRISME DI INDONESIA
Sampai saat ini, negara dan rakyat Indonesia telah banyak mengalami proklamasi kemerdekaan. Di antara pengalaman tersebut bangsa Indonesia telah mengalami berbagai perubahan prinsip, paham, ideologi dan doktrin dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sejak proklamasi kemerdekaan hingga saat ini. Akibatnya, tercipta disintegrasi dan instabilitas bangsa karena adanya perubahan prinsip dan ideologi. Penerapan kebijakan pemerintahan yang sentralistik merupakan salah satu kesalahan Orde Baru dalam penyelenggaraan pemerintahan.
Identitas adalah representasi diri seseorang atau masyarakat, yang melihat dirinya sendiri dan bagaimana orang lain melihatnya sebagai entitas sosio-kultural. Inilah mengapa identitas merupakan produk budaya yang begitu kompleks. Dari perspektif waktu, identitas bukanlah bentuk yang ada sejak awal dan bersifat permanen dalam sifatnya yang abadi. Pada saat yang sama, dari sudut pandang ruang, ia tidak hanya satu atau tunggal, tetapi terdiri dari berbagai lapisan identitas, yang harus direaksikan di sekelilingnya. Identitas bukanlah sesuatu yang siap dan final, tetapi merupakan keadaan yang selalu memperbaharui, sifat yang selalu mewujudkannya, dan keadaan yang senantiasa dinegosiasikan, sehingga bentuknya selalu bergantung pada proses yang menyusunnya.
Identitas sebagai alat pembentuk cara berpikir masyarakat mengandaikan adanya kesadaran kebangsaan, yang dimajukan dengan menanamkan ide-ide nasionalisme dan pluralisme. Oleh karena itu, integrasi nasional, sebagai bentuk penyadaran dan penyatuan, membuat berbagai kelompok dengan identitasnya masing-masing merasa menjadi satu kesatuan: bangsa Indonesia. Untuk menciptakan upaya pembentukan integrasi nasional, identitas sebenarnya bekerja dengan cara ganda.
Sebaliknya, integrasi berkembang ketika ada identitas yang mendukungnya, seperti kesamaan bahasa, kenyamanan dalam sistem nilai suatu budaya, kenyamanan dalam cita-cita politik atau kenyamanan dalam sikap hidup atau orientasi keagamaan.
Etnosentrisme menguat karena didukung oleh kebijakan nasional yang mengedepankan otonomi daerah dan pemekaran wilayah. Demikian pula, demokrasi pemerintahan harus menjadi tempat penyatuan budaya dan suku bangsa.