Posts made by KHAIRANI ULYA 2213053115

Nama : Khairani Ulya
NPM : 2213053115

Menurut saya, ada beberapa perbedaan hardskill dan softskill yang bisa dijabarkan, yaitu:

Hard Skills (Keterampilan Keras):
1. Hard skills adalah keterampilan yang dapat diukur dan sering kali spesifik untuk pekerjaan tertentu. Contohnya, kemampuan mengoperasikan perangkat lunak tertentu atau memiliki pengetahuan teknis dalam bidang tertentu.
2. Biasanya, hard skills dapat diajarkan melalui pelatihan formal, kursus, atau pendidikan teknis. Mereka cenderung memiliki aturan dan prosedur yang jelas.
3. Untuk menguasai hard skills, seseorang perlu melatihnya secara praktis. Ini mencakup keahlian teknis yang perlu diterapkan dalam konteks pekerjaan.
4. Hard skills mudah diukur dan dinilai berdasarkan tingkat keahlian dan hasil yang terukur. Misalnya, seseorang dapat mengukur kemampuannya dalam bahasa pemrograman dengan proyek yang diselesaikan.

Soft Skills (Keterampilan Lunak):
1. Soft skills adalah keterampilan yang lebih abstrak dan sulit diukur. Mereka mencakup aspek seperti kepemimpinan, komunikasi, kerja tim, dan keterampilan interpersonal.
2. Soft skills tidak selalu terkait dengan pekerjaan tertentu; mereka dapat diterapkan dalam berbagai konteks dan profesi.
3. Soft skills sering berfokus pada bagaimana seseorang berinteraksi dengan orang lain, menunjukkan empati, mengelola konflik, dan memiliki sikap yang baik.
4. Soft skills mengembangkan aspek kepribadian dan karakter, yang dapat membuat seseorang menjadi pemimpin yang efektif, pengambil keputusan yang baik, atau individu yang berkontribusi positif dalam tim.

Jadi kesimpulannya, Hardskill adalah keterampilan konkret yang terukur, seperti kemampuan teknis. Sedangkan Softskill adalah keterampilan interpersonal dan kepribadian, sulit diukur, seperti kemampuan komunikasi dan kepemimpinan.
Nama : Khairani Ulya
NPM : 2213053115

Analisis Jurnal
A. Identitas Jurnal
Judul : Proses Pendidikan Nilai Moral di Lingkungan Keluarga Sebagai Upaya Mengatasi Kenakalan Remaja
Penulis : Fahrudin
Tahun : 2014

B. Pembahasan
Sebagai pendidikan pertama, keluarga memegang peran utama dalam menanamkan nilai-nilai moral kepada anak-anak. Isu moral menjadi perhatian yang relevan di berbagai masyarakat, termasuk masyarakat maju. Kemerosotan moral pada generasi muda dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu kenakalan ringan, kenakalan yang mengganggu orang lain, dan kenakalan seksual.

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan kemerosotan moral, seperti kurangnya penerapan nilai-nilai keagamaan pada anak-anak, lingkungan yang tidak sehat, kurangnya pendidikan moral di berbagai aspek kehidupan, suasana rumah yang tidak kondusif, penyebaran obat-obatan terlarang dan alat kontrasepsi, serta dampak dari media dan budaya yang mengabaikan nilai-nilai moral.

Keluarga memiliki peran penting dalam mendidik anak-anak dalam hal nilai-nilai moral dan agama. Untuk mengatasi kenakalan remaja dalam lingkungan keluarga, dapat dilakukan dengan:

1. Memulai penanaman pendidikan keagamaan sejak dini pada anak-anak, seperti melalui azan saat kelahiran.
2. Menanamkan pendidikan moral kepada anak-anak dengan memulainya dari hal-hal kecil, seperti memberikan contoh berbicara sopan, berpakaian dengan benar, dan menunjukkan etika kepada semua orang.
3. Menciptakan suasana harmonis dalam keluarga, terutama hubungan antara orang tua, yang akan menjadi contoh bagi anak-anak dalam pergaulan dan kehidupan mereka.
Nama : Khairani Ulya
NPM : 2213053115

Analisis Jurnal

A. Identitas Jurnal
Judul Jurnal: PENDIDIKAN MORAL DI SEKOLAH
Penulis: Rukiyati
Nama Jurnal: Jurnal Humanika
Tahun: 2017

B. Pembahasan
Berikut adalah parafrase dari teks yang diberikan:

1. Peran Pendidik Moral di Sekolah
Sekolah adalah lingkungan publik tempat peserta didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk hidup dalam masyarakat demokratis. Sekolah bukan hanya tempat untuk mencari pekerjaan atau untuk bersaing dalam pasar global; sebaliknya, sekolah adalah tempat yang demokratis yang bertujuan membentuk siswa agar dapat mengajukan pertanyaan yang kritis, menghargai dialog yang bermakna, dan menjadi agen perubahan yang berkontribusi pada kemanusiaan. Guru memainkan peran penting dalam menciptakan moralitas yang baik pada peserta didik. Oleh karena itu, guru harus menjadi contoh moral yang baik. Dengan demikian, pendidikan moral yang diberikan oleh guru akan lebih mudah diterima dan dicontohi oleh peserta didik.

2. Materi Pendidikan Moral
Pendidikan moral melibatkan nilai-nilai yang berkaitan dengan diri sendiri, hubungan antar manusia, hubungan dengan alam, dan hubungan dengan Tuhan. Ini mencakup nilai-nilai seperti kebersihan pribadi, kerja keras, ketekunan, disiplin waktu, kerjasama, toleransi, kejujuran, rasa rendah hati, tanggung jawab, dan kepedulian terhadap lingkungan. Pendidikan moral juga mencakup pentingnya menjaga keseimbangan alam, melestarikan lingkungan, dan mendidik untuk mengurangi limbah dengan mendaur ulang barang-barang bekas. Di negara yang berketuhanan, pendidikan moral mengenai hubungan manusia dengan Sang Khalik juga penting.

3. Metode Pendidikan Moral
Ada berbagai metode yang dapat digunakan dalam pendidikan moral, termasuk penanaman nilai, keteladanan, klarifikasi nilai, fasilitasi nilai, dan pengembangan keterampilan moral. Metode inkulkasi atau penanaman nilai dianggap lebih sesuai daripada indoktrinasi. Metode keteladanan melibatkan contoh-contoh nyata dalam membentuk perilaku moral, sementara metode klarifikasi nilai membantu siswa memahami nilai-nilai moral secara lebih mendalam. Fasilitasi nilai melibatkan diskusi dan refleksi siswa tentang nilai-nilai mereka, sementara metode keterampilan nilai moral membantu siswa mengembangkan keterampilan dalam menerapkan nilai-nilai tersebut.

4. Evaluasi Pendidikan Moral
Evaluasi dilakukan untuk menilai pencapaian tujuan pendidikan nilai, termasuk penalaran moral, perasaan moral, dan perilaku moral. Evaluasi afektif dilakukan dengan memeriksa afek positif atau negatif yang muncul dari tindakan atau pendapat seseorang, untuk mengukur intensitas perasaan moral.
NAMA : KHAIRANI ULYA
NPM : 2213053115

Analisis Video
"Etika Dan Moral Dalam Keluarga Dan Pembelajaran Daring"

Dalam analisis video mengenai "Etika dan Moral dalam Keluarga dan Pembelajaran Daring," dapat disimpulkan bahwa perubahan modernisasi dan globalisasi telah memberikan akses yang mudah kepada informasi dan memungkinkan kita untuk melihat berbagai aspek kehidupan orang lain melalui media sosial. Informasi yang ditemukan dalam lingkungan ini memengaruhi pemikiran dan perilaku kita, baik secara positif maupun negatif. Generasi muda dituntut untuk mencintai negara mereka dan sekaligus memiliki kemampuan untuk memilah informasi yang baik dan buruk.

Terdapat tiga persamaan antara etika dan moral, yaitu bahwa keduanya merujuk pada ajaran mengenai tindakan, perilaku, dan karakter seseorang, mereka merupakan prinsip atau aturan yang mengatur kehidupan manusia, dan bahwa etika dan moral bukanlah faktor keturunan tetapi potensi positif yang dapat dikembangkan melalui pendidikan, kebiasaan, contoh, dan dukungan dari keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Pentingnya pengembangan etika dan moral ditekankan, terutama melalui pendidikan, di mana sekolah memegang peran penting dalam menanamkan nilai-nilai ini. Terutama dalam konteks pembelajaran daring yang semakin relevan dalam situasi seperti pandemi COVID-19, penting bagi siswa untuk mematuhi etika dan norma, termasuk sopan santun dalam proses pembelajaran daring. Komunikasi yang baik dan tanggung jawab siswa juga menjadi faktor penting dalam menjalani pembelajaran daring dengan efektif.
Nama : Khairani Ulya
NPM : 2213053115

Analisis video 3
"Menerapkan dan Menanamkan Nilai-Nilai Moral dalam Keluarga"

Nilai-nilai moral yang disampaikan dan diimplementasikan melalui delapan fungsi keluarga memiliki implikasi bahwa keluarga memiliki peran sentral dalam membentuk karakter individu dan masyarakat. Dalam konteks ini:

1. Fungsi Agama dan Moral
Keluarga memiliki tanggung jawab untuk mendidik anggota keluarga tentang nilai-nilai agama, integritas, ketakwaan, kejujuran, rasa syukur, dan nilai-nilai moral positif lainnya, yang membentuk dasar moral yang kuat.

2. Fungsi Sosial Budaya
Keluarga juga memegang peran penting dalam mempromosikan nilai-nilai seperti gotong royong, etika, harmoni, dan toleransi, yang berkontribusi pada terciptanya kerukunan dan toleransi dalam masyarakat.

3. Fungsi Cinta Kasih
Nilai-nilai seperti empati, keadilan, kesetiaan, dan pengorbanan diajarkan dalam keluarga, membantu membangun hubungan yang positif antara individu.

4. Fungsi Perlindungan
Nilai-nilai seperti pemaafan dan ketabahan diajarkan untuk menghadapi tantangan hidup dan menjaga kesejahteraan mental.

5. Fungsi Reproduksi
Keluarga mengemban tanggung jawab, menjaga kesehatan, dan memastikan ketahanan keluarga.

6. Fungsi Sosialisasi dan Pendidikan
Melalui fungsi ini, keluarga mengajarkan fleksibilitas, rasa percaya diri, kreativitas, dan tanggung jawab, yang penting untuk perkembangan individu.

7. Fungsi Ekonomi
Keluarga mengajarkan nilai-nilai seperti hemat, ketelitian, disiplin, dan kepedulian dalam mengelola sumber daya ekonomi keluarga.

8. Fungsi Pemeliharaan Lingkungan
Keluarga mengajarkan pentingnya kebersihan dan disiplin sebagai norma untuk menjaga lingkungan.

Keluarga merupakan agen utama dalam proses pembentukan nilai-nilai moral yang berdampak pada masyarakat secara lebih luas. Video ini menegaskan signifikansi peran keluarga dalam membangun masyarakat yang bertanggung jawab.