Posts made by KHAIRANI ULYA 2213053115

Nama : Khairani Ulya
NPM : 2213053115
Kelas : 3G

Analisis Jurnal

A. Identitas Jurnal
Judul Jurnal : Membina Nilai Moral Sosial Budaya Indonesia Di Kalangan Remaja
Tahun Terbit : 2010
Penulis : H. Wanto Rivaie
Nama Jurnal : Jurnal Pendidikan Sosiologi Dan Humoniora
Kata Kunci : Nilai Moral, Sosial Budaya, Indonesia.

B. Pembahasan
•Membangun Hubungan Interpersonal Antarbangsa
Nilai-nilai hubungan antar manusia warga bangsa perlu dibangun berdasarkan saling menghargai, saling percaya untuk menciptakan kehidupan yang sejahtera. Oleh karena itu pentingnya peran keluarga dalam membina manusia yang tidak berdaya dari usia kandungan sampai usia dewasa. Di dalam keluarga mulai ditanamkan nilai-nilai keimanan, nilai-nilai, dan etika pergaulan. Hal ini akan lebih mudah diwujudkan manakala manakala di antara anggota masyarakat, kelompok masyarakat dan bangsa Indonesia dilandasi nilai moral Pancasila yang sesungguhnya, dimana sila Pertama adalah Ketuhanan Yang maha Esa, dan Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab, dapat dipraktekan dalam interaksi sosial sehari-hari, baik terjadi di lingkungan keluarga. (Pendidikan Informal, lingkungan Sekolah (Pendidikan Formal), dan Pendidikan Kemasyarakatan (Pendidikan non Formal). Ketiga. lingkungan pendidikan tersebut perlu didasari interaksi sosial yang saling menghargai, saling percaya dalam mewujudkan kehidupan berbangsa yang sejahtera.

•Pendidikan Generasi Muda Yang Memiliki Jati Diri Indonesia Yang Berkadar Modern
Menurut Nursid Sumaatmadja (2005, 117-119) untuk membangun jatidiri perlu diawali dengan upaya perenungan yang sangat mendalam untuk menemukan jatidiri yang didasari oleh Sila Ketuhanan YME, yang tercantum dalam alinea ke 4 Pembukaan UUD 1945, yang berbunyi: ".... Jati diri seseorang akan terbangun manakala seseorang dapat membedakan dirinya dengan makhluk lain, khususnya manusia lainnya yang ada diluar dirinya dan menyadari tentang kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya selaku manusia. Dengan upaya yang serius dan terus menerus maka suatu saat akan dirasakan dan diketahui apa dan siapa diri kita masing-masing.

•Diperlukan Pendidik Dalam Arti Seluas-luasnya (Orang Tua, Guru, Dosen, Tokoh Masayarakat Formal/Non Formal
Tokoh pendidikan Nasional menyatakan ada tiga pusat lingkungan pendidikan/tri pusat pendidikan yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Di keluarga kegiatan pendidikan dilakukan oleh orang tua, di sekolah oleh guru-guru, di masyarakat oleh tokoh-tokoh masyarakat atau para instruktur. Dari pemikiran-pemikiran ini mengindikasikan bahwa pendidikan dalam arti luas sangat berperan dalam upaya memanusiakan manusia yang memiliki jatidiri yang khas dari seorang individu.

•Penciptaan Suasana Yang Kondusif Aktif, Efektif, Komunikatif Penuh Nilai Kreatif Dan Bertanggung Jawab
Menciptakan suasana pendidikan yang kondusip dimaksudkan, bahwa perlu dibangun interaksi timbal balik dua arah yang akan melahirkan masukan dan hasil. Hal ini dilakukan agar tujuan yang diinginkan tercapai.
Dalam proses memberikan atau meminta bantuan perlu dibangun komunikasi dua arah, komunikasi yang setara, kesederatan, agar kedua pihak memiliki harga diri yang layak sebagai insan kamil. Komunikasi yang berdasar keadilan adalah komunikasi yang saling menguntungkan, sama- sama senang, dan sejahtera serta tidak ada yang dirugikan. Dengan prinsip keadilan akan dapat dibangun peserta didik yang memiliki nilai moral yang tinggi, tidak senang tawuran, berpikir positif, dan potensi yang dimiliki akan berkembang optimal.

•Peranan Strategis Pendidikan Agama dalam Pembentukan Perilaku Peserta Didik dalam Kondisi Masyarakat yang Pluralistis
Acuan utama bagi terwujudnya

masyarakat Indonesia yang multikultural dan pluralistis adalah multikulturalisme, yaitu sebuah ideologi yang mengakui dan mengagungkan perbedaan dalam kesederajatan baik secara individual maupun secara kebudayaan. Dalam model multikulturalisme ini, sebuah masyarakat dilihat sebagai mempunyai sebuah kebudayaan yang berlaku umum dalam masyarakat tersebut yang coraknya seperti sebuah mozaik. Di dalam mozaik tercakup semua kebudayaan dari masyarakat- masyarakat yang lebih kecil yang membentuk terwujudnya masyarakat yang lebih besar.

•Faktor-Faktor Personal Yang Mempengaruhi Tindakan Manusia
1. Aspek Biologis
2. Aspek Sosiopsikologis
3. Motif Sosiogenesis
4. Konsepsi Manusia Dalam Psikoanalisis
5. Teori Behaviorisme

•Menginternalisasikan Nilai Pancasila, Membina Jatidiri Berwawasan Nasional
Upaya internalisasi nilai-nilai Pancasila perlu dilakukan sejak usia dini, yang dimulai dari kelompok primer yaitu lingkungan keluarga, sampai dengan lingkungan yang lebih luas/kelompok sekunder yaitu lingkungan tetangga, teman sebaya (peer group), lembaga pendidikan formal dan pendidikan non formal. Proses internalisasi nilai- nilai Pancasila ini tidaklah cukup hanya dihafal atau dipahami, namun yang lebih penting bagaimana hal ini dihayati dan dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari baik sebagai warga bangsa maupun sebagai warga dunia yang sedang terus berubah. Dengan jatidiri dan berwawasan kebangsaan diharapkan akan terhindar saling bermusuhan antara anggota masyarakat baik secara horizontal maupun vertikal, dan akan dapat dihindari disintegrasi bangsa yang kita cintai ini.

•Penutup
Pembentukan nilai moral sosial budaya Indonesia di kalangan anak- anak dan remaja merupakan tanggung jawab orang tua, masyarakat dan pemerintah secara bersinergis. Kerjasama yang baik antara ketiga lingkungan pendidikan yang oleh Ki Hajar Dewantoro (1964) disebut dengan Tri Pusat Pendidikan pada dasamya sudah dikenal seusia kemerdekaan Negara Republik Indonesia.
Ketiga lingkungan pendidikan tersebut perlu meningkatkan kerjasama yang kuat, koordinasi yang sistematis, dan saling bahu-membahu dalam bingkai nilai kekeluargaan yang sesuai dengan nilai- nilai agama yang suci, sebagai anak bangsa yang merindukan kembali kokohnya jati diri bangsa ini, menjadi bangsa yang cerdas otaknya, lembut hatinya, dan terampil tangannya sehingga bangsa ini menjadi bangsa yang maju yang bernilai, bermoral, dan berbudaya Indonesia yang di Ridhai Tuhan Yang Maha Esa.
Nama : Khairani Ulya
NPM : 2213053115
Kelas : 3G

Analisis Jurnal

•Identitas Jurnal
Judul Jurnal : Penerapan Nilai Moral Pancasila Dalam Mewujudkan Generasi Anti Korupsi Di SD Negeri Osiloa Kupang Tengah
Penulis : Asti Yunita Benu, Agnes Maria Diana Rafael, Imanuel Baok, Intan Yunita Tungga, Maria M Nina Niron, Niski Astria Ndolu, Vebiyanti P Leo
Tahun Terbit : 2022
Nama Jurnal : Jurnal Pemimpin Pengabdian Masyarakat Ilmu Pendidikan
Kata Kunci : Nilai Moral Pancasila, Generasi dan Anti Korupsi.

•Pembahasan
Pendidikan Moral Pancasila merupakan pendidikan yang berupaya untuk menumbuhkembangkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Pengajarannya menitik beratkan pada penghayatan dan pengalaman butir-butir Pancasila (36 butir Pancasila) sebagaimana termuat dalam Tap MPR RI No. II/MPR/1978 tentang pedoman
penghayatan dan pengalaman Pancasila atau Eka Prasetya Pancarya.

Tim dari Universitas Citra Bangsa melakukan sosialisasi dan menyampaikan materi pelajaran tentang nilai nilai anti korupsi pada siswa atau di SDN Osiloa. Hal ini bertujuan untuk menanamkan sikap dan nilai kejujuran, nilai kedisiplinan, nilai tanggung jawab serta nilai keadilan.
Tujuan dari Penerapan Nilai Moral Pancasila Sejak Dini Dalam Mewujudkan Generasi Anti Korupsi di SD Negeri Osiloa Kupang Tengah ialah membangun dan membekali peserta didik sebagai generasi emas dengan jiwa Pancasila yang baik guna menghadapi dinamika perubahan, menembangkan pendidikan nasional yang meletakan pendidikan moral Pancasila sebagai jiwa utama dalam
penyelenggaraan pendidikan bagi peserta didik dengan dukungan keterlibatan publik yang di lakukan melalui pendidikan jalur formal, nonformal dan informal, merevitalisasi dan memperkuat potensi pendidik, tenaga pendidikan, peserta didik ,masyarakat dan lingkungan keluarga.

Nilai moral dan hukum mempunyai keterkaitan yang sangat erat sekali. Nilai dianggap penting oleh manusia itu harus jelas, harus semakin diyakini oleh individu dan harus diaplikasikan dalam perbuatan. Moralitas identik dengan perbuatan baik dan perbuatan buruk(etika) yang mana cara pengukurannya adalah melalui nilai- nilai yang terkandung dalam perbuatan tersebut. Pada dasarnya nilai, moral, dan hukum mempunyai fungsi yaitu untuk melayani manusia. pertama, berfungsi mengingatkan manusia untuk melakukan kebaikan demi diri sendiri dan sesama sebagai bagian dari masyarakat. kedua, menarik perhatian pada
permasalahan-permasalahan moral yang kurang ditanggapi manusia. Ketiga, dapat menjadi penarik perhatian manusia kepada gejala “Pembiasaan emosional” Selain itu fungsi dari nilai, moral dan hukum yaitu dalam rangka untuk pengendalian dan pengaturan. Pentingnya system hukum ialah sebagai perlindungan bagi kepentingankepentindgan yang telah dilindungi agama, kaidah kesusilaan dan kaidah kesopanan karena belum cukup kuat untuk melindungi dan menjamin mengingat terdapat kepentingan-kepentingan yang tidak teratur.

•Kesimpulan
Dari sosialisasi penerapan nilai moral pancasila dalam mewujudkan generasi anti korupsi di SD Negeri Osiloa Kupang Tengah, dapat disimpulkan bahwa dengan menanamkan nilai moral sejak dini dapat mencengah ajakan/dorongan negatif untuk melalukan korupsi sejak dini. Penanaman nilai moral pancasila kepada peserta didik dapat membangun dan membekali peserta didik sebagai generasi emas dalam mewujudkan budaya anti korupsi sejak dini.
Nama : Khairani Ulya
NPM : 2213053115
Kelas : 2G

"PENGAMALAN SILA PANCASILA DALAM KEHIDUPAN"

Pengalaman sila Pancasila dalam kehidupan

Lambang negara Indonesia adalah Garuda Pancasila. Pada bagian tengah burung garuda terdapat perisai yang berisi lambang sila Pancasila. Pengamalan sila Pancasila artinya penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
1. Sila Pertama (Ketuhaman yang maha esa)
Dilambangkan dengan lambang bintang. Pada sila pertama mengajak kita untuk percaya kepada Tuhan dan melaksanakan perintahnya. Contoh Pengamalan Sila pertama yaitu:
1. Bersyukur kepada Tuhan.
2. melaksanakan ibadah agama yang dianut.
3. tidak memaksakan suatu agama kepada orang lain.
4. berdoa sebelum dan sesudah makan.
5. Toleransi antar umat beragama.

2. Sila kedua (Kemanusiaan yang adil dan beradab)
Dilambangkan dengan lambang rantai. Pada sila kedua mengajak kita untuk bersikap saling mencintai sesama manusia. Contoh pengamalan sila kedua yaitu:
1. Membantu korban bencana alam.
2. Kasih sayang terhadap keluarga, teman, dan sesama manusia.
3. Tidak berlaku kasar kepada orang lain.
4. Bersikap sopan kepada orang tua dan orang yang lebih tua.
5. Menolong teman.

3. Sila ketiga (Persatuan Indonesia)
Dilambangkan dengan lambang pohon beringin. Sila ke-3 mengajak kita untuk cinta terhadap bangsa Indonesia atau cinta tanah air. Contoh pengamalan sila ketiga yaitu:
1. Mengikuti upacara bendera dengan tertib.
2. mencintai dan bangga menggunakan barang buatan Indonesia .
3. Rukun antar sesama.
4. Melestarikan budaya daerah.
5. Berteman tidak membeda-bedakan suku dan agama.

4. Sila keempat (Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan)
Dilambangkan dengan lambang kepala banteng. Pada sila keempat mengajak kita untuk bermusyawarah dalam menyelesaikan suatu masalah. Contoh pengamalan sila keempat yaitu:
1. Menyampaikan pendapat.
2. Berdiskusi atau kerja kelompok.
3. Menerima hasil musyawarah dengan lapang dada.
4. Saling menghargai pendapat.
5. musyawarah dalam pemilihan ketua kelas.

5. Sila kelima (Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia).
Dilambangkan dengan lambang padi dan kapas. Pada sila kelima mengajak kita untuk bersikap adil terhadap sesama. Contoh pengamalan sila kelima yaitu:
1. Tidak berbuat curang kepada orang lain.
2. Menghargai hasil karya orang lain.
3. Suka menabung dan tidak boros.
4. Melaksanakan hak dan kewajiban secara seimbang.
5. Gotong royong.

3G 2023 Pendidikan nilai dan moral -> Forum diskusi 2

by KHAIRANI ULYA 2213053115 -
Nama : Khairani Ulya
NPM : 2213053115
Kelas : 3G

Menghadapi krisis moral yang sedang menghantam bangsa ini, maka sudah seharusnya Pendidikan mengambil peranan utama yang berdiri di garda terdepan sebagai benteng moral bangsa. Oleh karena itu, pendidikan nilai dan moral diperlukan di Instansi Pendidikan. Tujuan utama pendidikan nilai dan moral yaitu untuk membentuk karakter peserta didik menjadi pribadi yang berbudi pekerti, bisa membatasi diri dan menjauhi hal hal negatif, akhlak yang baik, disiplin, dan beretika.

Untuk mempelajari nilai dan moral yang ada di sekolah, peserta didik dapat belajar dengan langkah pertama yaitu menaati peraturan sekolah, patuh kepada guru, disiplin dalam mengejerakan tugas, dan saling tolong menolong antar sesama teman. Didalam lingkungan keluarga, peserta didik diajarkan untuk membantu tugas-tugas rumah, bangun pagi, rukun dan damai antar sesama anggota keluarga, patuh terhadap orangtua, saling menyayangi anggota keluarga, dan bersikap sopan saat ada tamu. Pendidikan moral dilingkungan masyarakat dapat dicerminkan dari saling menghormati antar sesama, tolong menolong, toleransi, bersikap sopan terhadap orang yang lebih tua, dan menjadi pribadi yang jujur dan bertanggungjawab.

3G 2023 Pendidikan nilai dan moral -> Forum 1

by KHAIRANI ULYA 2213053115 -
Nama : Khairani Ulya
NPM : 2213053115
Kelas : 3G

1. bagaimana pembelajaran pendidikan nilai dan moral diajarkan di sekolah dasar?
Jawab:
Dalam rangka untuk memberikan nilai positif bagi peserta didik maka pelaksanaan penguatan pendidikan karakter perlu disupport oleh keteladanan, pengajaran dan penguatan. Dari sisi keteladanan,  dimana guru,  orang tua atau anggota masyarakat dapat menjadi panutan / model positif bagi peserta didik,  sedangkan dari sisi pengajaran, guru dan keluarga mengajarkan karakter / nilai-nilai yang baik serta menggabungkan pengetahuan akademik dengan nilai-nilai kearifan lokal, dan yang lebih penting juga dari sisi penguatan dimana sekolah dan keluarga harus dapat meningkatkan atau memperkuat karakter dan nilai – nilai yang baik dengan kegiatan pendukung di luar sekolah,  di luar  rumah, maupun dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Terutama pada jenjang SD yang menerapkan kurikulum 2013, tujuan Kurikulum 2013 adalah mempersiapkan peserta didik agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.
Pendidik juga harus menanamkan nilai-nilai pancasila pada diri peserta didik agar terbentuk karakter yang religius, cinta tanah air, dan berbudi pekerti.

2. bagaimana pendidikan memberikan pengetahuan mengenai pendidikan nilai dan moral yang diajarakan pada peserta didik?
Jawab:
Ada banyak cara pendidikan untuk memberikan pengetahuan mengenai pendidikan nilai dan moral, contohnya yaitu dengan penanaman nilai-nilai pancasila pada diri peserta didik melalui pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dan penanaman nilai dan moral melalui pelajaran Pendidikan Agama di sekolah.

3. Berikan contoh hal yang sering dilakukan oleh peserta didik tentang penerapan pendidikan nilai dan moral?
Jawab:
Dalam penerapan nilai dan moral dalam kehidupan sehari-hari, peserta didik menerapkan setidaknya dalam 3 aspek yaitu, dalam menerapkan nilai dan moral terhadap diri sendiri seperti belajar, disiplin waktu, dan kebersihan diri. Yang kedua, terhadap oranglain seperti saling menghormati sesama, toleransi, tolong menolong, dan rukun dengan keluarga juga sesama. Yang ketiga yaitu terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan nilai yang tertanam dalam sila pertama.