Posts made by KHAIRANI ULYA 2213053115

Nama : Khairani Ulya
NPM : 2213053115

Analisis jurnal 2
A. Identitas Jurnal
Judul: PENDEKATAN PENDIDIKAN NILAI SECARA KOMPREHENSIF SEBAGAI SUATU ALTERNATIF PEMBENTUKAN AKHLAK BANGSA
Penulis: Darmiyati Zuchdi
Tahun terbit: 2001
Bulan terbit: April
Halaman: 8 Halaman
Kata kunci: pendidikan nilai/moral, pendekatan komprehensif, pembentukan karakter

B. Pembahasan
Istilah komprehensif yang digunakan dalam pendidikan nilai Inencakup berbagai aspek. Pertama, isi pendidikan nilai harns komprehensif, meliputi semua pemsalahan yang berkaitan dengan nilai mulai pilihan nilai-nilai yang bersifat pribadi sampai pertanyaan-pertanyaan yang mengenai etika secara umum.

1. Realisasi Nilai
Hal tersebut juga dilukiskan sebagai "pendidikan keterampilan hidup" mengajarkan pengetahuan dan keterampilan yang dapat menolong generasi muda mengarahkan diri mereka sendiri dalam dunia yang cepat berubah dan kompleks. Banyak kurikulum dan metode pendidikan yang telah dikembangkan untuk menolong generasi muda mengembangkan keterampilan merealisasikan nilai-nilai, menjadi orang-orang yang efektif dalam semua situasi, dan menemukan makna hidup. Yang paling menonjol adalah : mengenali diri sendiri, kesadaran akan harga diri (self esteem), kecakapan merumuskan tujuan, keterampilan berpikir, keterampilan membuat keputusan, keterampilan berkomunikasi, keterampilan
sosial, pengetahuan akademik, dan pengetahuan transendental.

2. Pendidikan Watak
Tujuan pendidikan watak adalah mengajarkan nilai-nilai yang diterima secara luas sebagai landasan perilaku yang baik dan bertanggung jawab. Nilai-nilai ini juga digambarkan sebagai perilaku moral. Watak merupkan konsep lama yang berarti seperangkat sifat-sifat yan selalu dikagumi sebagai tanda-tanda kebaikan, kebajikan, dan kematangan moral. Meskipun ada berbagai perbedaan, pada umumnya ciri-ciri watak yang baik dan menjadi tujuan pendidikan, watak adalah rasa hormat,
tanggung jawab, rasa kasihan, disiplin, loyalitas, keberanian, toleransi, keterbukaan, etos kerja, dan kepercayaan serta kecintaan kepada Tuhan.

3. Pendidikan Kewarganegaraan
Aspek-aspek utama pendidikan kewarganegaraan meliputi pengetahuan untuk menjadi warga negara yang baik, apresasi terhadap sitem demokrasi dan nilai-nilai kewarganegaraan, keterampilan berfikir kritis, keterampilan berkomunikasi, keterampilan bekerja sama, dan keterampilan mengatasi konflik (Kirschenbaum, 1995:24-26).

Dalam alam demokrasi, generasi muda perlu banyak belajar Wltuk menjadi warga
negara yang baik. Mereka harus mengetahui sejarah negeri mereka, hukum dan peraturan masyarakat, kebinekaan warga negara dan
nilai-nilai fundamental seperti pemerintahan yang konstitusional dan kedaulatan rakyat (termasuk pemisahan kekuasaan legislatif,
eksekutit, dan yudikatif) serta pengecekan dan penyeimbangan ketiga kekuasaan tersebut).

4. Pendidikan Moral
Pendidikan moral mencakup pengetahuan, sikap, kepercayaan, ketrampilan, dan perilaku yang baik, jujur, dan penyayang dapat dinyatakan dengan istilah" moral". Tujuan utama pendidikan moral adalah menghasilkan individu yang otonom, yang memahami nilai-nilai moral dan memiliki komitmen untuk bertindak konsisten dengan nilai-nilai tersebut. Pendidikan moral mengandung beberapa komponen., yaitu: pengetahuan tentang penalaran, moral, perasaan kasihan dan mementingkan kepentingan orang lain.
Nama : Khairani Ulya
NPM : 2213053115

A. IDENTITAS JURNAL
1. Judul: PENDIDIKAN MORAL DI SEKOLAH
2. Penulis: Rukiyati (rukiyati@uny.ac.id) Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta
Jurnal Humanika, Th. XVII, No. 1. September 2017

B. Pembahasan
Tidak dapat dipungkiri bahwa pendidik utama di sekolah adalah guru. Walaupun demikian, perlu disadari bahwa pendidik moral di sekolah tidak terbatas pada guru semata. Di sekolah ada pegawai tata usaha, pramu kantor, tukang kebun, dan komite sekolah. Semua subjek tersebut berperan untuk bersama-sama membangun moral siswa agar menjadi orang yang baik.

Guru yang baik tentu saja sangat strategis untuk terbentuknya moral siswa yang baik pula. Sebagaimana dinyatakan oleh Henry Giroux (1988: xxxiv) sekolah berfungsi sebagai ruang publik yang demokratis. Sekolah sebagai tempat demokratis yang didedikasikan untuk membentuk pemberdayaan diri dan sosial. Dalam arti ini, sekolah adalah tempat publik bagi peserta didik untuk dapat belajar pengetahuan dan keahlian yang dibutuhkan untuk hidup dalam demokrasi yang sesungguhnya.
Oleh karena guru adalah ujung tombak untuk mewujudkan moral yang baik dalam diri peserta didik, maka guru terlebih dahulu harus bermoral baik pula. Dengan demikian, pendidikan moral yang dilaksanakan oleh guru akan lebih mudah diterima dan diteladani oleh para peserta didiknya.

Pendidikan moral mencakup ajaran dan pengalaman belajar untuk menjadi orang bermoral dalam kaitan dengan diri sendiri, moral terhadap sesama manusia dan alam semesta serta moral terhadap Tuhan Yang Maha Esa (Zuriah, 2010).
Pendidikan moral terhadap diri sendiri yang penting diberikan kepada peserta didik berkaitan dengan nilai-nilai kebersihan diri, kerajinan dalam belajar bekerja, keuletan, disiplin waktu. Pendidikan moral untuk sesama manusia mencakup nilai-nilai moral sosial seperti kerjasama, toleransi, respek, berlaku adil, jujur, rendah hati, tanggung jawab, dan peduli. Pendidikan moral untuk hubungan manusia dengan alam semesta dapat diberikan dengan menguatkan nilai-nilai keseimbangan alam, menjaga kelestarian alam, tidak merusak alam, hemat, dan mendidik untuk menggunakan kembali barang-barang bekas (daur ulang) dalam bentuk yang baru. Pendidikan moral untuk hubungan manusia dengan Sang Khalik penting dilaksanakan terlebih Indonesia adalah negara yang berketuhanan Yang Maha
Esa (pasal 29 UUD 1945).