Posts made by Eva Nesa Lia 2253053052

Nama : Eva Nesa Lia
NPM : 2253053052

Setelah saya menonton video tersebut, analisis yang saya dapatkan yaitu:

Video tersebut mengajarkan peserta didik untuk bertanggungjawab atas nilai dan moral dalam lingkungan keluarga.

Pendidikan tidak harus melulu di sekolah, namun kita dapat memberikan pendidikan dengan berbagai aktivitas sederhana yang sering dilakukan dalam kehidpan sehari-hari.

Pembiasaan merupakan cara yang efektif untuk membentuk perilaku nilai dan moral pada peserta didik. Dengan latihan yang rutin dan dabar juga pembiasaan maka perilaku yang terbentuk akan relatif menetap. Contohnya dengan membiasakan anak menghormati orang yang lebih tua, maka anak akan memiliki kebiasaan yang baik dengan selalu menghormati kakak dan orangtuanya.

Pentingnya nilai dan moral bagi peserta didik usia dini. dalam hal ini tentu orang tualah yang paling bertanggung jawab, karena pendidikan yang utama dan pertama adalah pendidikan dalam keluarga. Keluarga tidak hanya sekedar berfungsi sebagai persekutuan sosial, tetapi juga merupakan lembaga pendidikan. oleh sebab itu kedua orang tua bahkan semua orang dewasa berkewajiban membantu, merawat, membimbing dan mengarahkan anak-anak yang belum dewasa di lingkungannya dalam pertumbuhan dan perkembangan mencapai kedewasaan masing-masing dan dapat membentuk kepribadian, karena pada masa usia dini adalah masa peletakan dasar pertama dalam mengembangkan kemampuan fisik, moral dan agama.
Nama : Eva Nesa Lia
NPM : 2253053052

Analisi jurnal “Menangkal Degradasi Moral di Era Digital bagi Kalangan Millenial”. Yang dapat saya simpulkan yaitu,

Dikaalangan millenial, masa depan suatu bangsa sesungguhnya dipegang oleh para pemuda yang merupakan masyarakat yang berada pada usia remaja, maka dari itu penting sekali bangsa ini untuk meningkatkan kualitas para pemudanya untuk Indonesia yang lebih baik. Para Dosen agama Universitas Pamulang melihat fenomena yang berkembang di masyarakat tentang semakin menjauhnya Agama terhadap kehidupan bermasyarakat yang diakibatkan perkembangan teknologi digital yang semakin merebak di era digital akhirnya berdampak pada perkembangan pembelajaran PAI di lingkungan MTs Insan Madani Kp. Rahong Desa Tegallega Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor, dengan mengkaji masalah tersebut maka diperlukan tindakan nyata minimal mengadakan sosialisasi dan implementasi tentang pentingnya pemanfaatan teknologi sehingga dapat dijadikan solusi yang tepat.Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat dengan tema “Menangkal Degradasi Moral di Era Digital bagi kalangan Millenial dilaksanakan oleh tim pengabdian kepada masyarakat program studi Manajemen Universitas Pamulang yang terdiri dari para dosen agama Universitas Pamulang untuk menjawab fenomena di atas.Kegiatan berlangsung selama tiga hari. Acara ini terlaksana atas kerjasama dengan berbagai pihak seperti Yayasan Sasmita Jaya, dosen Program Studi Manajemen serta pengurus di Mts Insan Madani. Pelatihan ini berhasil memberikan bekal softskill kepada anak-anak remaja di Mts tersebut.Saran dari pelatihan menangkal degradasi moral dalam rangka kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah hendaknya tim dosen ataupun berbagai pihak lainnya turut serta dalam mendukung program untuk membuat para generasi muda, termasuk pemuda agar mempunyai bekal moral yang baik yang berguna bagi mereka. Tidak hanya itu anak-anak remaja harus diarahkan dan dibantu agar tidak hanya cerdas dalam akademis tapi juga mempunyai kemampuan softskill yang baik, terutama baik anak-anak remaja yang sedang mencari jati diri. Harapannya pelatihan-pelatihan semacam ini dapat terus dilaksanakan dan ditingkatkan pada setiap jenjang pendidikan.
Nama : Eva Nesa Lia
NPM : 2253053052

Analisis jurnal dengan judul “Rekonstruksi Evaluasi Pendidikan Moral Menuju Harmoni Sosial”. Yang dapat saya simpulkan yaitu,

Maka peran pendidikan sebagai agen perubahan adalah merubah orang yang kurang beradab menjadikan orang yang beradab atau merubah orang yang perilakunya tidak baik menjadi baik. Seorang ahli sosiologi Pierre Bourdieu mengatakan pendidikan adalah agen bagi reproduksi kultural (Piere Bourdieu). Artinya pendidikan berperan besar dalam memproduksi ulang dan terus menerus mendampingi kelas-kelas sosial yang ada di masyarakat. Di sekolah anak-anak yang datang berangkat dari keluarga yang memiliki kultur berbeda-beda dalam bentuk relasi/pergaulan sosial, bahasa dan tradisi, serta gaya hidup lainnya.

Penanaman dan penghayatan sikap-sikap budi pekerti di sekolah sejauh ini masih bersifat formatif belum menjadikan nilai-nilai yang diharapkan dalam indikator pencapaian belajar terwujud secara permanen dalam diri peserta didik di sekolah, terlebih lagi tantangan ketika peserta didik sudah tidak berada di lingkungan sekolah. Ketika kasus potensi kepribadian dan sosial yang dipertayakan, maka materi pelajaran di sekolah yang dianggap paling bertanggung jawab atas kegelisahan ini adalah mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Secara teoritis PAI adalah proses pendidikan yang dilakukan pendidik untuk membekali anak didik dengan pengetahuan, pemahaman, penghayatan pengamalan ajaran agama Islam (Muchlis Sholichin, 2007).

Pada tahap evaluasi ini, merupakan salah satu komponen pembelajaran yang memiliki peranan penting, dimana tolak ukur keberhasilan siswa selama melakukan proses pembelajaran dapat diketahui melalui evaluasi penilaian. Definisi evaluasi menurut Nana Sujana adalah proses untuk menentukan atau memberikan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu (Nana Sujana, 1990).

Untuk mewujudkan harmoni sosial yang diharapkan PAI dan PKn sangat menentukan bagaimana isi materi bisa diajarkan dengan baik melalui tahap perencanaan pembelajaran hingga tahap evaluasi pada peserta didik di sekolah. Lebih dari itu unsur evaluasi yang dianggap paling menentukan seberapa berhasilkah tujuan itu tercapai perlu melihat kembali dan menata kembali suasana belajar sekolah dengan mempertimbangkan keberadaan peserta didik itu sendiri dari segi lingkungan ia tinggal dan melangsungkan kehidupan (Muali, 2016).

Esesensi pendidikan moral bukan mengajarkan tentang akademik maupun non akademik lebih dari itu adalah usaha sadar untuk menyiapkan manusia seutuhnya menjadi manusia yang berwatak luhur dalam segenap peranannya di masa sekarang dan akan datang.
Nama : Eva Nesa Lia
NPM : 2253053052

Setelah saya menonton video tersebut, analisis yang saya dapatkan yaitu,

Instrumen Penilaian Pengembangan Nilai Agama dan Moral tentunya menjadi kewajiban bagi seorang guru untuk menentukannya, dimana banyak sekali komponen dalam instrumen penilian tersebut yang harus diperhatikan, seperti :

Tujuan dari Instrumen penilaian yaitu untuk mengukur sejauh mana keberhasilan pencapaian hasil belajar peserta didik.

Manfaat instrumen penilaian ini sangat berguna bagi anak, orang tua maupun guru. Bagi anak tentunya akan bermanfaat untuk pencapaian atau potensi dirinya, kemudian untuk orang tua tentu orang tua akan terbantu dalam pengawasan tumbuh kembang anak, dan untuk guru dengan adanya instrumen penilaian ini akan membantu dalam mengobeservasi tumbuh kembang peserta didik dan keberlangsungan belajar yang sesuai dengan masing2 peserta didik.

Prinsip-prinsip penilaiannya yaitu mendidik (membina peserta didik), berkesinambungan (secara terus-menerus), objektif (adil), akuntabel (sesuai prosedur), transparan, sistematis (terprogam), menyeluruh (menggunakan semua instrumen), bermakna (informasi yang dihasilkan bermanfaat).

Teknik dan lingkup penilaian dengan instrumen penilaian proses, catatan anekdot, rubrik dan penilaian instrumen penilaian hasil kemampuan anak.

Mekanisme penilaiannya yaitu melnyusun teknik, melaksanakan proses penilaian, mendokumentasikan, dan melaporkan hasil.

Teknik penilaiannya ada BB (Belum Berkembang), MB (Mulai Berkembang), BSH (Berkembang Sesuai Harapan), dan BSB (Berkembang Sangat Baik).

Bentuk penilaiannya yaitu penilaian harian, mingguan, bulanan, semester, Potofolio anak, dan dokumentasi lainnya.
Nama : Eva Nesa Lia
NPM : 2253053052

Hasil analisis yang saya dapatkan setelah menonton video tersebut adalah,

Etika, nilai, dan moral sangat berkaitan antara satu dengan yang lainnya yaitu etika adalah nilai-nilai dan norma-norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya, sedangkan moralitas adalah sifat moral atau keseluruhan asas dan nilai yang berkenan dengan baik dan buruk.

Jika bangsa Indonesia tidak menanamkan nilai moral yang baik saat beretika di masyarakat sekaligus menaati norma-norma yang ada, maka untuk mencapai tujuan bangsa pun juga akan semakin sulit.

Pendidikan etika dan moral sangat penting diterapkan dalam kehidupan, terutama pada kalangan remaja. Perkembangan etika dan moral dikalangan remaja, terlihat sangat miris sekali, banyak pelajar yang pintar secara intelektual, namun secara etika dan moral sangatlah kurang. Pembelajaran etika dan moral bisa dimulai melalui Sekolah Dasar sebagai tingkatan sekolah yang paling bawah dan tidak akan pernah selesai sampai Pendidikan Tinggi.