Nama : Putri Syahwa Rahman
NPM : 2217011154
Kelas : Kimia A
1. Menurut saya, artikel ini memberikan gambaran yang sangat jelas dan mendalam mengenai permasalahan di wilayah perbatasan antara Indonesia dan Timor Leste. Konflik yang terjadi di sana bukan hanya tentang persoalan batas wilayah, tetapi juga dipengaruhi oleh sejarah panjang, perbedaan persepsi antar negara, dan hubungan sosial masyarakat yang kompleks. Saya cukup terkejut mengetahui bahwa konflik seperti ini bisa melibatkan warga sipil dan aparat keamanan, serta dipicu oleh hal-hal yang tampaknya sepele, seperti pembangunan jalan atau penggiringan ternak. Dari artikel ini, saya menyadari bahwa persoalan perbatasan itu bukan hanya tanggung jawab pemerintah semata, tapi juga menyangkut rasa saling menghargai antarwarga dan pentingnya pemahaman bersama akan batas-batas kedaulatan. Hal positif yang saya ambil dari artikel ini adalah pentingnya membangun komunikasi yang baik, baik antar negara maupun antar masyarakat perbatasan, serta pentingnya pendidikan kebangsaan dan rasa cinta tanah air agar masyarakat tidak mudah terprovokasi. Selain itu, artikel ini juga menyadarkan saya bahwa menjaga perdamaian dan persatuan di wilayah perbatasan merupakan bagian penting dari mempertahankan keutuhan negara.
2. Menurut saya, tanpa adanya konsepsi wawasan nusantara, bangsa Indonesia akan sangat rentan terhadap perpecahan, terutama karena Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki keberagaman luar biasa—baik dari segi suku, budaya, bahasa, maupun agama. Konsepsi wawasan nusantara menjadi semacam perekat yang menjaga kesadaran kita bahwa seluruh wilayah Indonesia, dari Sabang sampai Merauke, adalah satu kesatuan utuh yang tidak bisa dipisah-pisahkan. Jika konsepsi ini diabaikan, maka wilayah-wilayah tertentu, terutama yang berada di perbatasan seperti di kasus Indonesia-Timor Leste, bisa merasa tidak dianggap sebagai bagian penting dari negara. Mereka bisa saja kehilangan rasa nasionalismenya, merasa diabaikan oleh pemerintah pusat, atau bahkan lebih dekat secara emosional dengan negara tetangga. Hal ini sangat berbahaya karena bisa memicu konflik, gerakan separatis, atau bahkan ancaman lepasnya wilayah dari NKRI. Dalam konteks ini, wawasan nusantara sangat penting untuk memastikan bahwa seluruh rakyat Indonesia memiliki pandangan yang sama dalam menjaga keutuhan bangsa dan menghormati setiap jengkal wilayah kedaulatan negara.
3. Saya meyakini bahwa penerapan wawasan nusantara bisa menjadi kunci dalam mencegah konflik seperti yang terjadi di perbatasan Indonesia-Timor Leste. Konsepsi ini mengajarkan kita untuk memandang seluruh wilayah Indonesia sebagai satu kesatuan yang tidak hanya bersifat geografis, tetapi juga ideologis, sosial, dan budaya. Dalam konteks konflik di perbatasan, wawasan nusantara dapat menanamkan kesadaran kepada warga bahwa mereka bukan sekadar tinggal di "ujung negeri", tetapi merupakan garda terdepan kedaulatan negara. Jika rasa memiliki itu tumbuh kuat, maka masyarakat akan lebih cenderung menyelesaikan konflik dengan cara yang damai, tidak reaktif, dan mengutamakan kepentingan bersama. Selain itu, wawasan nusantara juga mendorong pemerintah untuk aktif hadir dan membangun wilayah-wilayah perbatasan, sehingga tidak terjadi kesenjangan sosial maupun ekonomi yang bisa memicu ketegangan. Melalui pemahaman ini, penyelesaian konflik tidak hanya dilakukan dengan pendekatan hukum atau keamanan saja, tetapi juga melalui pembangunan karakter dan kesadaran kolektif sebagai bangsa yang satu.