Posts made by Vitha Al-mayda

MKU PKN KIMIA A GENAP 2024 -> FORUM JAWABAN ANALISIS VIDEO

by Vitha Al-mayda -
Nama :Vitha Al-Mayda
NPM :2217011127
Kelas : Kimia(A)

Video ini menceritakan sejarah demokrasi Indonesia. Dalam sejarah ini, juru bicara menyoroti betapa pentingnya mempertahankan situasi yang bermanfaat dan menghindari kebisingan demokratis. Juru bicara itu mengakui bahwa demokrasi identik dengan kebisingan dan kebisingan. Namun, ia menekankan bahwa kebisingan tetap dalam konteks terkait proses dan tidak perlu melanggar hukum. Ini menunjukkan bahwa penutur memahami bahwa kebebasan berekspresi dalam demokrasi memiliki perbatasan. Juru bicara itu juga menyoroti korupsi demokrasi, yang mungkin terkait dengan praktik yang mengabaikan prinsip -prinsip demokrasi yang adil dan transparan. Pembicara dapat takut bahwa kebisingan dan kegembiraan yang dihasilkan tidak akan selalu menyebabkan perubahan positif dan akan digunakan untuk manfaat pribadi atau kelompok. Selain itu, pembicara mengisyaratkan penurunan peringkat demokrasi Indonesia berdasarkan penelitian dari Freedom House dan Unit Intelijen Ekonom. Ini menunjukkan bahwa kondisi demokrasi Indonesia memang dipertanyakan dan berkurang. Namun, ia mengatakan kondisi ini juga terjadi di berbagai negara, termasuk Amerika Serikat. Karena itu, saya setuju bahwa demokrasi membutuhkan kebebasan berekspresi dan kebebasan berekspresi. Namun, kebebasan ini harus dilakukan secara bertanggung jawab dan tidak melanggar hukum. Penting juga untuk mempertahankan konduktivitas dan menghindari kebisingan yang dapat menyebabkan konflik dan kekerasan.

MKU PKN KIMIA A GENAP 2024 -> FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Vitha Al-mayda -
Nama :Vitha Al-Mayda
NPM :2217011127
KELAA :Kimia (A)

Jurnal ini membahas dinamika sosial politik menjelang Pemilu Serentak 2019 di Indonesia, yang merupakan pemilu pertama dengan pelaksanaan pemilihan presiden dan legislatif secara bersamaan. Artikel-artikel dalam jurnal ini mencakup analisis berbagai aspek, seperti penguatan sistem presidensial melalui koalisi partai yang pragmatis, upaya mobilisasi perempuan melalui narasi simbolik "emak-emak" dan "ibu bangsa" yang cenderung mendomestikasi peran perempuan, serta netralitas Polri dalam menjaga keamanan pemilu. Fenomena populisme juga dikaji, terutama eksploitasi identitas primordial dan klientelisme oleh elit politik yang menghambat pendalaman demokrasi. Artikel R. Siti Zuhro menyoroti tantangan konsolidasi demokrasi, termasuk politisasi agama, kegagalan partai politik dalam kaderisasi, dan ketidaknetralan birokrasi yang memicu ketidakpercayaan publik. Kerusuhan pasca-pengumuman hasil pemilu dan sengketa di Mahkamah Konstitusi menunjukkan belum matangnya proses demokratisasi. Jurnal ini juga menelaah dimensi politik dalam tradisi pesantren, seperti penggunaan Shalawat Badar sebagai alat mobilisasi santri, serta mereview buku tentang penataan demokrasi dan pemilu pasca-Reformasi. Secara keseluruhan, jurnal ini menggarisbawahi kompleksitas pemilu serentak 2019, lemahnya pelembagaan demokrasi substantif, dan perlunya reformasi sistemik untuk memperkuat tata kelola politik yang inklusif dan berkeadilan.