NAMA : DINI SORAYA
NPM : 2217051107
KELAS : D
PRODI : S1 ILMU KOMPUTER
Artikel tersebut membahas konflik komunal yang terjadi di perbatasan Indonesia-Timor Leste pada Oktober 2013. Konflik ini dipicu oleh pembangunan jalan oleh pemerintah Timor Leste dekat perbatasan yang melintasi wilayah Indonesia dan menggunakan zona bebas yang seharusnya tidak boleh dikuasai secara sepihak. Pembangunan jalan tersebut merusak beberapa fasilitas milik Indonesia dan memicu konflik antara warga Nelu, Indonesia dengan warga Leolbatan, Timor Leste. Konflik tersebut melibatkan lempar batu dan kayu antarwarga, termasuk anggota polisi perbatasan. Setelah terjadi korban dari kedua belah pihak, aksi saling serang dihentikan, tetapi ketegangan tetap ada. Konflik serupa juga terjadi satu tahun sebelumnya di perbatasan yang sama, dipicu oleh pembangunan kantor pelayanan Timor Leste di zona netral yang disengketakan. Beberapa faktor penyebab konflik antara Indonesia dan Timor Leste antara lain belum tuntasnya delimitasi perbatasan, perbedaan interpretasi mengenai zona netral, dan sentimen negatif antarwarga kedua negara.
1. Hal positif yang bisa diambil dari artikel ini adalah kesadaran akan pentingnya penyelesaian konflik di perbatasan Indonesia-Timor Leste. Dengan pemahaman lebih mendalam tentang faktor-faktor penyebab konflik, pemerintah Indonesia dapat mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mencegah eskalasi konflik di perbatasan dan mempromosikan perdamaian serta kerjasama antarwarga kedua negara.
2. Jika Indonesia tidak memiliki konsepsi wawasan nusantara, maka wilayah dan bangsa Indonesia mungkin akan menghadapi tantangan yang lebih besar dalam mempertahankan kesatuan dan stabilitas. Konsepsi wawasan nusantara telah menjadi landasan dalam menjaga persatuan Indonesia yang terdiri dari beragam suku, agama, budaya, dan bahasa. Tanpa konsepsi tersebut, potensi konflik antarwilayah dan ketimpangan pembangunan dapat meningkat. Selain itu, Indonesia mungkin juga akan lebih rentan terhadap pengaruh eksternal yang dapat mengancam kedaulatan dan kepentingan nasional. Oleh karena itu, konsepsi wawasan nusantara memainkan peran penting dalam membangun identitas nasional yang kuat dan menjaga integritas wilayah Indonesia.
3. Konsepsi wawasan Nusantara dapat mencegah timbulnya konflik seperti yang terjadi di perbatasan Indonesia-Timor Leste dengan mengedepankan prinsip solidaritas, persatuan, dan kesatuan antara masyarakat Nusantara. Wawasan Nusantara memandang bahwa warga Indonesia dan Timor Leste memiliki hubungan kekerabatan yang telah terjalin sejak lama, serta menyadari bahwa kedua negara pernah menjadi satu dalam sejarah. Dengan memahami dan menghargai perbedaan interpretasi mengenai zona netral, serta mendorong dialog dan kerjasama yang saling menguntungkan antara warga kedua negara, konflik yang berkaitan dengan batas wilayah dapat dihindari. Selain itu, upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan perebutan sumber daya juga penting dilakukan untuk mengurangi ketegangan dan persaingan yang berpotensi memicu konflik. Melalui pendekatan ini, konsepsi wawasan Nusantara dapat berperan dalam mencegah timbulnya konflik di masa depan.
NPM : 2217051107
KELAS : D
PRODI : S1 ILMU KOMPUTER
Artikel tersebut membahas konflik komunal yang terjadi di perbatasan Indonesia-Timor Leste pada Oktober 2013. Konflik ini dipicu oleh pembangunan jalan oleh pemerintah Timor Leste dekat perbatasan yang melintasi wilayah Indonesia dan menggunakan zona bebas yang seharusnya tidak boleh dikuasai secara sepihak. Pembangunan jalan tersebut merusak beberapa fasilitas milik Indonesia dan memicu konflik antara warga Nelu, Indonesia dengan warga Leolbatan, Timor Leste. Konflik tersebut melibatkan lempar batu dan kayu antarwarga, termasuk anggota polisi perbatasan. Setelah terjadi korban dari kedua belah pihak, aksi saling serang dihentikan, tetapi ketegangan tetap ada. Konflik serupa juga terjadi satu tahun sebelumnya di perbatasan yang sama, dipicu oleh pembangunan kantor pelayanan Timor Leste di zona netral yang disengketakan. Beberapa faktor penyebab konflik antara Indonesia dan Timor Leste antara lain belum tuntasnya delimitasi perbatasan, perbedaan interpretasi mengenai zona netral, dan sentimen negatif antarwarga kedua negara.
1. Hal positif yang bisa diambil dari artikel ini adalah kesadaran akan pentingnya penyelesaian konflik di perbatasan Indonesia-Timor Leste. Dengan pemahaman lebih mendalam tentang faktor-faktor penyebab konflik, pemerintah Indonesia dapat mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mencegah eskalasi konflik di perbatasan dan mempromosikan perdamaian serta kerjasama antarwarga kedua negara.
2. Jika Indonesia tidak memiliki konsepsi wawasan nusantara, maka wilayah dan bangsa Indonesia mungkin akan menghadapi tantangan yang lebih besar dalam mempertahankan kesatuan dan stabilitas. Konsepsi wawasan nusantara telah menjadi landasan dalam menjaga persatuan Indonesia yang terdiri dari beragam suku, agama, budaya, dan bahasa. Tanpa konsepsi tersebut, potensi konflik antarwilayah dan ketimpangan pembangunan dapat meningkat. Selain itu, Indonesia mungkin juga akan lebih rentan terhadap pengaruh eksternal yang dapat mengancam kedaulatan dan kepentingan nasional. Oleh karena itu, konsepsi wawasan nusantara memainkan peran penting dalam membangun identitas nasional yang kuat dan menjaga integritas wilayah Indonesia.
3. Konsepsi wawasan Nusantara dapat mencegah timbulnya konflik seperti yang terjadi di perbatasan Indonesia-Timor Leste dengan mengedepankan prinsip solidaritas, persatuan, dan kesatuan antara masyarakat Nusantara. Wawasan Nusantara memandang bahwa warga Indonesia dan Timor Leste memiliki hubungan kekerabatan yang telah terjalin sejak lama, serta menyadari bahwa kedua negara pernah menjadi satu dalam sejarah. Dengan memahami dan menghargai perbedaan interpretasi mengenai zona netral, serta mendorong dialog dan kerjasama yang saling menguntungkan antara warga kedua negara, konflik yang berkaitan dengan batas wilayah dapat dihindari. Selain itu, upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan perebutan sumber daya juga penting dilakukan untuk mengurangi ketegangan dan persaingan yang berpotensi memicu konflik. Melalui pendekatan ini, konsepsi wawasan Nusantara dapat berperan dalam mencegah timbulnya konflik di masa depan.