Maylien Dwinita Putri
2213053029
Martencis Veronica Siregar merupakan pengajar muda dari gerakan Indonesia mengajar yang ditempatkan di desa Tanjung Matol Kalimantan Utara, sebelum bergabung gerakan Indonesia mengajar ia merupakan relawan digerakan HIV/AIDS di Papua. Ia sudah mengajar di desa terpencil yang sulit ditempuh ini selama 6 bulan.
Ia mengaku belum pernah tinggal di daerah pelosok sepeti Tanjung Matol sehingga tak jarang orang tuanya pun merasa khawatir dengan keadaannya. Martencis Siregar selalu meyakinkan kedua orang tuanya bahwa ia dapat memperoleh pengalaman dalam membantu sesama di daerah pelosok tersebut. Tanjung Matol berada di daerah Kecamatan Sembakung, Nunukan. Waktu tempuh yaitu 7 jam dari kabupaten. Anak-anak di Tanjung Matol jarang melanjutkan pendidikan ketika telah lulus SD, karena para orang tua yang belum sadar akan pentingnya pendidikan. Anak perempuan di desa penempatan ini malah banyak Yang menikah di usia dini, Sekitar umur 12 Tahun atau SD Sudah ada yang melamar. tak hanya itu Kurangnya perhatian orang tua terhadap anakpun masih menjadi Permasalahan di desa tanjung matol. Dan selagi aku tekankan pada mereka bahwa belajar itu bisa dari mana saja.bapak kepala sekolah tahun ini mulai memberi bonus untuk murid yang berprestasi hadiah yang di beri cukup unik bukan sebuah barang atau uang melainkan perjalanan cuma cuma cuma keluar tanjung matol , alasan memberi hadiah seperti ini untuk memberi wawasan pada anak matol terutama tentang cerita dunia luar,wilayah penempatan ini jauh dari jaya pura,keluarga yang hangat dan warga yang menyambut keberadaanku menjadi energi positif.
Kedatangan Martencis di desa Matol Kalimantan Utara membawa perubahan agar anak anak serta orang tua sadar akan penting nya pendidikan.
2213053029
Martencis Veronica Siregar merupakan pengajar muda dari gerakan Indonesia mengajar yang ditempatkan di desa Tanjung Matol Kalimantan Utara, sebelum bergabung gerakan Indonesia mengajar ia merupakan relawan digerakan HIV/AIDS di Papua. Ia sudah mengajar di desa terpencil yang sulit ditempuh ini selama 6 bulan.
Ia mengaku belum pernah tinggal di daerah pelosok sepeti Tanjung Matol sehingga tak jarang orang tuanya pun merasa khawatir dengan keadaannya. Martencis Siregar selalu meyakinkan kedua orang tuanya bahwa ia dapat memperoleh pengalaman dalam membantu sesama di daerah pelosok tersebut. Tanjung Matol berada di daerah Kecamatan Sembakung, Nunukan. Waktu tempuh yaitu 7 jam dari kabupaten. Anak-anak di Tanjung Matol jarang melanjutkan pendidikan ketika telah lulus SD, karena para orang tua yang belum sadar akan pentingnya pendidikan. Anak perempuan di desa penempatan ini malah banyak Yang menikah di usia dini, Sekitar umur 12 Tahun atau SD Sudah ada yang melamar. tak hanya itu Kurangnya perhatian orang tua terhadap anakpun masih menjadi Permasalahan di desa tanjung matol. Dan selagi aku tekankan pada mereka bahwa belajar itu bisa dari mana saja.bapak kepala sekolah tahun ini mulai memberi bonus untuk murid yang berprestasi hadiah yang di beri cukup unik bukan sebuah barang atau uang melainkan perjalanan cuma cuma cuma keluar tanjung matol , alasan memberi hadiah seperti ini untuk memberi wawasan pada anak matol terutama tentang cerita dunia luar,wilayah penempatan ini jauh dari jaya pura,keluarga yang hangat dan warga yang menyambut keberadaanku menjadi energi positif.
Kedatangan Martencis di desa Matol Kalimantan Utara membawa perubahan agar anak anak serta orang tua sadar akan penting nya pendidikan.