Posts made by Alya Wahidah Assarifah

Nama   :  Alya Wahidah Assarifah
Kelas   : 3H
NPM   : 2213053290
 
AnalisisVideo 1
“ETIKA, NILAI DAN MORAL”      
Etika, nilai  dan moral saling berkaitan sebab semuanya berusaha mengarahkana manusia agar memiliki pola pikir, sikap, dan prilaku yang baik dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
  • Etika  adalah cara manusia  memperlakukan sesama dan menjalani hidup dan kehidupan dengan baik, sesuai aturan yang berlaku di masyarakat.
Contohnya : mengucapkan salam ketika bertamu memasuki rumah, izin dan mencium kedua tangan orang tua ketika ingin pergi, membuang                sampah pada tempatnya.

  • Etika dan moral  mempunyai penngertian yang sama atau berkaitan karena keduanya menganndung nilai dan norma untuk  mengatur tingkah laku manusia, yang mengacu pada kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat.
  • Nilai adalah sesuatu yang memberi makna hidup  yang dijunjung tinggi, yang mewarnai dan menjiwai tindakan atau prilaku seseorang. Sifat dan jenis  nilai  adalah sebagai berikut:
1.     Bersifat relatif yang artinya nilai bergantung oleh tempat dan waktu
2.     Bersifat subjektif artinya nilai berbeda-beda bagi setiap orangnya

  • Moral adalah hal-hal yang dapat mendorong manusia untuk melakukan tindakan yang baik sebagai kewajiban atau kehausan.
Manfaat mempelajari etika, nilai dan moral adalah:
1.     Dapat  menjunjung tinggi dan menghargai sesama manusia
2.     Lebih memiliki sikap toleran
3.     Dapat meningkatkan profesionalitas

 


Nama : Alya Wahidah Assarifah
Kelas : 3H
NPM : 2213053290
 
ANALISIS JURNAL 2
Nama jurnal : JIPSINDO
Oleh : Enung Hasanah
Nomor : 2
Volume : 6
Tahun Terbit : 2019
Judul Jurnal : PERKEMBANGAN MORAL SISWA SEKOLAH DASAR BERDASARKAN TEORI KOHLBERG
 
TEORI KOHLBERG
Perkembangan moral telah dipelajari dari berbagai perspektif psikologis, termasuk teori belajar, psikoanalisis, dan lain-lain. Kohlberg mengidentifikasi beberapa masalah filosofis mendasar yang mendasari studi perkembangan moral, seperti pertanyaan tentang definisi konstruk yang adil secara budaya. Psikolog yang mempelajari moralitas atau perkembangan moral harus berurusan dengan masalah relativisme moral atau netralitas nilai, yang bermula dari kata-kata yang bermuatan nilai "moral" dan "pengembangan." Relativisme moral adalah posisi bahwa nilai-nilai moral berbeda di antara budaya dan masyarakat dan karenanya tidak universal (Naito, 2013).
Teori (Kohlberg; L., Hersh, R.H. 1977) tentang Perkembangan Moral dibagi menjadi 3 level, yang masing-masing level dibagi menjadi beberapa tahap sebagai berikut:

Level 1. Moralitas Pra-konvensional
Tahap 1 - Ketaatan dan Hukuman. Pada tahap ini, anakanak melihat aturan sebagai hal yang tetap dan absolut. Mematuhi aturan itu penting karena merupakan sarana untuk menghindari hukuman
Tahap 2 - Individualisme dan Pertukaran. Timbal balik adalah mungkin, tetapi hanya jika melayani kepentingan diri sendiri.

Level 2. Moralitas Konvensional
Tahap 3 - Hubungan Interpersonal. tahap perkembangan moral ini difokuskan pada memenuhi harapan dan peran sosial.
Tahap 4 - Menjaga Ketertiban Sosial. Pada tahap perkembangan moral ini, orang mulai menganggap masyarakat secara keseluruhan ketika membuat penilaian.

Level 3. Moralitas Pasca-konvensional.
Tahap 5 - Kontrak Sosial dan Hak Perorangan. Pada tahap ini, orang mulai memperhitungkan perbedaan nilai, pendapat, dan kepercayaan orang lain.
Tahap 6 - Prinsip Universal. Pada tahap ini, orang mengikuti prinsip-prinsip keadilan yang diinternalisasi ini, bahkan jika mereka bertentangan dengan hukum dan peraturan.
 

Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan teori perkembangan moral Kohlberg, anak-anak usia 11-12 tahun memang masih berada pada tahap pra konvensional tahap ½ yang dominan diikuti tahap 2 dan 2/3, yang cenderung ingin melakukan sesuatu karena takut dihukum.


Nama : Alya Wahidah Assarifah
Kelas : 3H
NPM : 2213053290

ANALISIS JURNAL 1

Nama Jurnal : Jurnal Cakrawala Pendidikan
Oleh : Sudiati
Nomor : 2
Tahun Terbit : 2009
Judul Jurnal : PENDIDIKAN NILAI MORAL DITINJAU DARI PRESPEKTIF GLOBAL

1. Isu Pendidikan Nilai Moral di Berbagai Negara
1) Indonesia
Indonesia merupakan negara Pancasila yang mayoritas beragama Islam. Pendidikan nilai di Indonesia disadari atau tidak masih belum banyak menyentuh pemberdayaan dan pencerahan kesadaran dalam perspektif global. karena pendidikan masih terpaku pada kurikulum nasional dan lokal yang belum pernah tuntas. 

2) India
Pendidikan nilai di India tampak lebih populer dibandingkan dengan di negara lain. Dalam pendidikan nasional India, pendidikan nilai dikembangkan sebagai usaha untuk meningkatkan kesadaran nilai ilmiah, sosial dan kewarganegaraan yang tidak secara khusus dikembangkan melalui satu sudut pandang agama. Ruang lingkup pendekatan nilai meliputi a. pendekatan dan metodologi pendidikan nilai pada tingkat dasar dan menengah, b. untuk tingkat dasar peraturan lebih banyak dititik beratkan pada pengidentifikasian nilai-nilai yang perlu ditanamkan pada siswa dengan strategi dan teknik yang tepat, c. pengembangan konseling melalui pendekatan agama, d. program pengembangan efektif bagi para instruktur pelatihan guru.

3) Malaysia
pendidikan nilai dilakukan di sekolah dasar dan pengembangan dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung pendidikan nilai dasarkan melalui pendidikan moral dan mata pelajaran agama, sedangkan pendidikan nilai yang tidak langsung dikembangkan melalui sejumlah mata pelajaran lainnya seperti program pendidikan kewarganegaraan dan melalui kegiatan kurikuler. meski cukup konsisten dalam mengembangkan nilai, moral, normal, etika dan estetika melalui pendidikan formal sistem pendidikan di Malaysia masih dihadapkan pada beberapa kendala, diantaranya nilai masih banyak diajarkan melalui pendekatan pembelajaran yang perspektif sehingga kurang memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk memilih dan menentukan nilai.

4) China
Dalam tradisi Cina, pendidikan memiliki hubungan erat dengan kewajiban moral tradisi ini menempatkan pendidikan melalui nilai sebagai bagian penting dalam peraturan pendidikan. tetapi banyak guru yang masih belum menguasai kemampuannya untuk mengembangkan pendidikan nilai. 


2. Dimensi Pendidikan Nilai Moral
1) Teori Perkembangan Moral
Setiap orang memperoleh nilainya sendiri dari kebudayaan eksternal. Nilai moral merupakan penilaian terhadap tindakan yang umumnya diyakini oleh anggota masyarakat tertentu sebagai yang salah atau benar (Berkowitz, 2001 : 215).
 
2) Pendidikan Nilai Moral
pendidikan nilai dan moral adalah pendidikan yang berusaha mengembangkan komponen-komponen integrasi pribadi. Integrasi pribadi dapat dilukiskan sekurang-kurangnya dengan 4 gambaran kepribadian. Pendidikan nilai merupakan bagian dari pendidikan afeksi karena aspek nilai merupakan salah satu bagian dari aspek afeksi. aspek efektif meliputi harga diri, minat, motivasi, sikap, sistem nilai dan keyakinan (Darmiyati Zychdi, 1997:5)

3) Pendekatan Pendidikan Nilai Moral
Pendekatan dapat dipilih sesuai dengan banyaknya nilai yang dipilih untuk ditanamkan dan dikembangkan. Yang ditekankan dalam pendidikan nilai adalah keseluruhan proses pendidikan nilai yang sangat kompleks dan seluruh yang melibatkan cakupan yang luas dan beragam variasi yang dialami. 

4) Metode dan Teknik Pendidikan Nilai Moral

Mengaplikasikan konsep pendidikan nilai diperlukan beberapa metode yaitu baik metode langsung maupun tidak langsung.