Posts made by Alya Wahidah Assarifah

Nama : Alya Wahidah Assarifah
Kelas : 3H
NPM : 2213053290

"PENDIDIKAN MORAL DI SEKOLAH DASAR"

pendidikan moral adalah usaha yang dilakukan secara terencana untuk mengubah sikap, perilaku, tindakan kelakuan yang dilakukan peserta didik agar mampu berinteraksi dengan lingkungan masyarakat sesuai dengan nilai moral dan kebudayaan masyarakat setempat.

Tahap-tahap perkembangan moral
1. usia 6-12 bulan orang tua akan mengendalikan, melindungi bayi
2. usia 12-18 bulan, membuat komitmen sesuai dengan keadaan
3. usia 18-30 bulan anak mungkin menunjukan prilaku menolak, rasa bersalah, malu dan empati mendorong perkembangan moral.
4. usia 30-36 bulan, fisik berkurang lebih banyak verbal
5. usia 3-4 tahun akrulsme dan prilaku menolong yang lain lebih lazim motifnya untuk mendapat pujian
6. usia 4-6 tahun penalaran moral makin fleksibel
7. usia 7-8 tahun penalaran moral makin fleksibel dan perilaku proposial meningkat agresi terutama jenis permusuhan berkurang
8. usia 9-11 tahun penalaran moral makin di pandu oleh rasa keadilan anak yang ingin menjadi baik untuk memelihara tatanan sosial
9. usia 12-15 tahun moral mencerminkan peningkatan kesadaran akan keadilan
10. usia 16-20 tahun relativisme memainkan peran penting dalam penalaran moral
11. usia 20-40 (dewasa muda) penilaian moral menjadi lebih rumit
12. dewasa tengah yaitu pada usia 40-65 penilaian moral bisa lebih rumit
13. dewasa tua pada usia 65 tahun penilaian moral menjadi lebih rumit.
Implikasi Perkembangan Sosial dan Pribadi Anak dalam KBM di Sekolah Dasar

implikasi dalam KBM baik perkembangan pribadi dan sosial sangat diperlukan dalam belajar, anak memerlukan pemandu untuk proses belajar, namun anak terkadang bisa melakukannya sendiri

Implikasi Identitas gender dalam perkembangan moral anak sekolah dasar

guru sebaiknya mengajarkan murid tentang identitas gender supaya moral atau perilaku mereka sesuai dengan gendernya.

permasalahan serta solusi perkembangan moral anak sekolah dasar
1. hilangnya kejujuran
2. hilangnya rasa tanggung jawab
3. rendahnya disiplin
4. kurang dalam bekerja sama
5. mengambil hak orang lain
Nama : Alya Wahidah Assarifah
Kelas : 3H
NPM : 2213053290

ANALISIS VIDEO 1
"PENDIDIKAN MORAL TANGGUNG JAWAB DIRI DALAM KELUARGA"

Tanggung jawab saya dalam keluarga :
1. Mendengar nasihat ayah
2. membantu ibu
3. menemani kakak
4. menjaga keselamatan adik

Kepentingan tanggungjawab dalam keluarga:
1. hubungan keluarga menjadi lebih erat artinya keluarga akan lebih harmonis.
2. keselamatan keluarga terjamin.
3. meringankan tugas keluarga
4. membanggakan keluarga
Nama   : Alya Wahidah Assarifah
Kelas   : 3H
NPM   : 2213053290
 
“ANALISIS JURNAL 2”
 
Nama Jurnal    : Jurnal Pengabdian Dharma Laksana Mengabdi Untuk Negeri
Nomor             : 1
Volume            : 3
Halaman         : 79-84
Tahun terbit    : 2019
Nama penulis  : Ahmad Yani  Nasution, Mooh Jazuli
Judul               : MENANGKAL DEGRADASI MORAL DI  ERA DIGITAL BAGI KALANGAN MILLENIAL
 
Pembahasan
 
Sebuah perguruan tinggi berkewajiban melaksanakan Tri Darma Perguruan Tinggi berupa pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat (P3KM) . Diharapkan dengan P3KM tersebut keberadaan perguruan tinggi dapat memberikan kontribusi besar kepada pengembangan keilmuan dan pengabdian kepada masyarakat.
 Degradasi berarti kemunduran , kemerosotan atau penurunan dari suatu hal. Sedangkan moral adalah akhlak atau budi pekerti menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jika kita interpretasikan keduanya maka degradasi moral merupakan suatu fenomena adanya kemerosotan atas budi pekerti seseorang maupun sekelompok orang sesuai dalam konteks Bangsa Indonesia. Adapun kalangan millennial saat ini akrab terdengar dan dapat diartikan secara sederhana sebagai orang-orang yang memiliki interaksi kuat terhadap sosial media melalui gawai seperti PC, HP, tablet, dan benda-benda digital. Artinya kalangan millennial memiliki akses yang bebas dengan globalisasi dunia, yang tentunya pasti akan mempengaruhi moral. Banyak diantara kalangan millennial yang telah menunjukkan degradasi moral seperti minimnya sopan santun (cara berbicara dan berpakaian), kenakalan remaja (sex bebas dan konsumsi obat-obat terlarang), jauh dari nilai-nilai agama.
 

 


Nama : Alya Wahidah Assarifah
Kelas   : 3H
NPM   : 2213053290
 
ANALISIS JURNAL  1”
Nama jurnal    : Jurnal Pedagogik
Volume            : 05
Nomor             : 01
Tahun              : 2018
Judul               : Rekontruksi Evaluasi Pendidikan Moral Menuju Harmoni Sosial
Penulis            : Ulil Hidayah
 
Pembahasan
1.     Tujuan Pendidikan 
Maka peran pendidikan sebagai agen perubahan adalah merubah orang yang kurang beradab menjadikan orang yang beradab atau merubah orang yang perilakunya tidak baik menjadi baik. Seorang ahli sosiologi Pierre Bourdieu mengatakan pendidikan adalah agen bagi reproduksi kultural (Piere Bourdieu). Artinya pendidikan berperan besar dalam memproduksi ulang dan terus menerus mendampingi kelas-kelas sosial yang ada di Masyarakat.
 
2.     Tantangan Materi Pelajaran di Sekolah
PAI dan PKn pada era Kurikulum 2013 ini memiliki porsi 3 jam pelajaran dalam sepekan, mengingat kurikulum sebelumnya mata pelajaran PAI hanya memiliki porsi waktu dua jam pelajaran. Maka dalam hal ini harapannya out put pendidikan memiliki nilai kepribadian yang unggul secara pribadi dan sosial yang tidak cukup hanya diketahui dan dipahami, tetapi juga dirasakan serta dijadikan sebuah aksi dalam kehidupan anak didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Proses pembelajaran harus dapat menjadi wahana untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat berinteraksi secara ekstensif dengan masyarakat, mengembangkan sikap dan perilaku demokratis, serta menumbuhkan produktivitas kegiatan belajar peserta didik (Mushfi & Iq, 2017). Pada kurikulum 2013 PAI ditambahi dengan penekanan istilah (Budi Pekerti) menjadi PAI dan BP. Sedangkan PKn mengalami banyak perubahan muatan, di era orde lama dikenal dengan pendidikan civic. Kemudian pada masa orde baru pendidikan kewarganegaraan sangat insentif dilakukan dengan berbagai bentuk penerapan, seperti Pendidikan Moral dan Pancasila (PMP) dan Penataran Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4). Lalu materi ajar Pendidikan Kewarganegaraan pada masa demokrasi berorientasi pada penyiapan peserta didik menjadi warga yang toleran, kritis, aktif dan mandiri.
 
3.     Persiapan, Pelaksanaan dan evaluasi PAI dan PKn di sekolah
Pada tahap persiapan yang telah tersusun dalam perangkat pembelajaran SKL (Standard Kompetensi Lulusan) ditentukan terlebih dahulu melalui Permendikbud No. 54 Tahun 2013, kemudian menjadi turunan standar isi, kompetensi inti dan materi. KI 1 merujuk pada pencapaian kompetensi spiritual. Pada KI 2 mecakup aspek sosial. Pada KI 3 mencakup pengembangan kognitif dan pada KI 4 mengarah pada pengembangan implementatif. Pada tahap evaluasi penilaian dilakukan dengan memberikan skor pada kegiatan diskusi, pengayaan (pendalaman materi), refleksi akhlak mulia, ulangan dalam bentuk soal uraian dan pilihan ganda serta mencatat sikap-sikap karakter selama proses pembelajaran.
 
4.     Rekontruksi Evaluasi pendidikan moral
Fokus pada tahapan evaluasi pembelajaran ini khususnya pada mata pelajaran PAI dan PKn perlu direkonstruksi guna memberi implikasi jangka panjang dan permanen pada peserta didik melalui: a) Rekonstruksi pertama harus dimulai dari kemampuan pendidik dalam membawa materi ajar pendidikan moral kepada peserta didik harus kompeten di bidangnya dan bisa mengintegrasikan dengan kasus-kasus yang banyak terjadi di lingkungan kehidupan, b) Sesekali peserta didik di hadapkan dengan permasalahan yang marak terjadi untuk menemukan penyebab dan solusinya. Isu-isu yang diberikan harus sesuai dengan daya kemampuan peserta didik. Kemudian pendidik sebagai fasilitator mengoreksi hasil kerja peserta didik dan memberikan ulasan dengan membawa sudut pandang kebersatuan kebhinnekaan, c) Pendidik tidak terpaku pada instrument penilaian formalitas tapi lebih luas cakupannya, d) Pendidik menyisipkan pembelajaran multicultural melalui kurikulum laten secara sporadic, e) Evaluasi tulis berupa ulangan harian bukan penilaian utama atas keberhasilan belajar peserta didik. Penilaian lebih ditekankan pada ranah afektif yang berimplikasi pada penilaian psikomotorik peserta didik.
 
5.     Kesimpulan
Tantangan moral yang menjadi permasalahan identitas bangsa menjadi tanggungjawab semua elemen masyarakat, khususnya pendidikan yang memiliki peran signifikan dalam membentuk dan melahirkan generasi bangsa yang unggul secara intelektual dan moralitas. Sehingga evaluasi pendidikan perlu kiranya melakukan perbaikan secara terus menerus dan serius dalam memenuhi kebutuhan kegelisahan moral generasi bangsa. Dan melalui pendidikan moral di sekolah khususnya yang tercakup dalam materi pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti ditambah lagi dengan pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang secara jelas bertanggungjawab atas penanaman nilai-nilai moral bagi warga Indonesia.
 

 


Nama   : Alya Wahidah Assarifah
Kelas   : 3H
NPM   : 2213053290
 
Analisis Video 2
 
“INSTRUMEN PENILAIAN PENGEMBANGAN NILAI  AGAMA DAN MORAL ANAK USIA DINI (PERTEMUAN 6)”
 
·       Instrumen Penilaian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data sebagai bahan pengelolaan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik dengan berbagai cara dan beragam alat penilaian belajar peserta didik
·       Manfaat penilaian
1.     Bagi anak yaitu untuk memelihara pertumbuhan anak agar lebih sehat dan konsisten, perkembangan anak menjadi lebih optimal, anak mendapatkan stimulasi sesuai dengan minat perkembangannya, anak mendapatkan dukungan yang lebih  sesuai dengan kebutuhan dan perkembangannya.
2.     Bagi orang tua yaitu orang tua akan memperoleh informasi tentang anaknya, memudahkan orang tua dalam memberikan stimulasi yang sesuai dan berkelanjutan ketika dirumah, membuat keputusan bersama antara orang tua dengan guru dan memberikan dukungan untuk memenuhi kebutuhan anak.
3.     Bagi guru yaitu untuk mengetahui perkembangan anak, memndapatkan informasi awal tentang hambatan atau gangguan dalam tumbuh kembang semua anak, mengetahui kesesuaian stimulasi dalam layanan dengan kebutuhan perkembangannya, dapat memberikan dukungan yang tepat, memiliki  adta dan informasi tentang perkembangan anak.
 
·       Prinsip-prinsip penilaian
1.     Mendidik
2.     Berkesinambungan
3.     Objektif
4.     Akuntabel
5.     Transparan
6.     Sistematis
7.     Menyeluruh
8.     Bermakna
 
·       Mekanisme penilaian
1.     Menyusun teknik, instrumen penilaian serta menetapkan indikator capaian perkembangan anak
2.     Melaksanakan proses penilaian sesuai dengan tahap, teknik dan instrumen penilaian
3.     Mendokumentasikan penilaian proses dan hasil belajar anak secara akuntabel dan transparan
4.     Melaporkan capaian perkembangan anak  pada  orang tua
 
·       Teknik  penilaian
1.     BB artinya belum berkembang
2.     MB artinya mulai berkembang
3.     BSH artinya berkembang sesuai harapan
4.     BSB artinya berkembang sangat baik
 
·       Bentuk penilaian
1.     Penilaian harian
2.     Penilaian mingguan
3.     Penilaian bulannan
4.     Penilaian semester
5.     Portofolio anak
6.     Dokumen lain yang diperlukan oleh setiap satuan Paud