Nama : Rizky Agung Winanda
NPM : 2215061078
Kelas : PSTI B
Prodi : Teknik Informatika
A. Bagaimanakah isi artikel tersebut dalam rangka penegakan Hak Asasi Manusia dan berikan analisismu secara jelas? Hal positif apa yang anda dapatkan setelah membaca artikel tersebut?
Artikel tersebut menggambarkan buruknya perlindungan HAM di Indonesia pada tahun 2019, termasuk pelanggaran HAM berat sebelumnya, pembatasan kebebasan berekspresi dan beragama, diskriminasi gender, pengabaian peradilan, dan pemulihan hukum bagi korban pelanggaran HAM sebelumnya. Dan di sisi lain, langkah-langkah yang diambil pemerintah Indonesia untuk memperbaiki situasi hak asasi manusia merupakan hal positif yang dapat dilakukan, seperti:
Indonesia telah meratifikasi hampir semua perjanjian hak asasi manusia internasional dan tampaknya terus mendorong untuk meratifikasi konvensi lain, meskipun belum dilaksanakan.
B. Berikan analisismu mengenai demokrasi Indonesia diambil dari nilai-nilai adat istiadat/budaya asli masyarakat Indonesia! Bagaimanakah pendapatmu mengenai prinsip demokrasi Indonesia yang berke-Tuhanan yang Maha Esa ?
Demokrasi Indonesia jika ditelaah dari perspektif nilai-nilai adat dan budaya masyarakat Indonesia memiliki beberapa aspek yang menarik. Budaya Indonesia yang kaya akan tradisi nasional, agama, dan lokal memberikan nuansa tersendiri bagi praktik demokrasi di tanah air. Salah satu nilai inti budaya Indonesia adalah gotong royong yang berarti semangat gotong royong dan solidaritas dalam masyarakat. Nilai ini dapat berkontribusi pada praktik demokrasi inklusif, di mana partisipasi publik penting dan keputusan diambil berdasarkan konsensus. Konsep gotong royong juga menekankan pentingnya hidup berdampingan dan saling menghargai untuk menjaga keharmonisan dalam masyarakat yang majemuk. Demokrasi Indonesia juga mengandung prinsip “ketuhanan Yang Maha Esa” yang tercermin dalam Pancasila, dasar negara Indonesia. Prinsip ini mengakui adanya Tuhan yang sering diakui oleh berbagai agama di Indonesia. Dalam konteks demokrasi, prinsip ini menekankan pentingnya toleransi, solidaritas, dan penghormatan terhadap hak-hak semua warga negara, tanpa memandang latar belakang agama atau keyakinannya.
C. Bagaimanakah praktik demokrasi Indonesia saat ini apakah telah sesuai dengan Pancasila dan UUD NRI 1945 serta menjunjung tinggi nilai hak asasi manusia?
Praktik demokrasi di Indonesia saat ini bisa dianggap memiliki tantangan dan perbaikan yang masih perlu dilakukan untuk sepenuhnya sesuai dengan Pancasila, UUD NRI 1945, dan menjunjung tinggi nilai hak asasi manusia. Meskipun ada kemajuan yang signifikan, masih ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan. Pancasila, sebagai dasar negara Indonesia, menekankan pada nilai-nilai seperti keadilan sosial, persatuan, dan demokrasi yang didasarkan pada musyawarah untuk mufakat. Namun, dalam praktiknya, masih ada kekurangan dalam mewujudkan nilai-nilai tersebut. Misalnya, dalam beberapa kasus, keadilan sosial mungkin belum sepenuhnya tercapai, terutama dalam hal kesenjangan sosial dan ketimpangan ekonomi yang masih ada di masyarakat.
D. Bagaimanakah sikap anda mengenai kondisi di mana anggota parlemen yang mengatas namakan suara rakyat tetapi melaksanakan agenda politik mereka sendiri dan berbeda dengan kepentingan nyata masyarakat?
Menurut saya, peran anggota parlemen seharusnya adalah mewakili suara dan kepentingan rakyat yang mereka perwakili. Mereka dipilih oleh rakyat untuk menjadi pembuat keputusan yang bertanggung jawab atas kebijakan publik yang menguntungkan masyarakat secara luas. Oleh karena itu, anggota parlemen seharusnya bertindak sesuai dengan kepentingan nyata masyarakat yang mereka wakili dan berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan dan keadilan bagi semua warga negara. Namun, dalam praktiknya, terkadang anggota parlemen dapat terjebak dalam kepentingan politik pribadi, kelompok, atau partai politik mereka sendiri. Mereka dapat menggunakan kekuasaan dan akses yang mereka miliki untuk mendapatkan keuntungan pribadi atau memprioritaskan agenda politik daripada kepentingan masyarakat secara keseluruhan.
E. Bagaimanah pendapatmu mengenai pihak-pihak yang memiliki kekuasaan kharismatik yang berakar dari tradisi, maupun agama, tega menggerakan loyalitas dan emosi rakyat yang bila perlu menjadi tumbal untuk tujuan yang tidak jelas dan bagaimanakah hubungannya dengan konsep hak asasi manusia pada era demokrasi dewasa saat ini?
Menurut saya, orang karismatik yang berakar pada tradisi atau agama yang menggunakan pengaruhnya untuk membangkitkan loyalitas dan emosi masyarakat dapat berdampak signifikan terhadap konsep hak asasi manusia di era demokrasi saat ini. Dalam beberapa kasus, praktik semacam itu dapat mengarah pada pelanggaran hak asasi manusia dan melemahkan prinsip-prinsip demokrasi. Kekuatan karismatik yang melekat pada tradisi atau agama memiliki daya tarik emosional yang kuat bagi banyak orang. Pemimpin atau kepribadian yang dianggap karismatik seringkali mampu memanipulasi emosi dan kepercayaan massa menggunakan identitas, kepercayaan, atau nilai budaya yang mendalam. Namun, masalah muncul ketika mereka yang memiliki kekuatan karismatik menggunakan pengaruhnya untuk tujuan yang tidak jelas atau bahkan melanggar prinsip demokrasi dan hak asasi manusia. Mereka dapat memanipulasi atau menindas hak-hak individu, merongrong prinsip kesetaraan, atau melanggar kebebasan berpikir, berekspresi, atau beragama.
NPM : 2215061078
Kelas : PSTI B
Prodi : Teknik Informatika
A. Bagaimanakah isi artikel tersebut dalam rangka penegakan Hak Asasi Manusia dan berikan analisismu secara jelas? Hal positif apa yang anda dapatkan setelah membaca artikel tersebut?
Artikel tersebut menggambarkan buruknya perlindungan HAM di Indonesia pada tahun 2019, termasuk pelanggaran HAM berat sebelumnya, pembatasan kebebasan berekspresi dan beragama, diskriminasi gender, pengabaian peradilan, dan pemulihan hukum bagi korban pelanggaran HAM sebelumnya. Dan di sisi lain, langkah-langkah yang diambil pemerintah Indonesia untuk memperbaiki situasi hak asasi manusia merupakan hal positif yang dapat dilakukan, seperti:
Indonesia telah meratifikasi hampir semua perjanjian hak asasi manusia internasional dan tampaknya terus mendorong untuk meratifikasi konvensi lain, meskipun belum dilaksanakan.
B. Berikan analisismu mengenai demokrasi Indonesia diambil dari nilai-nilai adat istiadat/budaya asli masyarakat Indonesia! Bagaimanakah pendapatmu mengenai prinsip demokrasi Indonesia yang berke-Tuhanan yang Maha Esa ?
Demokrasi Indonesia jika ditelaah dari perspektif nilai-nilai adat dan budaya masyarakat Indonesia memiliki beberapa aspek yang menarik. Budaya Indonesia yang kaya akan tradisi nasional, agama, dan lokal memberikan nuansa tersendiri bagi praktik demokrasi di tanah air. Salah satu nilai inti budaya Indonesia adalah gotong royong yang berarti semangat gotong royong dan solidaritas dalam masyarakat. Nilai ini dapat berkontribusi pada praktik demokrasi inklusif, di mana partisipasi publik penting dan keputusan diambil berdasarkan konsensus. Konsep gotong royong juga menekankan pentingnya hidup berdampingan dan saling menghargai untuk menjaga keharmonisan dalam masyarakat yang majemuk. Demokrasi Indonesia juga mengandung prinsip “ketuhanan Yang Maha Esa” yang tercermin dalam Pancasila, dasar negara Indonesia. Prinsip ini mengakui adanya Tuhan yang sering diakui oleh berbagai agama di Indonesia. Dalam konteks demokrasi, prinsip ini menekankan pentingnya toleransi, solidaritas, dan penghormatan terhadap hak-hak semua warga negara, tanpa memandang latar belakang agama atau keyakinannya.
C. Bagaimanakah praktik demokrasi Indonesia saat ini apakah telah sesuai dengan Pancasila dan UUD NRI 1945 serta menjunjung tinggi nilai hak asasi manusia?
Praktik demokrasi di Indonesia saat ini bisa dianggap memiliki tantangan dan perbaikan yang masih perlu dilakukan untuk sepenuhnya sesuai dengan Pancasila, UUD NRI 1945, dan menjunjung tinggi nilai hak asasi manusia. Meskipun ada kemajuan yang signifikan, masih ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan. Pancasila, sebagai dasar negara Indonesia, menekankan pada nilai-nilai seperti keadilan sosial, persatuan, dan demokrasi yang didasarkan pada musyawarah untuk mufakat. Namun, dalam praktiknya, masih ada kekurangan dalam mewujudkan nilai-nilai tersebut. Misalnya, dalam beberapa kasus, keadilan sosial mungkin belum sepenuhnya tercapai, terutama dalam hal kesenjangan sosial dan ketimpangan ekonomi yang masih ada di masyarakat.
D. Bagaimanakah sikap anda mengenai kondisi di mana anggota parlemen yang mengatas namakan suara rakyat tetapi melaksanakan agenda politik mereka sendiri dan berbeda dengan kepentingan nyata masyarakat?
Menurut saya, peran anggota parlemen seharusnya adalah mewakili suara dan kepentingan rakyat yang mereka perwakili. Mereka dipilih oleh rakyat untuk menjadi pembuat keputusan yang bertanggung jawab atas kebijakan publik yang menguntungkan masyarakat secara luas. Oleh karena itu, anggota parlemen seharusnya bertindak sesuai dengan kepentingan nyata masyarakat yang mereka wakili dan berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan dan keadilan bagi semua warga negara. Namun, dalam praktiknya, terkadang anggota parlemen dapat terjebak dalam kepentingan politik pribadi, kelompok, atau partai politik mereka sendiri. Mereka dapat menggunakan kekuasaan dan akses yang mereka miliki untuk mendapatkan keuntungan pribadi atau memprioritaskan agenda politik daripada kepentingan masyarakat secara keseluruhan.
E. Bagaimanah pendapatmu mengenai pihak-pihak yang memiliki kekuasaan kharismatik yang berakar dari tradisi, maupun agama, tega menggerakan loyalitas dan emosi rakyat yang bila perlu menjadi tumbal untuk tujuan yang tidak jelas dan bagaimanakah hubungannya dengan konsep hak asasi manusia pada era demokrasi dewasa saat ini?
Menurut saya, orang karismatik yang berakar pada tradisi atau agama yang menggunakan pengaruhnya untuk membangkitkan loyalitas dan emosi masyarakat dapat berdampak signifikan terhadap konsep hak asasi manusia di era demokrasi saat ini. Dalam beberapa kasus, praktik semacam itu dapat mengarah pada pelanggaran hak asasi manusia dan melemahkan prinsip-prinsip demokrasi. Kekuatan karismatik yang melekat pada tradisi atau agama memiliki daya tarik emosional yang kuat bagi banyak orang. Pemimpin atau kepribadian yang dianggap karismatik seringkali mampu memanipulasi emosi dan kepercayaan massa menggunakan identitas, kepercayaan, atau nilai budaya yang mendalam. Namun, masalah muncul ketika mereka yang memiliki kekuatan karismatik menggunakan pengaruhnya untuk tujuan yang tidak jelas atau bahkan melanggar prinsip demokrasi dan hak asasi manusia. Mereka dapat memanipulasi atau menindas hak-hak individu, merongrong prinsip kesetaraan, atau melanggar kebebasan berpikir, berekspresi, atau beragama.