Posts made by Widia Nata Saputri 2213053057

Nama : Widia Nata Saputri
NPM : 2213053057
Kelas : 3G

Analisis Video 2 dengan judul "Instrumen Penilaian Pengembangan Nilai Agama dan Moral Anak Usia dini" yang disampaikan oleh Sindy Anugerah Wati, M.Pd.

Dari video tersebut membahas tentang beberapa hal, yaitu:
1. Tujuan Instrumen Penilaian, digunakan dalam pendidikan anak usia dini untuk mengukur perkembangan nilai agama dan moral anak. Tujuannya adalah untuk mendeskripsikan ketercapaian perkembangan anak, termasuk dalam aspek moral dan agama. Instrumen penilaian merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data sebagai bahan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik yang dilakukan dengan berbagai cara dengan alat penilaian yang berbeda.
Instrumen Penilaian sendiri memiliki beberapa manfaat, termasuk manfaatko8 bagi anak, orang tua, dan bagi guru.
•> Bagi anak, instrumen penilaian membantu memelihara pertumbuhan, memastikan perkembangan yang lebih optimal, memberikan stimulasi sesuai dengan minat perkembangan, serta mendukung kebutuhan perkembangan tersebut.
•> Bagi orang tua, instrumen penilaian memberikan informasi tentang pertumbuhan, perkembangan, dan minat anak yang memudahkan orang tua dalam memberikan stimulasi yang sesuai dan membuat keputusan bersama dengan pihak PAUD.
•> Bagi guru, instrumen penilaian memiliki manfaat untuk membantu guru dalam mengetahui perkembangan anak, mendapatkan informasi awal tentang hambatan dalam tumbuh kembang anak, serta memberikan dukungan yang tepat kepada setiap anak.

Penilaian memiliki prinsip-prinsip, yaitu:
1. Mendidik, digunakan untuk memotivasi, mengembangkan, dan membina anak agar tumbuh dan berkembang secara optimal.
2. Berkesinambungan, dilakukan secara terencana, bertahap, dan terus-menerus.
3. Objektif, dilakukan secara adil.
4. Akuntabel, dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan kriteria yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan.
5. Transparan atau harus bisa diakses oleh orang tua dan semua pihak yang berkepentingan.
6. Sistematis, dilakukan secara teratur dan terprogram sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan anak.
7. Menyeluruh, mencakup semua aspek pertumbuhan dan perkembangan anak.
8. Bermakna dan memberikan informasi yang bermanfaat bagi anak, orang tua, guru, dan pihak lain yang relevan.

Teknik-teknik dan Lingkup Penilaian mencakup tingkat pencapaian perkembangan anak pada berbagai usia, mulai dari 2-3 tahun hingga 5-6 tahun. Penilaian dilakukan dengan menggunakan berbagai instrumen.
Mekanisme yang ada dalam penilaian dibagi menjadi empat tahap, termasuk menyusun teknik instrumen penilaian dan menetapkan indikator capaian perkembangan anak, melaksanakan proses penilaian, mendokumentasikan penilaian proses dan hasil belajar anak secara akuntabel dan transparan, dan melaporkan capaian perkembangan anak pada orang tua.
Nama : Widia Nata Saputri
NPM : 2213053057
Kelas : 3G
Analisis Video 1 dengan judul Etika Nilai dan Moral

Dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dibutuhkan pola pikir, sikap, dan perilaku yang baik. Oleh karena itu etika, nilai, dan moral memiliki hubungan yang saling berkaitan.
Etika sendiri merupakan cara manusia dalam memperlakukan sesama dan menjalani hidup dan kehidupan dengan baik, sesuai aturan yang berlaku di masyarakat. Sedangkan etika dan moral adalah hal yang mirip dan saling berkaitan, dimana keduanya mengandung nilai dan norma untuk mengatur tingkah laku manusia dan mengacu pada kebiasaan yang ada di masyarakat.
Yang dimaksud dengan nilai adalah sesuatu yang memiliki makna yang dijunjung tinggi dan menjiwai tindakan atau perilaku seseorang. Nilai memiliki Jenis dan sifat, diantaranya adalah:
1. Bersifat relatif (bergantung oleh tempat dan waktu)
2. Bersifat subjektif (berbeda-beda bagi setiap orang)
Sesuatu yang dapat mendorong manusia untuk melakukan tindakan yang baik sebagai kewajiban atau keharusan disebut dengan moral. Moral merupakan sarana untuk mengukur benar atau tidaknya sikap dan tindakan manusia.
Nama : Widia Nata Saputri
NPM : 2213053057
Kelas : 3G
Analisis Jurnal 2

1. Identitas Jurnal
Judul : Menangkal Degradasi Moral di Era Digital Bagi Kalangan Milenial
Penulis : Ahmad Yani Nasution, Moh Jazuli.

2. Hasil dan Pembahasan
Dewasa ini telah banyak disadari adanya kemerosotan moral dan budi pekerti seseorang akibat adanya akses bebas digital. Globalisasi memudahkan kita mengakses segala sesuatu dari mana saja, termasuk dari kiblat Barat yang tentu saja memiliki standar moral yang berbeda dengan Indonesia; sehingga saat kalangan millenial meniru gaya hidup tersebut dianggap telah melakukan degradasi moral; moral yang baik adalah yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW dengan standar Al-Qur’an dan hadits. Dakwah yang efektif di kalangan millenial adalah dengan memberikan wawasan keagamaan, meningkatkan keimanan dan ibadah, memberikan pemahaman bagaimana cara bermedia sosial yang baik. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat adalah salah satu kewajiban dosen untuk memenuhi kewajiban Tri Dharma Perguruan Tinggi yang menjadi aksi dari keterlibatan perguruan tinggi dalam pembangunan nasional. Dari kegiatan ini, masyarakat juga akan mendapatkan bekal untuk menyelesaikan permasalahan dan menjawab tantangan dalam kehidupannya.
Nama : Widia Nata Saputri
NPM : 2213053057
Kelas : 3G
Analisis Jurnal 1

1. Identitas Jurnal
Judul : Rekonstruksi Evaluasi Pendidikan Moral Menuju Harmoni Sosial
Penulis : Ulil Hidayah

2. Hasil dan Pembahasan
Pendidikan Nasional memiliki peranan yang signifikan terhadap dinamika perjalanan bangsa Indonesia. Namun dari banyaknya fenomena yang terjadi terdapat indikasi kegagalan pendidikan dalam melahirkan manusia bermoral dan berbudi pekerti.
A. Tujuan Pendidikan Nasional
Pendidikan sebagai agen perubahan memiliki peran dalam merubah orang yang kurang baik menjadi baik. Out put pendidikan yang melahirkan manusia cakap dalam potensi kepribadian dan sosial. Karena masalah bangsa yang masih menjadi sorotan utama adalah out put pendidikan yang masih buram dalam membangun relasi sosial.

B. Tantangan Materi Pelajaran di Sekolah
Ketika kasus potensi kepribadian dan sosial
yang dipertanyakan, maka materi pelajaran di sekolah yang dianggap paling bertanggung jawab atas kegelisahan ini adalah mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Secara teoritis PAI adalah proses pendidikan yang dilakukan pendidik untuk membekali anak didik dengan pengetahuan, pemahaman, penghayatan pengamalan ajaran agama Islam. Sedangkan PKn adalah pendidikan politik yang bertujuan untuk membantu peserta didik untuk menjadi warga Negara yang secara politik dewasa dan ikut serta membangun sistem politik demokratis. Kandungan moral dari kedua mata pelajaran di atas telah mencakup norma-norma hidup manusia yang berbudi pekerti, menghayati dan memahami agama dan Negara yang melindunginya serta memuat materi toleransi dalam bentuk mampu menghargai perbedaan di tengah-tengah lingkungan masyarakatnya.

C. Persiapan, Pelaksanaan dan Evaluasi PAI dan PKN di Sekolah
Pembelajaran SKL (Standard Kompetensi Lulusan) ditentukan terlebih dahulu melalui Permendikbud No. 54 Tahun 2013, kemudian menjadi turunan standar isi, kompetensi inti dan materi.
Pada tahap pelaksanaan pembelajaran, pada kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik melalui kegiatan mengamati, menanya, mencoba, menalar dan mengkomunikasikan. Dalam hal ini dapat dipaparkan bahwa proses pelaksanaan pembelajaran PAI dan PKn di sekolah sudah menekankan pada kegiatan active learning, di mana peserta didik dapat mengeksplor wawasan dan pengetahuannya sendiri melalui sumber belajar yang tidak terbatas.
Pada tahap evaluasi seyogyanya mencakup aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik secara seimbang. Pada tahap evaluasi penilaian dilakukan dengan memberikan skor pada kegiatan diskusi, pengayaan (pendalaman materi), refleksi akhlak mulia, ulangan dalam bentuk soal uraian dan pilihan ganda serta mencatat sikap-sikap karakter selama proses pembelajaran. Namun, perlu juga menekankan bahwa penilaian juga berdasarkan sikap dan keterampilan sehari-hari selama dalam masa pengamatan guru.

D. Rekonstruksi Evaluasi Pendidikan Moral
Praktisi pendidikan termasuk pimpinan sekolah dan guru perlu merumuskan ulang model evaluasi pendidikan moral yang tidak sekedar berdasarkan hasil nilai ulangan harian. Landasan tercapainya suatu tujuan pendidikan yang baik adalah melalui implementasi kurikulum yang sesuai dengan kemampuan sekolah dalam mengelola sumber daya yang dimiliki dan disesuai dengan kebutuhan masyarakat dan stakeholder. Fokus pada tahapan evaluasi pembelajaran ini khususnya pada mata
pelajaran PAI dan PKn perlu direkonstruksi guna memberi implikasi jangka panjang dan permanen pada peserta didik melalui: a) Rekonstruksi pertama harus dimulai dari kemampuan pendidik dalam membawa materi ajar pendidikan moral kepada peserta didik harus kompeten di bidangnya dan bisa mengintegrasikan dengan kasus-kasus yang banyak terjadi di lingkungan kehidupan, b) Sesekali peserta didik di hadapkan dengan permasalahan yang marak terjadi untuk menemukan penyebab dan solusinya. Lalu pendidik sebagai fasilitator mengoreksi hasil kerja peserta didik dan memberikan ulasan dengan membawa sudut pandang kebersatuan kebhinekaan, c) Pendidik tidak terpaku pada instrument penilaian formalitas tapi lebih luas cakupannya, d) Pendidik menyisipkan pembelajaran multikultural melalui kurikulum laten secara sporadic, e) Evaluasi tulis berupa ulangan harian bukan penilaian utama atas keberhasilan belajar peserta didik. Penilaian lebih ditekankan pada ranah afektif yang berimplikasi pada penilaian
psikomotorik peserta didik.

E. Output Pendidikan yang Didambakan Menuju Masyarakat Ideal
Jika disintesis antara mata pelajaran PAI dan PKn akan menjadi sebuah objek kajian pembelajaran moral yang membentuk kepribadian peserta didik yang bisa menjamin kebersatuan kebhinekaan dengan memiliki sikap sebagai berikut:
1) Taat pada ajaran agama yang dianutnya serta tidak mudah terprovokasi oleh kelompok lain,
2) mengikuti teladan nabi Muhammad yang dapat menumbuhkan sikap toleransi,
3) Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial,
4) Menghargai hidup dalam perbedaan di lingkungan jangkauan pergaulan dan keberadaannya,
5) Mempunyai semangat
belajar untuk mengetahui berbagai wawasan keilmuan dan pemahaman tentang fenomena dan kejadian yang nampak di sekitar lingkungan.