Posts made by Dinda Kusumawati Subagio 2253053016

Nama: Dinda Kusumawati Subagio
Npm: 2253053016

Analisis video 1

Philip Foods mengusulkan eksperimen pada tahun 1967 yang disebut Masalah Eksperimen Troli, yang berasal dari pertanyaan yang baru saja kami ajukan, yang telah diadaptasi untuk memahami konteks moral dalam berbagai kondisi, seperti perang, penyiksaan, genderang, aborsi, dan euthanasia, ini Penelitian menjadi semakin penting seiring berkembangnya pembelajaran kecerdasan buatan di Mesir, di mana mesin diberi kendali untuk membuat keputusan yang lebih etis.

Moralitas seringkali menjadi alat pembenaran ketika kita berada pada posisi yang menguntungkan atau menguntungkan, bukan karena pada akhirnya moralitas hanyalah persoalan egoisme manusia yang berpusat pada kepentingan diri sendiri atau kelompoknya sendiri.
Nama : Dinda Kusumawati Subagio
Npm : 2253053016

Analisis Jurnal 2

Pembentukan nilai-nilai moral sosial budaya Indonesia pada anak dan remaja merupakan tanggung jawab bersama antara orang tua, masyarakat dan pemerintah. Kerjasama yang baik antara ketiga lingkungan pendidikan yang oleh Ki Hajar Dewantoro (1964) disebut dengan Tri pusat pendidikan pada dasarnya sudah dikenal seusia kemerdekaan negara Republik Indonesia. Dalam kehidupan nyata saat ini terlihat ketiganya belum mencapai sinergi yang optimal, sehingga dalam lingkungan pendidikan yang berbeda sering muncul penyimpangan nilai, standar etika, dan ketidaksesuaian dengan norma sosial dan budaya dengan kondisi masyarakat Indonesia.
Ketiga lingkungan pendidikan tersebut ke depan harus mempererat kerjasama dan koordinasi yang sistematis, bersinergi dalam kerangka nilai-nilai kekeluargaan sesuai dengan nilai-nilai agama, sebagai anak bangsa yang merindukan kembali kokohnya jati diri bangsa ini, menjadi bangsa yang cerdas otaknya, , hati yang lembut dan ketrampilan sehingga bangsa ini menjadi bangsa yang maju dengan nilai-nilai etika, dan berbudaya Indonesia yang di Ridhai Tuhan Yang Maha Esa.
Nama : Dinda Kusumawati Subagio
Npm : 2253053016

Analisis Jurnal 1

Pendidikan moral Pancasila sangat penting dan diterapkan secara sosialisasi kepada siswa sekolah dasar dengan harapan dapat menanamkan nilai-nilai moral Pancasila sejak dini. Nilai moral Pancasila adalah pedoman perilaku masyarakat menurut norma Pancasila atau ideologi Indonesia. Dengan kata lain, etika Pancasila adalah sikap sosial yang baik yang harus dilaksanakan oleh masyarakat. Pendidikan moral Pancasila adalah pendidikan yang bertujuan untuk mengembangkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Moral adalah ajaran tentang baik dan jahat, termasuk tingkah laku dan perbuatan manusia.
Seseorang yang menaati peraturan, ketentuan, dan norma yang berlaku dalam masyarakatnya dianggap pantas dan berperilaku etis. Moral dapat berupa kaidah dan prinsip yang benar, baik, terpuji, dan mulia. Moral dapat berupa kesetiaan, kepatuhan terhadap nilai dan norma yang mengikat kehidupan masyarakat, negara, dan bangsa.
Nama : Dinda Kusumawati Subagio
Npm : 2253053016
Kelas : 3G

Analisis Video 1

Nilai-nilai yang harus diteladani yaitu nilai Pancasila:
1. Sila pertama berbunyi "Ketuhanan Yang Maha Esa". Sila pertama ini menuntun kita untuk kepada Tuhan dan menjalankan perintah-Nya. Contohnya yaitu Bersyukur kepada Tuhan, beribadah sesuai agama yang kita yakini, tidak memaksanakan agama kepada orang lain, berdoa sebelum dan sesudahnya makan, menghormati agama dan keyakinan orang lain.
2. Sila kedua berbunyi "Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab". Sila kedua kita diajak untuk saling mengasihi. Contoh penerapan sila kedua antara lain membantu korban bencana alam, membantu adik belajar untuk tidak bersikap kasar kepada orang lain, membantu teman yang membutuhkan, dan bersikap sopan kepada orang tua.
3. Sila ketiga berbunyi "Persatuan Indonesia". Sila ketiga kita diajak untuk mencintai bangsa Indonesia atau mencintai tanah air. Contoh pengamalan sila ketiga antara lain mengikuti upacara pengibaran bendera dengan tertib, semangat dan bangga, menggunakan barang atau produk buatan Indonesia, bermain rukun dengan teman, menjaga budaya daerah, dan berteman tanpa memandang suku dan agama.
4. Sila Keempat berbunyi "Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan". Sila keempat mengajak kita berdiskusi dan memecahkan masalah bersama-sama. Contoh pengamalan sila keempat dalam pemilihan ketua regu: “menyampaikan pendapat, berdiskusi atau bekerja dalam kelompok, rendah hati menerima hasil musyawarah, dan saling menghargai pendapat musyawarah.”
5. Sila kelima "Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia". Sila kelima mengharuskan kita memperlakukan orang lain dengan adil. Contoh pengamalan sila kelima antara lain tidak menipu orang lain, menghargai hasil kerja orang lain, tidak menyia-nyiakan, hemat, menyeimbangkan antara hak dan kewajiban, bersama-sama membersihkan kelas, dan sebagainya.

Menurut saya untuk membantu seseorang meneladani dan menerapkan nilai-nilai yang penting, terutama dalam era modern di mana nilai, moral, dan etika mungkin terasa terkikis di antara generasi muda, yakni dengan pendidikan, baik pendidikan secara non formal maupun pendidikan secara formal. Tentunya dengan adanya pendidikan, tentunya moral seseorang akan diarahkan sesuai dengan norma dan aturan agar perilaku seseorang tersebut tidak melampaui batas dan orang tersebut mempunyai perilaku yang baik dalam kehidupan bermasyarakat.
Nama: Dinda Kusumawati Subagio
Npm: 2253053016
Kelas: 3G

Pendidikan moral adalah upaya dari orang dewasa dalam membentuk tingkah laku yang baik, yaitu tingkah laku yang sesuai dengan harapan masyarakat yang dilakukan secara sadar. (Daryono, 1998:13) mengemukakan bahwa: “Pendidikan moral adalah merupakan suatu usaha sadar untuk menanamkan nilai-nilai moral pada anak didik sehingga anak bisa bersikap dan bertingkah laku sesuai dengan nilai-nilai moral tersebut”.

Pendidikan harus memuat nilai dan moral sebagai upaya menciptakan siswa yang berakhlak mulia. Nilai dan moral memiliki peranan yang penting karena berfungsi sebagai pengatur tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari, khususnya di lingkungan sekolah. Nilai moral yaitu aturan mengenai sikap dan perilaku manusia sebagai manusia. Nilai ini menyangkut aturan tentang baik buruknya, adil tidaknya tindakan dan perilaku manusia sejauh ia dilihat sebagai manusia.

Tujuan utama pendidikan moral adalah untuk meningkatkan kapasitas berpikir secara moral dan mengambil keputusan moral mengungkapkan bahwa tujuan pendidikan moral ditekankan pada metode pertimbangan moral dan untuk membantu anak- anak untuk mengenal apa yang menjadi dasar untuk menerima suatu nilai. Selain itu tujuan pendidikan moral adalah untuk mengusahakan perkembangan yang optimal bagi setiap individu. Lickona (Koyan, 2000:85) mengemukakan tentang dua tujuan utama pendidikan moral, yaitu kebijakan dan kebaikan. Selain itu sebagai intrakulikuler dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) tujuan pendidikan moral (Daryono, 1998:31) yaitu: meneruskan dan mengembangkan jiwa semangat dan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dan UUD 1945 kepada generasi muda, dengan menekankan ranah sikap dan nilai-nilai yang mendorong semangat, merangsang ilham, dan menyeimbangkan kepribadian peserta didik.

Peserta didik mempunyai peranan penting dalam mempelajari nilai-nilai dan moral yang ada di sekolah, keluarga dan masyarakat. Pertama, mereka perlu sadar akan nilai-nilai mereka dan bagaimana nilai-nilai tersebut mempengaruhi perilaku mereka. Kemudian peserta didik harus aktif mengamati dan merenungkan nilai-nilai dan etika yang diajarkan di sekolah. Mereka dapat rajin mengikuti pelajaran, bertanya, berdiskusi dengan pendidik dan teman sekelas, serta memperdalam pemahaman. Selain itu, peserta didik belajar dari pengalaman di luar sekolah, seperti interaksi dengan keluarga dan masyarakat. Mereka dapat menerapkan nilai-nilai yang dipelajari pada situasi nyata, seperti membantu orang lain, menghormati perbedaan, dan membuat keputusan etis.