Nama : Chalistya Syahla Ilham R
Npm : 2213053262
Kelas : 3G
Prodi : PGSD
Jurnal 1
A. Identitas Jurnal
1. Judul : "REKONSTRUKSI EVALUASI PENDIDIKAN MORAL MENUJU HARMONI SOSIAL"
2. Penulis : Ulil Hidayah
3. Vol/Tahun/No : Vol. 05 No. 01, Januari-Juni 2018
4. Kata kunci : Reconstruction, Evaluation, Moral Education, Social Harmony
Isi jurnal
Fenomena konflik antarkelompok dan keyakinan bahwa kelompok sendirilah yang paling benar menunjukkan kegagalan sistem pendidikan dalam menghasilkan individu yang beretika. Beberapa penilaian menunjukkan bahwa sistem pendidikan nasional masih belum lengkap dan terstruktur, sehingga menghasilkan lulusan dengan kepribadian yang kurang stabil. Oleh karena itu, peran pendidikan sebagai alat perubahan adalah untuk mengubah individu yang tidak beradab menjadi individu yang lebih beradab, serta mengubah perilaku buruk menjadi perilaku yang lebih baik.
1. Tantangan Materi Ajar di Sekolah
Sampai saat ini sekolah belum mampu membentuk secara utuh nilai-nilai moral yang akan menjadi bagian tetap dalam diri siswa, khususnya setelah mereka lulus sekolah. Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) sering dianggap sebagai kunci untuk mengatasi masalah ini. Harapannya adalah bahwa pendidikan akan menciptakan individu yang memiliki nilai-nilai baik yang tidak hanya dipahami, tetapi juga diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran harus mempersiapkan siswa untuk berinteraksi dengan masyarakat, mengembangkan sikap demokratis, dan meningkatkan produktivitas pembelajaran.
2. Persiapan, Pelaksanaan, dan Evaluasi PAI dan PKn di Sekolah
Dalam perencanaan pembelajaran, standar kompetensi lulusan (SKL) adalah landasan yang harus diikuti sesuai dengan Permendikbud No. 54 Tahun 2013. Proses pembelajaran harus dinamis dan tidak sekedar menghasilkan siswa yang patuh dan tidak kreatif. Dalam pelaksanaannya digunakan pendekatan saintifik yang menekankan pada observasi, tanya jawab, eksperimen, refleksi dan komunikasi. Guru tidak hanya harus memiliki pengetahuan yang mendalam tetapi juga harus menjadi teladan moral bagi siswa melalui kurikulum tersembunyi. Penilaian memegang peranan penting dalam mengukur keberhasilan siswa.
3. Mengevaluasi Rekonstruksi Pendidikan Moral
Pembelajaran pendidikan Islam dan pendidikan kewarganegaraan harus ditata ulang agar mempunyai dampak jangka panjang dan langgeng bagi peserta didik. Diantaranya:
a) Guru harus mempunyai kapasitas dan kemampuan untuk mengintegrasikan materi etika ke dalam kehidupan siswa sehari-hari.
b) Siswa harus dihadapkan pada permasalahan nyata untuk mencari sebab dan penyelesaiannya.
c) Evaluasi bukan sekadar formalitas belaka.
d) Pendidikan multikultural harus diintegrasikan ke dalam kurikulum sekolah.
e) Penilaian harian bukan satu-satunya ukuran keberhasilan akademik siswa.
4. Hasil pendidikan yang diinginkan untuk masyarakat ideal
Pendidikan moral bertujuan untuk melatih individu yang berakhlak mulia. Pengintegrasian PAI dan PKn dapat menghasilkan peserta didik dengan ciri-ciri seperti:
1) Taat beragama dan tidak mudah terprovokasi.
2) Mengikuti teladan Nabi Muhammad SAW.
3) Menghargai kejujuran, disiplin, tanggung jawab, kebaikan, kesantunan, dan kepercayaan dalam pergaulan.
4) Menghargai perbedaan dalam lingkungan sosial.
5) Ingin belajar dan berpengetahuan.
6) Keterampilan analitis dan kritis.
7) Pemahaman politik.
8) Nasionalisme dan cinta pada Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Npm : 2213053262
Kelas : 3G
Prodi : PGSD
Jurnal 1
A. Identitas Jurnal
1. Judul : "REKONSTRUKSI EVALUASI PENDIDIKAN MORAL MENUJU HARMONI SOSIAL"
2. Penulis : Ulil Hidayah
3. Vol/Tahun/No : Vol. 05 No. 01, Januari-Juni 2018
4. Kata kunci : Reconstruction, Evaluation, Moral Education, Social Harmony
Isi jurnal
Fenomena konflik antarkelompok dan keyakinan bahwa kelompok sendirilah yang paling benar menunjukkan kegagalan sistem pendidikan dalam menghasilkan individu yang beretika. Beberapa penilaian menunjukkan bahwa sistem pendidikan nasional masih belum lengkap dan terstruktur, sehingga menghasilkan lulusan dengan kepribadian yang kurang stabil. Oleh karena itu, peran pendidikan sebagai alat perubahan adalah untuk mengubah individu yang tidak beradab menjadi individu yang lebih beradab, serta mengubah perilaku buruk menjadi perilaku yang lebih baik.
1. Tantangan Materi Ajar di Sekolah
Sampai saat ini sekolah belum mampu membentuk secara utuh nilai-nilai moral yang akan menjadi bagian tetap dalam diri siswa, khususnya setelah mereka lulus sekolah. Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) sering dianggap sebagai kunci untuk mengatasi masalah ini. Harapannya adalah bahwa pendidikan akan menciptakan individu yang memiliki nilai-nilai baik yang tidak hanya dipahami, tetapi juga diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran harus mempersiapkan siswa untuk berinteraksi dengan masyarakat, mengembangkan sikap demokratis, dan meningkatkan produktivitas pembelajaran.
2. Persiapan, Pelaksanaan, dan Evaluasi PAI dan PKn di Sekolah
Dalam perencanaan pembelajaran, standar kompetensi lulusan (SKL) adalah landasan yang harus diikuti sesuai dengan Permendikbud No. 54 Tahun 2013. Proses pembelajaran harus dinamis dan tidak sekedar menghasilkan siswa yang patuh dan tidak kreatif. Dalam pelaksanaannya digunakan pendekatan saintifik yang menekankan pada observasi, tanya jawab, eksperimen, refleksi dan komunikasi. Guru tidak hanya harus memiliki pengetahuan yang mendalam tetapi juga harus menjadi teladan moral bagi siswa melalui kurikulum tersembunyi. Penilaian memegang peranan penting dalam mengukur keberhasilan siswa.
3. Mengevaluasi Rekonstruksi Pendidikan Moral
Pembelajaran pendidikan Islam dan pendidikan kewarganegaraan harus ditata ulang agar mempunyai dampak jangka panjang dan langgeng bagi peserta didik. Diantaranya:
a) Guru harus mempunyai kapasitas dan kemampuan untuk mengintegrasikan materi etika ke dalam kehidupan siswa sehari-hari.
b) Siswa harus dihadapkan pada permasalahan nyata untuk mencari sebab dan penyelesaiannya.
c) Evaluasi bukan sekadar formalitas belaka.
d) Pendidikan multikultural harus diintegrasikan ke dalam kurikulum sekolah.
e) Penilaian harian bukan satu-satunya ukuran keberhasilan akademik siswa.
4. Hasil pendidikan yang diinginkan untuk masyarakat ideal
Pendidikan moral bertujuan untuk melatih individu yang berakhlak mulia. Pengintegrasian PAI dan PKn dapat menghasilkan peserta didik dengan ciri-ciri seperti:
1) Taat beragama dan tidak mudah terprovokasi.
2) Mengikuti teladan Nabi Muhammad SAW.
3) Menghargai kejujuran, disiplin, tanggung jawab, kebaikan, kesantunan, dan kepercayaan dalam pergaulan.
4) Menghargai perbedaan dalam lingkungan sosial.
5) Ingin belajar dan berpengetahuan.
6) Keterampilan analitis dan kritis.
7) Pemahaman politik.
8) Nasionalisme dan cinta pada Negara Kesatuan Republik Indonesia.