Posts made by Chalistya Syahla Ilham Radinda 2213053262

Nama : Chalistya Syahla Ilham Radinda
NPM : 2213053262
Kelas : 3G

Tanggapan saya mengenai perbedaan kriteria Hardskill dan Softkill, dapat dilihat bahwa hardskill memiliki pengetahuan dan keterampilan yang spesifik yang dapat diukur secara konkret dan terkait. Kemudian dapat dipelajari dan lebih terukur, contohnya programming dan mampu berbahasa asing. Sehingga bisa dibuktikan dengan ijazah, sertifikat, atau penghargaan.
Sedangkan, Softkill memiliki kualitas pribadi seseorang yang bersifat subjektif sehingga lebih sulit untuk diukur secara kuantitatif dan sulit dibuktikan karena terkait dengan karakteristik setiap individu. Contoh softskill termasuk kemampuan berkomunikasi dengan baik, bekerja sama dalam tim, menyelesaikan konflik, dan memiliki kecerdasan emosional.
Nama : Chalistya Syahla Ilham R
Npm : 2213053262
Kelas : 3G

Analisis Jurnal 2
A. Identitas Jurnal
1. Judul : "PROSES PENDIDIKAN NILAI MORAL DI LINGKUNGAN KELUARGA SEBAGAI UPAYA MENGATASI KENAKALAN REMAJA"
2. Penulis : Fahrudin
3. No/Tahun/Vol : Vol. 12 No. 1 - 2014
4. Kata kunci : Pendidikan nilai, kenakalan remaha, pendidikan keluarga


Dalam jurnal tersebut peran keluarga merupakan lingkungan pertama bagi setiap individu di mana ia berinteraksi. Karena anak untuk pertama kalinya mengenal pendidikan di lingkungan keluarga, sebelum mengenal masyarakat yang lebih luas. Orang tua memegang peranan yang sangat penting dalam mendidik anak-anaknya, Baik buruknya anak anak di masa yang akan datang banyak ditentukan oleh pendidikan dan bimbingan orang tuanya. Peranan Moral sangat penting bagi anak-anak, masyarakat, bangsa dan ummat. Kalau moral rusak, ketenteraman dan kehormatan bangsa itu akan hilang. Oleh karena itu, untuk memelihara kelangsungan hidup sebagai bangsa yang terhormat, maka perlu sekali memperhatikan pendidikan moral, baik dalam keluarga, sekolah maupun masyarakat.

Kemudian, Banyak sekali faktor penyebab terjadinya kenakalan pada anak-anak yang dapat menyeret mereka pada dekadensi moral. Menurut Zakiyah Darajat (1971: 45-46), di antara faktor-faktor kemerosotan moral tersebut, yang terpenting adalah:
1. Kurang tertanamnya nilai-nilai keimanan pada anak-anak.
2. Lingkungan masyarakat yang kurang sehat.
3. Pendidikan moral tidak terlaksana menurut mestinya, baik di rumah tangga, sekolah maupun masyarakat.
4. Suasana rumah tangga yang kurang baik.
5. Diperkenalkannya secara populer obat-obat terlarang dan alat-alat anti hamil.
6. Banyaknya tulisan-tulisan, gambar-gambar, siaran-siaran, keseniankesenian yang tidak mengindahkan dasar-dasar dan tuntunan moral.
7. Kurang adanya bimbingan untuk mengisi waktu luang (leisure time) dengan
8. Tidak ada atau kurangnya markas-markas bimbingan dan penyuluhan bagi
9. Pengaruh westernisasi, yaitu berupa yahudinisasi dan kristenisasi.

Bersamaan dengan itu, sebagai upaya untuk mengatasi kenalakan remaja, anak-anak juga dibimbing mengenai nilai-nilai moral, seperti cara bertutur kata yang baik, berpakaian yang baik, bergaul dengan baik, dan lain-lainnya. Kepada anak-anak juga ditanamkan sifat-sifat yang baik, seperti nilainilai kejujuran, keadilan, hidup serderhana, sabar dan lain-lainnya. Selain itu, agar anak-anak memiliki nilai-nilai moral yang baik, juga di dalam keluarga, khususnya antara ibu dan bapak harus menjaga harmonisasi hubungan antara keduanya dan harus menjadi suri tauladan bagi anak-anaknya.
Nama : Chalistya Syahla Ilham R
Npm : 2213053262
Kelas : 3G

Analisis Jurnal 1
A. Identitas Jurnal
1. Judul : "PENDIDIKAN MORAL DI SEKOLAH"
2. Penulis : Rukiyati (rukiyati@uny.ac.id)
3. No/Tahun : Th. XVII, No. 1. Maret 2017
4. Kata kunci : tujuan pendidikan, nilai moral, sekolah, komprehensif

Isi jurnal

A. Pendidik Moral di Sekolah
Guru yang baik tentu saja sangat strategis untuk terbentuknya moral siswa yang baik pula. Sebagaimana dinyatakan oleh Henry Giroux (1988: xxxiv) sekolah berfungsi sebagai ruang publik yang demokratis. Peserta didik belajar wacana tentang organisasi umum dan tanggung jawab sosial. Dalam konteks inilah, guru berfungsi untuk mewujudkan peserta didik agar menjadi warga negara yang aktif dalam masyarakat yang demokratis. Oleh karena guru adalah ujung tombak untuk mewujudkan moral yang baik dalam diri peserta didik, maka guru terlebih dahulu harus bermoral baik pula. Dengan demikian, pendidikan moral yang dilaksanakan oleh guru akan lebih mudah diterima dan diteladani oleh para peserta didiknya.

B. Materi Pendidikan Moral
Pada intinya materi pendidikan moral mencakup ajaran dan pengalaman belajar untuk menjadi orang bermoral dalam kaitan dengan diri sendiri, moral terhadap sesama manusia dan alam semesta serta moral terhadap Tuhan Yang Maha Esa (Zuriah, 2010).

C. Metode Pendidikan Moral
Kirschenbaum (1995: 31) mengusulkan 100 cara atau metode pendidikan moral, yang dipayungi dalam lima kategori besar metode pendidikan moral yaitu penanaman (inkulkasi) nilai-nilai dan moralitas, modeling nilainilai dan moralitas, fasilitasi nilai-nilai dan moralitas, kecakapan untuk mengembangkan nilai dan melek moral, pelaksanaan program pendidikan nilai di sekolah.
Maka, ada metode lain yang lebih sesuai yaitu inkulkasi atau penanaman nilai :
a. Inkulkasi nilai
b. Metode keteladanan
c. Metode klarifikasi nilai
d. Metode fasilitasi nilai
e. Metode keterampilan nilai moral

D. Evaluasi Pendidikan Moral
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui ketercapaian tujuan. Tujuan pendidikan nilai meliputi tiga kawasan, yakni penalaran nilai/moral, perasaan nilai/moral dan perilaku nilai/moral. Maka, evaluasi pendidikan nilai juga mencakup tiga ranah tersebut. berupa evaluasi penalaran moral, evaluasi karakteristik afektif, dan evaluasi perilaku (Darmiyati, 2009: 51). Evaluasi pendidikan moral sebenarnya yang terakhir dan sangat penting adalah perilaku. Perilaku moral sangat sulit untuk dievaluasi. Perilaku moral hanya mungkin dievaluasi secara akurat dengan melakukan observasi (pengamatan) dalam jangka waktu yang relatif lama dan secara terus-menerus.
Nama : Chalistya Syahla Ilham Radinda
NPM : 2213053262
Kelas : 3G

Analisis Video
"Pendidikan Moral di Sekolah Dasar"

Dalam video "Pendidikan Moral di Sekolah Dasar," dibahas mengenai pentingnya pendidikan moral di tingkat sekolah dasar. dalam hal itu juga menguraikan tahap-tahap perkembangan moral pada anak, dari usia bayi hingga dewasa, serta implikasi perkembangan pribadi dan sosial dalam konteks pendidikan moral di sekolah dasar. Dividio juga mengidentifikasi masalah yang mungkin timbul dalam perkembangan moral anak, seperti kehilangan kejujuran, kurangnya rasa tanggung jawab, kurangnya disiplin, kesulitan berkerjasama, dan perilaku merampas hak orang lain. Oleh karena itu, Solusi untuk mengatasi masalah-masalah tersebut disampaikan, termasuk mengajarkan kejujuran, memupuk rasa tanggung jawab, menegakkan disiplin, meningkatkan kerjasama, dan mengajarkan penghargaan terhadap hak orang lain. Secara keseluruhan, pendidikan moral memiliki peran penting dalam membentuk perkembangan anak di sekolah dasar, dengan pendidik dan orang tua memiliki tanggung jawab dalam membentuk nilai-nilai moral anak-anak.

Nama : Chalistya Syahla Ilham Radinda

NPM : 2213053262

Kelas : 3G

Analisis Video

Video yang berjudul "Pendidikan Moral Tanggungjawab Diri Dalam Keluarga"

Menggambarkan pembelajaran tentang nilai moral di kelas XI. Dalam video ini, guru membahas topik tentang tanggung jawab dalam keluarga, termasuk hal-hal seperti mendengarkan nasihat orang tua, membantu ibu dengan tugas rumah tangga, menjaga keselamatan keluarga, dan berkontribusi pada hubungan harmonis dalam keluarga. Dalam video tersebut, pesan yang disampaikan adalah bahwa anak-anak harus memahami pentingnya melaksanakan tanggung jawab terhadap keluarga. Ini termasuk mendengarkan orang tua, membantu dalam pekerjaan rumah tangga, menjaga keamanan keluarga, dan berkomitmen pada kesuksesan akademis. Melaksanakan tanggung jawab ini akan membawa rasa kebahagiaan dan kepuasan bagi peserta didik, serta mendapatkan kasih sayang dari orang tua.

Dengan demikian, memberikan pesan yang positif tentang pentingnya tanggung jawab dalam keluarga dan bagaimana menjaga keharmonisan dan keselamatan keluarga.