Posts made by Asty Yulia Pratiwi 2213053255

Nama : Asty Yulia Pratiwi
NPM : 2213053255

Instrumen Penilaian Pengembangan Nilai Agama dan Moral Anak Usia Dini

Instrumen penilaian merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data sebagai bahan pengelolaan informasi yang bertujuan untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik dengan beragam cara serta berbagai alat penilaian belajar peserta didik.

Manfaat penilaian yaitu :
Bagi anak
1. Untuk mengukur perkembangan setiap anak mengenai kesehatan.
2. Perkembangan anak lebih optimal.
3. Anak mendapatkan stimulasi perkembangannya.
4. Anak mendapatkan dukungan yang sesuai dengan pertumbuhannya

Bagi orang tua
1. Memperoleh informasi tentang perkembangan dan minat anak.
2. Memudahkan orang tua memberikan stimulasi.
3. Membuat keputusan bersama untuk memenuhi kebutuhan anak.

Bagi guru
1. Untuk mengetahui perkembangan sikap anak.
2. Memperoleh informasi tentang hambatan perkembangan anak.
3. Mengetahui kesesuaian stimulasi terhadap perkembangan anak.
4. Memberikan dukungan pada setiap anak.
5. Memiliki data dan informasi tentang perkembangan anak untuk membuat RPP selanjutnya

Prinsip-prinsip penilaian yaitu :
1. Mendidik
2. Berkesinambungan
3. Objektif
4. Akuntabel
5. Transparan
6. Sistematis
7. Menyeluruh
8. Bermakna

Teknik dan Lingkup Penilaian
Teknik penilaian berupa tingkat pencapaian perkembangan anak serta instrumen yang dapat dijadikan pedoman penilaian perkembangan anak yang terdiri dari instrumen penilaian proses, catatan anekdot, rubrik dan instrumen, penilaian hasil kemampuan anak.

Mekanisme Penilaian
1. Menyusun teknik, instrumen penilaian serta menetapkan indikator capaian perkembangan anak.
2. Melakukan proses penilaian sesuai dengan tahap, teknik, dan instrumen penilaian.
3. Mendokumentasikan penilaian proses serta hasil belajar anak secara akuntabel dan transparan.
4. Melaporkan pencapaian perkembangan anak pada orang tua.

Teknik Penilaian meliputi :
1. BB (belum berkembang) harus dibantu dan dicontohkan.
2. MB (mulai berkembang) harus diingatkan ketika melakukan kegiatan.
3. BSH (berkembang sesuai harapan) dapat melakukan kegiatan secara konsisten dan mandiri.
4. BSB (berkembang sangat baik) dapat melakukan kegiatan secara mandiri dan dapat membantu temannya yang belum mengerti.

Bentuk penilaian pada layanan PAUD yaitu :
1. Penilaian harian
2. Penilaian mingguan
3. Penilaian bulanan
4. Penilaian semester
5. Portofolio anak
6. Dokumen lain yang diperlukan satuan PAUD.
Nama : Asty Yulia Pratiwi
NPM : 2213053255

ETIKA, NILAI DAN MORAL

Etika, Nilai dan Moral saling berkaitan karena seluruhnya berusaha mengarahkan manusia agar memiliki pola pikir, sikap dan perilaku yang baik dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Etika adalah cara manusia memperlakukan sesama dan menjalani kehidupan dengan baik sesuai dengan aturan yang berlaku di masyarakat. Contohnya yaitu mengucapkan salam ketika bertamu atau memasuki rumah, izin kepada orang tua ketika hendak pergi, serta membuang sampah pada tempatnya.

Etika dan Moral memiliki pengertian yang hampir sama serta berkaitan, keduanya mengandung nilai dan norma untuk mengatur tingkah laku manusia yang mengacu pada kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat.

Nilai adalah sesuatu yang memberi makna hidup yang dijunjung tinggi dan menjiwai perilaku seseorang.
Nilai juga dapat disebut sebagai penghargaan, penghormatan, kualitas terhadap sesuatu, dapat bermanfaat, menyenangkan, memuaskan, menarik, serta sebagai sistem keyakinan.

Sifat dan jenis nilai.
1. Bersifat relatif (bergantung pada tempat dan waktu)
2. Lebih bersifat subjektif (nilai berbeda-beda bagi setiap orang)

Moral adalah sesuatu yang mendorong manusia untuk berbuat baik sebagai kewajiban dan keharusan, serta sarana yang digunakan untuk mengukur benar atau tidaknya sikap dan tindakan manusia. Moral merupakan kepekaan dalam pikiran.

Manfaat mempelajari moral yaitu :
1. Dapat menjunjung tinggi dan menghargai nilai-nilai kemanusiaan.
2. Toleran, etis, santun dalam sikap dan bertindak.
3. Dapat menilai kemampuan dari orang lain.
4. Bertanggung jawab terhadap bidang yang di ampu.
5. Meningkatkan profesionalitas.
Nama : Asty Yulia Pratiwi
NPM : 2213053255
Kelas : 3H

Analisis Jurnal 2
Nama jurnal : Jurnal JIPSINDO
Penulis : Enung Hasanah
Nomor : 2
Volume : 6
Tahun Terbit : 2019
Judul Jurnal : PERKEMBANGAN MORAL SISWA SEKOLAH DASAR BERDASARKAN TEORI KOHLBERG

Teori Kohlberg mengenai perkembangan moral secara formal disebut cognitive-dvelopmental theory of moralization, yang berakal dari karya Piaget. Asumsi utama Piaget adalah bahwa kognisi (pikiran) dan afek (perasaan) berkembang secara paralel dan keputusan moral merupakan proses perkembangan kognisi secara alami. Sebaliknya, banyah ahli psikologi pada masa itu beranggapan bahwa pikiran moral lebih merupakan proses psikologi dan sosial. Dalam mengembangkan teorinya, Kohlberg tidak memusatkan perhatian pada tingkah laku moral, artinya apa yang dilakukan oleh seorang indivdu tidak menjadi pusat pengamatannya untuk menemukan tahap kepatutan moral seseorang, Kohlberg telah menyusun instrumen penelitian guna menggolongkan proses penalaran orang tersebut dalam mengatasi dilema moral. Seseorang akan dihadapkan pada dilema moral supaya muncul minatnya, lalu ditanya secara langsung bagaimana solusinya terhadap dilema tersebut dan mengapa dia mengambil keputusan seperti itu (Zuchdi, 2010: 11-13).

Teori (Kohlberg; L., Hersh, R.H. 1977) tentang Perkembangan Moral dibagi menjadi 3 level, yang masing-masing level dibagi menjadi beberapa tahap sebagai berikut: Level 1. Moralitas Pra-konvensional
Tahap 1 - Ketaatan dan Hukuman. Tahap ini merupakan tahap awal perkembangan moral terutama terjadi pada anak-anak kecil, tetapi orang dewasa juga mampu mengekspresikan jenis penalaran ini. Pada tahap ini, anak-anak melihat aturan sebagai hal yang tetap dan absolut. Mematuhi aturan itu penting karena merupakan sarana untuk menghindari hukuman.
Tahap 2 - Individualisme dan Pertukaran. Pada tahap perkembangan moral ini, anak-anak menjelaskan sudut pandang individu dan menilai tindakan berdasarkan bagaimana mereka melayani kebutuhan individu. Dalam dilema Heinz, anak-anak berpendapat bahwa tindakan terbaik adalah pilihan yang paling baik memenuhi kebutuhan Heinz. Timbal balik adalah mungkin, tetapi hanya jika melayani kepentingan diri sendiri.

Level 2. Moralitas Konvensional
Tahap 3 - Hubungan Interpersonal. Seringkali disebut sebagai orientasi "good boy-good girl", tahap perkembangan moral ini difokuskan pada memenuhi harapan
dan peran sosial. Ada penekanan pada konformitas, bersikap "baik," dan mempertimbangkan bagaimana pilihan memengaruhi hubungan.
Tahap 4 - Menjaga Ketertiban Sosial. Pada tahap ini, perkembangan moral seseorang mulai menganggap masyarakat secara keseluruhan ketika membuat penilaian. Fokusnya adalah menjaga hukum dan ketertiban dengan mengikuti aturan, melakukan tugas seseorang dan menghormati otoritas.

Level 3. Moralitas Pasca-konvensional.
Tahap 5 - Kontrak Sosial dan Hak Perorangan. Pada tahap ini, orang mulai memperhitungkan perbedaan nilai, pendapat, dan kepercayaan orang lain. Aturan hukum penting untuk mempertahankan masyarakat, tetapi anggota masyarakat wajib menyetujui standar-standar ini.;
Tahap 6 - Prinsip Universal. Tingkat penalaran moral terakhir Kolhberg didasarkan pada prinsip-prinsip etika universal dan penalaran abstrak. Pada tahap ini, orang mengikuti prinsip-prinsip keadilan yang diinternalisasi ini, bahkan apabila mereka bertentangan dengan hukum dan peraturan.

Kesimpulan berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan teori perkembangan moral Kohlberg, anak-anak usia 11-12 tahun memang masih berada pada tahap pra konvensional tahap ½ yang dominan diikuti tahap 2 dan 2/3, yang cenderung ingin melakukan sesuatu karena takut dihukum. Dalam hasil penelitian sederhana ini, responden yang berusia 11-12 tahun cenderung baru memasuki tingkat 1 tahap 1, meskipun pada kasus tertentu mungkin saja ada pengecualian yaitu pada usia 11-12 bisa saja berada pada tingkat perkembangan moral yang lebih rendah atau yang lebih tinggi.