Posts made by Asty Yulia Pratiwi 2213053255

Nama: Asty Yulia Pratiwi
NPM : 2213053255

Analisis video 2

KEKERASAN DI LINGKUNGAN SEKOLAH

Dalam video tersebut terdapat beberapa kasus tentang kekerasan anak di lingkungan sekolah hingga meninggal dunia. Berikut merupakan beberapa kasus kekerasan yang terjadi di lingkungan sekolah :
1. Tahun 2015 siswa kelas 2 SD Kebayoran Lama yang meninggal dunia akibat berkelahi dengan temannya karena perkelahian mulut.
2. Tahun 2017 lokasi sukabumi Jawa Barat, siswa kelas 2 meninggal dunia setelah berkelahi di halaman sekolah, diduga sebab dirundung dan dilempari minuman beku.
3. Tahun 2017 lokasi di SD N Kab. Bandung, terjadi duel antar siswa kelas 5 SD saat perlombaan senam hari guru, diduga sebab pelaku terganggu korban yang menyalakan motor bising.
Dalam kasus-kasus demikian hak anak untuk mendapatkan pengawasan telah terabaikan. Anak yang menganiaya temannya tersebut belum cukup umur untuk dilakukan tindak pidana karena masih berusia sangat muda. Disini kewajiban orang tua juga sangat diperlukan untuk menjaga anaknya agar selalu aman dan mendapatkan haknya untuk hidup dengan nyaman.
Nama: Asty Yulia Pratiwi
NPM: 2213053255

Analisis video 1

THE TROLLEY PROBLEM

Dalam video tersebut memberikan sebuah pertanyaan yang berkaitan dengan persoalan dilematis tentang moralitas untuk mencari nilai moral manakah yang lebih baik.
Pada tahun 1967 Philippa Foot adalah seorang ilmuwan yang membuat eksperimen yang disebut dengan Trolley Problem mengenai eksperimen untuk memahami konteks moral dalam segala situasi atau kondisi misalnya perang, aborsi, penyiksaan, drone dan eutanasia. Teori trolley problem adalah suatu kondisi seandainya kita tidak memiliki pilihan lain selain memilih menabrak 5 orang yang berada tepat didepannya atau membelokkan stir kemudi kereta dan menabrak 1 orang. pilihannya antara Ya atau Tidak, kebanyakan orang akan memilih untuk mengorbankan yang lebih sedikit, atau memilih untuk tidak ikut campur (dalam hal ini tidak mau mendorong orang dengan ukuran tubuh besar dari atas jembatan). Apakah mengorbankan sedikit untuk yang lebih banyak adalah pilihan yang baik? Apakah hanya karena kita merasa tidak dilakukan oleh tangan kita sendiri lantas kita boleh menyetujuinya atau membiarkan itu terjadi? Studi ini kemudian berkembang dengan sangat pesat setelah adanya perkembangan AI (Artificial Intellegence) machine learning yang mana mesin tersebut akan memiliki kontrol dalam mengambil keputusan manakah yang lebih bermoral dalam suatu kondisi yang terjadi. The trolley problem membuat kita berpikir tentang konsekuensi dari sebuah pilihan. Dalam video tersebut terdapat kesimpulan bahwa moralitas sering dijadikan alat pembenaran saat diri kita merasa berada dalam posisi yang diuntungkan atau memiliki kepentingan. Moralitas dalam kenyataannya adalah soal egoisme manusia dengan segala kepentingan dirinya sendiri ataupun kepentingan kelompoknya sendiri.
Nama : Asty Yulia Pratiwi
NPM : 2213053255
Kelas : 3H

Analisis Jurnal 2
Membina Nilai Moral Sosial Budaya Indonesia di Kalangan Remaja

Membangun Hubungan Interpersonal Antar Bangsa
Kisah dari seorang wanita yang memberikan segelas susu kepada seorang yang akhirnya menjadi dokter, dapat digunakan sebagai contoh suri tauladan dalam kehidupan sehari-hari, yang menunjukkan hubungan antara sesama, antara orang-orang yang pernah bertetangga, yang berbasis nilai moral yang berbentuk saling menghargai dan saling mempercayai, saling menolong dengan tulus, untuk menciptakan kehidupan berbangsa Indonesia yang sejahtera. Alangkah indahnya hubungan antara sesama yang terkandung dalam kisah tersebut, andaikan dapat diwujudkan dalam kehidupan masyarakat Indonesia.Namun, realitanya masyarakat Indonesia saat ini belum berjalan optimal, misalnya dalam hal pemerataan pendidikan, kemiskinan yang merata, jumlah pengangguran yang terus meningkat, perampokan dan pemerkosaan yang merajalela, serta banyak lagi lainnya.

Pendidikan Generasi Muda Yang Memiliki Jati Diri Indonesia Yang Berkadar Modern
Pembinaan generasi muda (SDM) melalui pendidikan berbeda dari zaman ke zaman, intinya dalam membina kepribadian, sebagai upaya membentuk jati diri remaja tidak bisa lepas dari filsafat hidup atau pandangan hidup seseorang ,masyarakat atau bangsa dimana mereka menjalani kehidupan. Jati diri generasi muda dapat dibentuk oleh tradisi kehidupan masyarakat atau oleh usaha yang terprogram, direncanakan dengan baik, dan sistematis/modern (Jalaluddin, dan Abdullah Idi, 2007, 184-185). Namun demikian sesederhana apapun pembentukan jati diri generasi muda tidak bisa dilepaskan dari peran pendidikan.

Diperlukan Pendidik Dalam Arti Seluas-luasnya (Orang Tua, Guru, Dosen, Tokoh Masayarakat Formal/Non Formal)
Tokoh pendidikan nasional mengatakan bahwa terdapat tiga pusat pendidikan yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Saat di keluarga dididik oleh orangtua, saat di sekolah dididik oleh guru, dan saat di masyarakat dididik oleh tokoh-tokoh dan instruktur. Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan dalam arti luas sangat berperan dalam upaya memanusiakan manusia yang memiliki jatidiri yang khas dimiliki oleh seorang individu.

Penciptaan Suasana Yang Kondusif Aktif, Efektif, Komunikatif Penuh Nilai Kreatif Dan Bertanggung Jawab
Menciptakan suasana pendidikan yang kondusif dimaksudkan, bahwa perlu dibangun interaksi timbal balik dua arah yang akan melahirkan masukan dan hasil. Hal ini dilakukan agar tujuan yang diinginkan tercapai. Kebersamaan dapat diartikan bahwa manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa orang lain.

Peranan Strategis Pendidikan Agama dalam Pembentukan Perilaku Peserta Didik dalam ke Kondisi Masyarakat yang Pluralistis
Dengan landasan agama yang diperoleh dari didikan keluarga, sekolah dan masyarakat maka kepribadian peserta didik akan terbangun dengan nilai-nilai moral yang tercantum dalam nilai-nilai Pancasila.

Faktor-faktor Personal yang Mempengaruhi Tindakan Manusia
Dua macam pembentukan perilaku manusia yaitu faktor psikologis (dari dalam individu) dan faktor sosial (dari luar individu).
Faktor personal yang mempengaruhi perilaku manusia antara lain:
1. Aspek Biologis
2. Aspek Sosiopsikologis
3. Motif Sosiogenesis
4. Konsepsi Manusia dalam Psikoanalisis
5. Teori Behaviorisme

Menginternalisasikan Nilai Pancasila, Membina Jatidiri
Jatidiri berarti menjadi diri sendiri yang berakhlakul Karimah, beretos kerja tinggi dan cerdas menghadapi hari ini, yang akan datang baik di lingkungan keluarga, lokal, regional dan dunia.
Nama : Asty Yulia Pratiwi
NPM : 2213053255

Analisis Jurnal 1
PENERAPAN NILAI MORAL PANCASILA DALAM MEWUJUDKAN GENERASI ANTI KORUPSI DI SD NEGERI OSILOA KUPANG TENGAH!

Pendidikan moral Pancasila adalah pendidikan yang berupaya mengembangkan nilai-nilai terkandung dalam Pancasila. Pengajarannya berfokus pada apresiasi dan pengalaman butir-butir Pancasila (36 butir Pancasila) sebagaimana tertuang dalam Ketetapan MPR RI Nomor II/MPR/1978 tentang Pedoman penghayatan dan pengalaman Pancasila atau Eka Prasetya Pancarya. Butir Pancasila adalah pedoman sejati dan bentuk pengalaman yang jelas Pancasila contohnya yaitu:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa. Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradap. Mengakui persamaan derajat, hak dan kewajiban anatar sesama manusia.
3. Persatuan Indonesia. Rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Selalu bermusyawarah dalam menyelesaikan masalah.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia . Selalu bersikap adil terhadap sesama.
Seseorang yang mengikuti peraturan, ketentuan, dan norma yang berlaku di masyarakatnya dianggap patuh dan bertindak benar secara moral. Jika tidak maka orang tersebut dianggap tidak bermoral.
Penerapan Nilai Moral Pancasila harus dilakukan sejak anak berusia dini. Penerapan nilai morsl Pancasila bertujuan untuk menerapkan nilai-nilai moral sejak dini dengan melahirkan generasi antikorupsi di SD Negeri Osiloa Kupang Tengah, tujuannya adalah untuk membina dan membekali mereka diri mereka sebagai generasi emas yang berjiwa Pancasila yang baik untuk menghadapi perubahan, mengembangkan pendidikan nasional dengan pendidikan moral Pancasila sebagai ruh utamanya, menyelenggarakan pendidikan bagi peserta didik dengan dukungan partisipasi masyarakat yang dicapai melalui jalur pendidikan formal, nonformal, dan informal, merevitalisasi dan meningkatkan potensi pendidik dan tenaga pendidik, lingkungan pendidikan, peserta didik, masyarakat dan keluarga. Sosialisasi hingga Penerapan Nilai Moral Pancasila dalam Mewujudkan Generasi Anti Korupsi di SD Negeri Osiloa Kupang dapat disimpulkan bahwa penanaman nilai moral sejak dini dapat mencegah ajakan negatif untuk melakukan tindak pidana korupsi sejak usia muda. Menanamkan nilai-nilai moral Pancasila pada diri siswa dapat membangun dan membekali peserta didik generasi emas untuk membangun budaya anti korupsi sejak dini.
Nama : Asty Yulia Pratiwi
NPM: 2213053255
Kelas : 3H

Tugas analisis video
Nilai-nilai yang harus kita teladani dan kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari yaitu:
1. Sila ketuhanan Yang Maha Esa (Sila pertama yang mengajak kita untuk percaya kepada Tuhan dan melaksanakan perintahnya).
Contoh pengalaman sila pertama yaitu:
- Bersyukur kepada Tuhan.
- Melaksanakan ibadah sesuai dengan agama yang dianut.
- Tidak memaksakan suatu agama kepada orang lain.
- Berdoa sebelum dan sesudah makan.
- Menghormati agama orang lain.

2. Sila kedua Kemanusiaan yang adil dan beradab (Sila kedua yang mengajak kita untuk bersikap saling mencintai sesama manusia)
Contoh pengamalan sila kedua yaitu:
- Membantu korban bencana alam
- Membantu adik belajar
- Tidak berbuat kasar kepada orang lain
- Menolong teman yang kesulitan
- Bersikap sopan kepada orang tua.

3. Sila Persatuan Indonesia (Sila ketiga yang mengajarkan kita untuk cinta terhadap bangsa Indonesia)
Contoh pengamalan sila ketiga yaitu:
- Mengikuti upacara bendera dengan tertib.
- Melestarikan budaya daerah
- Bermain dengan rukun
- Mencintai dan bangga menggunakan barang buatan Indonesia.
- Berteman tidak membeda-bedakan suku dan agama.

4. Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan (Sila keempat mengajarkan kita untuk bermusyawarah dalam menyelesaikan suatu masalah).
Contoh pengamalan sila keempat yaitu:
- Menyampaikan pendapat
- Berdiskusi atau kerja kelompok
- Menerima hasil musyawarah dengan lapang dada
- Saling menghargai pendapat
- Musyawarah dalam pemilihan ketua kelas

5. Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia (Sila kelima yang mengajarkan kita untuk bersikap adil terhadap sesama)
Contoh pengamalan sila kelima yaitu:
- Tidak berbuat curang kepada orang lain
- Menghargai hasil karya orang lain
- Gotong royong membersihkan kelas
- Tidak boros dan rajin menabung
- Melaksanakan hak dan kewajiban secara seimbang

Cara kita meneladani dan menerapkan nilai-nilai Pancasila di era modern yang mulai terkikis berkaitan dengan nilai, moral, etika dilingkungan generasi muda yaitu dengan menumbuhkan sikap cinta tanah air dari dalam diri setiap individu, merasa bangga menjadi bagian dari negara Indonesia. Selain itu, peran guru dan orang tua sangatlah penting sebagai seorang yang mendidik generasi muda yang berkaitan dengan pendidikan nilai, moral dan etika.