Posts made by Aura Fitria Ananda 2213053094

Nama : Aura Fitria Ananda
NPM : 2213053094
Kelas : 3G

IDENTITAS JURNAL

* Nama jurnal : Jurnal Pendidikan Sosiologi dan Humaniora
* Tahun terbit : April, 2010
* Volume : 1
* Nomer : 1
* Judul jurnal : MEMBINA NILAI MORAL SOSIAL BUDAYA INDONESIA DI KALANGAN REMAJA
* Penulis Jurnal : H.Wanto Rivaie
* Kata kunci : Nilai Budaya, Sosial Budaya, Indonesia

ISI JURNAL

Kasih sayang merupakan sifat luhur Tuhan YME. Secara ideal, sifat tersebut seyogyanya melekat pada diri manusia sebagai ciptaan-Nya. Dalam suasana kehidupan dewasa yang banyak tuntutan, tantangan dan masalah, upaya orang tua membina anak dalam keluarga dengan sentuhan kasih sayang untuk menjadi generasi mendatang yang bertanggung jawab dan berakhlaq mulia.
Generasi yang bertanggung jawab dan berakhlaq mulia adalah generasi yang kelak mampu mempertanggungjawabkan perbuatan, tindakan dan perilaku sekecil apapun,harus dapat dipertanggungjawabkan baik terhadap Tuhan, dirinya sendiri dan kepada masyarakat luas.Tanggung jawab dan akhlaq mulia akan dapat diwujudkan manakala, sejak dini kepada generasi muda sudah ditanamkan nilai-nilai keimanan dan disertai kegiatan ibadah dan muamallah yang terus menerus dan konsisten disertai keteladanan orangtua dan para pemimpin/tokoh masyarakat yang ada disekitar kita, masyarakat dan bangsa Indonesia ini, agar kelak tujuan pendidikan yang telah dirumuskan dalam UU Sisdiknas 2003 dapat tercapai dengan baik tanpa upaya tersebut maka pembinanaan generasi muda yang bertanggung jawab dan akhlaq mulia hanya sebagai buah bibir dan isapan jempol belaka.
Nilai-nilai hubungan antar manusia warga bangsa perlu dibangun berdasarkan saling menghargai, saling percaya untuk menciptakan kehidupan yang sejahtera. Nilai-nilai hubungan antar manusia seyogyanya seperti pada soal ini, dan untuk menjawabnya, terkait dengan kedudukan manusia sebagai makhluk Sosial, dan sekaligus sebagai makhluk individual seperti yang dinyatakan Prof Dari sinilah sebenarnya hubungan sosial yang saling menghargai, saling percaya, untuk membangun masyarakat bagsa yang sejahtera harus sudah dimulai dengan baik.Ada contoh kisah yang sangat menarik antara ibu rumah tangga dengan seorang remaja mahasiswa yang bekerja sebagai wiraniaga untuk membiayai kuliahnya.Kemudian akhirnya sang Ibu rumah tangga itupun sembuh dan tentu dengan pikiran yang bertanya-tanya berapa biaya yang harus dikeluarkan ?Kepada sang Ibu pasien itupun, sang dokter remaja mengurus surat administrasi penyelesaian biaya pengobatan ke dalam amplop dan diberikan kepada Ibu pasien, setelah di baca maka isi suratnya berbunyi tulisan" biaya pengobatan ini sudah dibayar beberapa tahun yang lalu dengan segelas susu" yang pernah ibu berikan kepada seorang tetangga remaja.Hal ini akan lebih mudah diwujudkan manakala di antara anggota masyarakat, kelompok masyarakat dan bangsa Indonesia dilandasi nilai moral Pancasila yang sesungguhnya, dimana sila Pertama adalah Ketuhanan Yang maha Esa, dan Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab, dapat dipraktekan dalam interaksi sosial sehari-hari, baik terjadi di lingkungan keluarga (Pendidikan Informal, lingkungan Sekolah (Pendidikan Formal), dan PendidikanKemasyarakatan (Pendidikan non Formal).Ketiga lingkungan pendidikan tersebut perlu didasari interaksi sosial yang saling menghargai, saling percaya dalam mewujudkan kehidupan berbangsa yang sejahtera.Sementara dalam realitas masyarakat Indonesia saat ini hubungan antar manusi yang yang ada belum berjalan optimal, sangat memprihatinkan.Misalnya, kemiskinan semakin meluas, pemerataan pendidikan belum optimal, pengangguran semakin besar jumlahnya,perampokan, pemerkosaan dan sejenisnya belum mendapat penanganan oleh segenap lapisan masyarakat secara bersinergi (pemerintah, swasta, dan masyarakat luas).
Pembinaan generasi muda (SDM) melalui pendidikan berbeda dari zaman ke zaman, intinya dalam membina kepribadian, sebagai upaya membentuk jati diri remaja tidak bisa lepas dari filsafat hidup atau pandangan hidup seseorang,masyarakat atau bangsa dimana mereka menjalani kehidupan.
Penciptaan Suasana Yang Kondusif
Menciptakan suasana pendidikan yang kondusip dimaksudkan, bahwa perlu dibangun interaksi timbal balik dua arah yang akan melahirkan masukan dan hasil. Hal ini dilakukan agar tujuan yang diinginkan tercapai. Komunikasi menunjukan kebersamaan, pertemanan, dan keadilan, berbagi dengan yang lain.Suasana pendidikan yang kondusif perlu didasari komunikasi yang penuh
nilai.
Peranan Strategis Pendidikan Agama dalam Pembentukan Perilaku Peserta Didik dalam Kondisi Masyarakat yang Pluralistis Inti dari cita-cita pluralisme, tidak bisa lepas dari bingkai keluargaan, adalah sebuah masyarakat sipil demokratis, adanya dan ditegakkannya hukum untuk supremasi keadilan, pemerintahan yang bersih dari KKN, terwujudnya keteraturan sosial dan rasa aman dalam masyarakat yang menjamin kelancaran produktifitas warga masyarakat, dan kehidupan ekonomi yang mensejahterakan rakyat Indonesia.
Faktor-Faktor Personal Yang
Mempengaruhi Tindakan Manusia Ada dua macam pendekatan dalam pembentukan prilaku manusia. Kedua pendekatan ini menekankan faktor-faktor psikologis dan faktor-faktor sosial. Atau dengan istilah lain faktor-faktor yang timbul dari dalam individu (faktor personal), dan faktor-faktor berpengaruh yang datang dari luar individu (faktor environmental).
Menginternalisasikan Nilai Pancasila, Membina Jatidiri Berwawasan Nasional
Jatidiri menurut Prof. Nursid. S., (2005, 151) jatidiri berarti jadilah diri sendiri yang berakhlakul karimah, beretos kerja tinggi dan cerdas menghadapi kehidupan hari ini, mendatang mulai dari lingkungan keluarga, masyarakat baik lokal, nasional, regional dan dunia. Upaya internalisasi nilai-nilai Pancasila perlu dilakukan sejak usia dini, yang dimulai dari kelompok primer yaitu lingkungan keluarga, sampai dengan lingkungan yang lebih luas/kelompok sekunder yaitu lingkungan tetangga, teman sebaya (peer group), lembaga pendidikan formal dan pendidikan non formal.
Nama : Aura Fitria Ananda
NPM : 2213053094
Kelas : 3G

Dari video tersebut, Setiap sila terdapat nilai-nilai yang bisa kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari.

1.Sila pertama berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa” yang dilambangkan dengan bintang. Pada sila pertama mengajarkan kita untuk percaya kepada Tuhan dan melaksanakan perintahnya, Contoh pengamalan sila   pertama yaitu bersyukur kepada Tuhan, melaksanakan  ibadah sesuai dengan agama yang dianut, tidak memaksakan suatu agama kepada orang lain, berdoa sebelum dan sesudah makan menghormati   agama orang lain.

2.Sila kedua berbunyi “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab” yang dilambangkan dengan rantai. Pada sila kedua kita diajak untuk  bersikap saling mencintai sesama manusia, beberapa contoh pengamalan sila  kedua yaitu membantu korban bencana alam, membantu Adik belajar, tidak berbuat kasar kepada  orang lain, menolong teman yang kesulitan dan bersikap sopan pada orangtua.

3.Sila ketiga berbunyi   “Persatuan Indonesia” yang dilambangkan  dengan pohon beringin. Pada sila ketiga kita diajak untuk cinta terhadap bangsa Indonesia  atau cinta tanah air contoh pengamalan sila ketiga mengikuti upacara bendera dengan tertib, mencintai dan bangga menggunakan  barang atau produk buatan Indonesia, bermain dengan teman dengan rukun cara  melestarikan budaya daerah dan berteman   dengan tidak membeda-bedakan suku dan  agama.

4.Sila keempat berbunyi “Kerakyatan  yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan  dalam Permusyawaratan Perwakilan” yang dilambangkan dengan kepala banteng. Pada sila keempat kita diajak untuk  bermusyawarah dalam menyelesaikan suatu masalah. Beberapa contoh pengamalan  sila keempat yaitu menyampaikan pendapat berdiskusi atau kerja kelompok, menerima hasil musyawarah  dengan lapang dada, saling menghargai pendapat, musyawarah dalam pemilihan Ketua Kelas.

5.Sila kelima berbunyi “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia” yang dilambangkan dengan padi dan kapas. Pada sila  kelima kita diajak untuk bersikap adil terhadap   sesama. Beberapa contoh pengamalan sila  kelima tidak berbuat curang kepada orang lain, menghargai hasil karya orang lain, tidak boros dan suka menabung, melaksanakan hak dan kewajiban secara  seimbang dan bergotong-royong ketika membersihkan kelas.

Cara agar seseoarang dapat meneladani dan menerapkan nilai nilai tersebut di era modern yang sudah terkikisnya nilai, moral, etika dilingkungan generasi muda yaitu menanamkan pendidikan karakter, menciptakan lingkungan pergaulan yang produktif, perhatian di lingkungan keluarga dan kesadaran dari masing masing individu untuk selalu menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehati-hari.
Nama : Aura Fitria Ananda
NPM : 2213053094
Kelas : 3G

1. apakah pendidikan nilai dan moral perlu di terapkan di sekolah? apa fungsi dan tujuan utama?
Jawab :
Sangat perlu, karena pendidikan nilai dan moral perlu ditanamkan kepada anak sejak usia dini, sebab usia dini merupakan saat yang baik untuk mengembangkan kecerdasan moral anak. Pendidikan nilai dan moral bertujuan untuk membantu peserta didik agar memahami, menjalani, dan mengalami nilai-nilai serta mampu menempatkannya secara integral dalam kehidupan (Hufad & Sauri, 2007)

2. bagaimana yang harus dilakukan peserta didik untuk mempelajari nilai dan moral yang ada di sekolah, keluarga dan masyarakat?
Jawab :
Beberapa hal yang harus dilakukan oleh peserta didik untuk mempelajari nilai dan moral di sekolah, keluarga dan masyarakat yaitu dengan cara peserta didik harus menjalin hubungan dan komunikasi yang baik dengan orang tua, guru, dan juga masyarakat sekitar. Dengan hal tersebut peserta didik dapat menerapkan nilai dan moral dari apa yang dia lihat dari orang-orang sekitarnya.
Peserta didik juga harus bisa menerapkan dan membiasakan untuk saling kerjasama, toleransi, rendah hati, jujur, bertanggung jawab dan suka berbaur dengan lingkungan masyarakat sekitar.

Anak akan menjadi lebih bermoral ketika ia telah mampu menilai situasi yang didahului oleh kemampuannya berperilaku sesuai dengan standar masyarakat atau kelompoknya (Amril, 2006)

3G 2023 Pendidikan nilai dan moral -> Forum 1

by Aura Fitria Ananda 2213053094 -
Nama : Aura Fitria Ananda
NPM : 2213053094
Kelas : 3G

1. Bagaimana pembelajaran pendidikan nilai dan moral diajarkan di sekolah dasar?
Jawab : 
Pembelajaran pendidikan nilai dan moral selain di ajarkan di dalam keluarga, juga di ajarkan di sekolah. Pendidik harus menjadi salah satu contoh yang baik untuk peserta didiknya dan memberi arahan untuk sesama individu agar saling menghargai, bersikap rendah hati, jujur, bertanggung jawab atas setiap perbuatan. Hal tersebut dapat membantu peserta didik untuk menjadi individu yang mempunyai nilai moral yang baik di lingkungan masyarakat.

2. bagaimana pendidikan memberikan pengetahuan mengenai pendidikan nilai dan moral yang diajarakan pada peserta didik?
Jawab :
Ada banyak cara untuk memberikan pengetahuan mengenai pendidikan nilai dan moral kepada peserta didik, beberapa di antaranya adalah sebagai berikut :
Pendidik : Pendidik dan staf sekolah harus menjadi contoh bagi peserta didiknya. Ketika mereka mempraktikkan nilai dan moral yang baik pasti peserta didik akan cenderung mengikuti apa yang mereka lihat.
Kegiatan Diskusi : Setiap kegiatan diskusi pasti terdapat beberapa peserta yang menyampaikan pendapat berbeda-beda, dari hal tersebut peserta didik bisa menerapkan sikap saling menghargai yaitu menerima setiap masukan atau pendapat dari peserta didik lainnya.

3. berikan contoh y=hal yangsering dilakukan oleh peserta didik tentang penerapan pendidikan nilai dan moral?
Jawab : 
Contoh sederhananya yaitu peserta didik harus saling menghargai pendapat antar peserta didik lainnya, menerapkan 5S yaitu senyum, sapa, salam, sopan, santun. Mengucapkan kata “tolong” dan “terimakasih” setiap meminta ataupun menerima bantuan dari orang lain.

3G 2023 Pendidikan nilai dan moral -> Forum 1

by Aura Fitria Ananda 2213053094 -
Nama : Aura Fitria Ananda
NPM : 2213053094
Kelas : 3G

1. jelaskan tentang pendidikan nilai dan moral menurut para ahli?
Jawab :
Para ahli mengemukakan pendapat tentang nilai dan moral dengan pengertian yang berbeda-beda diantaranya sebagai berikut :
1.Jean Piaget
Jean Piaget memandang moral sebagai hasil perkembangan kognitif. Pendidikan nilai dan moral harus disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif anak, sehingga mereka dapat memahami nilai dan norma sosial dengan lebih baik.

2. Immanuel Kant
Kant berpendapat bahwa nilai-nilai moral harus berdasarkan prinsip universal yang dapat diterapkan kepada semua orang. Menurutnya, tindakan yang moral adalah tindakan yang sesuai dengan prinsip “agihkan kepada orang lain apa yang kamu inginkan agar orang lain agihkan kepadamu.”

3. Lawrence Walker
Lawrence Walker menekankan pentingnya pengembangan karakter dan etika dalam pendidikan. Lawrence Walker berpendapat bahwa pendidikan nilai dan moral harus mencakup pembelajaran mengenai nilai-nilai seperti kejujuran, keadilan, serta empati.

4. John Rawls
Rawls berpendapat bahwa nilai-nilai moral harus berdasarkan prinsip keadilan sosial. Menurutnya, tindakan yang moral adalah tindakan yang memperlakukan semua orang dengan adil dan sama.

2. dari pendapat atau teori para ahli jadikan rangkuman terkait pendidikan nilai dan moral?
Jawab :
Dapat disimpulkan, dari berbagai sudut pandang para ahli terkait pendidikan nilai dan moral, hal tersebut bertujuan untuk membentuk karakter yang baik, dan kesadaran moral pada masing-masing individu sehingga dapat bersikap positif kepada masyarakat dan lingkungan sekitar.