གནས་བསྐྱོད་བཟོ་མི་ Aura Fitria Ananda 2213053094

Nama : Aura Fitria Ananda
NPM : 2213053094
Kelas : 3G

A. Identitas Jurnal

judul jurnal : MENANGKAL DEGRADASI MORAL DI ERA DIGITAL BAGI KALANGAN MILLENIAL
penulis : Ahmad Yani Nasution, Moh Jazuli
volume & nomor : Vol. 3, No. 1
tahun : Juli 2020
korespondensi :
1dosen01583@unpam.ac.id
kata kunci : Degradasi Moral, Era Digital Dan Millenial

B. Hasil Analisis

Universitas Pamulang (Unpam) adalah salah satu Perguruan Tinggi Swasta yang secara konsisten menyelenggarakan P3KM. Pelaksanaan P3KM di Universitas Pamulang di bawah kendali Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M). LP2M Universitas Pamulang memegang peranan yang sangat penting dalam mendorong dan mengarahkan kegiatan-kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat sebagai wujud Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Degradasi berarti kemunduran , kemerosotan atau penurunan dari suatu hal. Sedangkan moral adalah akhlak atau budi pekerti menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jika kita interpretasikan keduanya maka degradasi moral merupakan suatu fenomena adanya kemerosotan atas budi pekerti seseorang maupun sekelompok orang sesuai dalam konteks Bangsa Indonesia. Adapun kalangan millennial saat ini akrab terdengar dan dapat diartikan secara sederhana sebagai orang-orang yang memiliki interaksi kuat terhadap sosial media melalui gawai seperti PC, HP, tablet, dan benda-benda digital.
Banyak diantara kalangan millennial yang telah menunjukkan degradasi moral seperti minimnya sopan santun (cara berbicara dan berpakaian), kenakalan remaja (sex bebas dan konsumsi obat-obat terlarang), jauh dari nilai-nilai agama. Adanya fenomena tersebut melatarbelakangi para dosen agama islam Universitas Pamulang untuk memberikan materi pelatihan melalui persentasi dan diskusi dikalangan siswa-siswi Mts Insan Madani. Bagaimanapun juga siswa-siswi adalah anak- atau generasi penerus bangsa yang akan menghadapi tantangan dari fenomena tersebut.
Tujuan dari PKM ini adalah memberikan pemahaman terkait degradasi moral di kalangan millennial, memberikan pemahaman terkait upaya dalam menangkal degradasi moral di era digital. Manfaat dari kegiatan PKM ini adalah peserta didik mendapatkan materi dan termotivasi untuk menangkal terjadinya degradasi moral yang menjadi tantangan di kalangan millennial di era digital.
Nama : Aura Fitria Ananda
NPM : 2213053094
Kelas : 3G

A. Identitas Jurnal
nama jurnal : Jurnal pedagogik
judul jurnal : REKONSTRUKSI EVALUASI PENDIDIKAN MORAL MENUJU HARMONI SOSIAL
tahun : Januari-Juni 2018
volume dan nomor : Vol. 05 No. 01
penulis : Ulil Hidayah
korespondensi : Permata_ulya@yahoo.co.id
kata kunci : Reconstruction, Evaluation, Moral Education, Social Harmony

B. Hasil Analisis

Secara umum sistem Pendidikan Nasional memiliki peranan yang signifikan terhadap dinamika perjalanan bangsa Indonesia (Baharun, 2017a). Potret pendidikan Islam dewasa ini melahirkan dua sudut pandang yang berbeda (Fauzi, 2018), yaitu; a) pendidikan Islam tidak lagi dimonopoli oleh kelompok liberalis dan fundamentalis, melainkan telah diwarnai oleh sekelompok Islam lain, b) pendidikan Islam dipersepsikan menjadi embrio lahirnya kelompok Islam radikal dan Islam fundamentalis (Fauzi, 2018),hasil penelitian Farida menjelaskan bahwa lahirnya radikalisme dan fundamentalisme dilatarbelakangi oleh pemikiran dan peran sosial kiai, pandangan tersebut secara signifikan memberikan pengaruh terhadap lulusan pendidikan Islam, (Ummah Farida, 2016). 
Salah satu penilaian menyebutkan bahwa system pendidikan nasional masih bersifat parsial, tidak utuh dan tidak sistematis. Implikasi dari system yang semacam ini menghasikan out put pendidikan yang memiliki karakteristik labil.

Mengutip pendapat Ngainun Naim, ada tiga kelompok besar prototype out put pendidikan dewasa ini. Pertama, pendidikan menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan intelektual yang mampu menguasai terhadap teknologi, namun kurang mampu memahami, menjalankan dan menghayati nilai-nilai agama. Kedua, mereka yang memiliki kemampuan intelektual dan mampu menghayati terhadap nilai-nilai ajaran agama akan tetapi tidak mampu menguasai teknologi dan dinamika politik yang ada di dalamnya. Ketiga, kelompok yang memiliki kemampuan intelektual yang mampu menguasai agama akan tetapi tidak mampu menghayati nilai-nilai luhur sebagai subtansi ajaran agama (Ngainun Naim, 2010). Adanya ketidakseimbangan antara pola pikir, penghayatan dan tingkah laku yang diperoleh selama masa belajar menjadikan out put pendidikan seperti di atas menjadi cacat pendidikan.
Secara umum kesimpulan menyeluruh pengertian ta’dib adalah menjadikan manusia yang terus berusaha untuk mengembangkan kebaikan bagi dirinya sendiri, masyarakatnya secara adil dan bertanggungjawab terhadap aturan- aturan Tuhan.

Peran pendidikan sebagai agen perubahan adalah merubah orang yang kurang beradab menjadikan orang yang beradab atau merubah orang yang perilakunya tidak baik menjadi baik.
Pada era otonomi, kualitas pendidikan akan sangat ditentukan oleh kebijakan pemerintah daerah. Ketika pemerintah daerah memiliki political will yang baik dan kuat terhadap dunia pendidikan, ada peluang yang cukup luas bahwa pendidikan di daerah bersangkutan akan maju (Baharun, 2012).
Kasus potensi kepribadian dan sosial yang dipertayakan, maka materi pelajaran di sekolah yang dianggap paling bertanggung jawab atas kegelisahan ini adalah mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Secara teoritis PAI adalah proses pendidikan yang dilakukan pendidik untuk membekali anak didik dengan pengetahuan, pemahaman, penghayatan pengamalan ajaran agama Islam (Muchlis Sholichin, 2007).
Sedangkan PKn adalah pendidikan politik yang bertujuan untuk membantu peserta didik untuk menjadi warga Negara yang secara politik dewasa dan ikut serta membangun sistem politik demokratis (Subhan Sofhiyan). Kandungan moral dari kedua mata pelajaran di atas telah mencakup norma-norma hidup manusia yang berbudi pekerti, menghayati dan memahami agama dan Negara yang melindunginya serta memuat materi toleransi dalam bentuk mampu menghargai perbedaan di tengah-tengah lingkungan masyarakatnya.
Dari perspektif ini sebenarnya peserta didik tidak hanya butuh sosok guru yang berwawasan luas dan kreatif dalam memonitoring proses pembelajaran, melainkan juga sangat membutuhkan sosok panutan yang memiliki nilai-nilai moral budi luhur sebagai teladan peserta didik.
Untuk mewujudkan harmoni sosial yang diharapkan PAI dan PKn sangat menentukan bagaimana isi materi bisa diajarkan dengan baik melalui tahap perencanaan pembelajaran hingga tahap evaluasi pada peserta didik di sekolah.
Esesensi pendidikan moral bukan mengajarkan tentang akademik maupun non akademik lebih dari itu adalah usaha sadar untuk menyiapkan manusia seutuhnya menjadi manusia yang berwatak luhur dalam segenap peranannya di masa sekarang dan akan datang.
Nama : Aura Fitria Ananda
NPM : 2213053094
Kelas : 3G

Hasil analisis video yang berjudul "Instrumen Penilaian Pengembangan Nilai Agama dan Moral"

1.Instrumen Penilaian
Instrumen penilaian merupakan alat yang dijadikan untuk mengumpulkan data sebagai bahan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik dengan berbagai cara dan beragam alat penilaian belajar peserta didik.

2.Manfaat Penilaian
-bagi anak yaitu untuk memelihara perkembangan atau pertumbuhan anak dan anak mendapatkan stimulasi yang sesuai dengan minat perkembangannya.
-bagi orang tua yaitu untuk memperoleh informasi tentang pertumbuhan,perkembangan dan minat anak, memudahkan orang tua untuk memberikan stimulasi yang sesuai dan berkelanjutan
-bagi guru yaitu untuk mengetahui perkembangan sikap,pengetahuan dan keterampilan anak.

3.Prinsip-prinsip penilaian dibagi menjadi delapan di antaranya adalah :
1)mendidik
2)berkesinambunga
3)objektif
4)akuntabel
5)transparan
6)sistematis
7)menyeluruh
8)bermakna

4.Teknik dan lingkup penilaian
Teknik penilaian memuat tingkat pencapaian perkembangan anak dan Instrumen yang dapat dijadikan pedoman penilaian perkembangan anak meliputi instrumen penilaian proses, catatan anekdot, rubrik dan/atau instrument penilaian hasil kemampuan anak.

5.Mekanisme Penilaian
-Menyusun teknik instrument penilaian serta menetapkan indikator capaian perkembangan anak.
-Melaksanakan proses penilaian sesuai dengan tahap, teknik, dan instrument penilaian.
-Mendokumentasikan penilaian proses dan hasil belajar anak secara akuntabel dan transparan.
-Melaporkan capaian perkembangan anak pada orang tua.

6.Teknik Penilaian
1.BB (belum berkembang),anak yang mendapatkan nilai BB yaitu anak-anak yang dalam melakukan kegiatannya harus selalu di bantu,dibimbing dan dicontohkan.
2.MB (mulai berkembang)anak yang mendapatkan nilai MB yaitu yang dalam melakukan kegiatannya harus selalu diingatkan dan sedikit dibantu oleh guru.
3.BSH (berkembang sesuai harapan), anak yang mendapatkan nilai BSH yaitu yang melakukan kegiatannya secara mandiri dan konsisten tanpa harus diingatkan dan dicontohkan oleh guru.
4.BSB (berkembang sangat baik), anak yang mendapatkan nilai BSB yaitu yang sudah bisa malakukan kegiatannya secara mandiri dan juga dapay membantu temannya yang belum paham.

7.Bentuk Penilaian
Bentuk penilaian terdiri atas penilaian harian, mingguan, bulanan, semester, portofolio anak dan dokumen lain yang diperlukan setiap satuan PAUD.
Nama : Aura Fitria Ananda
NPM : 2213053094
Kelas : 3G

Hasil analisis video yang berjudul "etika, nilai dan moral"

Mengala etika,nilai dan moral saling berkaitan??
Etika, nilai, dan moral saling berkaitan, sebab semuanya berusaha mengarahkan manusia agar memiliki pola pikir, sikap, dan perilaku yang baik dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Etika adalah cara manusia memperlakukan sesama dan menjalani hidup dan kehidupan dengan baik, sesuai aturan yang berlaku di masyarakat.
contohnya :
-Mengucap salam ketika kita bertamu atau memasuki rumah.
-Izin dan mencium tangan kedua orang tua ketika ingin pergi
-Membuang sampah pada tempatnya

Etika dan Moral mempunyai pengertian yang hampir bersamaan atau berkaitan, karena keduanya mengandung nilai dan norma untuk mengatur tingkah laku manusia, yang mengacu pada kebiasaanyang berlaku dalam masyarakat.

Nilai ialah sesuatu yang memberi makna hidup yang dijunjung tinggi, yang mewarnai dan menjiwai tindakan atau perilaku seseorang.
Sifat dan jenis nilai yaitu sebagai berikut ;
1)bersifat relatif, artinya nilai bergantung oleh tempat dan waktu
2)bersifat subjektif, nilai berbeda-beda bagi setiap orang.

Moral adalah hal-hal yang dapat mendorong manusia untuk melakukan tindakan yang baik sebagai kewajiban atau keharusan.