Posts made by RILIAN TSABITHA SURI 2213053141

Nama: Rilian Tsabitha Suri
NPM: 2213053141

Analisis video 1 "pentingnya pendidikan moral untuk anak sekolah dasar"

Dari video tersebut dapat di analisis bahwa pendidikan moral sangat penting untuk anak-anak sekolah dasar karena mereka harus memiliki sikap atau perilaku yang baik di lingkungan sekolah maupun keluarga.

Menurunnya moral pada anak di antaranya di sebabkan oleh perundungan di sekolah maupun kekerasan fisik di dalam keluarga. Dalam hal ini, kita sangat memerlukan peran orang tua di lingkungan keluarga maupun masyarakat dan peran guru untuk memperkaya dan memperkokoh kepribadian anak.

Supaya siswa tidak menyimpang dari tujuannya, maka diperlukan motivator untuk memberikan pelajaran tentang kebaikan agar tujuannya tercapai.
Nama: Rilian Tsabitha Suri
NPM: 2213053141

Tanggapan saya mengenai perbedaan hard skill dan soft skill adalah
Hard skill adalah keterampilan teknis atau spesifik yang dapat diukur secara objektif. Sedangkan, soft skill adalah kemampuan komunikasi, karakteristik seseorang, kecerdasan sosial yang melekat, serta kemampuan beradaptasi dengan baik di dalam kehidupan maupun dunia kerja.

Keterampilan hard skill biasanya berkaitan dengan kemampuan teknis atau fungsional yang terkait dengan pekerjaan tertentu. Oleh karena itu, hard skill sering kali diukur melalui ujian, tes, atau sertifikasi yang dapat memastikan seseorang memiliki kemampuan yang memadai dalam bidang tertentu. Tidak seperti hard skill yang dipelajari dan dilatih, keterampilan soft skill lebih mengarah kepada emosi dan wawasan dalam memperlakukan orang lain. Soft skill sangat bermanfaat untuk menunjang hard skill yang kita miliki.

Contoh kemampuan soft skill yaitu komunikasi, problem solving, leadership, adaptasi, dan etika kerja. Contoh hard skill meliputi kemampuan matematika, bahasa pemrograman, keterampilan teknologi informasi, desain grafis, atau kemampuan berbahasa asing.
Nama: Rilian Tsabitha Suri
NPM: 2213053141
Kelas: 3G

Analisis Jurnal 2

Identitas Jurnal
Judul Jurnal: PROSES PENDIDIKAN NILAI MORAL
DI LINGKUNGAN KELUARGA SEBAGAI UPAYA
MENGATASI KENAKALAN REMAJA
Penulis: Fahrudin
Nama Jurnal: Jurnal Pendidikan Agama Islam -Ta’lim
Volume, Nomor, dan Halaman: Vol. 12, No. 1, Hal 41-54
Tahun: 2014

Hasil Analisis:
Di dalam jurnal tersebut dikatakan bahwa keluarga merupakan institusi pendidikan utama dan pertama bagi anak. Esensi pendidikannya tersirat dalam integritas keluarga, baik di dalam komunikasi antara sesama anggota keluarga, dalam tingkah laku keseharian orang tua dan anggota keluarga lainnya, juga dalam hal-hal lainnya yang berjalan dalam keluarga semuanya merupakan sebuah
proses pendidikan bagi anak-anak.

Munculnya kenakalan remaja, tawuran antar pelajar, narkoba,
penyimpangan seksual, kekerasan serta berbagai bentuk penyimpangan penyakit
kejiwaan, seperti stress, depresi, dan kecemasan, adalah bukti yang tak dapat dipungkiri dari adanya dampak negatif dari pengaruh globalisasi. Faktor-faktor yang menyebabkan kemerosotan moral di antaranya:
1. Kurang tertanamnya nilai-nilai keimanan pada anak-anak
2. Lingkungan masyarakat yang kurang sehat
3. Pendidikan moral tidak terlaksana sebagaimana mestinya, baik di rumah
tangga, sekolah maupun masyarakat
4. Suasana rumah tangga yang kurang baik
5. Diperkenalkannya secara populer obat-obat terlarang dan alat-alat anti
hamil
6. Banyaknya tulisan-tulisan, gambar-gambar, siaran-siaran, kesenian-kesenian yang tidak mengindahkan dasar-dasar dan tuntunan moral
7. Kurang adanya bimbingan untuk mengisi waktu luang dengan
cara yang baik, dan yang membawa kepada pembinaan moral
8. Tidak ada atau kurangnya markas-markas bimbingan dan penyuluhan bagi
anak-anak dan pemuda-pemuda
9. Pengaruh westernisasi, yaitu berupa yahudinisasi dan kristenisasi

Di dalam jurnal tersebut di jelaskan pula bahwa keluarga mempunyai fungsi religious, artinya keluarga
berkewajiban memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga lainnya kepada kehidupan beragama. Agar anak-anak memiliki moral yang baik dan terhindar dari pelanggaran moral
dalam kehidupannya sehari-hari, maka perlu adanya pembinaan agama sejak dini
dalam keluarga. Pembinaan agama yang dapat ditanamkan sebagai berikut:
1. Penanaman pendidikan keimanan sejak dini kepada anak-anak
Yang dimaksud
dengan pendidikan iman ialah mengikat anak dengan dasar-dasar keimanan sejak ia mengerti, membiasakannya
dengan rukun Islam sejak ia memahami, dan mengajarkan kepadanya dasar-dasar syari’at sejak usia tamyiz. Dalam menanamkan nilai-nilai keimanan, ada empat hal yang harus diberikan kepada
anak, yaitu membuka kehidupan anak dengan kalimah “la ilaha illa
Allah”, mengenalkan hukum halal haram sejak dini kepada anak-anak, menyuruh anak-anak untuk beribadah ketika telah memasuki usia tujuh tahun,
dan mendidik anak agar mencintai Rasul, keluarganya, dan senang membaca al-Qur’an.
2. Menanamkan pendidikan moral kepada anak-anak.
Proses penanaman nilai-nilai moral kepada anak-anak dalam keluarga, orang
tua dapat memulainya dari hal-hal yang kecil, seperti cara-cara berbicara yang
baik, cara berpakaian yang baik, adab sopan santun kepada orang tua, guru,
sesama, dan lain-lainnya.
3. Menciptakan suasana rumah tangga yang harmonis
Proses yang dapat dilakukan oleh orang tua dalam menciptakan harmonisasi
dalam keluarga, di antaranya yaitu tidak bertengkar di hadapan anak-anak,
selalu berkomunikasi dengan bahasa yang santun, dan selalu memberikan
teladan terhadap hal-hal yang positif.
Nama: Rilian Tsabitha Suri
NPM: 2213053141
Kelas: 3G

Analisis Jurnal 1

Identitas Jurnal
Judul Jurnal: PENDIDIKAN MORAL DI SEKOLAH
Penulis: Rukiyati
Nama Jurnal: Jurnal Humanika
Tahun: 2017

Hasil Analisis:
Di dalam jurnal tersebut dikatakan bahwa sekolah yang baik adalah sekolah yang peduli dan fokus pada pendidikan moral atau pendidikan nilai di samping kegiatan pengajaran ilmu. Lalu perlu dilakukan perencanaan terkait pendidikan moral di sekolah yang bersifat komprehensif, yang melibatkan berbagai komponen: pendidik, materi, metode, dan evaluasinya.

Pendidik moral di sekolah tidak terbatas pada guru semata. Semua subjek di sekolah berperan untuk bersama-sama membangun moral siswa
agar menjadi orang yang baik.

Materi pendidikan moral mencakup ajaran dan pengalaman belajar untuk menjadi orang bermoral dalam kaitan dengan diri sendiri, moral
terhadap sesama manusia dan alam semesta serta moral terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Terdapat lima kategori besar metode pendidikan moral yaitu penanaman (inkulkasi) nilai-nilai dan moralitas, modeling nilai-nilai dan moralitas, fasilitasi nilai-nilai dan moralitas, kecakapan untuk mengembangkan nilai dan melek moral, pelaksanaan program pendidikan nilai di sekolah.
1. Inkulkasi nilai
Beberapa cara inkulkasi nilai, di antaranya adalah identifikasi nilai-nilai target, membaca buku-buku sastra dan non-fiksi, dan bercerita.
2. Metode keteladanan
Orang tua dan guru merupakan sosok yang harus memberikan teladan baik kepada subjek didik.
3. Metode klarifikasi nilai
Seberapa jauh sesuatu moral diterima oleh anak, sangat ditentukan oleh anak itu sendiri. Pendekatan klarifikasi nilai adalah salah satu contoh yang memberikan kebebasan untuk anak
menentukan nilai-nilainya.
4. Metode fasilitasi nilai
Guru dan pihak sekolah memberikan berbagai fasilitas yang dapat digunakan siswa agar dapat merealisasikan nilai-nilai moral dalam dirinya baik secara individu maupun berkelompok.
5. Metode keterampilan nilai moral
Keterampilan moral dalam diri peserta didik dapat diwujudkan dimulai dengan pembiasaan.

Kemudian, pendidikan nilai juga memerlukan evaluasi yang komprehensif. Evaluasi pendidikan nilai mencakup evaluasi penalaran moral, evaluasi karakteristik afektif, dan evaluasi perilaku.
Nama: Rilian Tsabitha Suri
NPM: 2213053141
Kelas: 3G

Analisis Video 1 "Pendidikan Moral Tanggung Jawab Diri dalam Keluarga"

Dari video tersebut dapat di analisis bahwa:
Pentingnya tanggung jawab dalam keluarga adalah karena dengan adanya tanggung jawab pada setiap diri masing-masing di dalam keluarga dapat mempererat hubungan keluarga, hubungan menjadi lebih harmonis, keselamatan keluarga terjamin, dan meringankan tugas keluarga.

Seseorang perlu melaksanakan tanggung jawab dirinya terhadap keluarga agar keluarga merasa bangga dan senang dan dapat mewujudkan keluarga yang harmonis.