Posts made by Wike Oktaviana 2213053194

Nama : Wike Oktaviana
NPM : 2213053194
Kelas : 3G

Analisis jurnal berjudul PENDIDIKAN NILAI DAN MORAL DALAM SISTEM KURIKULUM PENDIDIKAN DI ACEH oleh Iwan Fajri, Rahmat, Dadang Sundawa, Mohd Zailani Mohd Yusoff pada September 2021

Perubahan pesat pada kehidupan sosial adalah salah satu perbincangan yang paling signifikan mengenai hukum juga moral siswa. Masalah iklim masyarakat moralitas remaja pada dekade terakhir ini masih belum pernah terjadi sebelumnya. Salah satu aspek terutama dalam kehidupan seorang Muslim ialah memiliki suatu standar moral yang besar. Yang mana pendidikan memegang peranan yang amat berarti pada pembuatan akhlak di golongan peserta didik, terutama menjadi tumpuan budaya warga. Untuk menjawab perihal ini pemerintah Aceh tak hanya menyelenggarakan pendidikan yang sesuai dengan apa yang diamanatkan secara nasional, pemerintah Aceh juga melakukan pembelajaran yang disesuaikan dengan ketetapan yang telah diberikan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah di Aceh. Penyelenggaraan pendidikan di provinsi Aceh, Indonesia, di dasarnya telah mengacu pada sistem pendidikan nasional, sama dengan provinsi lain di Indonesia. Namun, sekarang Penyelenggaraan pembelajaran Islami di Provinsi Aceh ini mengacu kepada Qanun No 9 Tahun 2015 pergantian atas Qanun Aceh No 11 Tahun 2014 terkait Penyelenggaraan Pembelajaran.

Penyelenggaraan pendidikan di seluruh satuan pendidikan telah berpedoman pada ajaran Islami. Pelaksanaan pendidikan pada Sekolah di Aceh semuanya telah berkonsep Islami, menggunakan indikator sistem pengelolaan sekolah yang mempunyai nilai transparansi, akuntabilitas, pendekatan keteladanan, pengembangan budaya yang berorientasi pada islami dan penerapan kurikulum islami yang mana telah sesuai dengan yang diatur dalam qanun. Pendidikan nilai dan moral dalam satuan pendidikan di Aceh ini diselenggarakan selain sesuai dengan pendidikan nasional, ini juga mengacu kepada penerapan melalui kurikulum islami yang berpedoman sesuai dengan qanun pendidikan di Aceh. Proses pembelajaran yang dilaksanakan di Aceh ini berbasis serta berorientasi kepada budaya islami yang berbasis syariat islam di Aceh. Jadi, penerapan pendidikan nilai dan juga moral pada pendidikan di Aceh ini melalui kurikulum islami yang disesuaikan dengan yang gelah diamanatkan oleh qanun Aceh mengenai pendidikan. Kurikulum islami ini mengatur satuan pendidikan yang ada di Aceh melalui dinas pendidikan guna diterapkan pada sekolah di Aceh.
Nama : Wike Oktaviana
Kelas : 3G
NPM : 2213053194

Dari video tentang Pengamalan sila Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Nilai-nilai yang harus diteladani dan dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari:
Sila ke 1 yang berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa dilambangkan dengan lambang bintang 
- bersyukur kepada Tuhan.
- melaksanakan ibadah sesuai dengan agama yang dianut.
- tidak memaksakan suatu agama kepada orang lain.
- berdoa sebelum dan sesudah makan.
- menghormati agama orang lain.
Sila ke-2 berbunyi kemanusiaan yang adil dan beradab.
- membantu korban bencana alam.
- membantu Adik belajar.
- tidak berbuat kasar kepada orang lain.
- menolong teman yang kesulitan.
- bersikap sopan pada orangtua.
Sila ke-3 dilambangkan dengan pohon beringin.
- mengikuti upacara bendera dengan tertib.
- mencintai dan bangga menggunakan  barang atau produk buatan Indonesia.
- bermain dengan teman secara rukun. 
- melestarikan budaya daerah.
- berteman dengan tidak membeda-bedakan suku serta agama.
Sila ke-4 bunyinya kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan dilambangkan dengan kepala banteng.
- menyampaikan pendapat berdiskusi atau kerja kelompok.
- menerima hasil musyawarah dengan lapang dada.
- saling menghargai pendapat musyawarah dalam pemilihan Ketua Kelas.
Sila ke 5 berbunyi keadilan  sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dilambangkan dengan padi dan kapas.
- bersikap adil terhadap sesama.
- tidak berbuat curang kepada orang lain.
- menghargai hasil karya orang lain.
- tidak boros dan Suka menabung.
- melaksanakan hak dan kewajiban secara  seimbang dan bergotong-royong ketika   membersihkan kelas.

agar seseorang dapat meneladani dan menerapkan nilai nilai tersebut saat era modern dilingkungan generasi muda, yakni dengan lebih menggencarkan dalam menanamkan pembelajaran nilai-nilai pancasila pada generasi muda terutama di lingkungan sekolah, selain itu juga bisa dengan selalu melakukan kegiatan yang didasari oleh nilai nilai pancasila yang baik.
Nama : Wike Oktaviana
NPM : 2213053194
Kelas : 3G

Analisis jurnal berjudul "MEMBINA NILAI MORAL SOSIAL BUDAYA INDONESIA DI KALANGAN REMAJA"
Oleh:
H. Wanto Rivaie

Pada suasana kehidupan dewasa ini yang banyak tuntutan, tantangan dan masalah, upaya orang tua membina anak dalam keluarga dengan sentuhan kasih sayang guna menjadi generasi mendatang yang
bertanggung jawab dan berakhlaq mulia. Tanggung jawab serta akhlaq mulia akanlah terwujud ketika, sejak dini kepada generasi muda sudah ditanamkan nilai-nilai keimanan dan disertai kegiatan ibadah dan muamallah yang terus menerus dan konsisten disertai keteladanan orangtua dan para pemimpin/tokoh masyarakat yang ada disekitar kita, Menjadi sesuatu yang langka. Kelangkaan sentuhan orang tua tersebut kini menggejala dengan munculnya berbagai kenakalan remaja, tawuran pelajar, dan penggunaan obat terlarang narkoba dan semacamnya, merupakan pelarian dari suasana mental remaja yang bersifat terminal. Untuk itu
upaya pendidikan perlu perlakuan yang menitik beratkan pada aspek afektif dan perilaku yang luhur.

Nilai-nilai hubungan antar manusia warga bangsa perlu dibangun berdasarkan saling menghargai, saling percaya untuk menciptakan kehidupan yang sejahterah. Di dalam keluarga mulai ditanamkan nilai-nilai keimanan, nilai-nilai, dan etika pergaulan. Sebelum Sekolah Dasar bagi yang tergolong keluarga mampu dan modern anaknya dititipkan ke preschool (play group dan TK). Pembinaan generasi muda (SDM) melalui pendidikan berbeda dari zaman ke zaman, intinya dalam membina kepribadian, sebagai upaya membentuk jati diri remaja tidak bisa lepas dari filsafat hidup atau pandangan hidup seseorang, masyarakat atau bangsa dimana mereka menjalani kehidupan. Dalam hal pendidik dalam arti luas kaitannya dengan pembentukan jatidiri yang terlihat pada penampilan kepribadian seseorang, Nursid S. (2008, 31-33) menjelaskan bahwa sepanjang hidupnya manusia dipengaruhi oleh pendidik dalam arti luas ini (orang tua, guru, dan tokoh masyarakat). Pendidikan moral di Indonesia dasar pijaknya adalah bahwa manusia ialah insan Illahi, sementara di Barat dasarnya paham liberal yang
mengagungkan hak dan kebebasan individu, Sementara di Indonesia pengajaran berlaku sarat nilai dan moral dimanapun kita berqada moral (Kosasih Djahiri, 1996, 31-36).

Komunikatif dimaksudkan
sebagai ..., sama makna” (Sofyan S.,
2008, 55). Menciptakan suasana
pendidikan yang kondusip
dimaksudkan, bahwa perlu dibangun
interaksi timbal balik dua arah yang
akan melahirkan masukan dan hasil. Dalam proses memberikan atau meminta bantuan perlu dibangun komunikasi dua arah, komunikasi yang setara, kesederatan, agar kedua pihak memiliki harga diri yang layak sebagai insan kamil. Dengan landasan pendidikan agama yang dilakukan di keluarga, sekolah dan masyarakat dengan sebaik-baiknya, maka akan terbangun kepribadian peserta didik yang memiliki nilai-nilai moral yang termaktub dalam pancasila, dimana sila yang pertama adalah Sila Ketuhanan YME, yang menjadi dasar sila-sila yang lain. Ada dua macam pendekatan dalam pembentukan prilaku manusia. Kedua pendekatan ini menekankan faktor-faktor psikologis dan faktor-faktor sosial. Atau dengan istilah lain faktor-faktor yang timbul dari dalam individu (faktor personal), dan faktor-faktor berpengaruh yang datang dari luar individu (faktor environmental). Secara garis besar terdapat dua aspek yakni aspek Biologi dan aspek Sosiopsikologis.
Nama : Wike Oktaviana
Kelas : 3G
NPM : 2213053194

Analisis jurnal berjudul "PENERAPAN NILAI MORAL PANCASILA DALAM MEWUJUDKAN GENERASI ANTI KORUPSI DI SD NEGERI OSILOA KUPANG TENGAH" oleh Asti Yunita Benu, Agnes Maria Diana Rafael, Imanuel Baok,
Intan Yunita Tungga, Maria M Nina Niron, Niski Astria Ndolu, dan Vebiyanti P Leo

Nilai Moral pancasila merupakan pedoman untuk masyarakat dalam bertindak dalam hidup seperti yang telah diatur pada Pancasila atau juga ideologi Indonesia, atau sederhananya moral pancasila ialah sikap dalam bermasyarakat yang baik yang mana haruslah diterapkan oleh masyarakat. Pendidikan Moral Pancasila ini memiliki tujuan dalam mengembangkan nilai-nilai yang terdapat dalam Pancasila, dan juga menjadi standar baik ataupun buruknya perbuatan manusia. SD Negeri Osiloa Kupang Tengah adalah suatu sekolah yang siswa kelas V A berjumlah 23 orang siswa, anggota kelompok memasuki kelas V A guna memberi materi terkait menumbuhkan sikap serta nilai kejujuran, nilai kedisiplinan, nilai tanggung jawab juga nilai keadilan. Tujuan dari Penerapan Nilai Moral Pancasila Sejak Dini Dalam Mewujudkan Generasi Anti Korupsi di SD Negeri Osiloa Kupang Tengah sendiri merupakan guna membangun serta membekali peserta didik menjadi generasi emas dibumbuhi jiwa Pancasila yang pastinya baik dalam menghadapi dinamika perubahan, meningkatkan pendidikan nasional yang mana hal ini meletakan pendidikan moral Pancasila menjadi jiwa utama di dalam penyelenggaraan pendidikan guna peserta didik juga dukungan keterlibatan publik yang mana dilakukan dalam pendidikan jalur formal, nonformal serta informal, juga merevitalisasi.

Berbarengan dengan perkembangan zaman, maka generasi muda ini lebih rentan dalam nilai moral pancasiala, di tambah oleh kemajuan IPTEK dengan ini dapat menimbulkan adanya suatu tindakan korupsi. Pendidikan moral pancasila ini disimpulkan sangatlah penting. Dengan adanya metode sosialisasi yang diterapkan pada anak sekolah dasar maka harapannya dapat membangkitkan nilai-nilai moral pancasila yang telah ditanamkan sejak dini. Dengan menanamkan nilai moral sejak dini ini maka dapatlah mencegah ajakan ataupun suatu dorongan negatif dalam melalukan korupsi sejak dini. Penanaman nilai moral pancasila kepada peserta didik dapat membangun serta membekali peserta didik menjadi generasi
emas didalam mewujudkan budaya anti korupsi tertanam sejak dini.
Nama : Wike Oktaviana
NPM : 2213053194
Kelas : 3G

Pendidikan nilai dan moral tentunya sangat diperlukan dan penting bagi manusia terutama peserta didik yang nantinya menjadi generasi penerus bangsa, hal ini dikarenakan melalui pendidikan itu perkembangan moral akan berjalan dengan lebih baik, serasi dan sesuai dengan norma serta harkat juga martabat peserta didik. Tanpa pendidikan nilai dan moral (agama, budi pekerti, akhlak) dapat dimungkinkan suatu bangsa dapat hancur dan berpecah. Adanya pendidikan nilai dan moral ini dapat mencerminkan bahwa kekhawatiran suatu bangsa terkait krisis moral dan ke hidupan sosial yang cukup berantakan. (Dedi Supriadi, Pikiran Rakyat 12 Juni: 8-9). Pam Schiller dan Tamera Bryant (2001: vii) mengemukakan inilah waktu yang tepat guna menentukan apakah nilai-nilai moral itu penting bagi masa depan generasi muda, dan lalu mendukung serta mendorong mereka mempraktikkan nilai-nilai moral tersebut di dalam kehidupan sehari-harinya. Pendidikan moral sendiri sudah ada pada setiap jenjang pendidikan. Fungsi dan tujuan utama dri pendidikan nilai dan moral sendiri yakni: Berguna dalam mengembangkan potensi dasar dalam diri manusia yang mana berguna dalam menjadikan seorang individu yang berpikiran baik, berhati baik, dan berperilaku baik. Serta dapat membangun serta memperkuat perilaku masyarakat yang multikultur. Selain itu Pendidikan moral juga mempunyai tujuan yang sangat mulia yakni guna membentuk anak negeri sebagai individu yang beragama, memiliki rasa kemanusiaan/tenggang rasa demi persatuan menjunjung tinggi nilai-nilai musyawarah dalam menjunjung kerakyatan serta keadilan hakiki.

Peserta didik dalam mendapatkan pendidikan nilai dan moral tentunya dapat diperoleh dari manapun. Dalam mempelajari nilai dan moral bagi peserta didik dapat diperoleh di keluarga yang notabenya adalah tempat belajar pertama seorang anak. Hal ini tentu sangat berpacu kepada kedua orang tua yang perlu memberikan pendidikan kepada sang anak seperti mengajarkan kesopanan terhadap sesama, dan sang anak biasanya mengikuti apa yang ada di sekitarnya. Dan di sekolah sendiri peserta didik sendiri hendaklah selalu memperhatikan pendidik ketika memberikan materi di kelas dan segala nasihat dari pendidik, supaya menjadi peserta didik yang baik dan berbudi pekerti. Selain itu, di dalam masyarakat peserta didik juga dapat memperoleh pendidikan nilai dan moral yakni seperti menghormati orang yang lebih tua, mendengarkan nasihat orang yang lebih tua, selain itu juga ikut melakukan kerja bakti bersama di lingkungannya.