Posts made by Wike Oktaviana 2213053194

Nama : Wike Oktaviana
NPM : 2213053194
Kelas : 3G

6 tahap perkembangan moral menurut kohlberg.

Menurut Lawrence kohlberg setelah melakukan tahap perkembangan moral dibagi menjadi tiga level dengan 6 tahap atau 2 tahap tiap level.

-level pertama pra konvensional yakni terdiri dari tahap 1 menghindari hukuman, tahap ini seseorang memiliki alasan untuk bertindak atau tidak bertindak sesuatu karena untuk menghindari hukuman dan tahap 2 keuntungan dan minat pribadi, tahap ini tindakan dilakukan dengan memperhitungkan apa yang akan didapatkan olehnya

-level kedua konvensional terdiri dari tahap 3 yaitu menjaga sikap orang baik, yakni misal menghindari pertengkaran karena ia memikirkan bagaimana kesepakatan sosial yang ada dan pendapat orang lain terhadapnya dan tahap 4 memelihara peraturan, misal seorang ketua kelas melarai kedua temannya yang bertengkar karena ia berpikir peraturan harus ditegakkan.

-level ketiga pasca konvensional terdiri dari tahap 5 orientasi kontrak sosial, orientasi kontak sosial dalam tahap ini seseorang menyadari bahwa setiap orang memiliki latar belakang dan situasi berbeda dan tahap 6 prinsip etika universal, prinsip etika universal tahap ini adalah tahap yang menggambarkan prinsip internal seseorang ia melakukan hal yang dianggap benar meski bertentangan dengan hukum yang ada.
Salah satu cerita yg digunakan Lawrence kohlberg dalam penelitiannya yakni cerita heinz, menurut saya pada cerita ini mungkin kebnykan orang ada pada level 3 (pasca konvensional) yang mana pada tahap 6 yakni Heinz berkemungkinan akan melakukan tindakan yang dianggapnya benar walau bertentangan dengan aturan.
Nama : Wike Oktavaina
NPM : 2213053194
Kelas : 3G
Analisis jurnal 2
PERKEMBANGAN MORAL SISWA SEKOLAH DASAR BERDASARKAN
TEORI KOHLBERG
oleh
Enung Hasanah tahun 2019

Teori Kohlberg terkenal dengan teori yang mengukur tingkatan moral seseorang. Di abad 21 ini peserta didik perlu akan kemahiran dalam kolaborasi, komunikasi dan pemecahan masalah, serta keterampilan tradisional. Salah satu aspek yang bisa menunjang perkembangan kemahiran tersebut ialah dapat dengan membantu perkembangan moral peserta didik agar tumbuh optimal. Maka, perkembangan ini dapat dibantu dengan berpacu pada teori-teori tertentu salah satunya teori Kohlberg. Kohlberg mengidentifikasi beberapa masalah filosofis mendasar yang mendasari studi perkembangan moral, misalnya pertanyaan terkait definisi konstruk yang adil secara budaya.

Teori (Kohlberg; L., Hersh, R.H. 1977) tentang Perkembangan Moral telah diklasifikasikan menjadi 3 level, yakni:
Level 1. Moralitas Pra-konvensional, dibagi menjadi 2 tahap, yaitu:
• Tahap 1 - Ketaatan dan Hukuman. Di tahap ini, seorang anak dapat melihat aturan sebagai suatu hal yang tetap serta absolut.
•Tahap 2 - Individualisme dan Pertukaran. Di tahap ini, seorang anak menjelaskan sudut pandangnya juga menilai tindakan yang didasari akan bagaimana mereka melayani kebutuhan individu.
Level 2. Moralitas Konvensional, terdapat 2 tahap, melanjutkan tahap pada level 1:
• Tahap 3 - Hubungan Interpersonal. tahap perkembangan moral ini fokus pada pemenuhan harapan dan peran sosial.
• Tahap 4 - Menjaga Ketertiban Sosial. Pada tahap ini, anak mulai menganggap masyarakat secara keseluruhan saat membuat penilaian, fokusnya yakni menjaga hukum dan ketertiban yang mengikuti aturan.
Level 3. Moralitas Pasca-konvensional. Terdapat 2 tahap :
• Tahap 5 - Kontrak Sosial dan Hak Perorangan. Tahap ini, seseorang akan mulai memperhitungkan perbedaan nilai, pendapat, serta kepercayaan orang lain.
• Tahap 6 - Prinsip Universal. Menurut teori kohlberg tahap ini, seseorang mengikuti prinsip-prinsip keadilan yang telah di internalisasi, bahkan saat mereka bertentangan dengan hukum atau peraturan.

Berdasarkan jurnal ini, tertulis bahwa setelah melakukan penelitian terbukti bahwa seorang anak yang berusia antara 11 dan 12 tahun,
memiliki perkembangan moral seperti apa yang dikemukakan oleh Kohlberg (1968). Yakni, anak-anak usia 11-12 tahun memang
masih berada pada tahap pra konvensional tahap ½ yang dominan diikuti tahap 2 dan 2/3, yang cenderung ingin melakukan sesuatu karena takut dihukum. Dalam jurnal ini tertulis juga bahwa, seorabg anak yang berusia 11-12 tahun cenderung baru memasuki tingkat 1 tahap 1. Meski pada kasus tertentu mungkin saja terdapat pengecualian yakni ketika usia 11-12 tahun bisa saja mereka ada pada tingkat perkembangan moral yang lebih rendah atau yang lebih tinggi. Sehingga, dari jurnal tersebut dapat diketahaui bahwa teori Kohlberg ini dapat dijadikan acuan dalam mengetahui tahapan perkembangan seorang anak. Maka, penting bagi orang tua maupun pendidikan sekolah dasar untuk paham akan teori perkembangan anak.
Nama : Wike Oktaviana
NPM : 2213053194
Kelas : 3G

Analisis video tentang kekerasan di lingkungan sekolah.

Lingkungan sekolah seharusnya menjadi hak anak untuk mendapat pengawasan, namun malah terabaikan. Dan juga lingkungan sekolah adalah rumah kedua seorang anak namun malah terdapat anak yang kehilangan nyawa, hal ini karena kurangnya pengawasan dari pendidik di sekolah. Contohnya yakni, seorang anak sd meninggal dunia di sekolah, hal ini terjadi karena pembulian oleh sesama teman sehingga menyebabkan seorang anak kehilangan nyawanya. Ada juga seorang anak kehilangan nyawa karena pelaku terganggu dengan motor bising milik korban. Jadi, hanya karena hal yang terbilang sepele tersebut, nyawa seorang anak bisa hilang di tangan temannya sendiri. Yang lebih miris, hal seperti ini justru terjadi di lingkungan sekolah sendiri. Hal ini sangat mengkhawatirkan pada pendidikan di Indonesia, sehingga perlu adanya peningkatan mutu moralitas yang diajarkan di sekolah, dan perlunya pendidik agar lebih mengawasi para peserta didik nya lagi.
Nama : Wike Oktaviana
NPM : 2213053194
Kelas : 3G

Trolley Problem, sebuah dilema moral yang sering digunakan pada filosofi untuk memeriksa perspektif moral dan etika. Skenario awal menggambarkan situasi di mana seseorang harus memilih antara membiarkan kereta meluncur dan membunuh lima orang atau mengambil tindakan untuk membuat kereta berbelok dan menyelamatkan lima orang dengan mengorbankan satu orang. Ini menciptakan konflik antara nilai moral yang berbeda.
Dalam video jg menjelaskan bagaimana tindakan pasif dan aktif bisa mempengaruhi keputusan moral seseorang. Dilema moral ini ialah cara guna merangsang pemikiran terkait nilai-nilai etika dan juga bagaimana kita bisa mendefinisikan apa yang benar atau salah dalam berbagai konteks. Ini juga menggambarkan bagaimana pandangan moral dapat dipengaruhi oleh konteks dan perspektif individu.

Dalam video juga menjelaskan bahwa moralitas sering digunakan sebagai alat pembenaran guna tindakan yang sebenarnya egois atau untuk membenarkan tindakan yang mengorbankan beberapa orang demi kepentingan yang lebih besar. Ini mengajukan pertanyaan yang penting tentang bagaimana kita memahami dan menerapkan moralitas dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam konteks kebijakan, konflik, dan keputusan yang mempengaruhi banyak orang.
Nama : Wike Oktavuana
NPM : 2213053194
Kelas : 3G

Analisis jurnal berjudul Pendidikan Nilai di Era Globalisasi oleh Hdayati

Era informasi dan juga globalisasi sebagai akibat perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi saat ini terlihat berdampak ke hampir kesemua aspek kehidupan masyarakat. Mulai dari budaya, sosial sampai agama. Hal ini dapat dibuktikan dengan peristiwa-peristiwa beberapa tahun belakangan ini, banyak terjadi perilaku-perilaku kekerasan, kebrutalan, kriminalitas, pesta sabu-sabu, dan lain sebagainya. Maka dari itu pendidikan nilai sangat perlu untuk di agendakan agar ada di setiap pendidikan di manapun. Pendidikan nilai sendiri ialah suatu bagian integral dalam pendidikan, disebabkan pada dasarnya pendidikan harus melibatkan pembentukan sikap, watak, dan kepribadian peserta didik.

Era globalisasi sudah mempengaruhi kehidupan sehingga mengalami perubahan yang signifikan. Bahkan terjadi degradasi moral serta sosial budaya yang cenderung kepada pola-pola perilaku yang menyimpang. Maka dari itu, seharusnya tidak perlu membendung pengaruh jaman, serta tidak bisa memalingkan perhatian tersebut dari nilai-nilai yang lagi trend. Yang mungkin bisa pendidik lakukan ialah mendampingi serta mendorong peserta didik supaya hidup dapat dijalani dengan menggunakan nalar serta hati. Dengan nalar dan hati yang berfungsi dengan baik maka dapat diharapkan peserta didik akan dapat mempertimbangkan segala perbuatan, tingkah laku, serta keputusan yang diambil.

Secara individual diharapkan setiap pendidik dapat melaksakan tugasnya "mengajar" dan "mendidik" dengan cara bertanggungjawab. Hal yang dianggap mendesak dan haruslah dilakukan merupakan mengajari peserta didik guna dapat menggunakan nalar dan hati dengan sebaik-baiknya, melalui sarana segala aktivitas yang bisa mendewasakan diri seorang pendidik. Dalam menghindarkan peserta didik dari arus globalisasi mereka harus dibekali dengan nalar serta hati yang benar, norma juga agama yang kuat, rasa nasionalisme yang benar, dan juga menjunjung tinggi nilai-nilai luhur suatu bangsa.