Posts made by YUANI TRI ASTUTI 2213053046

Nama :Yuani Tri Astuti
Npm :2213053046

Identitas Jurnal
Nama Jurnal : Dinamika Pendidikan
Nomor : 2
Halaman : 63-75
Tahun Terbit : 2008
Judul : Pentingnya Pendidikan Nilai di Era Globalisasi
Nama Penulis : Hidayat

Pembahasan
nilai adalah segala sesuatu yang berharga. Nilai itu ada dua yaitu nilai ideal dan nilai aktual. Nilai ideal adalah nilai yang menjadi cita-cita setiap orang, sedangkan nilai aktual adalah nilai yang diekspresikan dalam perilaku sehari-hari. Nilai adalah sesuatu yang berharga, sesuatu yang indah, sesuatu yang berguna, sesuatu yang memperkaya batin, sesuatu yang menyadarkan manusia akan harkat dan martabatnya (Dwi Siswoyo, dkk. 2005). Nilai berfungsi untuk mendorong, mengarahkan sikap dan perilaku. Oleh karena itu memiliki nilai-nilai yang luhur akhirnya seseorang bisa disebut sebagai memiliki budi pekerti yang luhur.
Oleh karena itu globalisasi tidak dapat dihindari kehadirannya.
Pengaruh positif globalisasi terhadap nilai-nilai dan moral
1. Aspek politik, pemerintahan dijalankan secara terbuka dan demokratis Jika pemerintahan dijalankan secara jujur, bersih dan dinamis tentunya akan mendapat tanggapan positif dari rakyat.
2. Dari aspek ekonomi terbukanya pasar internasional, meningkatkan kesempatan kerja dan meningkatkan devisa negara.
Pengaruh negatif globalisasi terhadap nilai-nilai dan moral
1. Masyarakat kita, khususnya anak muda banyak yang lupa akan identitas diri sebagai bangsa Indonesia, karena gaya hidupnya cenderung meniru budaya barat yang oleh sebagian masyarakat dunia dianggap sebagai kiblat.
2. Terjadinya kesenjangan sosial yang tajam antara yang kaya dan miskin, karena adanya persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi. Hal ini dapat menimbulkan konflik yang dapat menggangu stabilitas bangsa.
Nilai- nilai luhur yang ditanamkan di sekolah, tampaknya tidak masuk dan tidak berkembang dalam diri peserta didik. Diakui atau tidak selama bertahun-tahun, pendidikan tidak diarahkan untuk memanusiakan manusia secara "utuh" dan "paripurna", tetapi lebih diorientasikan pada hal-hal yang bersifat materialistis, ekonomis, dan teknokratis dari sentuhan nilai-nilai moral, kemanusiaan, dan budi pekerti.
Nama:Yuani Tri Astuti
Npm :2213053046

Identitas Jurnal:
Nama Jurnal : Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan
Nomor : 3
Halaman : 710-724
Tahun Terbit : 2021
Judul : PENDIDIKAN NILAI DAN MORAL DALAM SISTEM KURIKULUM PENDIDIKAN DI ACEH
Nama Penulis :
• Iwan Fajri
• Rahmat
• Dadang Sundawa
• Mohd Zailani Mohd Yusof

Pembahasan

Di Indonesia, pendidikan nilai telah diatur dalam sistem pendidikan nasional. Terdapat 18 nilai yang perlu diintegrasikan pendidik dalam proses pembelajaran. 18 nilai tersebut adalah religius, jujur, toleransi, disiplin, pekerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, nasionalisme, patriotisme, menghargai prestasi, ramah dan komunikatif, cinta damai, gemar membaca, sadar lingkungan, peduli sosial, dan bertanggung jawab (Kemendiknas, 2010). Nilai-nilai tersebut dipupuk dengan memadukan nilai isi kurikulum tertulis, kurikulum tidak tertulis (hidden curriculum), serta kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler. Artinya nilai yang akan dikembangkan harus diwujudkan dalam isi setiap mata pelajaran melalui proses pembelajaran di kelas, tugas di luar kelas, dan juga terwujud dalam aturan sekolah.Penyelenggaraan pendidikan Islami di Provinsi Aceh mengacu pada Qanun Nomor 9
Tahun 2015 perubahan atas Qanun Aceh Nomor 11 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan
Pendidikan. Pelaksanaan pendidikan di Sekolah di Aceh secara keseluruhan sudah Islami, Pendidikan nilai dan moral di satuan pendidikan di Aceh
diselenggarakan selain sesuai dengan pendidikan nasional, juga mengacu pada penerapan melalui
kurikulum islami yang berpedoman sesuai dengan qanun pendidikan di Aceh.
Nama:Yuani Tri Astuti
Npm:2213053046

Hasil Analisis
Judul: Kekerasan di Lingkungan Sekolah
Banyak nya kasus penganiayaan anak yang dilakukan oleh teman sebaya nya dimana seharusnya lingkungan sekolah bisa menjadi tempat kedua untuk mendapatkan pendidikan dan perlindungan justru menyebabkan korban jiwa. Kita sebagai guru harus mengetahui sebab akibat mengapa kekerasan di sekolah itu terjadi, dan bagaimana peran sekolah untuk untuk mengatasi kekerasan di sekolah tersebut.

Namun seharusnya juga orang tua memiliki kewajiban serta berperan penting dalam pengawasan dan pengajaran etika dan sopan santun di sekolah. Anak-anak yang di bawah umur tentu saja sangat perlu pengawasan anak cenderung meniru atau merekam apa yang mereka lihat di sekitarnya bisa melalui teman, orang tua, lingkungan sekitar atau yang mereka lihat melalui gadget.

Maka dapat kita simpulkan yang bertanggung jawab atas perilaku nilai dan moral seorang anak bukanlah hanya orang tua dirumah atau pun guru disekolah namun keduanya harus sama-sama menyeimbangkan pendidikan nilai dan moral perilaku anak mau di lingkungan sekolah, rumah, serta masyarakat.
Contoh:
1. Pada September 2015 di SD
Negeri 2 Kebayoran Lama, Jakarta terdapat Siswa kelas 2 SD yang meninggal dunia setelah berkelahi dengan teman sekelasnya dilingkungan sekolah, diduga karena perkelahian mulut
2. Pada Agustus 2017 di Sukabumi, Jawa Barat terdapat Siswa kelas 2 SD meninggal dunia setelah berkelahi di halaman sekolah, diduga karena dirundung dan dilempar minuman beku
3. Pada November 2017 di SD Negeri, Kan. Bandung terdapat Duel antara 2 siswa kelas 5 SD saat perlombaan senam hari guru diduga karena Pelaku terganggu korban yang menyalakan motor bising.
Nama :Yuani Tri Astuti
Npm : 2213053046

"APAKAH MORAL?~ The Trolley Problem" adalah sebuah video animasi pendek yang menggambarkan sebuah situasi etis yang dihadapi oleh seorang konduktor kereta yang harus memilih antara dua pilihan yang sulit untuk menyelamatkan nyawa. Pertama, jika ia terus melaju, maka sekelompok lima orang yang sedang berada di atas rel akan dibunuh oleh kereta. Kedua, jika ia beralih jalan, maka kereta akan menabrak dan membunuh seorang orang yang sedang berdiri di jalur alternatif.

Dalam video ini dimunculkan beberapa konsep etis yang relevan, seperti consequentialism dan deontologi. Konduktor kereta harus memilih antara mengikuti prinsip deontologi yang mengutamakan aturan dan moral, atau consequentialism yang mengutamakan hasil dan akibat atas tindakan. Dalam hal ini, pilihan konduktor kereta akan bergantung pada pandangan etika yang ia pegang.

Namun, video ini juga menunjukkan bahwa situasi etis yang dihadapi konduktor kereta tidak selalu hitam atau putih. Ada berbagai faktor yang perlu dipertimbangkan dan ketidakpastian dalam mengambil keputusan. Misalnya, meskipun konduktor kereta memilih untuk membunuh satu orang, ia tidak tahu apakah orang tersebut memang seorang teroris atau memiliki keluarga dan teman yang akan meratapi kematian mereka.

Selain itu, video ini juga membuka diskusi tentang berbagai situasi etis yang tidak berkaitan dengan Trolley Problem. Situasi etis seringkali rumit, dan tidak selalu terdapat jawaban yang tepat atau salah. Oleh karena itu, semua orang perlu memiliki kemampuan berpikir etis untuk mengambil keputusan yang tepat dalam situasi yang sulit.

Secara keseluruhan, video "APAKAH MORAL?~ The Trolley Problem" adalah sebuah video yang menarik dan bermakna, karena menyajikan sebuah situasi etis yang rumit dan memperkenalkan berbagai konsep etika. Video ini dapat digunakan sebagai alat pembelajaran untuk membangun kemampuan berpikir etis dan membuka diskusi tentang situasi-situasi etis yang serupa dalam kehidupan nyata.
Nama: Yuani Tri Astuti
Npm:2213053046

Identitas Jurnal
Nama Jurnal : Jurnal Pendidikan Sosiologi Dan Humaniora
Volume : 1
Nomor : 1
Halaman : 90-100
Tahun Terbit : 2010
Judul : MEMBINA NILAI MORAL SOSIAL BUDAYA INDONESIA
DI KALANGAN REMAJA
Nama Penulis : H. Wanto Rivaie.

Pembahasan:
Pembentukan nilai moral sosial budaya Indonesia di kalangan anak-anak dan remaja merupakan tanggung jawab orang tua, masyarakat dan pemerintah secara bersinergis. Kerjasama yang baik antara ketiga lingkungan pendidikan yang oleh Ki Hajar Dewantoro (1964) disebut dengan Tri Pusat Pendidikan pada dasarnya sudah dikenal seusia kemerdekaan Negara Republik Indonesia. Dalam realitas kehidupan saat ini terlihat ketiganya belum melakukan sinergitas yang optimal, sehingga di berbagai lingkungan pendidikan seringkali terjadi penyimpangan terhadap nilai moral dan norma yang tidak sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat Indonesia.

1. Membangun Hubungan Interpersonal Antar Bangsa
Nilai-nilai hubungan antar warga bangsa perlu dibangun berdasarkan saling menghargai, saling percaya untuk menciptakan kehidupan yang sejahtera. Di dalam keluarga mulai ditanamkan nilai-nilai keimanan, etika pergaulan, dan sebagainya.
2. Pendidikan Generasi Muda Yang Memiliki Jati Diri Indonesia Yang Berkadar Modern
Jati diri seseorang akan terbangun manakala seseorang dapat membedakan dirinya dengan makhluk lain, khususnya manusia lainnya yang ada diluar dirinya dan menyadari tentang kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya selaku manusia.
3. Diperlukan Pendidik Dalam Arti Seluas-luasnya (Orang Tua, Guru, Dosen, Tokoh Masayarakat Formal/Non Formal)
Keluarga sebagai primary group tempat pembentukan kepribadian yang sangat penting. Di sekolah yang bertindak sebagai pendidik adalah guru-guru, yang bertugas mengembangkan potensi anak secara berkelanjutan dari tahun ke tahun dengan berbagai materi pelajaran yang sudah dirancang dalam kurikulum yang berlaku.
4. Penciptaan suasana yang kondusif aktif efektif komunikatif penuh nilai kreatif dan bertanggung jawab Komunikatif dimaksudkan sebagai sama makna (Sofyan S.,2008, 55) Menciptakan suasana pendidikan yang kondusif dimaksudkan ,bahwa perlu dibangun interaksi Timbal balik dua arah yang akan baikan masukan dan hasil.
5. Peranan strategis pendidikan agama dalam pembentukan perilaku peserta didik dalam kondisi masyarakat yang perulalistis Agama adalah Risalah Tuhan yang disampaikan melalui para nabi Risalah itu berisi hukum hukum sempurna untuk digunakan manusia menjalankan kehidupan dan untuk mengatur hubungan antar sesama hubungan ,dalam alam semesta dan dan hubungan dengan Allah Swt.
6. Faktor faktor personal yang mempengaruhi tindakan manusia
Ada dua macam pendekatan dalam pembentukan perilaku manusia kedua pendekatan ini menekankan faktor faktor psiko logis dan faktor sosial atau dengan istilah lain faktor faktor yang timbul dari dalam individu atau( faktor personal )dan faktor -faktor yang berpengaruh, yang datang dari luar individu atau (faktor Environmental).