Nama : Aulia Maharani Putri
Npm : 2213053010
Kelas : 3G
Analisis Jurnal 2
A. Identitas Jurnal
Nama Jurnal : Jurnal Pendidikan Sosiologi Dan Humaniora
Vol/No : Vol. 1 / No. 1
Tahun : 1 April 2010
Judul jurnal : MEMBINA NILAI MORAL SOSIAL BUDAYA INDONESIA
DI KALANGAN REMAJA
Penulis: H. Wanto Rivaie
(Pendidikan Sosiologi, FKIP, Universitas Tanjungpura, Pontianak)
B. Abstrak jurnal
Uraian abstrak : Tantangan dan masalah merupakan kondisi yang di mana orang tua berupaya untuk membina anaknya dengan sentuhan kasih sayang untuk menjadi generasi yang mendatang, bertanggung jawab, serta berakhlak mulia. Tidak adanya peranan dan tidak adanya perhatian orang tua untuk membina anaknya ini menjadi salah satu penyebab kenakalan remaja, tawuran pelajar serta penggunaan obat terlarang narkoba dan semacamnya itu adalah pelarian dari suasana mental yang bersifat terminal. oleh sebab itu upaya pendidikan perlu perlakuan yang mengutamakan pada aspek afektif dan perilaku yang luhur.
Kata kunci : Nilai Moral, Sosial Budaya, Indonesia
C. Pendahuluan jurnal
Tanggung jawab serta akhlak mulia akan diwujudkan bilamana ditanamkan sejak dini kepada generasi muda nilai keimanan serta kegiatan ibadah dan muamalah yang terus dilakukan disertai dengan keteladanan orang tua dan para pemimpin masyarakat yang ada di sekitar lingkungan kita, masyarakat serta bangsa ini supaya tujuan pendidikan kelak yang telah dirumuskan dalam UU Sisdiknas 2003 dapat tercapai dengan baik tanpa upaya itu maka pembinaan pada generasi muda yang bertanggung jawab serta berakhlak mulia hanya sebagai omongan belaka.
D. Pembahasan
1. Membangun hubungan interpersonal antar bangsa.
Hubungan antara nilai dan manusia perlu dibangun berdasarkan saling menghargai saling percaya dalam menciptakan kehidupan yang sejahtera. Di dalam keluarga mulai ditanamkan nilai keimanan serta etika pergaulan. sebelum sekolah dasar bagi yang tergolong keluarga mampu dan modern anaknya dititipkan ke playgroup dan TK. setelah anak memasuki usia 7 sampai dengan 18 tahun, tanggung jawab keluarga tetap ada, akan tetapi untuk pengembangan potensi akademik akademik mendapat bantuan dari sekolah. dan kemudian berlanjut sampai perguruan tinggi bagi mereka yang mampu. sebenarnya hubungan sosial yang saling menghargai, saling percaya, dalam membangun masyarakat bangsa yang sejahtera harus sudah dimulai dengan baik. kelompok masyarakat serta bangsa Indonesia yang dilandasi nilai moral Pancasila yang sesungguhnya di mana sila pertama yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, dan Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan kemasyarakatan. Ketiga lingkungan itu perlu didasari interaksi sosial yang saling menghargai, saling percaya untuk mewujudkan kehidupan berbangsa yang sejahtera.
2. pendidikan generasi muda yang memiliki jati diri Indonesia yang berkadar modern.
Melalui pendidikan berbeda dari zaman ke zaman pembinaan generasi muda, intinya untuk membina kepribadian sebagai upaya dalam membentuk jati diri para remaja yang tidak bisa lepas dari filsafat hidup dan pandangan hidup seseorang masyarakat. Jati diri remaja dapat dibentuk dengan tradisi kehidupan masyarakat atau dengan cara oleh usaha yang terprogram, direncanakan dengan baik dan sistematis atau modern (Jalaluddin, dan Abdullah Idi, 2007,184-185). akan tetapi sesederhana apapun bentuk jati diri pada generasi muda tidak bisa dilepas dari peranan pendidikan.
3. Diperlukan pendidikan dalam arti seluas-luasnya (orang tua, guru, dosen, tokoh masyarakat formal/non formal)
Dalam hal pendidikan dalam arti luas kaitannya dengan pembentukan jati diri yang terlihat pada penampilan kepribadian seseorang. Terdapat tiga pusat lingkungan pendidikan menurut pendapat dari Tokoh Pendidikan Nasional yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Di dalam keluarga kegiatan pendidikan dapat dilakukan oleh kedua orang tuanya sedangkan di sekolah dapat dilakukan oleh guruny, dan di masyarakat dapat dilakukan oleh tokoh masyarakat atau para instruktur. di dalam lembaga pendidikan formal dan non formal pendidikan yang bertugas untuk membentuk nilai moral dalam membangun jati diri pada generasi muda yaitu guru serta tokoh masyarakat (Uyoh Sadullah dkk, 6-12), dilakukan dengan cara upaya mendidih, mengajar serta melatih. muatan dari mendidik tidak hanya dari pengetahuannya saja akan tetapi juga dari nilai moral Pancasila sementara itu dalam kegiatan mengajar tekanan lebih pada aspek kognitif (transfer of knowledge).
4. Penciptaan suasana yang kondusif, aktif, efektif, komunikatif penuh nilai kreatif dan bertanggung jawab
dalam proses memberikan bantuan perlu dibangun komunikasi dua arah, komunikasi yang setara, kesederatan, supaya kedua belah pihak mempunyai harga diri yang lain sebagai insan Kamil. hal yang dimaksud yaitu bahwasannya ketika komunikasi berlangsung kemudian pada saat proses hubungan sosial terjadi yang terlihat ternyata adanya ketidakseimbangan yang menonjol dari kedua belah pihak. Keadilan komunikasi yang berdasar keadilan merupakan komunikasi yang saling menguntungkan satu sama lain sama-sama senang, serta sejahtera tidak ada yang dirugikan salah satu pihaknya. dengan cara prinsip keadilan ini akan dapat terbangun peserta didik yang mempunyai nilai moral yang tinggi, tidak senang tawuran berpikir positif, serta potensi yang dimiliki akan berkembang dengan optimal.
5. peranan strategis pendidikan agama dalam pembentukan perilaku peserta didik dalam kondisi masyarakat yang pluralis
Agama merupakan risalah Tuhan yang disampaikan melalui para nabi. risalah itu berisikan hukum-hukum sempurna yang digunakan oleh manusia untuk menjalani kehidupan serta mengatur hubungan antar sesama, hubungan dalam alam semesta serta hubungan dengan ALLAH SWT Sofyan S., 2008, 42-48; Nursid S., 2005, 127-132). dengan landasan pendidikan agama yang dilakukan di keluarga sekolah serta masyarakat dengan baik maka akan terbangun kepribadian peserta didik yang mempunyai nilai moral yang terdapat dalam Pancasila.
inti dari cita-cita pluralisme tidak terlepas dari bingkai keluarga, merupakan sebuah masyarakat sipil yang demokratis adanya dan ditegakkannya hukum dalam supremasi keadilan pemerintahan yang bersih dari KKN yang diwujudkan dengan keteraturan sosial serta rasa aman dalam masyarakat yang menjamin kelancaran produktivitas masyarakat serta kehidupan ekonomi yang mensejahterakan rakyat Indonesia. Tumpuan utama terwujudnya masyarakat Indonesia yang multikultural dan pluralistis yaitu multikulturalisme merupakan sebuah ideologi yang mengakui dan mengagungkan perbedaan dalam kesederajatan baik secara individu maupun secara kebudayaan.
6. faktor-faktor personal yang mempengaruhi tindakan manusia.
7. terdapat dua macam pendekatan dalam pembentukan perilaku manusia, yaitu menekankan faktor-faktor psikologis dan faktor-faktor sosial, istilah lainnya adalah faktor yang timbul dari dalam individu (faktor personal) dan faktor yang berpengaruh yang datang dari luar individu (faktor environmental)
E. Kesimpulan
Kesimpulan dari pembahasan di atas yaitu pembentukan nilai moral sosial budaya di Indonesia terutamanya pada kalangan remaja adalah tanggung jawab dari orang tua masyarakat serta pemerintah. Dalam kehidupan nyata pada saat ini terlihat ketiganya belum melakukan sinergitas yang optimal sehingga di berbagai lingkungan pendidikan acap kali terjadi penyimpangan terhadap nilai moral serta norma yang tidak sesuai dalam kondisi sosial budaya masyarakat di Indonesia. seharusnya ketiga lingkungan pendidikan itu perlu meningkatkan kerjasama yang kuat dan saling bahu-membahu untuk bingkai nilai kekeluargaan yang sesuai dengan nilai agama yang suci sebagai anak bangsa yang merindukan kembali kokohnya jati diri bangsa Indonesia, serta menjadi bangsa yang cerdas lembut dan terampil sehingga bangsa Indonesia ini menjadi bangsa yang maju yang bernilai bermoral serta berbudaya.
Npm : 2213053010
Kelas : 3G
Analisis Jurnal 2
A. Identitas Jurnal
Nama Jurnal : Jurnal Pendidikan Sosiologi Dan Humaniora
Vol/No : Vol. 1 / No. 1
Tahun : 1 April 2010
Judul jurnal : MEMBINA NILAI MORAL SOSIAL BUDAYA INDONESIA
DI KALANGAN REMAJA
Penulis: H. Wanto Rivaie
(Pendidikan Sosiologi, FKIP, Universitas Tanjungpura, Pontianak)
B. Abstrak jurnal
Uraian abstrak : Tantangan dan masalah merupakan kondisi yang di mana orang tua berupaya untuk membina anaknya dengan sentuhan kasih sayang untuk menjadi generasi yang mendatang, bertanggung jawab, serta berakhlak mulia. Tidak adanya peranan dan tidak adanya perhatian orang tua untuk membina anaknya ini menjadi salah satu penyebab kenakalan remaja, tawuran pelajar serta penggunaan obat terlarang narkoba dan semacamnya itu adalah pelarian dari suasana mental yang bersifat terminal. oleh sebab itu upaya pendidikan perlu perlakuan yang mengutamakan pada aspek afektif dan perilaku yang luhur.
Kata kunci : Nilai Moral, Sosial Budaya, Indonesia
C. Pendahuluan jurnal
Tanggung jawab serta akhlak mulia akan diwujudkan bilamana ditanamkan sejak dini kepada generasi muda nilai keimanan serta kegiatan ibadah dan muamalah yang terus dilakukan disertai dengan keteladanan orang tua dan para pemimpin masyarakat yang ada di sekitar lingkungan kita, masyarakat serta bangsa ini supaya tujuan pendidikan kelak yang telah dirumuskan dalam UU Sisdiknas 2003 dapat tercapai dengan baik tanpa upaya itu maka pembinaan pada generasi muda yang bertanggung jawab serta berakhlak mulia hanya sebagai omongan belaka.
D. Pembahasan
1. Membangun hubungan interpersonal antar bangsa.
Hubungan antara nilai dan manusia perlu dibangun berdasarkan saling menghargai saling percaya dalam menciptakan kehidupan yang sejahtera. Di dalam keluarga mulai ditanamkan nilai keimanan serta etika pergaulan. sebelum sekolah dasar bagi yang tergolong keluarga mampu dan modern anaknya dititipkan ke playgroup dan TK. setelah anak memasuki usia 7 sampai dengan 18 tahun, tanggung jawab keluarga tetap ada, akan tetapi untuk pengembangan potensi akademik akademik mendapat bantuan dari sekolah. dan kemudian berlanjut sampai perguruan tinggi bagi mereka yang mampu. sebenarnya hubungan sosial yang saling menghargai, saling percaya, dalam membangun masyarakat bangsa yang sejahtera harus sudah dimulai dengan baik. kelompok masyarakat serta bangsa Indonesia yang dilandasi nilai moral Pancasila yang sesungguhnya di mana sila pertama yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, dan Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan kemasyarakatan. Ketiga lingkungan itu perlu didasari interaksi sosial yang saling menghargai, saling percaya untuk mewujudkan kehidupan berbangsa yang sejahtera.
2. pendidikan generasi muda yang memiliki jati diri Indonesia yang berkadar modern.
Melalui pendidikan berbeda dari zaman ke zaman pembinaan generasi muda, intinya untuk membina kepribadian sebagai upaya dalam membentuk jati diri para remaja yang tidak bisa lepas dari filsafat hidup dan pandangan hidup seseorang masyarakat. Jati diri remaja dapat dibentuk dengan tradisi kehidupan masyarakat atau dengan cara oleh usaha yang terprogram, direncanakan dengan baik dan sistematis atau modern (Jalaluddin, dan Abdullah Idi, 2007,184-185). akan tetapi sesederhana apapun bentuk jati diri pada generasi muda tidak bisa dilepas dari peranan pendidikan.
3. Diperlukan pendidikan dalam arti seluas-luasnya (orang tua, guru, dosen, tokoh masyarakat formal/non formal)
Dalam hal pendidikan dalam arti luas kaitannya dengan pembentukan jati diri yang terlihat pada penampilan kepribadian seseorang. Terdapat tiga pusat lingkungan pendidikan menurut pendapat dari Tokoh Pendidikan Nasional yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Di dalam keluarga kegiatan pendidikan dapat dilakukan oleh kedua orang tuanya sedangkan di sekolah dapat dilakukan oleh guruny, dan di masyarakat dapat dilakukan oleh tokoh masyarakat atau para instruktur. di dalam lembaga pendidikan formal dan non formal pendidikan yang bertugas untuk membentuk nilai moral dalam membangun jati diri pada generasi muda yaitu guru serta tokoh masyarakat (Uyoh Sadullah dkk, 6-12), dilakukan dengan cara upaya mendidih, mengajar serta melatih. muatan dari mendidik tidak hanya dari pengetahuannya saja akan tetapi juga dari nilai moral Pancasila sementara itu dalam kegiatan mengajar tekanan lebih pada aspek kognitif (transfer of knowledge).
4. Penciptaan suasana yang kondusif, aktif, efektif, komunikatif penuh nilai kreatif dan bertanggung jawab
dalam proses memberikan bantuan perlu dibangun komunikasi dua arah, komunikasi yang setara, kesederatan, supaya kedua belah pihak mempunyai harga diri yang lain sebagai insan Kamil. hal yang dimaksud yaitu bahwasannya ketika komunikasi berlangsung kemudian pada saat proses hubungan sosial terjadi yang terlihat ternyata adanya ketidakseimbangan yang menonjol dari kedua belah pihak. Keadilan komunikasi yang berdasar keadilan merupakan komunikasi yang saling menguntungkan satu sama lain sama-sama senang, serta sejahtera tidak ada yang dirugikan salah satu pihaknya. dengan cara prinsip keadilan ini akan dapat terbangun peserta didik yang mempunyai nilai moral yang tinggi, tidak senang tawuran berpikir positif, serta potensi yang dimiliki akan berkembang dengan optimal.
5. peranan strategis pendidikan agama dalam pembentukan perilaku peserta didik dalam kondisi masyarakat yang pluralis
Agama merupakan risalah Tuhan yang disampaikan melalui para nabi. risalah itu berisikan hukum-hukum sempurna yang digunakan oleh manusia untuk menjalani kehidupan serta mengatur hubungan antar sesama, hubungan dalam alam semesta serta hubungan dengan ALLAH SWT Sofyan S., 2008, 42-48; Nursid S., 2005, 127-132). dengan landasan pendidikan agama yang dilakukan di keluarga sekolah serta masyarakat dengan baik maka akan terbangun kepribadian peserta didik yang mempunyai nilai moral yang terdapat dalam Pancasila.
inti dari cita-cita pluralisme tidak terlepas dari bingkai keluarga, merupakan sebuah masyarakat sipil yang demokratis adanya dan ditegakkannya hukum dalam supremasi keadilan pemerintahan yang bersih dari KKN yang diwujudkan dengan keteraturan sosial serta rasa aman dalam masyarakat yang menjamin kelancaran produktivitas masyarakat serta kehidupan ekonomi yang mensejahterakan rakyat Indonesia. Tumpuan utama terwujudnya masyarakat Indonesia yang multikultural dan pluralistis yaitu multikulturalisme merupakan sebuah ideologi yang mengakui dan mengagungkan perbedaan dalam kesederajatan baik secara individu maupun secara kebudayaan.
6. faktor-faktor personal yang mempengaruhi tindakan manusia.
7. terdapat dua macam pendekatan dalam pembentukan perilaku manusia, yaitu menekankan faktor-faktor psikologis dan faktor-faktor sosial, istilah lainnya adalah faktor yang timbul dari dalam individu (faktor personal) dan faktor yang berpengaruh yang datang dari luar individu (faktor environmental)
E. Kesimpulan
Kesimpulan dari pembahasan di atas yaitu pembentukan nilai moral sosial budaya di Indonesia terutamanya pada kalangan remaja adalah tanggung jawab dari orang tua masyarakat serta pemerintah. Dalam kehidupan nyata pada saat ini terlihat ketiganya belum melakukan sinergitas yang optimal sehingga di berbagai lingkungan pendidikan acap kali terjadi penyimpangan terhadap nilai moral serta norma yang tidak sesuai dalam kondisi sosial budaya masyarakat di Indonesia. seharusnya ketiga lingkungan pendidikan itu perlu meningkatkan kerjasama yang kuat dan saling bahu-membahu untuk bingkai nilai kekeluargaan yang sesuai dengan nilai agama yang suci sebagai anak bangsa yang merindukan kembali kokohnya jati diri bangsa Indonesia, serta menjadi bangsa yang cerdas lembut dan terampil sehingga bangsa Indonesia ini menjadi bangsa yang maju yang bernilai bermoral serta berbudaya.