Kiriman dibuat oleh Jeky Septa Anggara 2213053253

Nama : Jeky Septa Anggara
NPM : 2213053253
Kelas : 3F

Analisis Video - Degradasi Moral Pelajar Jaman Modern

Beberapa poin penting menurut pendapat dari Bu Retno (KPAI) yaitu sebagai berikut
a) Moral seorang anak sebenarnya dapat dilihat dari pendidikan pertama ia yaitu pada lingkungan keluarga atau di Rumah.
b) Kemudian di lingkungan sekolah berkaitan mengenai bagaimana pengelolaan kelas yang dilakukan seorang pendidik terutama dalam mengatasi dan menyikapi anak yang bisa dikatakan moralnya sangat rendah.
c) Baik guru dan siswa tidak dibenarkan menyikapi sesuatu dengan kekerasan

Sedangkan menurut Dr. Itje, yakni sebagai berikut.
a) Sebelumnya ia menuturkan bahwa terdapat kompetensi yang ada pada guru yaitu kompetensi kepribadian, sosial, profesional, dan pendagogik.
b) Pembekalan bagi seorang calon pendidik saat ini masih holistik, sehingga harus lebih ditekankan juga pada hal kepribadian dengan memperkenalkan beragam sekolah dan watak siswa sehingga dapat menyikapinya dengan benar.

Kemudian ibu Fero menuturkan opininya sebagai berikut.
a) Anak memiliki level kognisi atau kemampuan bernalar dan berfikir
b) Pada kasus tersebut saat adanya emosi atau amarah memungkinkan adanya implus atau rangsangan untuk melakukan sesuatu tanpa memikirkan konsekuensi yang terjadi atas apa yang ia lakukan
c) Kemampuan untuk mengelola emosi sebenarnya juga harus dilatih sedini mungkin kepada anak - anak
Nama : Jeky Septa Anggara
NPM : 2213053253
Kelas : 3F

Analisis Video - 6 Tahap perkembangan moral menurut Kohlberg

Saat di Amerika Lawrence kolhberg melakukan sebuah penelitiannya untuk merumuskan beberapa tahapan moral.
Adapun 3 level tahap perkembangan moral dimana setiap levelnya terdapat 2 tahap menurut Lawrence Kolhberg yaitu sebagai berikut
1.) Pra Konvensional, terdiri atas 2 tahapan yaitu tahapan menghindari hukuman, dan tahapan kedua keuntungan dan minat pribadi.
2.) Konvensional, terdiri atas 2 tahap yaitu menjaga sikap orang baik dan tahap memelihara peraturan.
3.) Pasca Konvensional, terdiri atas 2 tahapan yaitu tahap orientasi kontrak sosial dan tahap prinsip etika universal.

Jika dirinci maka penjabaran dari setiap tahapan yaitu sebagai berikut.
a) Tahap 1 ( menghindari hukuman ) artinya seseorang bisa bertindak ataupun tidak bertindak dengan tujuan menghindari hukuman. Misalnya saat dijalan raya seseorang taat dengan aturan lalu lintas dengan tidak menerobos lampu merah hal ini bertujuan agar tidak mendapat sanksi dari polisi.
b) Tahap 2 ( Keuntungan dan Minat Pribadi ) artinya memperhitungkan hasil yang diperoleh setelah melakukan tindakan.
c) Tahap 3 ( Menjaga Sikap Orang Baik) artinya memelihara sikap sosial dengan memikirkan kesepakatan sosial serta pendapat orang lain. Misalnya tidak ribut dengan tetangga.
d) Tahap 4 ( Memelihara Peraturan ), artinya tanpa ada nya aturan maka dapat menimbulkan sebuah kekacauan.
e) Tahap 5 ( Orientasi Kontrak Sosial ) artinya seseorang secara sadar mengerti bahwa terdapat perbedaan latar belakang dan situasi atau kondisi, tidak ada yang absolut, hak setiap individu harus dilihat bersamaan dengan hukum yang ada.
f) Tahap 6 ( Prinsip Etika Universal ) artinya berkaitan dengan prinsip internal dari setiap individu , dimana seseorang beranggapan apa yang dilakukan telah sesuai atau benar namun ternyata bertentangan dengan hukum yang ada.
Nama : Jeky Septa Anggara
NPM : 2213053253
Kelas : 3F

Analisis Jurnal 2

Jurnal kedua ini memiliki pokok bahasan mengenai pentingnya pendidikan nilai di era globalisasi. Era globalisasi telah membuat perubahan yang signifikan di kehidupan sehari - hari, bahkan terjadi kemerosotan nilai akibat dari adanya globalisasi yang kemungkinan akar penyebabnya adalah pengadopsian budaya luar secara berlebihan dan tak terkendali pada generasi muda.

Pentingnya pendidikan nilai dan moral bagi anak menjadi perhatian utama didalam kehidupan. Pribadi yang bermoral merupakan pribadi yang mampu mengendalikan dirinya sendiri sesuai dengan nilai - nilai kemanusiaan. Pendidikan nilai sebenarnya dapat terlaksana melalui berbagai kegiatan dan di lingkungan mana pun, baik di lingkungan keluarga, masyarakat, dan sekolah. Sasaran dalam pendidikan nilai adalah mewujudkan nilai dalam bentuk yang konkrit seperti bentuk sikap atau perilaku ataupun aktivitas yang kreatif dan produktif. Pendidikan nilai juga dapat dilaksanakan dalam bidang studi seperti proses perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran maupun kegiatan refleksi.

Dampak globalisasi sangat berpengaruh pada nilai kehidupan seseorang, oleh sebab itu pendidikan nilai dan moral sangat penting dilakukan sedini mungkin agar generasi muda tidak terbawa arus globalisasi yang dapat merugikan dirinya sendiri maupun orang lain.
Nama : Jeky Septa Anggara
NPM : 2213053253
Kelas : 3F

Analisis Jurnal 1

Jurnal pertama ini membahas mengenai sebuah pendidikan nilai dan moral dalam sistem kurikulum pendidikan di Aceh. Perubahan yang sekarang ini terjadi dalam kehidupan sosial merupakan salah satu perbincangan paling signifikan tentang hukum dan moral siswa. Mengacu pada inti jurnal ini, Pemerintah Aceh mulai mengembangkan sebuah sistem pendidikan yang sesuai dengan karakteristik-karakteristik adat istiadat masyarakat Aceh serta otonomi khusus yang berlaku di Aceh. Sistem pendidikan di Aceh ini tertuang dalam Qanun No. 23 Tahun 2002 dan kemudian disempurnakan dengan Qanun Aceh No 5 Tahun 2008.

Setidaknya ada 6 strategi yang bisa dilakukan dalam pembentukan karakter yaitu intervensi, panutan, habituasi, fasilitasi, penguatan, dan keterlibatan orang lain. Nilai - nilai moral dalam islam sejatinya memiliki tujuan untuk mengontrol perilaku individu dan mengintegrasikan perilaku manusia untuk mempersiapkan menjadi pengikut yang maha kuasa. Islam menjadikan sisi moral sebagai tolak ukur perbuatan baik, dan sisi utama dalam nilai adalah tujuan utama dakwah Islam. Pembelajaran di Aceh ini berorientasi kepada budaya islami yang berbasis syariat islam di Aceh.
Nama : Jeky Septa Anggara
NPM : 2213053253
Kelas : 3F

Analisis Video 2

Salah satu permasalahan yang cukup menjadi perhatian di Indonesia adalah tindak kekerasan yang dilakukan di sekolah. Apalagi hal ini hanya dipicu oleh masalah kecil dan yang lebih mirisnya adalah pelaku merupakan seorang pelajar. Lingkungan kedua yang seharusnya menjadi tempat berlindung dan tempat menimba ilmu justru menjadi sebuah tempat yang mengakibatkan seorang anak kehilangan nyawa.

Data yang ditampilkan salah satunya pada kurun waktu 2015 - 2017.
* Tahun 2015 Siswa kelas 2 di SDN Kebayoran Lama, Jakarta meninggal dunia setelah berkelahi dengan temannya yang diduga karena perkelahian mulut
* Tahun 2017 siswa kelas 2 SD di Sukabumi Jawa Barat meninggal di halaman sekolah setelah berkelahi, yang dugaannya karena dirundung dan dilempar minuman beku.
* Tahun 2017, duel antar dua siswa kelas 5 SD saat perlombaan senam Hari Guru yang terjadi di SDN kabupaten Bandung.

Dari apa yang terlihat diatas, bisa disimpulkan bahwa hal ini terjadi karena kurangnya pengawasan dan pengajaran nilai etika yang ada di lingkungan keluarga, dimana orangtua harus memegang penuh kendali dari seorang anak. Orang tua harus senantiasa memberikan pengajaran dan pendampingan moral, etika, sikap kepada anak supaya anak tidak berperilaku menyimpang apalagi sampai melukai orang lain. Selain itu, lingkungan sekolah juga berperan dalam pengawasan peserta didiknya di Sekolah, mengingat lingkungan sekolah merupakan lingkungan kedua bagi peserta didik dalam menimba ilmu.