Posts made by Sabna Laila Fitri 2213053197

MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA
DOSEN :
1. Drs. Rapani, M. Pd
2. Dayu Rika Perdana, S. Pd, M. Pd

NAMA : SABNA LAILA FITRI
NPM : 2213053197
KELAS : 1E

TUGAS ANALISIS JURNAL

Dalam jurnal yang berjudul “Pancasila Sebagai Filsafat Ilmu Dan Implikasi Terhadap Pengembangan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi” yang di tulis oleh Syarifuddin. Jurnal tersebut terbit pada tahun 2018 dan membahas mengenai Pancasila, filsafat ilmu, dan ilmu pengetahuan teknologi.

KONSEP DASAR PANCASILA
Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Menurut Muhammad Yamin bahwa Pancasila berasal dari kata Panca yang berarti lima dan Sila yang berarti sendi, atas, dasar atau peraturan tingkah laku yang penting dan baik. Dengan demikian Pancasila merupakan lima dasar yang berisi pedoman atau aturan tentang tingkah laku yang penting dan baik. Jadi dapat disimpulkan bahwa, pancasila adalah pedoman atau aturan tentang tingkah laku yang penting dan baik dan juga sebagai dasar falsafah negara indonesia yang lahir dari pemikiran mendalam yang dilakukan oleh anak bangsa dengan tujuan untuk dijadikan pandangan hidup bangsa Indonesia sebagai dasar pemersatu, lambang kesatuan serta sebagai pertahanan bangsa dan negara Indonesia.

PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT ILMU
Pancasila sebagai suatu sistem filsafat pada hakikatnya adalah suatu sistem pengetahuan. Dalam kehidupan sehari-hari Pancasila menjadi pedoman atau dasar bagi bangsa Indonesia dalam memandang realitas alam semesta, manusia, masyarakat, bangsa, dan negara tentang makna hidup serta sebagai dasar bagi manusia Indonesia untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam hidup dan kehidupan. Pancasila sebagai filsafat ilmu mengandung nilai ganda, yaitu harus memberikan landasar teoritik (dan normatif) bagi penguasaan dan pengembangan iptek dan menetapkan tujuan; dan nilai instrinsik tujuan iptek dilandasi oleh nilai mental kepribadian dan moral manusia (Syam, 2006).

IMPLIKASI SILA-SILA DALAM PENGEMBANGAN ILMU
1. Ketuhanan yang Maha Esa
Implikasi Sila I Ketuhanan Yang Maha Esa dalam pengembangan ilmu pengetahuan Manusia pada hakikatnya adalah mahluk religi. Sebagai mahluk religi, setiap manusia memiliki potensi untuk sampai pada kesadaran bahwa terdapat kekuatan, dengan segala kemahaan, yang mencipta dan menguasai jagad raya.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
Implikasi Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab dalam pengembangan ilmu pengetahuan adalah memberi arah dan mengendalikan ilmu pengetahuan. Ilmu dikembalikan pada fungsinya semula, yaitu untuk kemanusiaan, tidak hanya untuk kelompok, lapisan tertentu.
3. Persatuan Indonesia
Implikasinya dalam pengembangan ilmu pengetahuan adalah Sila persatuan Indonesia, memberikan kesadaran kepada bangsa Indonesia bahwa rasa nasionalisme bangsa Indonesia akibat dari sumbangan iptek, dengan iptek persatuan dan kesatuan bangsa dapat terwujud dan terpelihara, persaudaraan dan pesahabatan antar daerah di berbagai daerah terjalin karena tidak lepas dari factor kemajuan iptek.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
Implikasinya dalam pengembangan pengetahuan adalah Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksaan dalam permusyawaratan perwakilan, mendasari pengembangan Iptek secara demokratis.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Implikasi sila ke 5 dalam pengembangan ilmu pengetahuan adalah; Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, mengimplementasikan pengembangan iptek haruslah menjaga keseimbangan keadilan dalam kehidupan kemanusiaan.
MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA
DOSEN :
1. Drs. Rapani, M. Pd
2. Dayu Rika Perdana, S. Pd, M. Pd

NAMA : SABNA LAILA FITRI
NPM : 2213053197
KELAS : 1E


TUGAS ANALISIS JURNAL

Dalam jurnal yang berjudul “Urgensi Penegasan Pancasila Sebagai Dasar Pengembangan IPTEK” yang di tulis oleh Ika Setyorini. Jurnal tersebut terbit pada tahun 2018 dan membahas mengenai Indonesia, nilai, Pancasila, dan Teknologi.

1. Konsep Dasar Nilai Pancasila Sebagai Pengembangan Ilmu
Pancasila merupakan suatu sistem nilai acuan, kerangka-kerangka berpikir, pola acuan berpikir atau jelasnya senagai sistem nilai yang dijadikan kerangka landasan, kerangka cara, dan sekaligus tujuan bagi yang menyandangnya sehingga Pancasila menjadi kaidah penuntun dalam pembangunan hukum nasional. Artinya niali-nilai dasar Pancasila secara normative menjadi dasar, kerangka acuan, dan tolak ukur segenap aspek pembangunan nasional yang dijalan kan di Indonesia.

Nilai- nilai Pancasila meliputi :
a. nilai dasar (instrinsik), merupakan p okok yang tidak terikat waktu dan tempat dan bersifat abstrak, mencakup cita-cita, tujuan dan tatanan dasar yang telah ditetapkan oleh pendiri negara Indonesia.
b. nilai instrumental, merupakan penjabaran nilai dasar sebagai arahan kinerja untuk waktu dan kondisi tertentu, bersifat lebih kontekstual dan harus selalu disesuaikan dengan tuntunan zaman mencakup kebijakan, strtaegi organisasi, sistem, rencana dan program yang dikembangkan oleh lembaga penyelenggara negara.
c. nilai paraktis, merupakan i nteraksi antara nilai instrumental dengan situasi kongkrit tempat dan situasi tertentu, bersifat dinamis demi tegaknya nilai instrumental.

2. Pancasila Sebagai Sumber Nilai dan Moral dalam Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Tekhologi
Pancasila sebagai landasan etika pengembangan iptek dapat dirinci sebagai berikut:
a. pengembangan iptek yang terlebih menyangkut manusia haruslah menghormati martabat manusia,
b. iptek seharusnya harus meningkatkan kwalitas hidup manusia, baik sekarang mauapun masa yang akan datamg
c. pengembangan iptek hendaknya membantu pemekaran komunitas manusia, bail lokal, nasional ,aupun global.
d. iptek harus terbuka untuk masyarakat dan memiliki dampak langsung dalam kondisi hidup masyarakat.
e. iptek hendaknya membantu penciptaan masyarakat yang semakin lebih adil (Surajiyo, 2017:143).

3. Sumber Historis, Sosiologis, dan Politik Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Iptek
Sumber historis Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan iptek di Indonesia dapat ditelusuri dalam Pembukaan UUD 1945. Pada alenia keempat Pembukaan UUD 1945. Sebagai sumber sosiologis Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan iptek dapat ditemukan dalam sikap masyarakat yang peka terhadap isu-isu Ketuhanan dan Kemanusiaan yang ada dibalik peistiwa yang terjadi dalam masyarakat. Sedangkan, Sumber Politis Pancasila sebagai dasar nila pengembangan iptek dapat dilihat dari berbagai kebijakan yang dilakukan oleh para penyelenggara negara.
MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA
DOSEN :
1. Drs. Rapani, M. Pd
2. Dayu Rika Perdana, S. Pd, M. Pd

NAMA : SABNA LAILA FITRI
NPM : 2213053197
KELAS : 1E

TUGAS ANALISIS JURNAL

Dalam jurnal yang berjudul “Pengaruh Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Pancasila dalam Menyikapi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi” yang di tulis oleh Mursyidah Dwi Hartati, dkk. Jurnal tersebut terbit pada tahun 2018 dan membahas mengenai Pancasila, Pengembangan Kepribadian, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.

SIKAP
Menurut Eagle dan Chaiken (1993) dalam buku A. Wawan dan Dewi M. (2010, p.20) mengemukakan bahwa sikap dapat diposisikan sebagai hasil evaluasi terhadap obyek sikap yang diekspresikan ke dalam proses-proses kognitif, afektif (emosi) dan perilaku. Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa sikap terdiri dari komponen kognitif, perilaku, dan juga emosi.

CIRI-CIRI SIKAP
Ciri-ciri sikap menurut Heri Purwanto (1998) dalam buku Notoatmodjo (2003, p.34) adalah:
1. Sikap bukan bawaan dari lahir, melainkan dibentuk sepanjang perkembangan hidup sesuai dengan objeknya.
2. Sikap dapat berubah-ubah sesuai dengan keadaan tertentu.
3. Sikap tidak berdiri sendiri, dan selalu berhubungan dengan objek.

Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa sikap itu terbentuk, dipelajari atau berubah senantiasa berkenaan dengan suatu objek tertentu. Sikap memiliki segi-segi motivasi dan perasaan, sifat ilmiah, dan kecakapan atau pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang.

TINGKATAN SIKAP
Menurut Notoadmodjo (2003) dalam buku Wawan dan Dewi (2010), sikap terdiri dari berbagai tingkatan yaitu:
1. Menerima
2. Merespon
3. Menghargai
4. Bertanggung jawab

FUNGSI SIKAP
Menurut Katz (1964) dalam buku Wawan dan Dewi (2010, p.23) sikap mempunyai beberapa fungsi, yaitu:
1. Fungsi Instrumental
2. Fungsi pertahanan ego
3. Fungsi ekspresi nilai
4. Fungsi pengetahuan individu

ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI
Secara etimologi, istilah “ilmu” adalah sebagai arti dari kata science (bahasa Inggris), yang berarti pengetahuan. Kata ini berasal dari bahasa latin, scientia yang diturunkan dari kata scire yang berarti mengetahui (to know) dan belajar (to learn). Secara terminologi, pengertian ilmu sekurang-kurangnya mencakup tiga hal, yaitu pengetahuan, aktivitas, dan metode untuk mendapatkan pemahaman terhadap pengertian ilmu.
Secara etimologis, kata teknologi berasal dari kata techne dan logos. Techne berarti serangkaian prinsip atau metode rasional yang berkaitan dengan pembuatan suatu objek atau kecakapan tertentu, sedangkan logosmengacu kepada kata logi yang mengacu kepada makna tata pikir. Secara terminologi, teknologi mempunyai arti kemampuan manusia (masyarakat) untuk memanfaatkan kekuatan-kekuatan alam guna kepentingan hidupnya.
MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA
DOSEN :
1. Drs. Rapani, M. Pd
2. Dayu Rika Perdana, S. Pd, M. Pd

NAMA : SABNA LAILA FITRI
NPM : 2213053197
KELAS : 1E

TUGAS ANALISIS VIDEO

Dalam video yang berjudul “Pancasila Sebagai Dasar Pengembangan Iptek” membahas mengenai apa itu iptek, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Iptek merupakan hasil karya manusia yang berguna untuk membantu manusia dalam kegiatan atau aktivitasnya sehari-hari. Iptek digunakan atau dimanfaatkan untuk kegiatab tertentu yang memiliki berdampak positif dan negative.

Pancasila merupakan rumusan dan pedoman hidup berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Nilai-nilai yang terkandung didalam Pancasila merupakan hal penting dalam pengembangan ilmu dan teknologi. Dasar ketuhanan yang Maha Esa bagi bangsa Indonesia adalah Mutlak. Jika ilmu yang di pelajari dan dirujuk oleh cendikianwan bangsa barat diikuti, sepertinya akan berjalan berlawanan.

Sila – sila Pancasila yang menjadi system etika dalam pengembangan iptek, yaitu ;
1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
Mengkompementasikan ilmu pengetahuan mencipta, keseimbangan antara rasional dan irasional, antara akal dan kehendak. Berdasarkan sila ini IPTEK tidak hanya memikirkan tentang apa yang ditemukan dan diciptakan, tetapi juga mempertimbangkan maksud dan akibatnya.

2. Sila kemanusiaan yang adil dan beradab
Memberikan dasar-dasar moral dalam mengembangkan IPTEK, dikarenakan IPTEK merupakan hasil karya atau budaya manusia yang harus memiliki ada dan moralitas.

3. Sila persatuan Indonesia
Mengkompementasikan universal dan kemanusiaan dalam sila-sila yang lain. Pengembagan IPTEK diharapkan dapat mengembangkan rasa nasionalisme sebagai bagian dari umat manusia.

4. Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
Mendasari pengembangan IPTEK secara demokratis. Setiap ilmuan harus memiliki kebebasan untuk mengembangkan IPTEK, serta memiliki sikap yang menghargai, menghormati, menerima kritik dan kajian ulang dari ilmuan lainnya.

5. Sila keadila sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Mengkompementasikan pengembanga IPTEK haruslah menjaga keseimbangan keadilan dalam kehidupan kemanusiaan.
MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA
DOSEN :
1. Drs. Rapani, M. Pd
2. Dayu Rika Perdana, S. Pd, M. Pd

NAMA : SABNA LAILA FITRI
NPM : 2213053197
KELAS : 1E

TUGAS ANALISIS SOAL
“Staf Khusus Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Romo Benny Susetyo menilai Indonesia tanpa gotong royong bisa bangkrut.”

A. Gotong royong merupakan istilah asli bangsa Indonesia dan menjadi modal dalam memujudkan cita-cita nasional bangsa Indonesia, bagaimanakah sikap gotong royong yang saat ini bisa di wujudkan dalam rangka mengadapi berbagai persoalan yang melanda bangsa Indonesia?

JAWAB : Gotong royong yang saat ini bisa diwujudkan adalah dengan memberikan semangat dan sosisalisasi mengenai pentig nya gotong royong dalam senuah lingkup masyarakat guna mempermudah suaru rencana ataupun kegiatan agar berjalan dengan lancar. Dengan adanya gotong royong juga dapat memupuk rasa kebersamaan dan saling membangtu sesame rakyat Indonesia.

B. Upaya apa yang anda lakukan dalam rangka menghadapi keberagaman di lingkungan sekitar tempat tinggal mu serta menjadikannya sebuah keharmonisan di masyarakat dalam rangka mewujudkan tekad untuk bersatu?

JAWAB : Upaya yang dapat saya lakukan adalah menjadi penengah dan menjadi seseorang yang membaa sisi positif pada lingkungan tempat tinggal saya, seperti mengajak tetangga untuk saling membantu ketika ada tetangga yang mempunya hajat atau tertimpa musibah, menghormati dan menghargai keberagaman kegiatan dalam aktivitas sehari-hari.

C. Jelaskan yang dimaksud bahwa setiap kelompok/bangsa/negara mempunyai nilai-nilai dasar yang menjadi acuan dan identitas nasional kelompok/bangsa/negara !

JAWAB : Identitas nasional kelompok/bangsa/negara adalah kepribadian serta jati diri nasional yang dimiliki suatu bangsa yang membedakannya dengan bangsa atau negara lain. Identitas itu biasanya mengacu pada Bahasa, kebudayaan, serta adat istiadat yang ada di negara atau suatu bangsa tersebut.

D. Sejarah bangsa Indonesia mencatat bahwa rumusan Pancasila yang disahkan PPKI ternyata berbeda dengan rumusan Pancasila yang termaktub dalam Piagam Jakarta. Hal ini terjadi karena adanya tuntutan dari wakil yang mengatasnamakan masyarakat Indonesia Bagian Timur yang menemui Bung Hatta yang mempertanyakan 7 kata di belakang kata “Ketuhanan”, yaitu “ dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”. Tuntutan ini ditanggapi secara arif oleh para pendiri negara sehingga terjadi perubahan yang disepakati, yaitu dihapusnya 7 kata yang dianggap menjadi hambatan di kemudian hari dan diganti dengan istilah “Yang Maha Esa”. Bagaimanakah menurut pendapatmu mengenai sikap para pendiri bangsa tersebut berkorelasi dengan sikap kita sebagai bangsa di masa sekarang?

JAWAB : Menurut pendapat saya, sikap para pendiri bangsa Indonesia tersebut sudah benar dan sangat tepat. Pergntian tersebut membawa dampak potitif, bayangkan jika tidak terjadi perubahan pasti akan terjadi berbagai peristiwa yang menghancurkan persatuan NKRI. Akan terjadi perpecahan dan kerusakan moral pada rakyat bangsa Indonesia, jika sila pertama tidak diganti. Maka dari itu keputusan yang diambil para pendiri bangsa sangat berkolerasi dan membawa dampak posistif bagi bangsa Indonesia.