Nama : Putri Wulandari Dwi Yovan
NPM : 2213053198
1. Pestalozzy mengemukakan bahwa metode pembelajaran lebih fokus pada pentingnya memberikan cinta dan kasih sayang, menciptakan lingkungan rumah dimana anak secara alami dapat berkembang menjadi manusia dengan penuh perhatian, keseimbangan antara kemampuan intelektual, fisik dan teknis serta emosional, moral, etika dan agama.
Pendidikan moral dapat disampaikan dengan metode langsung atau tidak langsung. Metode langsung dimulai dengan penentuan perilaku yang dinilai baik
dengan memusatkan perhatian secara langsung pada ajaran tersebut melalui mendiskusikan, mengilustrasikan, dan mengucapkannya. Metode tidak langsung tidak dimulai dengan menentukan perilaku yang diinginkan tetapi dengan menciptakan situasi yang memungkinkan perilaku yang baik dapat dipraktikkan.
Metode yang digunakan dalam pendidikan moral juga harus komprehensif. Hal ini melibatkan penanaman nilai-nilai, pemberian teladan dengan memberi contoh, dan mempersiapkan generasi muda untuk mandiri dengan mengajarkan dan memfasilitasi pengambilan keputusan yang bertanggung jawab secara etis serta keterampilan hidup lainnya. Generasi muda perlu mendapat penanaman nilai-nilai tradisional dari orang dewasa yang peduli terhadapnya, yaitu anggota keluarga, guru, dan masyarakat.
Pendidikan moral hendaknya terjadi dalam keseluruhan proses pendidikan, seperti di kelas, dalam kegiatan ekstra kurikuler, dalam proses bimbingan dan penyuluhan, dalam upacara-upacara pemberian penghargaan, dan dalam semua aspek kehidupan. Contoh-contoh mengenai hal tersebut misalnya tercermin dalam kegiatan yang dilakukan oleh siswa seperti belajar kelompok, penggunaan bahan-bahan bacaan dan topik-topik tulisan mengenai kebaikan.
2. (1) Budaya :
- Terapkan peraturan sekolah
Di setiap sekolah terdapat peraturan tertentu yang harus dipatuhi oleh setiap siswa. Aturan berfungsi sebagai pembatas antara apa yang boleh dan apa yang tidak, antara apa yang baik dan apa yang tidak boleh dilakukan oleh warga sekolah.
- Mencintai kebersihan dan lingkungan
Menanamkan kecintaan terhadap kebersihan merupakan budaya positif yang harus dimiliki setiap siswa. Di sini mencintai kebersihan berarti menjaga kebersihan diri sendiri dan lingkungan sekolah.
- Menghargai kejujuran
Mengajar dengan mengoreksi soal/tes secara jujur tanpa pengawasan guru dan/atau orang dalam kehidupan sehari-hari juga harus jujur, seperti tidak berbohong saat mengerjakan pekerjaan rumah dia tidak melakukan apa pun dan tidak mencuri uang dari teman-temannya meskipun dia dalam kesulitan.
(2) Agama:
Nilai-nilai keagamaan (religius). Kebiasaan berdoa sebelum
memulai pelajaran, karena segala sesuatu yang dilakukan diawali dengan doa maka
akan bermanfaat ilmu yang didapatnya, dan mengajarkan pentingnya belajar agama tidak hanya di sekolah agar berkelanjutan.
(3) Suku:
Sifat toleransi. Menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) yang mempunyai semboyan “Bhineka Tunggal Ika” dengan segala keberagaman yang ada di dalamnya. Inilah mengapa sangat penting untuk memiliki toleransi di antara masyarakat. Di sekolah tersebut, siswa dan guru dari berbagai agama dan suku berkumpul. Contoh hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan toleransi adalah dengan tidak memaksakan pandangan pada orang lain dan menghargai perbedaan dengan orang lain.
NPM : 2213053198
1. Pestalozzy mengemukakan bahwa metode pembelajaran lebih fokus pada pentingnya memberikan cinta dan kasih sayang, menciptakan lingkungan rumah dimana anak secara alami dapat berkembang menjadi manusia dengan penuh perhatian, keseimbangan antara kemampuan intelektual, fisik dan teknis serta emosional, moral, etika dan agama.
Pendidikan moral dapat disampaikan dengan metode langsung atau tidak langsung. Metode langsung dimulai dengan penentuan perilaku yang dinilai baik
dengan memusatkan perhatian secara langsung pada ajaran tersebut melalui mendiskusikan, mengilustrasikan, dan mengucapkannya. Metode tidak langsung tidak dimulai dengan menentukan perilaku yang diinginkan tetapi dengan menciptakan situasi yang memungkinkan perilaku yang baik dapat dipraktikkan.
Metode yang digunakan dalam pendidikan moral juga harus komprehensif. Hal ini melibatkan penanaman nilai-nilai, pemberian teladan dengan memberi contoh, dan mempersiapkan generasi muda untuk mandiri dengan mengajarkan dan memfasilitasi pengambilan keputusan yang bertanggung jawab secara etis serta keterampilan hidup lainnya. Generasi muda perlu mendapat penanaman nilai-nilai tradisional dari orang dewasa yang peduli terhadapnya, yaitu anggota keluarga, guru, dan masyarakat.
Pendidikan moral hendaknya terjadi dalam keseluruhan proses pendidikan, seperti di kelas, dalam kegiatan ekstra kurikuler, dalam proses bimbingan dan penyuluhan, dalam upacara-upacara pemberian penghargaan, dan dalam semua aspek kehidupan. Contoh-contoh mengenai hal tersebut misalnya tercermin dalam kegiatan yang dilakukan oleh siswa seperti belajar kelompok, penggunaan bahan-bahan bacaan dan topik-topik tulisan mengenai kebaikan.
2. (1) Budaya :
- Terapkan peraturan sekolah
Di setiap sekolah terdapat peraturan tertentu yang harus dipatuhi oleh setiap siswa. Aturan berfungsi sebagai pembatas antara apa yang boleh dan apa yang tidak, antara apa yang baik dan apa yang tidak boleh dilakukan oleh warga sekolah.
- Mencintai kebersihan dan lingkungan
Menanamkan kecintaan terhadap kebersihan merupakan budaya positif yang harus dimiliki setiap siswa. Di sini mencintai kebersihan berarti menjaga kebersihan diri sendiri dan lingkungan sekolah.
- Menghargai kejujuran
Mengajar dengan mengoreksi soal/tes secara jujur tanpa pengawasan guru dan/atau orang dalam kehidupan sehari-hari juga harus jujur, seperti tidak berbohong saat mengerjakan pekerjaan rumah dia tidak melakukan apa pun dan tidak mencuri uang dari teman-temannya meskipun dia dalam kesulitan.
(2) Agama:
Nilai-nilai keagamaan (religius). Kebiasaan berdoa sebelum
memulai pelajaran, karena segala sesuatu yang dilakukan diawali dengan doa maka
akan bermanfaat ilmu yang didapatnya, dan mengajarkan pentingnya belajar agama tidak hanya di sekolah agar berkelanjutan.
(3) Suku:
Sifat toleransi. Menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) yang mempunyai semboyan “Bhineka Tunggal Ika” dengan segala keberagaman yang ada di dalamnya. Inilah mengapa sangat penting untuk memiliki toleransi di antara masyarakat. Di sekolah tersebut, siswa dan guru dari berbagai agama dan suku berkumpul. Contoh hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan toleransi adalah dengan tidak memaksakan pandangan pada orang lain dan menghargai perbedaan dengan orang lain.