Posts made by Nola Diva Brilian 2213053199

Nama: Nola Diva Brilian
Npm: 2213053199


Analisis Vidio 2
Potret Pendidikan di Dusun Terpencil


Sekolah dasar di Dusun Gelar, Kabupaten Sikka, tengah menghadapi tantangan serius akibat kekurangan ruang kelas dan kelengkapan fasilitas pendukung. Keterbatasan ini menyebabkan siswa terpaksa belajar di luar ruangan, bahkan di teras kelas. Situasi ini memaksa para siswa untuk berjalan kaki hingga dua kilometer setiap hari untuk dapat mengikuti kegiatan pembelajaran di sekolah. Adanya kondisi ini memunculkan harapan dari pihak sekolah agar pemerintah segera memberikan perhatian dan solusi dengan membangun ruang kelas baru serta menyediakan fasilitas yang diperlukan demi peningkatan kualitas pendidikan di dusun terpencil tersebut.
Nama : Nola Diva Brilian
Npm : 2213053199
Analisis Jurnal 1

Judul : Pendidikan Moral Di Sekolah
Penulis : Rukiyati
Tahun : 2017
No : 1
Th : XVII
Nama jurnal : Jurnal Humanika
Kata Kunci : Tujuan pendidikan, nilai moral, sekolah dan komprehensif.

Pendidikan moral di sekolah perlu dijalankan dengan sungguh-sungguh untuk membentuk generasi yang berkualitas dalam hal moral dan intelektual. Guru memegang peran utama dalam memberikan pendidikan moral di sekolah, tetapi kita perlu menyadari bahwa pendidikan moral tidak hanya tanggung jawab guru. Keluarga, sekolah, dan masyarakat harus bersama-sama bertanggung jawab dalam mendidik anak-anak agar memiliki moral yang baik dan memiliki kecerdasan intelektual. Karena guru berperan sangat penting dalam mewujudkan moral yang baik pada peserta didik, guru sendiri juga harus memiliki moral yang baik.

Materi pendidikan moral mencakup ajaran dan pengalaman belajar untuk membantu individu menjadi pribadi yang bermoral baik dalam hubungannya dengan diri sendiri, sesama manusia, alam, dan Tuhan Yang Maha Esa.

Beberapa metode pendidikan moral yang sesuai adalah sebagai berikut:
1. Inkulkasi nilai: Proses dimulai dengan mengidentifikasi nilai-nilai yang diharapkan akan tertanam dalam peserta didik. Nilai-nilai ini menjadi "tujuan" yang akan dicapai dalam program pendidikan moral.
2. Metode keteladanan: Orang tua dan guru harus memberikan contoh teladan yang baik kepada peserta didik, karena anak-anak lebih cenderung meniru perilaku daripada sekadar mengingat kata-kata.
3. Metode klarifikasi nilai: Pendekatan ini membantu peserta didik menjawab pertanyaan dan membangun sistem nilai mereka sendiri.
4. Metode fasilitasi nilai: Sekolah memberikan fasilitas yang memungkinkan peserta didik untuk menerapkan nilai-nilai moral dalam tindakan, baik secara individu maupun dalam kelompok, seperti fasilitas beribadah seperti masjid atau mushola.
5. Metode keterampilan nilai moral: Keterampilan moral dalam peserta didik dapat dibentuk melalui pembiasaan.

Evaluasi pendidikan moral dilakukan untuk mengukur pencapaian tujuan pendidikan moral. Ini mencakup tiga ranah evaluasi, yaitu penilaian penalaran moral, karakteristik afektif, dan perilaku. Pengukuran dilakukan dengan skala sikap yang juga mencakup aspek seperti minat, motivasi, apresiasi, kesadaran akan harga diri, dan nilai.

Komponen-komponen pendidikan moral di sekolah melibatkan materi, metode yang bervariasi, dan evaluasi yang menyeluruh. Dengan memperhatikan semua komponen ini, sekolah dan guru dapat merancang pendidikan moral yang komprehensif dan memastikan perkembangan nilai-nilai moral yang optimal pada peserta didik sehingga mereka menjadi generasi muda yang berkualitas.
Nama: Nola Diva Brilian
Npm: 2213053199
Kelas: 3G

Judul : Proses Pendidikan Nilai Moral
Di Lingkungan Keluarga Sebagai Upaya
Mengatasi Kenakalan Remaja
Vol, No, Dan Hal:Vol 12, No 1, Hal 41-54
Tahun : 2014
Penulis: Fahrudin
Kata Kunci: Pendidikan Nilai, Kenakalan Remaha, Pendidikan Keluarga

Dalam jurnal tersebut disebutkan bahwa keluarga adalah institusi utama dan pertama dalam mendidik anak-anak. Pendidikan dalam keluarga tercermin dalam integritas keluarga, baik dalam cara anggota keluarga berkomunikasi, dalam tindakan sehari-hari orang tua dan anggota keluarga lainnya, dan dalam berbagai aspek kehidupan keluarga. Semua ini merupakan proses pendidikan bagi anak-anak.

Kemunculan kenakalan remaja, tawuran antar pelajar, penyalahgunaan narkoba, perilaku seksual yang menyimpang, tindakan kekerasan, serta berbagai masalah kesehatan mental seperti stres, depresi, dan kecemasan, merupakan bukti yang tak terbantahkan dari dampak negatif globalisasi. Beberapa faktor yang berkontribusi pada penurunan moral meliputi:
1. Ketidakmampuan menanamkan nilai-nilai keimanan pada anak-anak.
2. Lingkungan sosial yang tidak mendukung.
3. Pendidikan moral yang tidak terlaksana dengan baik, baik di rumah, sekolah, maupun masyarakat.
4. Konflik dalam lingkungan rumah tangga.
5. Paparan yang luas terhadap obat-obatan terlarang dan alat-alat kontrasepsi.
6. Konten-konten dan seni yang tidak memperhatikan nilai-nilai moral.
7. Kurangnya bimbingan untuk menghabiskan waktu luang dengan baik dan membangun moral.
8. Pengaruh westernisasi yang mencakup aspek-aspek agama.

Dalam jurnal tersebut juga disebutkan bahwa keluarga memiliki peran keagamaan, yang artinya keluarga memiliki kewajiban untuk memperkenalkan dan membimbing anggota keluarga, termasuk anak-anak, dalam beragama. Pembinaan agama sejak dini dalam keluarga sangat penting agar anak-anak memiliki moral yang kuat dan terhindar dari pelanggaran moral dalam kehidupan sehari-hari. Pembinaan agama ini melibatkan:
1. Menanamkan pendidikan keimanan kepada anak-anak sejak dini, dengan mengenalkan dasar-dasar keimanan saat mereka mengerti, rukun Islam saat mereka memahami, dan dasar-dasar syariah saat mereka mencapai usia tertentu. Hal ini mencakup membuka kehidupan anak dengan kalimat "la ilaha illa Allah," mengenalkan hukum halal dan haram, mendorong mereka untuk beribadah ketika telah mencapai usia tertentu, dan menciptakan cinta terhadap Rasul, keluarganya, dan al-Qur'an.
2. Menanamkan pendidikan moral kepada anak-anak. Orang tua dapat memulai dengan mengajarkan nilai-nilai moral dalam hal-hal kecil, seperti cara berbicara, berpakaian, sopan santun terhadap orang lain, dan sebagainya.
3. Menciptakan suasana rumah tangga yang harmonis dengan cara seperti tidak bertengkar di depan anak-anak, berkomunikasi dengan bahasa yang sopan, dan memberikan teladan dalam perilaku positif.

Parafase jurnal tersebut adalah bahwa keluarga adalah lembaga pertama dan utama dalam mendidik anak-anak. Pendidikan dalam keluarga tercermin dalam integritas keluarga, baik dalam komunikasi antar anggota keluarga, dalam tindakan sehari-hari orang tua dan anggota keluarga lainnya, juga dalam aspek lain dalam kehidupan keluarga. Semua ini adalah proses pendidikan bagi anak-anak.

Munculnya kenakalan remaja, tawuran antar pelajar, penyalahgunaan narkoba, perilaku seksual yang menyimpang, tindakan kekerasan, serta berbagai masalah kesehatan mental seperti stres, depresi, dan kecemasan, adalah bukti nyata dari dampak negatif globalisasi. Beberapa faktor yang berkontribusi pada penurunan moral antara lain:

1. Ketidakmampuan menanamkan nilai-nilai keimanan pada anak-anak.
2. Lingkungan masyarakat yang tidak mendukung.
3. Pendidikan moral yang tidak terlaksana dengan baik, baik di rumah, sekolah, maupun masyarakat.
4. Konflik dalam lingkungan rumah tangga.
5. Paparan yang luas terhadap obat-obatan terlarang dan alat kontrasepsi.
6. Konten dan seni yang tidak memperhatikan nilai-nilai moral.
7. Kurangnya bimbingan untuk mengisi waktu luang dengan baik dan membina moral.
8. Pengaruh westernisasi yang mencakup aspek-aspek agama.

Dalam jurnal tersebut juga ditegaskan bahwa keluarga memegang peran penting dalam pendidikan agama, dan ini penting untuk membentuk moral yang kuat pada anak-anak. Ini melibatkan pembinaan nilai-nilai keimanan sejak dini, pendidikan moral, dan menciptakan lingkungan harmonis dalam rumah tangga.
Nama: Nola Diva Brilian
Npm: 2213053199

Hard Skill
- Kemampuan yang spesifik dan terukur
- Dapat diukur dan dikuantifikasi melalui gelar kuliah, nilai, atau sertifikasi
- Dapat dipelajari melalui edukasi atau pelatihan spesifik
- Contoh hard skill: bahasa pemrograman, design, keamanan jaringan, kemampuan berbahasa asing, SEO/SEM marketing, Microsoft Office, copywriting, content writing

Soft Skill
- Kemampuan yang lebih general dan subjektif
- Tidak dapat diukur dengan angka atau yes/no kriteria, biasanya dijelaskan menggunakan skala kualitatif
- Dapat dipelajari melalui interaksi dengan orang lain dan mengamati lingkungan sekitar
- Contoh soft skill: komunikasi, manajemen waktu, motivasi, kecerdasan emosional, kerja sama tim, berpikir kritis

Kedua kriteria nilai ini memiliki peran yang penting dalam dunia kerja. Hard skill membantu seseorang menyelesaikan pekerjaan dengan baik, sedangkan soft skill membantu seseorang bertahan dan berkembang dalam pekerjaan. Menurut laporan yang ditulis oleh Charles Riborg, 85% kesuksesan dalam pekerjaan didukung oleh soft skill, dan 15%nya didukung oleh hard skill. kedua kriteria nilai ini sama-sama penting dan harus dikembangkan secara seimbang.
Nama: Nola Diva Brilian
NPM: 2213053199

Analisis vidio 4
“Etika dan moral dalam keluarga dan pembelajaran daring”.

Dalam era modernisasi dan globalisasi saat ini, kita memiliki akses mudah ke berbagai informasi dan kemampuan untuk melihat kehidupan orang lain melalui media sosial. Maraknya kasus-kasus yang terjadi sering mencerminkan perilaku generasi muda. Permasalahan sosial seperti pembunuhan, penistaan agama, tawuran, dan bahkan kekerasan terhadap orang tua menjadi sorotan yang memprihatinkan.

Etika, menurut Drs. H. Burhanuddin Salam, adalah cabang ilmu filsafat yang membahas tentang nilai dan norma yang membentuk perilaku manusia dalam kehidupan sehari-hari. Etika dan moral memiliki hubungan yang erat dan saling berkesinambungan. Terdapat tiga persamaan antara etika dan moral, yaitu:

1. Keduanya mengacu pada ajaran tentang perbuatan, tingkah laku, dan sifat seseorang.
2. Keduanya merupakan prinsip atau aturan hidup manusia.
3. Keduanya bukanlah faktor keturunan, melainkan potensi positif yang dapat dikembangkan melalui pendidikan, pembiasaan, keteladanan, dan dukungan lingkungan dari keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Keluarga memainkan peran yang sangat penting dalam membentuk etika dan moral individu. Etika dan moral seringkali diabaikan dalam kehidupan sehari-hari. Contoh-contoh ketidakpedulian terhadap etika dan moral dapat termasuk tidak berpamitan atau mencium tangan orang tua sebelum pergi, tidak meminta maaf saat melakukan kesalahan, tidak membantu orang tua dalam pekerjaan rumah, dan perilaku yang tidak sopan terhadap orang tua.

Dalam pengembangan etika dan moral, pendidikan memiliki peran kunci, terutama di lingkungan sekolah. Sekolah memberikan tata tertib yang mengontrol perilaku siswa, dan penting untuk mengikuti aturan-aturan tersebut. Selama masa pandemi COVID-19, ketika pembelajaran berpindah ke daring, etika berkomunikasi dengan baik menjadi sangat penting. Contoh etika berkomunikasi yang baik dalam proses pembelajaran daring mencakup memperhatikan waktu, menggunakan bahasa yang sopan, berbicara langsung to the point, mengucapkan terima kasih, dan menjaga integritas dengan menggunakan nama asli dan foto dalam grup chat atau saat berkomunikasi dalam video call. Selain itu, hindari pembicaraan yang tidak relevan dengan topik pembelajaran dan selalu berbicara dengan baik dan sopan.