Posts made by Mutiara Deva Gusti 2213053135

Nama : Mutiara Deva Gusti
Npm : 2213053135


Analisis Jurnal

A. IDENTITAS JURNAL

1. Nama Jurnal : Cakrawala : Jurnal
Pendidikan
2. Volume : 12
3. Nomor : 1
4. Halaman : 32-42
5. Tahun Penerbit: 2018
6. Metode Penelitian : Kuantitatif
7. Tempat Penelitian:Universitas Pancasakti Tegal
8. Judul Jurnal : Pengaruh Mata Kuliah Pengembangan Keperawatan Pancasila dalam Menyikapi Ilmu Pengetahuan danTeknologi
9. Nama Penulis : Mursyidah Dwi Hartati
Ponoharjo, Mohamad Khamim
10. Kata Kunci Jurnal: Pancasila, Pengembangan Kepribadian, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

B. ISI JURNAL
PEMBAHASAN

- Sikap
Sikap yaitu suatu respon seseorang terhadap objek.
Sikap yang terdiri dari 3 komponen yaitu:
1. Kognitif (ide yang umumnya berkaitan dengan pembicaraan dan dipelajari),
2. tingkah laku (cenderung mempengaruhi respon yang sesuai dan tidak sesuai)
3. Emosi (menyebabkan respon-respon yang konsisten).
Serta memiliki Ciri-ciri :
Ciri-ciri dari sikap menurut Heri Purwanto
(1998) dalam buku Notoatmodjo (2003,p.34) adalah : Sikap bukan bawaan sejak lahir tetapi dibentuk sepanjang perkembangan itu dalam hubungannya dengan objeknya, Sikap dapat berubah-ubah karena itulah, sikap dapat dipelajari.

-Tingkatan Sikap
Menurut Notoadmodjo (2003) dalam
buku Wawan dan Dewi (2010), sikap terdiri
dari berbagai tingkatan yaitu:
1.Menerima
(menerima) diartikan sebagai
orang (subyek) mau danmemperhatikan
stimulus yang diberikan (objek).
2.Merespons (merespons)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan tugas yang diberikan merupakan suatu indikasi sikap karena dengan usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang telah diberikan.
3.Menghargai (menilai) Mengajak orang lain untuk berdiskusi dengan orang lain terhadap suatu masalah.
4.Bertanggung jawab (bertanggung jawab)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko.

-Fungsi Sikap
Menurut Katz (1964) dalam buku
Wawan dan Dewi (2010, p.23) sikap
mempunyai beberapa fungsi, yaitu:
1.Fungsi instrumental ,Fungsi
ini berkaitan dengan sarana dan tujuan.
2. Fungsi pertahanan ego, merupakan sikap yang diambil oleh seseorang demi untuk mempertahankan egonya.
3. Fungsi nilai ekspresi, Sikap yang ada pada diri seseorang merupakan jalan bagi individu untuk mengekspresikan nilai yang ada pada dirinya.
4.Fungsi pengetahuan
Individu mempunyai dorongan untuk ingin mengerti dengan pengalaman-pengalamannya.

- Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Secara etimologi, istilah “ilmu” berasal dari kata science (bahasa Inggris), yang berarti pengetahuan. Kata ini berasal dari bahasa latin, scientia yang diturunkan dari kata scire yang berarti mengetahui (mengetahui) dan belajar (belajar). Secara terminologi, pengertian ilmu sekurang-kurangnya mencakup tiga hal, yaitu pengetahuan, aktivitas, dan metode untuk mendapatkan pemahaman terhadap pengertian ilmu. Ilmu dan pengetahuan merupakan dua
istilah yang tidak dapat dipisahkan,namun
tidak selamanya bahwa pengetahuan itu
sebagai ilmu, melainkan pengetahuan yang diperoleh dengan cara
tertentu berdasarkan kesepakatan para ilmuwan.
Ilmu sebagai pengetahuan (knowledge)
adalah pengertian ilmu pada umumnya.
Ilmu dikatakan sebagai aktivitas (aktivitas)
adalah rangkaian aktivitas atau kegiatan
yang dilaksanakan manusia sebagaimana
dikatakan oleh Charles Singer, ilmu adalah
proses yang membuat pengetahuan. Ilmu juga merupakan suatu metode untuk memperoleh pengetahuan yang objektif dan dapat diperiksa kebenarannya. Secara etimologis, kata teknologi berasal dari kata techne dan logos. Teknik yang berarti serangkaian prinsip atau metode rasional yang berkaitan dengan pembuatan suatu objek atau keahlian tertentu, sedangkan logo mengacu pada kata logika yang bermakna tata pikir. Secara terminologi, teknologi mempunyai arti kemampuan manusia(masyarakat) untuk memanfaatkan kekuatan alam untuk kepentingan hidupnya. Dalam memanfaatkan kekuatan alam tersebut dilakukan dengan menciptakan berbagai alat-alat. Dari definisi di atas, dapat diartikan bahwa teknologi merupakan aplikasi dari kreativitas manusia yang berkaitan dengan alat dan bahan, serta diwujudkan dalam bentuk bahan yang digunakan guna membantu tercapainya kebutuhan manusia.
Nama : Mutiara Deva Gusti
Npm : 2213053135

Iptek adalah ciptaan manusia. Yang dimana ciptaan tersebut digunakan untuk membantu orang atas hidup mereka. Iptek memiliki dampak positif dan negatif. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila merupakan nilai-nilai penting dalam perkembangan Iptek.

Sila-sila Pancasila Pembentuk Sistem Etika Dalam Pengembangan Iptek :

1. Ketuhanan Yang Maha Esa
Dalam sila ke-1 menjelaskan bahwa nilai pada silakan ke-1 adalah gabungan nilai pengetahuan antara akal dan kehendak. Berdasarkan amanat pertama ini, Iptek tidak hanya memikirkan apa yang ditemukan, tetapi juga mempertimbangkan makna dan akibatnya, apakah merugikan masyarakat atau tidak.
2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Perintah Kedua menjelaskan bahwa nilai-nilai Perintah Kedua adalah nilai-nilai yang menjadi dasar moralitas dalam pengembangan Iptek , kita harus beradab. Karena ilmu pengetahuan dan teknologi adalah hasil dari budaya dan moralitas manusia yang beradab.
3 Persatuan di Indonesia
Dalam sila ke-3 menyatakan bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam silakan ke-3 menggabungkan universalitas dan kemanusiaan. Karena dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi itu sendiri, kita harus mengembangkan rasa nasionalisme yang melekat pada diri kita.
4. Demokrasi yang Dipandu oleh Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Delegasi
Perintah Keempat menyatakan bahwa perkembangan Iptek berlangsung secara demokratis. Tempat dimana kita harus saling menghormati dan menghargai kebebasan orang lain.
5 Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Perintah ke-5 menyatakan bahwa keseimbangan keadilan harus dipertahankan dalam pembangunan iptek. Yang dimaksud dengan keseimbangan yang benar di sini adalah keseimbangan yang benar dalam menjaga hubungan dengan Tuhan atau antar manusia.
Nama: Mutiara Deva Gusti
NPM: 2213053135


Analisis Soal

A. Bagaimanakah sistem etika perilaku politik saat ini? Sudah sesuaikanlah dengan nilai-nilai Pancasila? Jelaskan!
Jawaban:
Menurut pendapat saya sistem etika perilaku politik saat ini tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila , karena sistem politik Indonesia pada saat ini tidak sesuai dengan sistem Pancasila yang dimana pada sistem politik salah satunya adalah sistem pemilu di Indonesia, masih terdapat beberapa kecurangan yang terdapat dalam pemilu di Indonesia, salah satunya yaitu suap menyuap. Dalam pemilu kita memiliki hak untuk memilih dan dipilih, dimana di Indonesia pada saat ini dalam melaksanakan pemilu masih masih menggunakan sistem suap-menyuap
dengan memberikan uang kepada
masyarakat agar masyarakat mau memilih calon kandidat tersebut, oleh karena itu hal ini tidak sesuai dengan nilai-nilai yang terdapat didalam Pancasila, dimana
didalam Pancasila itu terdapat nilai persatuan, keadilan, kerakyatan, yang tidak sama sekali diterapkan dalam pemilu. Dimana pemilu itu sendiri memiliki asas, yaitu asas luber dan jurdil ( Langsung , umum, bebas, jujur, rahasia, dan adil) sistem politik di Indonesia khusus pemilu itu sendiri tidak mencerminkan nilai jujur dan adil dimana masyarakat biasanya memilih berdasarkan siapa yang memberi ia uang bukan karena hari nuraninya sendiri. Sehingga hal ini tidak menjalankan asas pemilu itu sendiri yaitu asas jujur dan adil. Banyak calon kandidat yang mempunyai potensi tetapi kalah dalam pemilihan umum hal ini karena tidak mempunyai uang untuk menyuap rakyat. Maka dari itu perlu dilakukan perbaikan sebagai perwujudan Reformasi dan perbaikan implementasi demokratis di Indonesia.

B. Etika selalu terkait dengan masalah nilai sehingga perbincangan tentang etika, pada umumnya membicarakan tentang masalah nilai (baik atau buruk). Bagaimanakah etika generasi muda yang ada di sekitar tempat tinggal mu? Apakah mencerminkan etika dan nilai yang dianut oleh bangsa Indonesia? Berikan solusi mengenai adanya dekadensi moral yang saat ini terjadi !
Jawaban:
Etika generasi muda yang ada disekitar tempat tinggal saya adalah buruk, artinya tidak sesuai dengan etika dan nilai yang dianut oleh bangsa Indonesia, solusi yang harus dilakukan untuk mengatasi dekadensi moral adalah dengan melakukan beberapa cara, diantaranya yaitu:
1. Menerapkan sosialisasi kepada sekolah-sekolah tentang etika serta bagaimana cara membentuk etika agar lebih baik.
2. Memberikan sosialisasi kepada orang tua khususnya, karena lingkup keluarga sangat berpengaruh terhadap etika yang dimiliki oleh generasi muda.
Faktor yang mempengaruhi etika yaitu faktor eksternal dan internal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri, sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar yang mempengaruhi tingkah laku serta etika yang dilakukan oleh para generasi muda, umumnya faktor internal itu berasal dari keluarga, apabila didalam lingkungan tersebut tidak menerapkan etika yang baik makan tidak heran jika generasi muda memiliki etika yang tidak baik. Selain itu lingkungan sekitar juga berpengaruh sebagai faktor eksternal, apabila kita hidup didalam lingkungan yang memiliki etika yang baik maka etika kita juga akan ikut baik pula begitupun sebaliknya. Selain itu pentingnya peran tenaga pendidikan atau guru dalam mengajarkan serta mensosialisasikan pentingnya etika. Karena etika sangat berpengaruh pada karakter generasi muda bangsa Indonesia. Jadi, intinya solusi yang dapat dilakukan adalah dengan mensosialisasikan tentang pentingnya etika kepada generasi muda dan perlunya ditanamkan nilai-nilai agama untuk memperkuat etika yang ada didalam generasi muda agar tercipta generasi muda Indonesia yang beretika.
Nama : Mutiara Deva Gusti
Npm : 2213053135
Kelas : 1G

Analisis jurnal

Identitas Jurnal
Judul : Penanaman Nilai
Nama Penulis : Ariesta Wibisono Anditya
Volume : 3
Tahun : 2022
Nomor : 1
Halaman : 29-43
Kata Kunci: Media Massa, Pancasila, Serangan, Kontrol Sosial

Isi

Jurnal diatas membahas mengenai penanaman nilai' pancasila melalui kontrol sosial oleh media masa untuk menekan kejahatan di indonesia.
• Pancasila dalam Arti sebagai pandangan hidup asal-usulnya dari falsafah hidup. Kata falsafah atau filsafat merupakan kata majemuk dan berasal dari kata-kata (philia
persahabatan, cinta) dan (sophia
kebijaksanaan).
Pancasila dalam pengertian yang
isinya berupa nilai-nilai. Nilai (value)
merupakan pengertian filsafat, artinya
tolok ukur untuk menimbang-nimbang
dan memutuskan apakah sesuatu benar
atau salah, baik atau buruk. Notonagoro
menjelaskan mengenai nilai-nilai
Pancasila. 3 (tiga) kategori, yaitu ;
1.nilai materiil, yaitu segala sesuatu
yang berguna bagi unsur manusia,
2.nilai vital, yaitu segala sesuatu
yang berguna bagi manusia untuk
dapat mengadakan kegiatan atau
aktivitas,
3.nilai kerohanian, yaitu segala
sesuatu yang berguna bagi rohani
manusia.

• Pancasila sebagai dasar negara
dan pandangan hidup bangsa secara
yuridis konstitusional berlaku mulai
tanggal 18 Agustus 1945 yaitu sejak
disahkannya Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia oleh Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(PPKI). Pancasila sebagai dasar negara rumusan materinya tertuang dalam pembukaan UUD 1945 dalam Alinea ke empat. Oleh karena kedudukannya,
maka nilai-nilai Pancasila tersebut
merupakan norma dan pedoman yang
harus diterapkan. Norma Pancasila
dapat ditemukan melalui hakekat isi
Pancasila." Notonegoro "pernah
mengemukakan, bahwa apabila
pelanggaran moral Pancasila itu terus
menerus dilakukan banyak orang akan
merusakkan derajat hidup seluruhnya,
tidak hanya moral tetapi juga kultural,
religius, sosial ekonomi, dan akan
membawa keburukan bagi bangsa rakyat dan bernegara .

• Perkembangan Media Massa di
Indonesia
Ketika kita membahas media massa,
maka akan terkait juga dengan pers.
Definisi dari media massa apabila
ditelusuri dari kata “media” sendiri
berarti alat, corong, instrumen, jalan,
medium, penghubung, perangkat,
perantara, peranti, saluran, sarana,
wahana. Sedangkan kata “massa” berarti
agregat, jasad, kawula, komposit,
konglomerat, korpus, pengikut, publik,
substansi. Sementara pengertian “media
massa” sendiri adalah sarana dan
saluran resmi sebagai alat komunikasi
untuk menyebarkan berita dan pesan
kepada masyarakat luas. tidak dapat bertahan.Pers definisinya menurut Pasal 1
Butir 1 Undang-Undang Nomor 40
Tahun 1999 .

• Secara historis, pers telah
mengalami perjalanan periodik waktu
cukup panjang. Kehidupan pers
Indonesia diawalai dari masa Hindia
Belanda, penjajahan Jepang, masa
kemerdekaan, era Orde Lama, era Orde
Baru, hingga kini tanpa mengenal lelah.
Pada masa perjuangan, pengaruh pers
sangat kuat dan tidak seperti masa kini.