Posts made by SELVIA NUR SAQINAH 2213053193

Nama: Selvia Nur Saqinah
Npm: 2213053193

Nama jurnal: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Prodi PGSD FKIP Unsyiah
Volume: 1
Nomer: 1
Halaman: 68-77
Tahun terbit: Agustus 2016
Judul Jurnal: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL PADA SISWA DI SD NEGERI LAMPEUNEURUT
Nama penulis: Ruslan, Rosma, Nurul A

ABSTRAK JURNAL
Di dalam abstark penulis memberi tahu Pendekatan yang digunakan dalam penelitian yaitu kualitatif dengan jenis penelitiannya yaitu deskriptif. Lalu penggumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara dan teknik observasi. Di dalam abstrak juga penulis memaparkan kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan.

PENDAHULUAN JURNAL
Menurut pengamatan penulis di SD Negeri Lampeuneurut penanaman nilai- nilai moral yang belum dilakukan oleh kebanyakan guru karena tidak menyadari sepenuhnya bahwa mereka seharusnya berurusan dengan persoalan-persoalan pendidikan moral, mereka sendiri tidak memiliki pandangan yang jelas mengenai apa-apa saja nilai-nilai moral yang harus diberikan kepada peserta didik, dan mereka tidak pernah memperoleh suatu latihan atau pendidikan dalam pendidikan moral. Ada beberapa faktor yang menyebabkan merosotnya moral anak, diantaranya yaitu: “a) Penyalahgunaan sebagian ajaran moral, b) Penyalahgunaan Konsep- Konsep Moral, c) Masuknya Budaya Westernisasi (budaya kebarat-baratan), d) Perkembangan Teknologi, e) Lemahnya Mental Generasi Bangsa, dan f) Kurangnya Materi Aplikasi tentang Budi Pekerti” (dalam Anggun,2013:5).

TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini berupaya mengungkapkan penanaman nilai-nilai moral pada siswa di SD Negeri Lampeuneurut. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penanaman nilai-nilai moral pada siswa di SD Negeri Lampeuneurut.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Lampeuneurut. Subjek penelitian ini adalah orang, tempat, atau benda yang diamati dalam rangka pembuntutan sebagai sasaran. Subjek penelitian sebanyak 10 orang guru dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data adalah dengan menggunakan observasi dan wawancara. Selanjutnya seluruh data diolah dengan tahapan analisis data kualitatif yaitu reduksi data, model data (data display), penarikan/verifikasi kesimpulan dan persentase.
PEMBAHASAN
Dan hasil wawancara dan observasi guru sudah menanamkan nilai-nilai moral kepada siswa Karena secara keseluruhan dari observasi menunjukkan 64% adalah ya. Sedangkan yang tidak menanamkan nilai-nilai moral 36%. Untuk memudahkan peneliti dalam menyimpulkan maka pengamatan di atas dibuat kedalam nilai-nilai moral yang banyak ditanamkan dan nilai-nilai moral yang tidak banyak ditanamkan. Nilai moral yang banyak ditanamkan yaitu kebiasaan berdoa sebelum memulai pelajaran, tidak membedakan siswa yang pintar dan kurang pintar, mengajarkan saling menghargai perbedaan pendapat, mengajarkan melakukan sendiri tugas yang menjadi tanggung jawabnya, mengajarkan sikap berani dan sportif, dan mengajarkan pentingnya pembagian tugas piket secara bergiliran. Sedangkan untuk nilai-nilai moral yang tidak banyak ditanamkan yaitu mengajarkan sikap baris-berbaris yang tertib, tidak membedakan perlakuan antara siswa laki-laki dan perempuan saat pembelajaran, mengajarkan mengoreksi hasil ulangan/soal secara jujur, dan mengajarkan menjaga lingkungan hidup.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa Guru di SD Negeri Lampeuneurut telah menanamkan 10 nilai moral yaitu nilai religius, nilai sosialitas, nilai gender, nilai keadilan, nilai demokrasi, nilai kejujuran, nilai kemandirian, nilai daya juang, nilai tanggungjawab, dan nilai penghargaan terhadap lingkungan. Adapun cara untuk menanamkan nilai-nilai tersebut adalah dengan menyisipkan ke semua mata pelajaran yang diajarkannya, melalui lingkungan sekolah dan kerjasama dengan orang tua. Disamping itu siswa di SD Negeri Lampeuneurut mempunyai tingkah laku yang baik karena sudah mengetahui beberapa nilai-nilai moral dan memudahkan guru untuk melanjutkannya.
Nama: Selvia Nur Saqinah
Nomor: 2213053193
Kelas: 3G

Pendidikan Moral di Sekolah Dasar

Pendidikan moral adalah usaha yang dilakukan secara terencana untuk mengubah sikap, perilaku, tindakan, yang dilakukan peserta didik agar mampu berinteraksi dengan lingkungan masyarak sesuai nilai, moral, dan kebudayaan masyarakat.

Tahap-tahap perkembangan moral yaitu:
1. Usia 6-12 bulan, orang tua akan menggunakan disiplin untuk membantu mengendalikan dan mendidik.
2. Usia 12-18 bulan, membuat komitmen dan patuh sesuai keadaan merupakan awal tanda hati nurani, perhatian terhadap objek yang cacat atau rusak memiliki rasa kecemasan.
3. Usia 18-30 bulan, Anak mungkin menunjukan perilaku menolak, rasa bersalah, malu, dan empati mendorong perkembangan moral, mungkin muncul agresif fisik
4. Usia 30- 36 bulan, Agresif fisik berkurang, lebih banyak verbal
5. Usia 3-4 tahun, alkulturisme dan perilaku menolong yang lain menjadi lebih rajinrajin, motivnya untuk mendapat pujian dan penolakan rasa bersalah dari ketika berbuat salah.
6. Usia 4-6 tahun, penalaran moral makin fleksibel
7. Usia 7-8 tahun, penalaran moral makin fleksibel tentunya perilaku prososia meningkat, tentunya permusuhan berkurang .
8. Usia 9-11 tahun, penalaran moral makin dipandu rasa keadilan anak menjadi baik untuk memelihara tatanan sosial, agresi beralih ke hubungan.
9. Usia 12-15 tahun, penalaran moral mencerminkan peningkatan masa akan keadilan dan pembuatannya bersifat kooperatif.
10. Usia 16-20 tahun, relatif ismeemainkan peran dalam penalaran moral.
11. Dewasa muda, pada usia 20-40 tahun, penilaian moral akan menjadi lebih rumit.
12. Dewasa tengah pada usia 40-60 tahun, penilaian moral bisa menjadi lebih rumit
13. Dewasa tua pada usia 65 tahun, penilaian moral bisa menjadi lebih rumit.

Implikasi perkembangan sosial dan peribadi anak dalam kbm di sekolah dasar
Implikasi dalam kbm baik dalam pribadi dan sosial sangat diperlukan dalam belajar, terkadang anak membutuhkan teman dalam belajar tapi anak juga kadang bisa belajar sendiri tanpa bantuan teman.

Implikasi identitas gender dalam perkembangan moral anak sekolah dasar
Guru sebaiknya mengajarkan murid tentang identitas gender, agar moral atau perilaku mereka sesuai dengan gendernya, seharusnya tidak hanya guru saja tetapi orang tua juga memiliki peranan yang sangat penting.
Nama: Selvia Nur Saqinah
Npm: 2213053193
Kelas: 3G

Pendidikan Moral, Tanggung Jawab Diri Dalam Keluarga

Diantaranya yaitu:
1. Mendengar nasihat Ayah
Dalam hal ini kita sebagian anak kita harus mendengarkan nasehat dari ayah sebagai orang tua kita, dimana mereka tentu lebih tau karena memiliki pengalaman lebih dahulu.
2. Membantu ibu
Kita sebagai anak sudah seharusnya membantu ibu kita, seperti membantu mencuci piring, menyapu rumah, dan lain sebagainya.
3. Menemani kakak
4. Menjaga keselamatan adik

Tanggung jawab dalam keluarga penting karena, akan mempererat hubungan keluarga, keselamatan keluarga terjamin, meringankan tugas keluarga, dan membanggakan keluarga.
Nama: Selvia nur Saqinah
Npm: 2213053193
Kelas: 3G

Analisis jurnal 2

Nama jurnal: Jurnal Pengabdian Dharma Laksana Mengabdi Untuk Negeri
Nomer: 1
Vol: 3
Halaman: 79-84
Tahun terbit: Juli 2020
Judul Jurnal: MENANGKAL DEGRADASI MORAL DI ERA DIGITAL BAGI KALANGAN MILLENIAL
Nama penulis: Ahmad Yani Nasution, Moh Jazuli

ABSTRAK JURNAL
Kalangan millenial . Masa depan suatu bangsa sesungguhnya dipegang oleh para pemuda yang merupakan masyarakat yang berada pada usia remaja, maka dari itu penting sekali bangsa ini untuk meningkatkan kualitas para pemudanya untuk Indonesia yang lebih baik. untuk meningkatkan kualitas para pemudanya untuk Indonesia yang lebih baik. Para Dosen agama Universitas Pamulang melihat fenomena yang berkembang di masyarakat tentang semakin menjauhnya Agama terhadap kehidupan bermasyarakat yang diakibatkan perkembangan teknologi digital yang semakin merebak di era digital akhirnya berdampak pada perkembangan pembelajaran PAI di lingkungan MTs Insan Madani Kp. Rahong Desa Tegallega Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor, dengan mengkaji masalah tersebut maka diperlukan tindakan nyata minimal mengadakan sosialisasi dan implementasi tentang pentingnya pemanfaatan teknologi sehingga dapat dijadikan solusi yang tepat.

PENDAHULUAN JURNAL
buah perguruan tinggi berkewajiban melaksanakan Tri Darma Perguruan Tinggi berupa pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat (P3KM). LP2M Universitas Pamulang memegang peranan yang sangat penting dalam mendorong dan mengarahkan kegiatan-kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat sebagai wujud Tri Dharma Perguruan Tinggi. Setiap kegiatan P3KM yang diselenggarkan oleh seluruh Program Studi (Prodi) di Unpam harus berkoordinasi dengan LP2M. Khususnya saat ini LP2M sedang gencar mengkampanyekan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM). Program PKM yang akan dilaksanakan, disesuaikan dengan bidang keilmuan di setiap Prodi dan kebutuhan masyarakat. Adapun kalangan millennial saat ini akrab terdengar dan dapat diartikan secara sederhana sebagai orang-orang yang memiliki interaksi kuat terhadap sosial media melalui gawai seperti PC, HP, tablet, dan benda-benda digital. Artinya kalangan millennial memiliki akses yang bebas dengan globalisasi dunia, yang tentunya pasti akan mempengaruhi moral. Banyak diantara kalangan millennial yang telah menunjukkan degradasi moral seperti minimnya sopan santun (cara berbicara dan berpakaian), kenakalan remaja (sex bebas dan konsumsi obat-obat terlarang), jauh dari nilai-nilai agama. Adanya fenomena tersebut melatarbelakangi para dosen agama islam Universitas Pamulang untuk memberikan materi pelatihan melalui persentasi dan diskusi dikalangan siswa-siswi Mts Insan Madani. Bagaimanapun juga siswa-siswi adalah anak- atau generasi penerus bangsa yang akan menghadapi tantangan dari fenomena tersebut.

TUJUAN
Tujuan dari PKM ini adalah memberikan pemahaman terkait degradasi moral di kalangan millennial, memberikan pemahaman terkait upaya dalam menangkal degradasi moral di era digital

METODE PENELITIAN
PKM dilaksanakan di Mts Insan Madani Kp. Rahong Desa Tegallega Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor pada hari Senin sampai dengan Rabu, tanggal 17 sampai 19 Desember 2019. Adapun Waktu pelaksanaannya dari pukul 13.30 sampai dengan 17.00 WIB. Subjek dari kegiatan PKM adalah siswa – Siswi Mts Insan Madani tersebut. Metode yang digunakan adalah pelatihan dengan cara memberikan presentasi dan diskusi antara pemateri dan peseerta.

PEMBAHASAN
Kegiatan PKM yang dilaksanakan memiliki beberapa tahapan yang dilakukan sebelu berkunjung langsung. Yang pertama dilakukan ialah tahap persiapan, yakni dengan melakukan survei awal. Pada tahap ini, dilakukan wawancara dengan kepala sekolah Mts Insan Madani terkait prosedur kegiatan PKM. Diantaranya pemantapan lokasi dan peserta PKM, penyusunan bahan pelatihan PKM. Adapun pemateri pada pelatihan ini adalah Ahmad Yani Nasution berisikan “Fenomena Degradasi Moral di Era Digital pada kalangan millennial”, dengan moderator Firdaus. Selanjutnya dilanjutkan oleh Muhammad Jazuli dengan judul materi “Solusi Menghadapi Degradasi Moral ”, yang dimoderatori oleh Ahmad Yani Nasution.

KESIMPULAN
Kegiatan PKM dengan tema “Menangkal Degradasi Moral di Era Digital bagi kalangan Millenial di Mts Insan Madani Kp. Rahong Desa Tegallega Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogo Bogor yang telah dilaksanakan oleh tim pengabdian kepada masyarakat program studi Manajemen Universitas Pamulang terlaksana dengan baik sesuai dengan yang direncanakan Saran dari pelatihan menangkal degradasi moral dalam rangka kegiatan PKM ini adalah hendaknya tim dosen ataupun berbagai pihak lainnya turut serta dalam mendukung program untuk membuat para generasi muda, termasuk pemuda agar mempunyai bekal moral yang baik yang berguna bagi mereka. Tidak hanya itu Siswa harus diarahkan dan dibantu agar tidak hanya cerdas dalam akdemis tapi juga mempunayi kemampuan softskill yang baik, terutama bagi siswa yang sedang mencari jati diri. Harapannya pelatihan-pelatihan semacam ini dapat terus dilaksanakan dan ditingkatkan. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat adalah salah satu kewajiban dosen untuk memenuhi kewajiban Tri Dharma Perguruan Tinggi yang menjadi aksi dari keterlibatan perguruan tinggi dalam pembangunan nasional. Dari kegiatan ini, masyarakat juga akan mendapatkan bekal untuk menyelesaikan permasalahan dan menjawab tantangan dalam kehidupannya. Masyarakat juga nantinya akan memberikan pembelajaran bagi perguruan tinggi tentang realitas kehidupan.
Nama: Selvia Nur Saqinah
Npm: 2213053193
Kelas:3G

Analisis jurnal 1

Nama jurnal: Jurnal Pedagogik
Nomer: 01
Vol: 05
Halaman: 69-81
Tahun terbit: 05 Januari-Juni 2018
Judul Jurnal: PENDEKATAN PENDIDIKAN NILAI SECARA KOMPREHENSIF SEBAGAI SUATU ALTERNATIF PEMBENTUKAN AKHLAK BANGSA
Nama penulis: Ulil Hidayah

PENDAHULUAN JURNAL

Salah satu penilaian menyebutkan bahwa system pendidikan nasional masih bersifat parsial, tidak utuh dan tidak sistematis. Implikasi dari system yang semacam ini menghasikan out put pendidikan yang memiliki karakteristik labil. Mengutip pendapat Ngainun Naim, ada tiga kelompok besar prototype out put pendidikan dewasa ini. Pertama, pendidikan menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan intelektual yang mampu menguasai terhadap teknologi, namun kurang mampu memahami, menjalankan dan menghayati nilai-nilai agama. Kedua, mereka yang memiliki kemampuan intelektual dan mampu menghayati terhadap nilai-nilai ajaran agama akan tetapi tidak mampu menguasai teknologi dan dinamika politik yang ada di dalamnya. Ketiga, kelompok yang memiliki kemampuan intelektual yang mampu menguasai agama akan tetapi tidak mampu menghayati nilai-nilai luhur sebagai subtansi ajaran agama (Ngainun Naim, 2010). Adanya ketidakseimbangan antara pola pikir, penghayatan dan tingkah laku yang diperoleh selama masa belajar menjadikan out put pendidikan seperti di atas menjadi cacat pendidikan. Maka peran pendidikan sebagai agen perubahan adalah merubah orang yang kurang beradab menjadikan orang yang beradab atau merubah orang yang perilakunya tidak baik menjadi baik. Selain itu Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik memiliki kompetensi: (1) berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan, (2) berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta anti korupsi, (3) berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa yang lainnya. (4) berinteraksi dengan bangsa-bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (Abdul Ghofur, 2007). Pendidikan moral ada pada materi ajar PAI misalnya berisi materi pokok meneladani sifat Rosulullah, hidup hemat dan sederhana, menghindari judi dan pertengkaran. Sedangkan materi pada PKn diantaranya adalah pendidikan politik atau mengenai ketatanegaraan yang berlandaskan Pancasila guna merajut manusia dalam masyarakat yang bersatu dalam kebhinnekaan (Ahmad, 2017).

PEMBAHASAN

Esesensi pendidikan moral bukan mengajarkan tentang akademik maupun non akademik lebih dari itu adalah usaha sadar untuk menyiapkan manusia seutuhnya menjadi manusia yang berwatak luhur dalam segenap peranannya di masa sekarang dan akan datang. Upaya pemberian pendidikan moral menurut Teuku Ramli dapat dilakukan dengan lima pendekatan, yaitu: Penanaman nilai (inculcation approach), perkembangan moral kognitif (cognitive moral development approach), analisis nilai (values clarification approach), pembelajaran berbuat (action learning approach) (Teuku Ramli Zakaria, 2011). Jika disintesis antara mata pelajaran PAI dan PKn akan menjadi sebuah objek kajian pembelajaran moral yang membentuk kepribadian pesera didik yang bisa menjamin kebersatuan kebhinnekaan dengan memiliki sikap sebagai berikut: 1) Taat pada ajaran agama yang dianutnya serta tidak mudah terprovokasi oleh kelompok lain, 2) mengikuti teladan nabi Muhammad; melalui peristiwa hijrahnya ke Madinah, peserta didik dapat meneladani kisah Nabi Muhammad SAW yang mempersaudarakan kaum anshor dan kaum muhajirin dan menciptakan perdamaian antara kaum muslim dan kaum non muslim melalui piagam Madinah. Sehingga menumbuhkan sikap toleransi, 3 ) Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial, 4) Menghargai hidup dalam perbedaan di lingkungan jangkauan pergaulan dan keberadaannya, 5) Mempunyai semangat belajar untuk mengetahui berbagai wawasan keilmuan dan pemahaman tentang fenomena dan kejadian yang nampak di sekitar lingkungan, sehingga bisa berpkir dan bersikap bijak ketika dihadapkan dengan gesekan perbedaan dan perpecahan antar golongan, 6) Mampu menalar dan mengurai secara mandiri berbagai aspek permasalahan di sekitar lingkungan hidupnya secara objektif, 7) Mempunyai wawasan pendidikan politik; tentang ketatanegaraan sehingga dapat menempatkan diri sebagai bagian dari warga negara, 8) Tumbuhnya semangat nasionalisme yang turut serta menjunjung keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (Fauzi, 2017)

KESIMPULAN

melalui pendidikan moral di sekolah khususnya yang tercakup dalam materi pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti ditambah lagi dengan pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang secara jelas bertanggungjawab atas penanaman nilai-nilai moral bagi warga Indonesia. Sehingga menumbuhkan sikap toleransi, 3) Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial, 4) Menghargai hidup dalam perbedaan dilingkungan jangkauan pergaulan dan keberdaannya, 5) Mempunyai semangat belajar untuk mengetahui berbagai wawasan keilmuan dan pemahaman tentang fenomena dan kejadian yang namapak di sekitar lingkungan, sehingga bisa berpkir dan bersikap bijak ketika dihadapkan dengan gesekan perbedaan dan perpecahan antar golongan, 6) Mampu menalar dan mengurai secara mandiri berbagai aspek permasalahan disekitar lingkungan hidupnya secara objektif, 7) Mempunyai wawasan pendidikan politik; tentang ketatanegaraan sehingga dapat menempatkan diri sebagai bagian dari warga Negara, 8) Tumbuhnya semangat nasionalisme yang turut serta menjunjung keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.