Posts made by SELVIA NUR SAQINAH 2213053193

Nama: Selvia Nur Saqinah
Npm: 2213053193

Nama jurnal: Jurusan Administrasi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Makassar
Judul Jurnal: Kesadaran Moral Kehidupan Bermasyarakat: Suatu Pemikiran Kefilsafatan
Nama penulis: Suparlan Suhartono

ABSTRAK JURNAL

Uraian abstrak:
Menurut filsafat moral (etika), masya -rakat adalah suatu sistem komunikasi sosial antar individu untuk mencapai tujuan bersama. Maka konflik antara kepentingan individual (individualisme) dan kepentingan ko lektif (kolektivisme) justru menjadi potensi bagi eksistensi Masyarakat. Oleh sebab itu, kunci persoalannya terletak pada sejauh mana kesadaran moral dan etika menjadi watak perilaku setiap individu. Jika kesadaran moral terbingkai dalam sistem norma-norma perilaku sosial (etika), maka kedua kepentingan akan terselenggara secara berkeadilan.

PEMBAHASAN

-Arti dan Isi Filsafat
Secara etimologis, istilah filsafat berakar dari bahasa Yunani “philo sophia”, tersusun dari kata - kata ‘philein’ atau ‘philia’ yang berarti cinta, dan “sophia” yang berarti kearifan (Suhartono, 2005). Jadi, istilah filsafat berarti cinta kearifan. Pada dasarnya dalam ungkapan cinta dan kearifan terkandung suatu pengetahuan mendalam (hakikat). Kata cinta, menunjukkan adanya hubungan menyatukan antara subyek dan obyek, di dalam mana subyek melakukan suatu kebaikan terhadap obyek.
-Arti Moral dan Etika
Dalam Webster’s New Collegiate Dictionary dijelaskan bahwa moral berakar dari b ahasa Latin “mos” atau “mores”, berarti costum, … “relating to principles of right and wrong in behavior ”. Dalam bahasa Indonesia dikenal dengan “moralitas” ( Ensiklopedi Umum, 1977) yaitu “tata tertib tingkah laku yang dianggap baik atau luhur dalam suatu lingkungan atau masyarakat”. Jadi, moralitas kurang lebih berarti dorongan atau semangat batin untuk melakukan perbuatan baik. Sedangkan etika, berakar dari bahasa Yunani, “ ethos”, juga berarti kebiasaan atau watak.
Pemikiran Filosofis tentang Manusia dan Masyarakat
menurut keberadaan -nya, sifat hakikat manusia adalah sebagai makhluk individu yang memasyarakat dan makhluk sosial yang mengindividu. Perbedaan setiap potensi individual mengendap di dalam keutuhan masyarakat; dan sebaliknya keutuhan masyarakat tergantung pada sistem harmonisasi hubungan antar individu dengan keragaman potensi masing - masing. kehidupan bermasyarakat adalah suatu si stem manajemen untuk mengorganisir kemampuan individual menjadi sebuah kekuatan sosial, agar kemudian tujuan bersama seluruh individu anggotanya dapat terwujud. Masyarakat bukan hanya tempat berkumpul, melainkan suatu proses sosial di dalam mana setiap ind ividu mendapat ruang gerak untuk melakukan berbagai aksi sosial (social action). Masyarakat memproses seluruh jenis pengertian, perasaan dan perilaku individual dalam jumlah tak terbatas. Maka, muncullah suatu pemikiran bahwa seharusnya kehidupan bermasyar akat itu “berkeadilan”.
-Kesadaran Moral, dasar Etika Bermasyarakat
kesadaran moral memiliki kekuatan memposisikan dan memfungsikan segala potensi individual untuk “social eforcement”, sedangkan masyarakat difungsikan sebagai sistem proses mencapai kesejahteraan umum. Oleh karena itu tidak perlu lagi terjadi saling menyudutkan antara paham individualisme dan kolektivisme. Justru dengan kesadaran moral, kebebasan dan kreativitas individual mendapat saluran yang tepat, dan sebaliknya kolektivisme bisa mendapatkan jati dirinya di dalam kehidupan bermasyarakat

KESIMPULAN
Ada tiga komponen moral dan etika bermasyarakat yang perlu dibina untuk dikembangkan secara berkelanjutan. Ada tiga komponen moral dan etika bermasyarakat yang perlu dibina untuk dikembangkan secara berkelanjutan. Jadi, kesadaran moral yang kuat mendorong kreativitas untuk berproduksi secara terkendali menurut norma-norma etika ke arah terbentuknya kehidupan masyarakat berkead ilan. Oleh sebab itu, tiga pilar moralitas dan etika tersebut wajib ditanam dibina dan dikembangkan di dalam diri setiap individu melalui pendidikan keluarga, pendidikan sekolah dan pendidikan bermasyarakat. Jika berhasil, maka konflik kepentingan antara paham individualisme dan kolektivisme justru menjadi energi sosial untuk mendorong pertumbuhan kehidupan masyarakat berkeadilan.
Nama: Selvia Nur Sakinah
Npm: 2213053193

Potret pendidikan di dusun terpencil

Siswa SD N Glak kabupaten Suka NTT, perlu perhatian lebih dari pemerintah karena harus melakukan kegiatan belajar di teras kelas lantaran ketidakadaan ruang kelas. Karena sekolah tersebut hanya memiliki 6 ruang, dimana 5 ruangan dipakai untuk kelas dan 1 kelas dipakai untuk ruang guru, bahkan perpustakaan saja sekolah tersebut tidak punya. Namun para siswa tetap semangat untuk bersekolah, setiap hari para siswa harus berjalan sejauh 2 km agar bisa belajar di sekolasekolah. Di wilayah tersebut belum ada jaringan telekomunikasi sama sekali, jadi pada masa pandemi mereka harus tetap berangkat ke sekolah. Oleh karena itu kepala sekolah SD N Glak berharap pemerintah segera membangunkan 1 ruang kelas agar anak-anak belajar di dalam kelas.
Nama: Selvia Nur Saqinah
Nomor: 2213053193

Menurut saya hard skill adalah kemampuan yang dipelajari, baik melalui kursus ataupun yang lainnya dan dapat diukur seperti gelar yang didapat saat selesai kuliah,
Sedangkan sofskill adalah kemampuan dasar dan alami yang dimiliki manusia dan tidak dapat dipelajari secara formal, seperti membaca bahasa tubuh lawan bicara, Kemampuan menggunakan komunikasi non-verbal (seperti intonasi nada, gestur tangan, ekspresi wajah, dan lain sebagainya
Nama: Selvia Nur Saqinah
Npm: 2213053193

Nama jurnal: jurnal pendidikan agama Islam
Nomor: 1
Vol: 2
Halaman: 41-54
Tahun terbit:2014
Judul jurnal: proses pendidikan nilai moral di lingkungan keluarga sebagai upaya mengatasi kenakalan remaja
Nama penulis: Fahrudin

Abstrak
Supaya anak-anak memiliki moral yang baik dan terhindar dari pelanggaran-pelanggaran moral, maka perlu adanya pembinaan nilai moral sejak dini kepada anak-anak dan keluarga. Lingkungan keluarga merupakan tempat dimana anak-anak dibesarkan dan merupakan lingkungan yang pertama kali di jalannya oleh seorang anak dalam menjalani hidupnya sehingga apa yang dilihat dan dirasakan oleh anak-anak dalam keluarga akan dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan jiwa seorang anak.

Pendahuluan
Keluarga merupakan institusi pendidikan utama dan pertama bagi anak. Pendidikan dalam keluarga berjalan sepanjang masa melalui proses interaksi dan sosialisasi di dalam keluarga itu sendiri. Esensi pendidikan tersirat dalam integrasi keluarga, baik di dalam komunikasi antar sesama anggota keluarga, dalam tingkah laku keseharian orang tua dan anggota keluarga lainnya juga dalam hal-hal lainnya yang berjalan dalam keluarga semuanya merupakan sebuah proses pendidikan bagi anak-anak. Oleh karena itu, orang tua harus selalu memberikan contoh tauladan yang baik kepada anak-anak mereka karena apapun kebiasaan orang tua di rumah akan selalu dilihat dan dicerna oleh anak-anak.

Pembahasan
Keluarga merupakan pendidikan pertama dan utama, pertama karena keluarga merupakan lingkungan awal sebelum anak itu mengenal luar dan utama karena keluarga menjadi lingkungan sosial dan emosional di mana hal itu sangat memberikan proses pengalaman sehingga menjadi faktor determinan untuk membentuk kepribadian seorang anak. Moral sangat penting bagi setiap orang, tiap bangsa. Karena pentingnya moral tersebut ada yang mengungkap bahwa ukuran baik buruknya suatu bangsa tergantung kepada moral tersebut. Apabila bangsa tersebut meralnya hancur, maka akan hancurlah bangsa tersebut bersama moralnya. Moral sangat penting bagi anak-anak, masyarakat, bangsa dan umat. kalau moral rusak Ketentuan dan kehormatan bangsa itu akan hilang. Oleh karena itu, untuk memelihara kelangsungan hidup sebagai bangsa yang terhormat, maka perlu sekali memperhatikan pendidikan moral, baik dalam keluarga, sekolah, maupun masyarakat.

Kesimpulan
Lingkungan keluarga sangat besar perannya dalam pendidikan nilai moral keagamaan, karena di lingkungan keluarga lah anak-anak pertama kali menerima pendidikan yang dapat mempengaruhi perkembangan anak selanjutnya. agar anak-anak memiliki moral yang baik dan terhindar dari pelanggaran-pelanggaran moral maka perlu adanya pembinaan sejak dini kepada para dalam keluarga dan adanya kerjasama antar keluarga sekolah dan masyarakat
Nama: Selvia nur Saqinah
Npm: 2213053193

Nama jurnal: Jurnal Humanika
Nomer: 1
Halaman: 1-11
Tahun terbit: Maret 2017
Judul Jurnal: PENDIDIKAN MORAL DI SEKOLAH
Nama penulis: Rukiyati

PENDAHULUAN JURNAL
Sekolah yang baik adalah sekolah yang peduli dan fokus pada pendidikan moral atau pendidikan nilai di samping kegiatan pengajaran ilmu. Noeng Muhadjir (2003: 16-18) mengatakan bahwa ditinjau dari segi antropologi kultural dan sosiologi, ada tiga fungsi utama pendidikan, yaitu menumbuhkan kreativitas subjek-didik, menumbuhkembangkan nilai-nilai insani dan Ilahi pada subjek didik dan satuan sosial masyarakat, dan meningkatkan kemampuan kerja produktif pada subjek didik. Dengan kata lain, fungsi sekolah terkait dengan upaya menumbuhkan nilai-nilai akademik, nilai-nilai sosial dan nilai-nilai religius

METODE PENELITIAN
Metode pada penelitian ini yaitu gabungan antara teori dan hasil penelitian lapangan.

PEMBAHASAN
1. Pendidik Moral di Sekolah
Tidak dapat dipungkiri bahwa pendidik utama di sekolah adalah guru. Walaupun demikian, perlu disadari bahwa pendidik moral di sekolah tidak terbatas pada guru semata. Oleh karena guru adalah ujung tombak untuk mewujudkan moral yang baik dalam diri peserta didik, maka guru terlebih dahulu harus bermoral baik pula. Dengan demikian, pendidikan moral yang dilaksanakan oleh guru akan lebih mudah diterima dan diteladani oleh para peserta didiknya.
2. Materi Pendidikan Moral
Pada intinya materi pendidikan moral mencakup ajaran dan pengalaman belajar untuk menjadi orang bermoral dalam kaitan dengan diri sendiri, moral terhadap sesama manusia dan alam semesta serta moral terhadap Tuhan Yang Maha Esa (Zuriah, 2010).
3. Metode Pendidikan Moral
a. Inkulkasi nilai Metode ini dapat dilaksanakan dalam pembelajaran moral di sekolah maupun di dalam keluarga dengan berbagai cara. Kirschenbaum mengetengahkan 34 cara inkulkasi nilai, di antaranya adalah identifikasi nilai nilai target, membaca buku-buku sastra dan non-fiksi, bercerita.
b. b.Metode keteladanan Keteladanan merupakan bentuk mengestafetkan moral yang digunakan oleh masyarakat religius tradisional, dan digunakan pula oleh masyarakat modern sekarang ini.

KESIMPULAN
pendidikan moral di sekolah penting dilakukan oleh guru dan segenap komponen warga sekolah agar tercapai pendidikan moral yang komprehensif. Komponen-komponen pendidikan moral di sekolah yang lain yang tidak kalah penting adalah cakupan materi, variasi metode, dan evaluasi yang menyeluruh. Dengan memperhatikan komponen-komponen tersebut, sekolah dengan guru sebagai peran utama dapat merancang pendidikan moral secara lebih komprehensif sehingga hasilnya dapat dicapai secara optimal, yaitu berkembangnya nilai-nilai moral dalam diri peserta didik sehingga mereka menjadi generasi muda yang berkualitas.