Posts made by SELVIA NUR SAQINAH 2213053193

Pembelajaran PKN SD 2024 -> Aktivitas 1

by SELVIA NUR SAQINAH 2213053193 -
Nama: Selvia Nur Saqinah
Nomor: 2213053193

metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dengan metode-metode seorang guru bisa menyampaikan ilmunya kepada peserta didik.

Adapun metode pembelajaran yang tepat untuk peserta didik SD pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) sesuai dengan Kurikulum 2013 (K13) ada beberapa pendekatan yaitu 
1. Pembelajaran Berbasis Masalah. Menyajikan materi PKN dalam konteks permasalahan nyata yang dihadapi oleh masyarakat, kemudian mengajak siswa untuk mencari solusi atau melakukan tindakan yang positif.
2.embelajaran Berbasis Proyek. Memberikan tugas proyek kepada siswa untuk menyelidiki, merencanakan, dan menyajikan informasi mengenai topik-topik PKN tertentu, seperti pelaksanaan pemilihan umum atau peran anak dalam pembangunan.
3. Pembelajaran Berbasis Teknologi. Mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran PKN, seperti menggunakan video, animasi, atau aplikasi interaktif untuk memperkaya pengalaman belajar siswa

Dengan menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan Kurikulum 2013 dan mengintegrasikan pendekatan yang menarik serta relevan dengan kehidupan siswa, diharapkan proses pembelajaran PKN di tingkat SD dapat menjadi lebih menarik dan efektif bagi peserta didik.
Nama: Selvia Nur Saqinah
Npm: 2213053193
Kelas: 3G

Nama jurnal: JURNAL MORAL KEMASYARAKATAN
Nomer: 1
Volume: 2
Halaman: 30-44
Tahun terbit: JUNI 2017
Judul Jurnal: PENGARUH PENGETAHUAN MORAL TERHADAP PERILAKU MORAL PADA SISWA SMP NEGERI KOTA PEKAN BARU BERDASARKAN PENDIDIKAN ORANGTUA
Nama penulis: Ilham Hudi

PENDAHULUAN JURNAL
Setidaknya, ada banyak faktor yang berkontribusi mempengaruhi kualitas moral di kalangan siswa. Salah satu faktor tersebut; adalah keteladanan dari guru, orangtua, dan masyarakat. Keteladanan ini dalam alam Indonesia dianggap langka. Di sekolah siswa memerlukan institusi dan sesi formal untuk mendapatkan pengetahuan moral (moral knowing), untuk menghargai nilai-nilai murni (moral feeling) dan untuk melaksanakan moral (moral action) yang baik. Sebab perilaku dan moralitas tidak terbentuk begitu saja atau membiarkan seorang anak berkembang apa adanya. Apabila kita membicarakan pengertian moral, etika dan nilai, tiada satu definisi universal yang diterima oleh semua pihak.

PEMBAHASAN
Pengetahuan Moral (Moral Knowing)
Ada beragam pengetahuan moral yang dapat kita manfaatkan ketika kitaberhadapan dengan tantangan-tantangan moral dalam hidup. Enam pengetahuan moral berikut diharapkan dapat menjadi tujuan pendidikan karakter.
1. Kesadaran Moral (Moral Awareness)
2. Mengetahui Nilai-Nilai Moral (Moral Values)
3. Pengambilan Perspektif(Perspektive Taking)
Pengambilan perspektif adalah kemampuan untuk mengambil sudut pandang orang lain, melihat situasi dari sudut pandang orang lain, membayangkan bagaimana mereka akan berpikir, bereaksi, dan merasa. Ini adalah prasyarat bagi pertimbangan moral: Kita tidak dapat menghormati orang dengan baik dan bertindak dengan adil terhadap mereka jika kita tidak memahami mereka.
4. Penalaran Moral (Moral Reasoning)
Seiring dengan perkembangan penalaran moral anak-anak, dan riset menunjukkan pada kita bahwa perkembangan terjadi secara bertahap, mereka akan mempelajari mana yang termasuk sebagai nalar moral dan mana yang tidak ketika mereka akan melakukan sesuatu.
5. Membuat Keputusan (Decision Making)
6. Memahami Diri Sendiri (Self Knowledge)
Memahami diri sendiri merupakan pengetahuan moral yang paling sulit untuk dikuasai, tetapi penting bagi pengembangan karakter. Untuk menjadi orang yang bermoral diperlukan kemampuan mengulas perilaku diri sendiri dan mengevaluasinya secara kritis. Membangun pemahaman diri berarti sadar terhadap kekuatan dan kelemahan karakter kita dan mengetahui cara untuk memperbaiki kelemahan tersebut.
Perilaku Moral (Moral Action)
Perilaku moral adalah produk dari dua bagian karakter lainnya. Jika orang memiliki kualitas moral intelektual dan emosional seperti yang baik, mereka memiliki kemungkinan melakukan tindakan yang menurut pengetahuan dan perasaan mereka adalah tindakan yang benar.Namun terkadang orang bisa berada dalam keadaan di mana mereka mengetahui apa yang harus dilakukan, merasa harus melakukannya, tetapi masih belum bisa menerjemahkan perasaan dan pikiran tersebut dalam tindakan.
Pendidikan Orang Tu
Pendidikan nilai mencakup kawasan budi pekerti, nilai, norma, dan moral. Budi pekerti adalah buah dari budi nurani. Budi nurani bersumber pada moral. Moral bersumber pada kesadaran hidup yang berpusat pada alam pikiran.

KESIMPULAN
Pengetahuan moral (moral knowing) siswa kelas VIII SMP Negeri Kota Pekanbaru mempengaruhi Perilaku moral(moral action) siswa berdasarkan pendidikan orangtua. Hal-hal yang mendukung bahwa pendidikan orang tua siswa berdampak baik terhadap pengetahuan moral siswa dan mempengaruhi perilaku moral siswa.
Nama: Selvia Nur Saqinah
Npm: 2213053193
Kelas: 3G

Penanaman nilai dan moral di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat adalah fondasi penting bagi perkembangan karakter individu. Cara menanamnya berbeda-beda di setiap lingkungan.
Dalam lingkungan keluarga cara menanamkannya yaitu:
1. Gunakan aktivitas dan pola asuh yang positif untuk memperkuat nilai .
2. Jadilah contoh bagi satu sama lain

Dalam lingkungan sekolah:
Guru dapat menanamkan nilai-nilai moral pada peserta didik dengan cara yaitu,
1) Saling Menghargai,
2) Kejujuran,
3) Sikap Rendah Hati, dan
4) Tanggung Jawab.

Dalam lingkungan masyarakat:
1. Beberapa cara yang bisa dilakukan antara lain melalui pendidikan yang kuat, contoh teladan dari pemimpin dan tokoh masyarakat, serta melalui media massa yang memberikan informasi dan narasi yang mengedepankan nilai-nilai moral positif. Mendukung kegiatan sosial dan kegiatan yang memperkuat nilai-nilai tersebut juga bisa membantu.

Beberapa tantangan yang mungkin dihadapi dalam menanamkan nilai dan moral di lingkungan keluarga meliputi:
1. Perbedaan Nilai: Setiap anggota keluarga dapat memiliki pandangan atau nilai-nilai yang berbeda. Penghapusan muncul ketika nilai-nilai ini bertentangan atau tidak sejalan, yang dapat mempengaruhi konsistensi dalam pengajaran nilai dan moral.

Dalam lingkungan sekolah, ada beberapa kendala yang dapat menghalangi usaha menanamkan nilai dan moral:
1.Ketidakkonsistenan antara Kurikulum Formal dan Pengajaran Nilai: Terkadang, nilai dan moral tidak terintegrasi secara konsisten ke dalam kurikulum formal. Ini membuat sulit bagi guru untuk memberikan pengajaran secara menyeluruh.

Ada beberapa kendala umum yang bisa dihadapi saat melamar pekerjaan, antara lain:
1. Ketatnya Persaingan:Banyaknya jumlah pelamar untuk posisi yang sama membuat persaingan menjadi lebih ketat. Ini bisa menjadi hambatan bagi pelamar, terutama jika mereka tidak memiliki pengalaman atau kualifikasi yang sesuai.

Untuk menanamkan nilai moral, ada beberapa strategi yang bisa digunakan. Salah satunya adalah dengan memberikan contoh yang baik melalui tindakan dan perilaku Anda sendiri. Selain itu, komunikasi terbuka dan jelas tentang nilai-nilai tersebut juga penting, baik melalui cerita, diskusi, atau melalui contoh kasus yang relevan dengan kehidupan sehari-hari. Menggunakan pengalaman nyata untuk mengilustrasikan konsep moral juga bisa membantu memperkuat pemahaman.
Nama: Selvia Nur Saqinah
Npm: 2213053193
Kelas: 3G

Nama jurnal: Jurnal Pengabdian Dharma Laksana Mengabdi Untuk Negeri
Nomer: 1
Volume: 3
Halaman: 79-84
Tahun terbit: Juli 2020
Judul Jurnal: MENANGKAL DEGRADASI MORAL DI ERA DIGITAL BAGI KALANGAN MILLENIAL
Nama penulis: Ahmad Yani Nasution, Moh Jazuli

PENDAHULUAN JURNAL
melihat adanya fenomena degradasi moral di era digital pada kalangan milenial. Degradasi berarti kemunduran , kemerosotan atau penurunan dari suatu hal. Sedangkan moral adalah akhlak atau budi pekerti menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jika kita interpretasikan keduanya maka degradasi moral merupakan suatu fenomena adanya kemerosotan atas budi pekerti seseorang maupun sekelompok orang sesuai dalam konteks Bangsa Indonesia. Banyak diantara kalangan millennial yang telah menunjukkan degradasi moral seperti minimnya sopan santun (cara berbicara dan berpakaian), kenakalan remaja (sex bebas dan konsumsi obat-obat terlarang), jauh dari nilai-nilai agama. Solusi yang dipilih untuk menangani adanya fenomena degradasi moral di era digital pada kalangan millennial ialah dengan memberikan wawasan keagamaan, meningkatkan keimanan dan ibadah, memberikan pemahaman bagaimana cara bermedia sosial yang baik

METODE PENELITIAN
PKM dilaksanakan di Mts Insan Madani Kp. Rahong Desa Tegallega Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor pada hari Senin sampai dengan Rabu, tanggal 17 sampai 19 Desember 2019. Adapun Waktu pelaksanaannya dari pukul 13.30 sampai dengan 17.00 WIB. Subjek dari kegiatan PKM adalah siswa – Siswi Mts Insan Madani tersebut. Metode yang digunakan adalah pelatihan dengan cara memberikan presentasi dan diskusi antara pemateri dan peseerta.

PEMBAHASAN
Kegiatan PKM yang dilaksanakan memiliki beberapa tahapan yang dilakukan sebelum berkunjung langsung. Yang pertama dilakukan ialah tahap persiapan, yakni dengan melakukan survei awal. Pada tahap ini, dilakukan wawancara dengan kepala sekolah Mts Insan Madani terkait prosedur kegiatan PKM. Adapun pemateri pada pelatihan ini adalah Ahmad Yani Nasution berisikan “Fenomena Degradasi Moral di Era Digital pada kalangan millennial”. pertanyaan “Apakah globalisasi berpengaruh terhadap degradasi moral suatu bangsa? Pertanyaan ini dijawab oleh Ahmad Yani Nasution sebagai berikut: “Globalisasi memudahkan kita mengakses segala sesuatu dari mana saja, termasuk dari kiblat Barat yang tentu saja memiliki standar moral yang berbeda dengan Indonesia; sehingga saat kalangan millennial meniru gaya hidup tersebut dianggap telah melakukan degradasi moral; moral yang baik adalah yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW dengan standar Al-Qur’an dan hadits. Kemudian pada pertanyaan kedua “Bagaimana metode dakwah yang tepat bagi kalangan milenial?” Kemudian Muhammad Jazuli (Pemateri kedua) Menjawab bahwa dakwah yang efektif di kalangan millennial adalah dengan memberikan wawasan keagamaan, meningkatkan keimanan dan ibadah, memberikan pemahaman bagaimana cara bermedia sosial yang baik.

KESIMPULAN
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat adalah salah satu kewajiban dosen untuk memenuhi kewajiban Tri Dharma Perguruan Tinggi yang menjadi aksi dari keterlibatan perguruan tinggi dalam pembangunan nasional. Dari kegiatan ini, masyarakat juga akan mendapatkan bekal untuk menyelesaikan permasalahan dan menjawab tantangan dalam kehidupannya. Masyarakat juga nantinya akan memberikan pembelajaran bagi perguruan tinggi tentang realitas kehidupan. Diharapkan PKM yang dilaksanakan dengan sasaran Siswa di Mts Insan Madani Kp. Rahong Desa Tegallega Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor ini dapat bermanfaat kepada semua pihak yang terlibat baik secara langsung ataupun tidak. Selain itu diharapkan PKM ini dapat menginspirasi berbagai pihak untuk terus mendukung berbagai kegiatan yang serupa