Posts made by Bunga Amanda Sastra Ayu Pitaloka

Nama: Bunga Amanda Sastra Ayu Pitaloka
NPM: 2213053034

“ REKONSTRUKSI EVALUASI PENDIDIKAN MORAL MENUJU HARMONI SOSIAL “


Identitas Jurnal
Nama Jurnal: Jurnal Pedagogik
Volume: 05
Nomor: 01
Tahun: 2018
Judul: Rekontruksi Evaluasi Pendidikan Moral Menuju Harmoni Sosial
Penulis: Ulil Hidayah

Pembahasan:
Tujuan Pendidikan Nasional Secara universal kesimpulan menyeluruh pengertian ta’dib/pendidikan adalah menjadikan manusia yang terus berusaha untuk mengembangkan kebaikan bagi dirinya sendiri, masyarakatnya secara adil dan bertanggung jawab terhadap aturan-aturan Tuhan. Maka peran pendidikan sebagai agen perubahan adalah merubah orang yang kurang beradab menjadikan orang yang beradab atau merubah orang yang perilakunya tidak baik menjadi baik.

Tantangan Materi Pelajaran di Sekolah
Materi pelajaran di sekolah yang dianggap paling bertanggung jawab atas penanaman dan penghayatan sikap budi pekerti peserta didik adalah mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Kandungan moral dari kedua mata pelajaran tersebut telah mencakup norma-norma hidup manusia yang berbudi pekerti, menghayati dan memahami agama dan Negara yang melindunginya serta memuat materi toleransi dalam bentuk mampu menghargai perbedaan di tengah-tengah lingkungan masyarakat.

Persiapan, Pelaksanaan dan Evaluasi PAI dan PKn di Sekolah
Pada tahap persiapan yang telah tersusun dalam perangkat pembelajaran SKL (Standard Kompetensi Lulusan) ditentukan terlebih dahulu melalui Permendikbud No. 54 Tahun 2013, kemudian menjadi turunan standar isi, kompetensi inti dan materi pelajaran. Sedangkan pada tahap pelaksanaan pembelajaran, pada kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik melalui kegiatan mengamati, menanya, mencoba, menalar dan mengkomunikasikan.

Pada tahap evaluasi penilaian dilakukan dengan memberikan skor pada kegiatan diskusi, pengayaan (pendalaman materi), refleksi akhlak mulia, ulangan dalam bentuk soal uraian dan pilihan ganda serta mencatat sikap-sikap karakter selama proses pembelajaran.

Rekonstruksi Evaluasi Pendidikan Moral
Fokus pada tahapan evaluasi pembelajaran ini khususnya pada mata pelajaran PAI dan PKn perlu direkonstruksi guna memberi implikasi jangka panjang dan permanen pada peserta didik melalui:
a) Kemampuan pendidik dalam membawa materi ajar pendidikan moral kepada peserta didik harus kompeten di bidangnya.
b) Sesekali peserta didik di hadapkan dengan permasalahan yang marak terjadi untuk menemukan penyebab dan solusinya.
c) Pendidik tidak terpaku pada instrument penilaian formalitas saja, tetapi lebih luas lagi cakupannya.
d) Pendidik menyisipkan pembelajaran multicultural melalui kurikulum laten secara sporadic,
e) Evaluasi tulis berupa ulangan harian bukan penilaian utama atas keberhasilan belajar peserta didik.

Output Pendidikan yang Didambakan Menuju Masyarakat Ideal.
Esesensi pendidikan moral bukan mengajarkan tentang akademik maupun non akademik lebih dari itu adalah usaha sadar untuk menyiapkan manusia seutuhnya menjadi manusia yang berwatak luhur dalam segenap peranannya di masa sekarang dan akan datang. Upaya pemberian pendidikan moral menurut Teuku Ramli dapat dilakukan dengan lima pendekatan:
Penanaman nilai (inculcation approach), perkembangan moral kognitif (cognitive moral development approach), analisis nilai (values clarification approach), pembelajaran berbuat (action learning approach).
Nama: Bunga Amanda Sastra Ayu Pitaloka
Npm: 2213053034

Insturemen penilaian pengembangan nilai agama dan moral anak usia dini pg paud
Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data sebagai bahan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik dengan berbagai cara dan beragam alat penilaian belajar peserta didik
Manfaat penilaian:
1. bagi anak
2. bagi orang tua
3. bagi guru

Prinsip prinsip penilaian terbagi menjadi 8:
1. Mendidik
2. Berkesinambungan
3. Objektif
4. Akuntabel
5. Transparan
6. Sistematis
7. Menyeluruh
8. Bermakna

Teknik dan Lingkup Penilaian
Teknik Penilaian mencakup tingkat pencapaian perkembangan anak dan instrumen yang dapat dijadikan pedoman penilaian perkembangan anak meliputi instrumen penilaian proses, catatan anekdot , rubrik dan atau instrumental penilaian hasil kemampuan anak.

Mekanisme Penilaian
•menyusun teknik, instrumen penilaian serta menetapkan indikator capaian perkembangan anak.
•melaksanakan proses penilaian sesuai dengan tahap ,teknik, dan instrumen penilaian.
•mendokumentasikan penilaian proses dan hasil belajar anak secara akuntabel, dan transparan.
•melaporkan capaian perkembangan anak pada orang tua.

Teknik penilaian terbagi menjadi 4:
•BB
•MB
•BSH
•BSB

Bentuk Penilaian
•penilaian harian
•penilaian mingguan
•penilaian bulanan
•penilaian semester
•portofolio anak
•dokumen lain yang diperlukan oleh setiap satuan PAUD.
Nama: Bunga Amanda Sastra Ayu Pitaloka
Npm: 2213053034

Etika, Nilai ,dan Moral
Etika nilai dan moral saling berkaitan, sebab semuanya berusaha mengarahkan manusia agar memiliki pola pikir,sikap dan perilaku yang baik dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Etika adalah cara manusia memperlakukan sesama dan menjalani hidup dan kehidupan dengan baik, sesuai aturan yang berlaku dimasyarakat.
Contohnya:
-mengucap salam ketika kita bertamu atau memasuki rumah.
-Izin dan mencium tangan kedua orang tua ketika ingin pergi.
-membuang sampah pada tempatnya.

•Etika dan Moral mempunya pengertian yang hampir bersamaan atau berkaitan, karena keduanya mengandung nilai dan norma untuk mengatur tingkah laku manusia, yang mengacu pada kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat.
•Nilai ialah sesuatu yang memberi makna hidup yang dijunjung tinggi, yang mewarnai dan menjiwai tindakan atau perilaku seseorang.
Nilai juga bisa disebut penghargaan,penghormatan, atau kualitas terhadap sesuatu, yang dapat bermanfaat, menyenangkan,memuaskan,menarik, atau sebagai sistem keyakinan.

Sifat dan Jenis Nilai
1. bersifat relatif , artinya nilai bergantung oleh tempat dan waktu
2. lebih bersifat subjektif, nilai berbeda-beda bagi setiap orang.

Moral adalah hal hal yang dapat mendorong manusia untuk melakukan tindakan yang baik sebagai kewajiban atau keharusan.
Moral adalah sarana untuk mengukur benar atau tidaknya sikap dan tindakan manusia.
Moral adalah kepekaan dalam pikiran,perasaan dan tindakan terhadap prinsip-prinsip dan aturan aturan.

Manfaat mempelajari etika,nilai, dan moral adalah kita dapat menjunjung tinggi dan menghargai nilai nilai kemanusiaan yang kedua kita lebih toleran, santun dan adil dalam bersikap atau bertindak, yang ketiga kita lebih pertangung jawab pada bidang ilmu yang diampui dan kita juga dapat meningkatkn profesionallitas..
Nama: Bunga Amanda Sastra Ayu Pitaloka
Npm: 2213053034

ANALISIS JURNAL 2
Nama jurnal : Jurnal JIPSINDO
Oleh : Enung Hasanah
Nomor : 2
Volume : 6
Tahun Terbit : 2019
Judul Jurnal : “PERKEMBANGAN MORAL SISWA SEKOLAH DASAR BERDASARKAN TEORI KOHLBERG”

Teori Kohlberg dikenal sebagai teori yang mengukur tingkatan moral seseorang. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat perkembangan moral siswa SD yang berusia antara 11-12 tahun, berdasarkan tahapan perkembangan teori Kohlberg. Penelitian menggunakan metode penelitian kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa anak-anak SD yang berusia 11-12 tahun secara umum termasuk dalam tahap pra konvensional tahap 1⁄2 yang dominan diikuti tahap 2 dan 2/3, yang cenderung melakukan sesuatu kegiatan bukan karena membutuhkan hasil melainkan karena takut dihukum.

Forum ekonomi dunia (2016) menyatakan bahwa untuk berkembang di abad ke-21, siswa membutuhkan lebih dari pembelajaran akademis tradisional. Mereka harus mahir dalam kolaborasi, komunikasi dan pemecahan masalah, yang merupakan beberapa keterampilan yang dikembangkan melalui pembelajaran sosial dan emosional (SEL). Ditambah dengan penguasaan
keterampilan tradisional, kecakapan sosial dan emosional akan membekali siswa untuk berhasil dalam ekonomi digital yang berkembang pesat.

Pendidikan merupakan proses seumur hidup mulai dari dalam kandungan dan berlangsung sampai akhir dari kehidupan. Pendidikan tidak hanya memberikan pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga menanamkan nilai-nilai, pelatihan naluri, membina sikap yang tepat dan kebiasaan terhadap generasi muda. Dengan kata lain, pendidikan juga merupakan proses penanaman karakter.

Teori Kohlberg
Perkembangan moral telah dipelajari dari berbagai perspektif psikologis, termasuk teori belajar, psikoanalisis, dan lain-lain. Studi saat ini tentang perkembangan moral telah dipengaruhi oleh pendekatan perkembangan kognitif Jean Piaget dan Lawrence Kohlberg.
Teori Kohlberg mengenai perkembangan moral secara formal disebut cognitive-dvelopmental theory of moralization, yang berakar pada karya Piaget. Asumsi utama Piaget adalah bahwa kognisi (pikiran) dan afek (perasaan) berkembang secara paralel dan keputusan moral merupakan proses perkembangan kognisi secara alami. Penelitian Kohlberg menunjukan bahwa bila penalaran-penalaran yang diajukan oleh seseorang mengapa ia mempunyai pertimbangan moral tertentu atau melakukan tindakan tertentu diperhatikan, maka akan tampak jelas adanya perbedaan-perbedaan yang berarti dalam pendangan moral orang tersebut.

Teori kohlberg tentang Perkembangan Moral dibagi menjadi 3 level, yang masing-masing level dibagi menjadi beberapa tahap sebagai berikut: Level 1. Moralitas Pra-konvensional • Tahap 1 - Ketaatan dan Hukuman. Tahap awal perkembangan moral terutama terjadi pada anak-anak kecil, tetapi orang dewasa juga mampu mengekspresikan jenis penalaran ini. Pada tahap ini, anak- anak melihat aturan sebagai hal yang tetap dan absolut. Mematuhi aturan itu penting karena merupakan sarana untuk menghindari hukuman. Tahap 2 - Individualisme dan Pertukaran. Pada tahap perkembangan moral ini, anak-anak menjelaskan sudut pandang individu dan menilai tindakan berdasarkan bagaimana mereka melayani kebutuhan individu. Dalam dilema Heinz, anak-anak berpendapat bahwa tindakan terbaik adalah pilihan yang paling baik memenuhi kebutuhan Heinz. Timbal balik adalah mungkin, tetapi hanya jika melayani kepentingan diri sendiri.
Level 2. Moralitas Konvensional • Tahap 3 - Hubungan Interpersonal. Seringkali disebut sebagai orientasi "good boy-good girl", tahap perkembangan moral ini difokuskan pada memenuhi harapan dan peran sosial. Ada penekanan pada konformitas, bersikap "baik," dan mempertimbangkan bagaimana pilihan memengaruhi hubungan.Tahap 4 - Menjaga Ketertiban Sosial. Pada tahap perkembangan moral ini, orang mulai menganggap masyarakat secara keseluruhan ketika membuat penilaian. Fokusnya adalah menjaga hukum dan ketertiban dengan mengikuti aturan, melakukan tugas seseorang dan menghormati otoritas.
Level 3. Moralitas Pasca-konvensional. Tahap 5 - Kontrak Sosial dan Hak Perorangan. Pada tahap ini, orang mulai memperhitungkan perbedaan nilai, pendapat, dan kepercayaan orang lain. Aturan hukum penting untuk mempertahankan masyarakat, tetapi anggota masyarakat harus menyetujui standar-standar ini. Tahap 6 - Prinsip Universal. Tingkat penalaran moral terakhir Kolhberg didasarkan pada prinsip-prinsip etika universal dan penalaran abstrak. Pada tahap ini, orang mengikuti prinsip-prinsip keadilan yang diinternalisasi ini, bahkan jika mereka bertentangan dengan hukum dan peraturan.

anak-anak usia 11-12 tahun memang masih berada pada tahap pra konvensional tahap 1⁄2 yang dominan diikuti tahap 2 dan 2/3, yang cenderung ingin melakukan sesuatu karena takut dihukum. Dalam hasil penelitian sederhana ini, responden yang berusia 11-12 tahun cenderung baru memasuki tingkat 1 tahap 1, meskipun pada kasus tertentu mungkin saja ada pengecualian yaitu pada usia 11-12 bisa saja berada pada tingkat perkembangan moral yang lebih rendah atau yang lebih tinggi.