Kiriman dibuat oleh INTAN SARI 2213053002

Nama : INTAN SARI
Npm : 2213053002

Analisis jurnal 2
identitas jurnal
nama jurnal : Jurnal JIPSINDO
volume jurnal: vol. 6
nomor jurnal : 2
tahun terbit: 2019
judul jurnal: PERKEMBANGAN MORAL SISWA SEKOLAH DASAR BERDASARKAN TEORI KOHLEG
nama penulis : Enung Hasanah

Abstrak
Teori Kohlberg dikenal sebagai teori yang mengukur tingkatan moral seseorang. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat perkembangan moral siswa SD yang berusia antara 11-12 tahun, berdasarkan tahapan perkembangan teori Kohlberg. Penelitian menggunakan metode penelitian kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa anak-anak SD yang berusia 11-12 tahun secara umum termasuk dalam tahap pra konvensional tahap ½ yang dominan
diikuti tahap 2 dan 2/3, yang cenderung melakukan sesuatu kegiatan bukan karena membutuhkan hasil melainkan karena takut dihukum.

pendahuluan
Forum ekonomi dunia (2016) menyatakan bahwa untuk berkembang di abad ke-21, siswa membutuhkan lebih dari pembelajaran akademis tradisional. Mereka harus mahir dalam kolaborasi, komunikasi dan pemecahan masalah, yang merupakan
beberapa keterampilan yang dikembangkan melalui pembelajaran sosial dan emosional (SEL). Ditambah dengan penguasaan
keterampilan tradisional, kecakapan sosial dan emosional akan membekali siswa untuk berhasil dalam ekonomi digital yang
berkembang pesat.Salah satu aspek yang menunjang perkembangan kemahiran
dalam kolaborasi, komunikasi, dan pemecahan masalah adalah dengan
membantu perkembangan moral siswa agar tumbuh optimal. Ini menjadi sangat penting terutama bagi para siswa di wilayah Indonesia yang secara umum masyarakatnya adalah masyarakat religius yang meyakini bahwa moral merupakan pondasi terpenting bagi keberhasilan seseorang baik dalam karir maupun kehidupan pribadinya.

pembahasan
• Teori Kohlberg
Perkembangan moral telah dipelajari dari berbagai perspektif psikologis, termasuk teori belajar, psikoanalisis, dan lain-lain. Studi saat ini tentang perkembangan moral telah dipengaruhi oleh pendekatan perkembangan kognitif Jean Piaget dan Lawrence Kohlberg.

Teori Kohlberg mengenai perkembangan moral secara formal disebut cognitive-dvelopmental theory of moralization, yang berakar pada karya Piaget. Asumsi utama Piaget adalah bahwa kognisi (pikiran) dan
afek (perasaan) berkembang secara paralel dan keputusan moral merupakan proses perkembangan kognisi secara alami. Sebaliknya, kebanyakan ahli psikologi pada masa itu berasumsi bahwa pikiran
moral lebih merupakan proses psikologi dan sosial. Dalam mengembangkan teorinya, Kohlberg tidak memusatkan perhatian pada tingkah laku moral, artinya apa yang dilakukan oleh seorang indivdu
tidak menjadi pusat pengamatannya.

•Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Peneliti kualitatif tertarik pada kepercayaan orang, pengalaman, dan sistem makna dari perspektif orang-orang (Mohajan, 2018). Penelitian kualitatif adalah
bentuk tindakan sosial yang menekankan pada cara orang menafsirkan, dan tidak memahami pengalaman mereka untuk memahami realitas sosial individu. Itu membuat penggunaan wawancara, buku harian, jurnal, observasi kelas dan pencelupan; dan kuesioner terbuka untuk
mendapatkan, menganalisis, dan menafsirkan analisis konten data dari
bahan visual dan tekstual, dan sejarah lisan (Zohrabi, 2013).

•Hasil Penelitian
Responden/peserta dalam penelitian ini adalah siswa Sekolah Dasar yang berusia antara 11-12 tahun. Berdasarkan teori Kohlberg, pada umumnya anak-anak yang berusia sekitar 10–13 tahun berada
pada tahap pra-konvensional, meskipun juga ada orang-orang dewasa yang berhenti perkembangannya pada tahap tersebut. Karena orang dewasa yang terhenti pada tingkatan itu merupakan kekecualian
(Duska & Whelan, 1984: 65).

•kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan teori perkembangan moral Kohlberg, anak-anak usia 11-12 tahun memang masih berada pada tahap pra konvensional tahap ½ yang dominan
diikuti tahap 2 dan 2/3, yang cenderung ingin melakukan sesuatukarena takut dihukum. Dalam hasil penelitian sederhana ini, responden yang berusia 11-12 tahun cenderung baru memasuki tingkat 1 tahap 1, meskipun pada kasus tertentu mungkin saja ada pengecualian yaitu pada usia 11-12 bisa saja berada pada tingkat perkembangan moral yang lebih rendah atau yang lebih tinggi.
Nama : INTAN SARI
Npm : 2213053002

Analisis jurnal 1
identitas jurnal
nama jurnal : jurnal cakrawala
nomor dan tahun : no 2, thn 2009
judul : PENDIDIKAN NILAI MORAL
DITINJAU DARI PERSPEKTIF GLOBAL
penulis : sudiati

Abstract
Moral value education is both a demand and a need for human beings as a
manifestation of togetherness in terms of nations and countries with a variety of
problems. There are a lot of problems, such as global terrorism and multidimensional crises, which one country cannot solve on its own because to do so it needs other countries’ supports.

pendahuluan
Kehidupan manusia semakin kompleks. Kompleksitas mengemuka dalam
tatanan global yang ditandai dengan
munculnya berbagai masalah dan isu isu global seperti pelanggaran hak-hak
asasi manusia (HAM), fenomena kekerasan, dan penyalahgunaan narkotika. Hal ini menuntut adanya pemikiran yang berkaitan dengan sistem pendidikan yang cocok untuk menjawab permasalahan tersebut.
Di samping itu, revolusi teknologi telekomunakasi dan transportasi menghadirkan sejumlah kemudahan untuk
melakukan aktivitas kehidupan di segala bidang. Kerjasama dalam bidang
ekonomi, politik, kebudayaan dan militer dijalin tanpa dibatasi oleh jarak antarwilayah negara. Di lain hal, globalisasi dapat melahirkan kompetisi
yang kurang sehat. Dengan kata lain
kompleksitas global memiliki banyak
keuntungan bagi yang kuat, tetapi sebaliknya keadaan itu dapat menghancurkan kehidupan bangsa yang kalah bersaing.

pembahasan
1. Isu Pendidikan Nilai Moral di
Beberapa Negara
Di bawah ini akan dibahas isu pendidikan nilai moral yang terjadi di empat negara, yaitu Indonesia, Malaysia, India, dan Cina. Empat negara itu dapat mewakili karakteristik bangsa dengan latar belakang ideologi yang berbeda. Indonesia merupakan negara Pancasila yang mayoritas Islam, India merupakan negara federal yang tetap mempertahankan nilai-nilai agama sebagai nilai universal. Malaysia merupakan representasi negara yang memiliki bangsa mayoritas Islam sebagaimana negara Indonesia, sedangkan Cina merupakan perwakilan negara sosialis komunis.

a. Indonesia
Pendidikan nilai di Indonesia disadari atau tidak masih belum banyak menyentuh pemberdayaan dan pencerahan kesadaran dalam perspektif global. Persoalan pembenahan pendidikan masih terpaku pada kurikulum nasional dan lokal yang belum pernah tuntas.

b.india
Pendidikan nilai di India tampak
lebih populer dibandingkan dengan di negara lain. Dalam pendidikan nasional India, pendidikan nilai dikembangkan sebagai usaha untuk meningkatkan kesadaran nilai ilmiah, sosial.
c. malaysia
secara langsung pendidikan nilai di ajarkan melalui pendidikan nilai moral dan mata pelajaran agama sedangkan untuk pendidikan nilai melalui kegiatan kokurikuler.

d. cina
pendidikan nilai dihadapkan pada
beberapa tantangan berikut. Harapan
masyarakat dan orang tua siswa akan
kemampuan akademik diandalkan dapat memacu konsentrasi peningkatan akademik yang kemudian berakibat tergesernya pengembangan sentimental,
perasaan, dan moralitas.

2. Dimensi Pendidikan Nilai Moral
Dalam rangka mengkaji pendidikan nilai moral secara luas, berikut ini dikemukakan pula pembahasan mengenai perkembangan moral, pendidikan nilai moral, dan strategi pendidikan nilai moral.

a.Teori Perkembangan Moral
Dewasa ini, psikolog dan sosiolog banyak membahas nilai-nilai moral dalam kaitannya dengan perkembangan dan pendidikan anak.

b. Pendidikan Nilai Moral
Pendidikan nilai moral adalah pendidikan yang berusaha mengembangkan komponen-komponen integrasi pribadi. Integrasi pribadi dapat dilukiskan sekurang-kurangnya dengan empat gambaran kepribadian.

c. Pendekatan Pendidikan Nilai Moral
Pendekatan komprehensif pendidikan nilai menurut Kirschenbaum dalam Darmiyati Zuchdi, 2008: 36-37) meliputi pendekatan (i) inculcating,yaitu menanamkan nilai dan moralitas, (ii) modelling, yaitu meneladankan nilai dan moralitas, (iii) facilitating, yaitu memudahkan perkembangan nilai dan moral.

d. Metode dan Teknik Pendidikan Nilai Moral
diperlukan beberapa metode, baik metode langsung maupun tidak langsung. Metode langsung mulai dengan penentuan perilaku yang dinilai baik sebagai upaya indoktrinasi berbagai ajaran

kesimpulan
Pendidikan nilai moral merupakan tuntutan dan sekaligus kebutuhan pada tatanan global bagi umat manusia sebaga pengejawantahan hidup bersama, berbangsa, dan bernegara dalam hubungannya dengan tatanan global yang diwarnai dengan berbagai permasalahan yang bersifat luas, kompleks, dan mendunia.kemudian penyelesaian permasalahan hidup yang dialami umat manusia tidak cukup dalam negeri sendiri, namun banyak hal yang penyelesaiannya dibutuhkan dukungan dan bantuan luar negeri, misalnya terorisme global, masalah ekonomi, dan masalah krisis multidimensional.
Nama : INTAN SARI
Npm : 2213053002

Analisis video 2
judul : Degradasi Moral Pelajar Jaman modern

sebuah tragedi tragis kembali muncul dari dunia pendidikan di indonesia.seorang siswa dikabarkan telah menganiyaya seorang gurunya sendiri hingga tewas ,dengan korban bernama ahmad budi cahyono guru honorer SMA N 1 torjun sampang jawa timur, budi juga meninggal kan seorang istri yang bernama sianingsih yang tengah mengandung 5 bulan.

tidak hanya itu belum reda kasus siswa menghabisi nyawa guru, muncul video seorang murid yang sepertinya masih duduk di bangku sekolah menengah pertama mengajak duel kepala sekolahnya. tidak jelas kalimat yang dikatakan namun siswa mengatakan siap berulang kali, sikap dan bahasa tubuh yang terlihat arogan menunjukan murid tidak takut sama sekali pada para guru bahkan kepala sekolahnya.
lantas dimanakah moral anak bangsa? dan calon penerus masa depan kita

•menurut Retno Listyarti selaku kovesioner KPAI bidang pendidikan .
kekerasan cukup tinggi yang di lakukan oleh anak maupun anak yang jadi korbannya. sejak tahun 2014 meningkat tetapi pada tahun 2017 menurun tetapi meskipun terjadi penurunan bukan berarti mungkin angka itu kemudian berkurang atau kejadiannya berkurang namun tidak.
namun terkait dengan kasus ini sebenarnya anak tidak berdiri sendiri artinya pasti ada sebab dan penyebabnya
1. memang mungkin dari pola pengasuhan bagaimana anak ini di rumah yang artinya sikap dan prilaku ketika di sekolah tidak terbentuk secara tiba tiba pasti ada sebuah proses panjang dalam hidupnya.

2. bagaimana cara guru di kelas melakukan pengolaan pada kelas jadi menghadapi anak anak tertentu seperti ini memang pasti ada di banyak sekolah , walaupun tidak banyak jumlah anak di sekolah tetapi di setiap sekolah pasti ada anak yang seperti ini.
dan untuk kejadian di pukul hingga tewas ini menjadi yang pertama di indonesia

• menurut Dr Itje chodidjah,MA (praktisi pendidikan )
untuk sosok menjadi seorang guru ini kelengkapan yang utaman adalah kelengkapan dalam dirinya sebagai sosok pribadi. karena sebenarnya sudah di atur dalam UUD yang mana seorang guru memiliki 4 standar kompetensi utama yaitu
1. kompetensi kepribadian
2. kompetensi sosial
3. kompetensi profesional
4. kompetensi pedagogi
yang sementara ini baik dalam pembekalan sebelum jadi guru apalagi dalam pelatihan setelah menjadi guru.

apa yang melatar belakangi seorang anak yang belum memiliki nolec tetapi tiba" melakukan suatu tindakan kekerasan.

• menurut Vero Adesla (psikolog)
masih mudah kemudian anak bertumbuh dan memiliki tingkat level koknisi sebenarnya yaitu kemampuan untuk menalar dan berfikir apakah aksi itu berlanjut pada konsekuensi tertentu , tapi pada kasus kalo anak itu tidak mampu mengontrol emosi ketika dia marah ,ketika dia benci itu muncul rangsangan yang mendorong dia untuk bereaksi seketika, itu kita seperti reaktif ketika seperti itu dia tidak tau konsekuensinya apa dia sudah tidak mikir. kemampuan emosi ini lah yang seharusnya di latih pada anak anak agar hal serupa tidak terjadi.
Nama : INTAN SARI
Npm : 2213053002

Analisis video 1
judul : 6 Tahap perkembangan moral menurut Kohlberg

awalnya lawrence kohlberg melakukan penelitian di amerika yang kemudian menjadi pondasinya untuk merumuskan tahapan perkembangan moral , menurutnya tahap perkembangan moral di bagi menjadi 3 level dan setiap level memiliki 2 tahap sehingga seluruhnya menjadi 6 tahap.

•lever pertama PRA-KONVERSIONAL
yang terdiri dari
tahap 1. menghindari hukuman
yang mana di tahap ini seseorang memiliki alasan untuk bertindak atau tidak bertindak sesuatu, karena untuk menghindari hukuman.
contohnya adalah : ketika seseorang tidak menerobos lampu merah di jalan raya ia melakukannya semata mata karna tidak ingin seorang polisi mengejar dan menilangnya

tahap 2. keuntungan dan minat pribadi.
di tahap 2 ini tindakan di lakukan dengan memperhitungkan apa yang akan di dapatkan olehnya,
contohnya seperti apa untungnya bagiku aku akan membantunya karna suatu hari dia akan membalas membantuku.

•level kedua KONVENSIONAL
terdiri dari
tahap 3.menjaga sikap orang baik
pada tahap 3 seseorang mungkin menghindari pertengkaran karena ia memikirkan bagaimana kesepakatan sosial yang ada dan pendapat orang lain terhadapnya, ia tidak bertengkar karena itu tidak baik dan orang baik tidak melakukannya.

tahap 4. memelihara praturan
dalam tahap ini seorang ketua kelas memarahi kedua orang temannya yang bertengkar karena ia pikir praturan harus di tegakkan, dan jika tidak ada yang mematuhinya maka keadaan akan menjadi kacau,karenanya praturan harus selalu di patuhi.

•level ketiga PASCA-KONVENSIONAL
terdiri dari tahap 5. orientasi kontrak sosial
dalam tahap ini seseorang menyadari bahwa setiap orang memiliki latar belakang dan situasi berbeda, tidak ada yang absolut atau pasti ketika melihat sebuah kasus.hak hak individu harus di lihat bersamaan dengan hukum yang ada.

tahap 6. prinsip etika universal
tahap ini adalah tahap yang menggambarkan prinsip internal seseorang ia melakukan hal yang di anggapnya benar walaupun bertentangan dengan hukum yang ada.

kemudian kohlberg menggunakan cerita dilema dalam penelitiannya salah satunya adalah
1. dilema heinz
heinz memiliki seorang istri yang sekarat di rumah sakit karena menderita kangker,menurut dokter ada satu obat yang bisa menyelamatkannya obat itu baru saja ditemukan oleh seorang apoteker, apoteker tersebut menjual obat dengan harga 10x lipat dari modal membuatnya, heinz yang miskin pergi kesetiap orang untuk meminjam uang namun ia hanya mendapatkannya sebanyak seribu dolar, sementara obat tersebut dihargai duaribu dolar.heinz memberitahu apoteker bahwa istrinya sedang sekarang dan memintanyaa untuk memberi obat dan melunasinya di kemudian hari tapi apoteker menolaknya.

apa yang harus di lakukan heinz?
yaitu tetap meminta dengan baik kepada apoter untuk dapat membantunya memberi obat untuk istrinya.

mengapa?
karena satu"nya obat yang dapat menyebuhkan istrinya yaitu obat yang berada pada apoteker tersebut.
Nama : intan sari
Npm : 2213053002

Analisis video 2

Judul : Mirisnya kekerasan di lingkungan sekolah

Pada bulan September 2005 ada siswa kelas dua SD yang meninggal dunia setelah berkelahi dengan teman sekelasnya di lingkungan sekolah.Yang berlokasi di SD Negeri Di Kebayoran lama, Jakarta dan dugaannya itu karena perkelahian mulut. Tidak baik yang pada bulan Agustus 2013 siswa kelas dua SD meninggal dunia setelah berkelahi di halaman sekolah lokasinya yaitu berada di Sukabumi Jawa Barat, Dugaannya dirundung , dilempar minuman beku

Maka dari itu dalam hal ini atau dalam kasus Kewajiban dari orang tua untuk dapat membina dan memberi arahan serta sebuah pengajaran mengenai permasalah tersebut sangatlah penting sebab anak" masih di bawah umur dan masih butuh pengawasan serta bimbingan.

Kemudian adapun penyebab terjadinya kekerasan terhadap anak yaitu

kurangnya pengawasan dari orang tua Dan kurangnya kesadaran dari orang tua untuk dapat memperhatikan anak dalam perkembangnya seperti pergaulan bebas, kondisi ekonomi serta pengaruh dari lingkungan sekitar