Posts made by Sherli Marsela 2213053233

Pembelajaran PKN SD -> Aktivitas Pertemuan 4

by Sherli Marsela 2213053233 -
Nama: Sherli Marsela
NPM: 2213053233

Metode Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) di Sekolah Dasar (SD) merupakan strategi yang digunakan dalam mengajar siswa mengenai nilai-nilai, prinsip, dan pengetahuan dasar tentang kewarganegaraan. Metode ini bertujuan untuk membantu siswa memahami dan menginternalisasi nilai-nilai kebangsaan, hak, dan kewajiban sebagai warga negara Indonesia. Materi yang diajarkan meliputi nilai-nilai Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, serta pengetahuan tentang lembaga-lembaga negara dan proses demokrasi di Indonesia.

Beberapa metode pembelajaran PKN yang cocok untuk peserta didik di SD sesuai dengan Kurikulum 13 antara lain:

  1. Diskusi Kelas: Melibatkan siswa dalam berbicara dan berpendapat tentang isu-isu kewarganegaraan. Diskusi ini dapat memperkaya pemahaman mereka tentang nilai-nilai demokrasi dan partisipasi aktif.
  2. Simulasi: Menggunakan permainan peran atau situasi imajiner untuk mengajarkan konsep-konsep abstrak dalam PKN. Misalnya, siswa dapat berperan sebagai tokoh sejarah atau figur politik untuk memahami nilai-nilai kejujuran dan kerja sama.
  3. Penugasan Kelompok: Memberikan tugas kolaboratif kepada siswa, seperti membuat poster tentang hak asasi manusia atau mengadakan kampanye sosial di sekolah. Ini membantu mereka memahami pentingnya kerjasama dan tanggung jawab dalam masyarakat.
  4. Kunjungan Lapangan: Mengajak siswa mengunjungi institusi pemerintah, seperti kantor kecamatan atau balai desa. Dengan melihat langsung bagaimana pemerintahan beroperasi, siswa dapat memahami lebih baik tentang struktur negara dan peran lembaga-lembaga tersebut.
  5. Menonton Film atau Video Edukatif: Pemutaran film pendek atau video singkat yang berkaitan dengan isu-isu aktual, seperti perjuangan para pejuang kemerdekaan atau hak-hak anak. Media audio-visual ini dapat membuat pembelajaran lebih menyenangkan dan interaktif.
Nama: Sherli Marsela
NPM: 2213053233

Penanaman nilai dan moral pada anak didik merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan beberapa lingkungan utama, yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Berikut adalah analisis mengenai penanaman nilai dan moral di ketiga lingkungan tersebut:

1. Keluarga:

Cara Menanamkan:

  • Model Perilaku: Orang tua adalah model utama bagi anak-anak. Melalui perilaku positif, orang tua dapat memberikan contoh yang baik dan membimbing anak-anak untuk mengembangkan nilai-nilai yang diinginkan.
  • Komunikasi Terbuka: Membuka jalur komunikasi yang baik antara orang tua dan anak sangat penting. Diskusi mengenai nilai, moral, dan konsekuensinya dapat membantu anak memahami pentingnya perilaku etis.
  • Konsistensi: Penting untuk konsisten dalam penerapan aturan dan nilai-nilai keluarga. Konsistensi menciptakan struktur yang aman bagi anak-anak.

Hambatan:

  • Ketidaksesuaian Nilai: Jika nilai-nilai yang diajarkan di rumah tidak konsisten dengan nilai-nilai di luar rumah, anak dapat mengalami kebingungan dan kesulitan menginternalisasi nilai-nilai tersebut.
  • Kurangnya Waktu: Keluarga yang sibuk dapat mengalami kesulitan dalam memberikan perhatian dan waktu yang cukup untuk mendiskusikan nilai dan moral.

Strategi:

  • Melibatkan Anak dalam Keputusan: Memberikan anak tanggung jawab dan melibatkannya dalam proses pengambilan keputusan keluarga dapat membantu mereka mengembangkan tanggung jawab dan etika.

2. Sekolah:

Cara Menanamkan:

  • Kurikulum Berbasis Karakter: Integrasi nilai dan karakter dalam kurikulum dapat membantu siswa mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang moral dan nilai-nilai positif.
  • Kegiatan Ekstrakurikuler: Kegiatan di luar kelas, seperti kegiatan sosial dan relawan, dapat menjadi wadah untuk mengamalkan nilai-nilai moral.

Hambatan:

  • Kurangnya Keterlibatan Guru: Jika guru kurang terlibat dalam mendukung perkembangan karakter siswa, nilai-nilai tersebut mungkin sulit diterapkan.
  • Tantangan Kurikulum: Tekanan untuk menyelesaikan materi pelajaran dapat mengurangi fokus pada pengembangan karakter.

Strategi:

  • Pembinaan Karakter: Program pembinaan karakter yang sistematis dapat membantu mengajarkan nilai-nilai moral dan memberikan dukungan tambahan bagi siswa yang membutuhkannya.
  • Kolaborasi dengan Orang Tua: Kolaborasi antara sekolah dan keluarga dalam mengajarkan nilai-nilai dapat memperkuat pesan yang disampaikan kepada anak.

3. Masyarakat:

Cara Menanamkan:

  • Peran Model dari Figur Publik: Figur publik, seperti tokoh masyarakat, selebriti, atau pemimpin, dapat menjadi model bagi anak-anak dan memberikan dampak besar pada persepsi mereka terhadap nilai dan moral.

Hambatan:

  • Pengaruh Media dan Teknologi: Media dan teknologi dapat menjadi sumber nilai yang kontradiktif. Pengawasan yang kurang dapat membuat anak terpapar pada nilai yang bertentangan dengan yang diajarkan di keluarga dan sekolah.
  • Ketidaksetaraan dan Diskriminasi: Ketidaksetaraan sosial dan diskriminasi dapat menghambat perkembangan nilai-nilai moral yang inklusif.

Strategi:

  • Pendidikan Masyarakat: Program pendidikan masyarakat yang menyoroti nilai-nilai moral dan etika dapat membantu membentuk budaya yang mendukung perkembangan karakter.
  • Partisipasi dalam Kegiatan Sosial: Mengajak anak untuk terlibat dalam kegiatan sosial dapat membantu mereka memahami makna nilai-nilai sosial dan empati.

Strategi Umum untuk Menjaga Konsistensi:

  1. Koordinasi antar Lingkungan: Komunikasi terbuka dan kolaborasi antara keluarga, sekolah, dan masyarakat dapat membentuk serangkaian nilai yang konsisten.

  2. Reinforcement Positif: Memberikan penghargaan dan pengakuan untuk perilaku yang positif dapat memperkuat nilai-nilai tersebut.

  3. Keterlibatan Aktif: Mendorong anak untuk aktif terlibat dalam diskusi, kegiatan, dan pengambilan keputusan dapat membantu mereka merasa memiliki nilai-nilai tersebut.

  4. Konsistensi dan Kesabaran: Perubahan perilaku dan pembentukan kebiasaan memerlukan waktu. Konsistensi dan kesabaran adalah kunci dalam memastikan nilai dan moral menjadi bagian integral dari kepribadian anak.


Nama: Sherli Marsela
NPM: 2213053233

ANALISIS JURNAL 2
Nama jurnal : JURNAL MORAL KEMASYARAKATAN
Volume : 2
Nomor : 1
Halaman : 30-44
Tahun terbit : 2017
Nama penulis : Ilham Hudi
Judul : PENGARUH PENGETAHUAN MORAL TERHADAP PERILAKU MORAL
PADA SISWA SMP NEGERI KOTA PEKAN BARU BERDASARKAN PENDIDIKAN ORANGTUA

Konsep dasar karakter
terdapat enam karakter utama (pilar karakter) pada diri manusia yang dapat digunakan untuk mengukur dan menilai watak dan prilaku dalam hal-hal khusus. Keenam karakter ini dapat dikatakan sebagai pilar-pilar karakter manusia, di antaranya: (1) Respect (Penghormatan); (2) Responsibility (Tanggung Jawab); (3) Citizenship-Civic Duty (Kesadaran Berwarga Negara); (4) Fairness (Keadilan dan Kejujuran); (5) Caring (Kepedulian dan Kemauan Berbagi); dan (6) Trustworthiness (Keparcayaan).

Pengetahuan Moral (Moral Knowing)
1. Kesadaran Moral (Moral Awareness)
2.. Mengetahui Nilai-Nilai Moral (Moral Values)
3. Pengambilan Perspektif(Perspektive Taking)
4. Penalaran Moral (Moral Reasoning)
5. Membuat Keputusan (Decision Making)
6. Memahami Diri Sendiri (Self Knowledge)

Perilaku Moral (Moral Action)
1. Kompetensi
2. kehendak
3. kebiasaan

Pendidikan Orang Tua
Pendidikan karakter pada dasarnyamempunyai esensi yang tidak berbeda dengan pendidikan moral, budi pekerti dan pendidikan akhlak, yang bertujuan membentuk pribadi siswa, supaya menjadi pribadi yang baik, jika di masyarakat menjadi warga yang baik, dan jika dalam kehidupan bernegara menjadi warga negara yang baik. Menurut Najib Sulhan (2009:12) Pendidikan karakter dan moral dalam perspektif Islam yaitu Karakter Rasulullah juga menanamkan nilai-nilai, yaitu (1) Sidiq, (2) Amanah, (3) Tabligh, dan (4) Fathanah.

Nama: Sherli Marsela
NPM: 2213053233

ANALISIS JURNAL 1
Nama jurnal : Jurnal Pengabdian Dharma Laksana Mengabdi Untuk Negeri
Volume : 3
Nomor : 1
Halaman : 79-85
Tahun terbit : 2020
Nama penulis : Ahmad Yani Nasution, Moh Jazuli
Judul : MENANGKAL DEGRADASI MORAL DI ERA DIGITAL BAGI KALANGAN MILLENIAL

Kegiatan PKM yang dilaksanakan memiliki beberapa tahapan yang dilakukan sebelu berkunjung langsung. Yang pertama dilakukan ialah tahap persiapan, yakni dengan melakukan survei awal. Pada tahap ini, dilakukan wawancara dengan kepala sekolah Mts Insan Madani terkait prosedur kegiatan PKM. Diantaranya pemantapan lokasi dan peserta PKM, penyusunan bahan pelatihan PKM. 

Adapun pemateri pada pelatihan ini adalah Ahmad Yani Nasution berisikan “Fenomena Degradasi Moral di Era Digital pada kalangan millennial”, dengan moderator Firdaus. Selanjutnya dilanjutkan oleh Muhammad Jazuli dengan judul materi “Solusi Menghadapi Degradasi Moral ”, yang dimoderatori oleh Ahmad Yani Nasution.

Siswa sangat antusias mengkuti kegoatan PKM yang dilakukan oleh TIM PKM dari Universitas Pamulang karena kegiatan PKM dilakukan dalam bentuk pengarahan yang disertai games dan kegiatan seru lainnya