གནས་བསྐྱོད་བཟོ་མི་ Sherli Marsela 2213053233

3H 2023 Pendidikan Nilai dan Moral -> Forum Analisis Video 2

Sherli Marsela 2213053233 གིས-
Nama: Sherli Marsela
NPM: 2213053233

ANALISIS VIDEO 2
Mirisnya Kekerasan di Lingkungan Sekolah

Di lihat dari video, marak sekali kasus kekerasan di sekolah. Sekolah yang harusnya menjadi tempat untuk menuntut ilmu, justru malah menjadi tempat kekerasan. Dilihat dari hal tersebut, orang tua, guru, serta masyarakat sekitar memiliki peran penting dalam pengawasan terhadap anak. Apalagi kasusnya terjadi di sekolah dasar, yang notabenenya masih sangat di bawah umur. Pengawasan pihak sekolah perlu diperketat mengingat mulai banyak sekali kasus kekerasan di lingkungan sekolah yang menyebabkan kematian.
contohnya saja:
1. Pada September 2015 di SD
Negeri 2 Kebayoran Lama, Jakarta terdapat Siswa kelas 2 SD yang meninggal dunia setelah berkelahi dengan teman sekelasnya dilingkungan sekolah, diduga karena perkelahian mulut
2. Pada Agustus 2017 di Sukabumi, Jawa Barat terdapat Siswa kelas 2 SD meninggal dunia setelah berkelahi di halaman sekolah, diduga karena dirundung dan dilempar minuman beku
3. Pada November 2017 di SD Negeri, Kan. Bandung terdapat Duel antara 2 siswa kelas 5 SD saat perlombaan senam hari guru diduga karena Pelaku terganggu korban yang menyalakan motor bising.

3H 2023 Pendidikan Nilai dan Moral -> Forum Analisis Video 1

Sherli Marsela 2213053233 གིས-
Nama: Sherli Marsela
NPM: 2213053233

ANALISIS VIDEO 1
Apakah Moral? The Trolley Problem

case 1: pada suatu hari, kamu berada dalam situasi genting. kamu berada dalam ruang kemudi kereta yang sedang bergerak kencang. di depanmu, kamu melihat ada 5 orang yang terikat di rel dan tidak bisa bergerak. jika kereta menabrak orang tersebut, kelimanya akan meninggal dunia. kabar baiknya di depanmu terdapat cabang perlintasan yang dapat membuat kereta berbelok hanya dengan menarik tuas yang berasa di ruang kemudi tersebut. tapi, masalahnya saat kamu menatap ke arah lintasan tersebut, ternyata disana ada 1 orang lain yang juga terikat di rel. kamu tidak tahu cara menghentikan kereta. satu satunya yang dapat kamu lakukan adalah menarik tuas dan membuat kereta berbelok. jika kamu membiarkan kereta pada posisinya, maka kereta akan membunuh 5 orang. jika kamu memutuskan berbelok, maka kereta akan menabrak 1 orang.

case 2: sebuah kereta bergerak cepat menuju 5 orang yang terikat di rel. kali ini hanya ada 1 lintasan rel saja. tanpa cabang perlintasan. di skenario ini kamu tidak ada di dalam kereta, melainkan ada di atas sebuah jembatan yang berada di atas rel kereta. di depanmu entah darimana dan entah siapa, ada seseorang bertubuh sangat besar. saat melihat kereta meluncur, jika kamu mendorong orang bertubuh besar itu, maka bobotnya dapat menghentikan kereta, sehingga 5 orang yang ada di ujung rel akan selamat. tentu orang yang bertubuh besar itu yang akan meninggal dunia. tetapi jika kamu tidak melakukan apa-apa berarti 5 orang yang akan meninggal dunia.

apakah mengorbankan sedikit untuk yang lebih banyak adalah pilihan yang lebih baik?
apakah hanya karena kita merasa itu tidak dilakukan oleh tangan kita sendiri lantas kita boleh menyetujuinya dan membiarkan itu terjadi?

gunakan Trolley Problem untuk bertanya mengenai persoalan moralitas dari hal hal seperti:
apakah mengorbankan tumbuh kembang anak kita saat ini dengan alasan pekerjaan demi masa depannya, sehingga anak kita jadi anak pembantu merupakan pilihan moralitas yang lebih baik atau hanya pembenaran semata dari orang tua yang egois?
apakah diskriminasi dan stigmatisasi kelompok minoritas oleh kaum mayoritas atau yang merasa dirinya paling benar dengan alasan kepentingan umum atau kepentingan mayoritas, dapat dibenarkan?
apakah perang terhadap sekelompok orang, etnis tertentu dengan mengorbankan orang yang tidak bersalah demi alasan perdamaian merupakan pilihan yang lebih bermoral?

dalam konteks mengorbankan sedikit untuk yang lebih banyak, mungkin itu jadi pilihan yang bermoral. tapi, jika kita berada di sisi yang berbeda, apakah hal tersebut tetap jadi pilihan yang bermoral?

dari hal ini kita tahu bahwa moralitas terlalu sering jadi alat pembenaran saat kita di posisi yang diuntungkan atau yang memiliki kepentingan. sebab pada akhirnya, moralitas soal egoisme manusia dengan kepentingan dirinya atau kelompoknya sendiri.

3H 2023 Pendidikan Nilai dan Moral -> Forum Analisis Jurnal-2

Sherli Marsela 2213053233 གིས-
Nama: Sherli Marsela
NPM: 2213053233

TUGAS ANALISIS JURNAL 2

Identitas Jurnal
Nama Jurnal : Jurnal Pendidikan Sosiologi dan Humaniora
Nomor : 1
Halaman : 89-100
Tahun Terbit : 2010
Judul Jurnal : Membina Nilai Moral Sosial Budaya Indonesia di Kalangan Remaja
Nama Penulis : H. Wanto Rivaie

MEMBINA NILAI MORAL SOSIAL BUDAYA INDONESIA DI KALANGAN REMAJA

Membangun Hubungan Interpersonal Antar Bangsa

Nilai-nilai hubungan antar manusia warga bangsa perlu dibangun berdasarkan saling menghargai, saling percaya untuk menciptakan kehidupan yang sejahterah. Nilai-nilai hubungan antar manusia seyogyanya seperti tersebut pada soal ini, dan untuk menjawabnya, terkait dengan kedudukan manusia sebagai makhluk Sosial, dan makhluk sekaligus sebagai individual seperti yang dinyatakan Prof. Dr. H. Nursid S. dalam bukunya (2008, 31-44) bahwa manusia baru dapat dikatakan manusia yang sebenarnya, bila ada di dalam masyarakat.

Pendidikan Generasi Muda Yang Memiliki Jati Diri Indonesia Yang Berkadar Modern

Pembinaan generasi muda (SDM) melalui pendidikan berbeda dari zaman ke zaman, intinya dalam membina kepribadian, sebagai upaya membentuk jati diri remaja tidak bisa lepas dari filsafat hidup atau pandangan hidup seseorang masyarakat atau bangsa dimana mereka menjalani kehidupan Jati diri generasi muda dapat dibentuk oleh tradisi kehidupan masyarakat atau oleh usaha yang terprogram, direncanakan dengan baik, dan sistematis/modern (Jalaluddin, dan Abdullah Idi, 2007, 184-185). Namun demikian sesederhana apapun pembentukan jati diri generasi muda tidak bisa dilepaskan dari peran pendidikan.

Diperlukan Pendidik Dalam Arti Seluas-luasnya (Orang Tua, Guru, Dosen, Tokoh Masayarakat Formal/Non Formal)

Dalam hal pendidik dalam arti luas kaitannya dengan pembentukan jatidiri yang terlihat pada penampilan kepribadian seseorang, Nursid S. (2008, 31-33) menjelaskan bahwa sepanjang hidupnya manusia dipengaruhi oleh pendidik dalam arti luas ini (orang tua, guru, dan tokoh masyarakat). Hal ini sejalan dengan pemikiran Krech, Kruchfield dan ballachey (1975, 308, dalam Nursid S. 35). bahwa from birth to death man live out his life as a member of a society is to be under constant, all pervasive social influence".

Penciptaan Suasana Yang Kondusif Aktif, Efektif, Komunikatif Penuh Nilai Kreatif Dan Bertanggung Jawab Komunikatif dimaksudkan

sebagai sama makna" (Sofyan S., 2008, 55). Menciptakan pendidikan yang suasana kondusip dimaksudkan, bahwa perlu dibangun interaksi timbal balik dua arah yang akan melahirkan masukan dan hasil. Hal ini dilakukan agar tujuan yang diinginkan tercapai Berry mengatakan bahwa communication is talk together, confer, discourse, and consult with another"

Peranan Strategis Pendidikan Agama dalam Pembentukan Perilaku Peserta Didik dalam Kondisi Masyarakat yang Pluralistis

Agama adalah risalah Tuhan yang disampikan melalui para nabi Risalah itu berisi hukum-hukum sempurna untuk digunakan manusia, dalam menjalani kehidupan dan untuk mengatur hubungan antara sesama. hubungan dalam alam semesta, dan hubungan dengan Allah SWT (Sofyan S 2008, 42-48. Nursid S. 2005, 127- 132) Hal ini kemudian yang akan dipertanggungjawabkan oleh manusia kepada Allah Sang Pencipta kepada diri sendiri dan kepada masyarakat.

Faktor-Faktor Personal yang Mempengaruhi Tindakan Manusia

Ada dua macam pendekatan dalam pembentukan prilaku manusia. Kedua pendekatan ini menekankan faktor-faktor psikologis dan faktor- faktor sosial. Atau dengan istilah lain faktor-faktor yang timbul dari dalam individu (faktor personal), dan faktor- faktor berpengaruh yang datang dari luar individu (faktor environmental).

3H 2023 Pendidikan Nilai dan Moral -> Forum Analisis Jurnal-1

Sherli Marsela 2213053233 གིས-
Nama: Sherli Marsela
NPM: 2213053233

TUGAS ANALISIS JURNAL 1

Identitas jurnal
Nama jurnal : Jurnal Pemimpin-Pengabdian Masyarakat Ilmu Pendididkan
Volume : 2
Nomor : 1
Halaman : 13-17
Tahun terbit : 2022
Judul : Penerapan Nilai Moral Pancasila Dalam Mewujudkan Generasi Anti Korupsi Di Sd Negeri Osiloa Kupang Tengah!
Nama penulis : Asty Yunita Benu, Maria Diana Rafael, Imanuel Baok, Intan Yunita Tungga, Maria M Nina Niron, Niski Astria Ndolu, Vebiyanti P Leo

Pendidikan moral pancasila sangatlah penting, dengan adanya metode sosialisasi yang diterapkan bagi anak sekolah dasar diharapkan dapat menumbuhkan nilai-nilai moral pancasila yang ditanam sejak dini. Pendidikan Moral Pancasila merupakan pendidikan yang berupaya untuk menumbuhkembangkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.

Butir pancasila merupaan petunjuk-petunjuk nyata dan jelas wujud pengalaman Pancasila yakni sebagai berikut: 1. Pengalaman sila kesatu, Ketuhanan Yang Maha Esa a. Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. b. Hormat menghormati dan bekerjasama antar pemeluk agama dan penganut-penganut kepercayaan yang berbeda-beda, sehingga terbina kerukunan hidup. c. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya. d. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain.

Moral adalah ajaran tentang hal yang baik dan buruk, yang menyangkut tingkah laku dan perbuatan manusia. Seorang pribadi yang taat kepada aturan-aturan, kaidahkaidah dan norma yang berlaku dalam masyarakatnya, dianggap sesuai dan bertindak benar secara moral. Moral dalam perwujudannya dapat berupa peraturan, prinsipprinsip yang benar, baik, terpuji, dan mulia. Moral dapat berupa kesetiaan, kepatuhan terhadap nilai dan norma yang mengikat kehidupan masyarakat, negara, dan bangsa. Sebagaimana nilai dan norma, moral pun dapat dibedakan seperti moral ketuhanan atau agama, moral filsafat, moral etika, moral hukum, moral ilmu, dan sebagainya.

Pengertian Nilai Dalam Pancasila Nilai atau "value" (bahasa inggris) termasuk bidang kajian filsafat. Persoalan-persoalan tentang nilai dibahas dan dipelajari salah satu cabang filsafat yaitu filsafat nilai (Axiology, Theory of Value). Istilah nilai dalam bidang filsafat dipakai untuk menunjuk kata benda abstrak yang artinya "keberhargaan" (worth) atau kebaikan (goodness), dan kata kerja yang artinya suatu tindakan kejiwaan tertentu dalam menilai atau melakukan penilaian. Tujuan dari Penerapan Nilai Moral Pancasila Sejak Dini Dalam Mewujudkan Generasi Anti Korupsi di SD Negeri Osiloa Kupang Tengah ialah membangun dan membekali peserta didik sebagai generasi emas dengan jiwa Pancasila yang baik guna menghadapi dinamika perubahan, menembangkan pendidikan nasional yang meletakan pendidikan moral Pancasila sebagai jiwa

3H 2023 Pendidikan Nilai dan Moral -> Forum Analisis Video

Sherli Marsela 2213053233 གིས-
Nama: Sherli Marsela
NPM: 2213053233

TUGAS ANALISIS VIDEO

PENERAPAN NILAI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Lambang Negara Indonesia adalah Garuda Pancasila.
pengalaman sila Pancasila artinya penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

sila pertama:
1. bersyukur kepada Tuhan
2. melaksanakan ibadah dengan agama yang dianut
3. tidak memaksakan agama kepada orang lain
4. berdoa sebelum dan sesudah makan.

sila kedua:
1. membantu korban bencana alam
2. membantu aduk belajar
3. tidak berbuat kasar kepada orang lain
4. menolong teman yang kesulitan
5. bersikap sopan kepada orang tua

sila ketiga:
1. mencintai dan bangga menggunakan barang buatan Indonesia
2. mengikuti upacara bendera dengan tertib
3. bermain dengan rukun
4. melestarikan budaya daerah
5. berteman tidak membeda-bedakan suku dan budaya.

sila keempat:
1. menyampaikan pendapat
2. berdiskusi/kerja kelompok
3. menerima hasil musyawarah dengan lapang dada.
4. saling menghargai pendapat
5. musyawarah dalam pemilihan ketua kelas

sila kelima:
1. tidak berbuat curang kepada orang lain
2. menghargai hasil karya orang lain
3. tidak boros dan suka menabung
4. melaksanakan hak dan kewajiban secara seimbang dan gotong royong
4. membersihkan kelas