Posts made by Mutiara Putri 2213053247

Nama : Mutiara Putri
NPM : 2213053247

Analisis Jurnal 1

-Identitas Jurnal
Nama Jurnal : Jurnal Cakrawala Pendidikan
Volume : -
Nomor : 2
Halaman : 209-221
Tahun Terbit : 2009
Judul : PENDIDIKAN NILAI MORAL DITINJAU DARI PERSPEKTIF GLOBAL
Nama Penulis : Sudiati

-Pembahasan
1. Isu pendidikan nilai dan moral di beberapa negara

A. Indonesia
Persoalan pembenahan pendidikan di Indonesia masih terpaku pada kurikulum nasional dan lokal yang belum pernah tuntas. Di sisi lain juga adanya pandangan yang terlalu simplistik mengenai pendidikan nilai sebagai wahana penyadaran nilai-nilai yang sektarian- subjetif dan belum banyak menyentuh nilai universal-objektif.

B. India
Pendidikan nilai di India dikembangkan sebagai usaha untuk meningkatkan kesadaran nilai ilmiah, sosial, dan kewarganegaraan yang tidak secara khusus dikembangkan melalui satu sudut pandangan agama.

C. Malaysia
Meski cukup konsisten dalam mengembangkan nilai, moral, norma, etika, estetika melalui pendidikan formal, sistem pendidikan di Malaysia masih dihadapkan pada beberapa kendala. Di antaranya, (a) nilai masih banyak diajarkan melalui pendekatan pembelajaran yang preskriptif, sehingga kurang memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk memilih dan menentukan nilai, (b) alat evaluasi yang sesuai dengan kebutuhan, khususnya untuk mengembangkan teknik-teknik pengamatan perilaku, belum terjabarkan dengan jelas, (c) cara-cara pencatatan dan pelaporan pembelajaran nilai masih belum dilakukan secara konsisten oleh guru, dan (d) pandangan guru, orang tua, dan masyarakat masih menempatkan kognisi sebagai aspek yang lebih penting daripada aspek afeksi.

D. Cina
Dalam perkembangannya, pendidikan nilai di Cina dihadapkan pada beberapa tantangan berikut. Harapan masyarakat dan orang tua siswa akan kemampuan akademik diandalkan dapat memacu konsentrasi peningkatan akademik yang kemudian berakibat tergesernya pengembangan sentimental, perasaan, dan moralitas. Walaupun sekolah memilki tanggung jawab yang besar dalam mengembangkan kepribadian siswa, hal itu kurang didukung oleh kerjasama yang erat antara sekolah, keluarga, dan masyarakat.

2. Dimensi pendidikan nilai dan moral
A. Teori Perkembangan Moral
Dewasa ini, psikolog dan sosiolog banyak membahas nilai-nilai moral dalam kaitannya dengan perkembangan dan pendidikan anak. Pembahasan itu bertolak dari anggapan bahwa tidak ada prinsip moral yang universal (kecuali moral agama) dan tetap atau tidak berubah-ubah.

B. Pendidikan Nilai dan Moral
Pendidikan nilai moral adalah pendidikan yang berusaha mengembangkan komponen-komponen integrasi pribadi. Integrasi pribadi dapat dilukiskan sekurang-kurangnya dengan empat gambaran kepribadian. Pertama, pribadi yang selalu melakukan pertumbuhan dan perkembangan. Kedua, pribadi yang memiliki kesadaran akan jati dirinya dan identitasnya. Ketiga, pribadi yang senantiasa terbuka dan peka terhadap kebutuhan orang lain. Keempat, pribadi yang menggambarkan suatu kebulatan kesadaran.

C. Pendekatan Pendidikan Nilai dan Moral
Pendekatan komprehensif pendidikan nilai menurut Kirschenbaum dalam Darmiyati Zuchdi, 2008: 36-37) meliputi pendekatan (i) inculcating, yaitu menanamkan nilai dan moralitas, (ii) modelling, yaitu meneladankan nilai dan moralitas, (iii) facilitating, yaitu memudahkan perkembangan nilai dan moral, dan (iv) skill development, yaitu pengembangan keterampilan untuk mencapai kehidupan pribadi yang tentram dan kehidupan sosial yang kondusif.

D. Metode dan Teknik Pendidikan Nilai Moral
Untuk mengaplikasikan konsep pendidikan nilai tersebut di atas, diperlukan beberapa metode, baik metode langsung maupun tidak langsung. Metode langsung mulai dengan penentuan perilaku yang dinilai baik sebagai upaya indoktrinasi berbagai ajaran. Metode tidak langsung tidak dimulai dengan menentukan perilaku yang diinginkan, tetapi dengan menciptakan situasi yang memungkinkan perilaku yang baik dapat dipraktikkan.
Nama : Mutiara Putri
NPM : 2213053247

Analisis Video 2
Degradasi Moral Pelajar Jaman Modern-Opini

1. Menurut Retno Listyarti (KPAI)
Sejak tahun 2014, kasus kekerasan di Indonesia meningkat secara signifikan. Baik yang dilakukan oleh anak, maupun anak yang jadi korbannya. Pada tahun 2017 sempat terjadi penurunan kasus kekerasan di Indonesia. Perilaku anak juga dapat dilihat dari bagaimana pola pengasuhan di dalam rumah maupun cara guru dalam pengelolaan di kelas.

2. Menurut Dr. Itje Chodidjah, MA (Sisi Pengamat Pendidikan)
Seorang guru harus memiliki 4 standar kompetensi utama, yaitu kompetensi sosial, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi pedagogik. Calon guru mendapatkan berbagai pembekalan sebelum menjadi guru.

3. Menurut Vero Adesla (aspek psikologi)
Kemampuan untuk mengontrol emosi harus dilatih kepada anak sejak usia dini. Karena ketika anak tidak dapat mengontrol emosinya, maka ia akan melakukan tindakan tanpa memikirkan apa akibat dari tindakannya tersebut.
Nama : Mutiara Putri
NPM : 2213053247

Analisis Video 1
6 Tahap Perkembangan Moral Menurut Kohlberg

Lawrence Kohlberg melakukan penelitian di amerika. Menurutnya, tahap perkembangan moral dibagi menjadi 3 level, yang tiap levelnya memiliki 2 tahap.
1. Pra-Konvensional
- Menghindari hukuman
Seseorang memiliki alasan untuk bertindak/tidak bertindak hanya untuk menghindari hukuman. Contohnya ketika menerobos lampu merah karena tidak ingin ditilang oleh polisi.
- Keuntungan dan minat pribadi
Tindakan dilakukan dengan mempertimbangkan apa yang akan didapatkannya.

2. Konvensional
- Menjaga sikap orang baik
Memikirkan bagaimana kesepakatan sosial yang ada dan pendapat orang lain terhadapnya.
- Memelihara peraturan
Peraturan harus dipatuhi agar tidak terjadi kekacauan. Contohnya dilarang ribut di saat jam pelajaran sedang berlangsung.

3. Pasca Konvensional
- Orientasi kontrak sosial
Setiap orang memiliki latar belakang dan situasi yang berbeda. Hak-hak individu harus dilihat bersamaan dengan hukum yang ada. Contohnya mencuri supaya tidak mati kelaparan berbeda dengan mencuri supaya kaya.
- Prinsip etika universal
Seseorang melakukan hal yang dianggapnya benar walaupun bertentangan dengan hukum yang ada.
Nama : Mutiara Putri
NPM : 2213053247

Analisis Video 1
"Apakah Moral? ~The Trolley Problem"

Philippa Foot pada tahun 1967 mengajukan sebuah eksperimen yang kemudian dikenal sebagai Trolley Problem. The Trolley Problem membuat kita berpikir lebih jauh tentang konsekuensi dari sebuah pilihan berdasarkan nilai moral tertentu atau lebih kepada hasil akhirnya, dan diekspresikan dalam kehidupan sehari-hari.

Skenario 1:
Pada saat di suatu posisi genting. Kamu berada dalam ruangan kereta yang sedang bergerak kencang. Di depanmu, ada lima orang yang terikat di rel dan tidak bisa bergerak. Jika kereta menabrak kelima orang tersebut, maka kelima nya akan meninggal dunia. Kabar baiknya, di depanmu terdapat cabang perlintasan yang dapat membuat kereta berbelok. Tapi masalahnya, ada satu orang yang terikat di rel dan tidak bisa bergerak. 90% orang akan memilih untuk menyelamatkan lima orang yang terikat sedangkan harus mengorbankan satu orang meninggal dunia.

Skenario 2:
Ada sebuah kereta yang bergerak cepat dan di depannya terdapat lima orang yang terikat di rel kereta dan tidak dapat bergerak. Kamu berada di sebuah jembatan di atas kereta dan di depanmu ada seseorang tidak di kenal yang memiliki badan besar. Apabila kamu mendorong nya ke bawah, otomatis kereta akan berhenti dan tidak jadi menabrak kelima orang yang terikat di rel, melainkan orang yang kamu dorong tersebut meninggal. 90% orang akan memilih untuk tidak mengorbankan orang yang didorong ke bawah, melainkan membiarkan lima orang yang terikat di rel tertabrak dan meninggal dunia.

Dari kedua skenario tersebut, dapat disimpulkan bahwa moralitas terlalu sering jadi alat pembenaran saat kita di posisi yang diuntungkan atau yang memiliki kepentingan. sebab pada akhirnya, moralitas soal egoisme manusia dengan kepentingan dirinya atau kelompoknya sendiri.

Nama : Mutiara Putri

NPM : 2213053247

Identitas Jurnal

Nama Jurnal : Dinamika Pendidikan

Volume : -

Nomor : 2

Halaman : 63-75

Tahun Terbit : 2008

Judul : Pentingnya Pendidikan Nilai di Era Globalisasi

Nama Penulis : Hidayati

Pembahasan

Pengertian nilai

Menurut I Wayan koyan (Dwi Siswoyo, 2005:22), nilai ada segala sesuatu yang berharga. Nilai ada 2 macam yaitu nilai ideal dan nilai aktual. Nilai ideal adalah nilai yang menjadi cita cita setiap orang, sedangkan nilai aktual adalah nilai yang diekspresikan dalam perilaku sehari-hari.

Globalisasi dan dampaknya terhadap nilai nilai dan moral.

Pengaruh positif globalisasi terhadap nilai nilai dan moral.

  1. Aspek politik, pemerintahan dijalankan secara terbuka dan demokratis. Jika pemerintahan dijalankan secara jujur, dan dinamis tentunya akan mendapat tanggapan positif dari rakyat.
  2. Aspek ekonomi. Terbukanya pasar internasional, meningkatkan kesempatan kerja dan meningkatkan devisa negara.
  3. Aspek sosial-budaya, kita dapat meniru pola berpikir yang baik seperti etos kerja yang tinggi, disiplin, dan bangsa yang sudah maju untuk meningkatkan kemajuan bangsa.

Pengaruh negatif globalisasi terhadap nilai moral

  1. Aspek ekonomi, hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam terus karena banyaknya produk luar negeri (seperti Kentucky, MC Donald, Coca cola, pizza hut, dll) membanjiri Indonesia.
  2. Munculnya sikap individualisme yang menimbulkan ketidakpedulian antar sesama warga.
  3. Terjadinya kesenjangan sosial yang tajam antara yang kaya dan miskin, karena adanya persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi.

Mengapa Pendidikan Nilai Gagal?

Dunia pendidikan telah kehilangan nilai nilai moral, ini bisa dilihat dari kenyataan banyaknya praktik dalam dunia pendid6yang justru membuat anak belajar tidak jujur, curang dan malas. Faktor penyebab gagalnya pendidikan nilai adalah pendidikan disekolah hanyalah acara formal, materi dan proses.

Pentingnya pendidikan nilai dan moral bagi anak

Tujuan pendidikan adalah menjadikan peserta didik menjadi "manusia yang utuh sempurna". Pribadi yang bermoral adalah yang memiliki kemampuan untuk mengelola hidupnya sesuai dengan nilai-nilai luhur kemanusiaan. Kemampuan seperti itu ada pada hati nurani yang telah mencapai kedewasaan. Maka dari itu segala usaha yang bertujuan untuk membina hati nurani mesti diarahkan agar peserta didik mempunyai kepekaan dan penghayatan atas nilai-nilai luhur. Usaha- usaha seperti itulah yang disebut "pendidikan nilai".