Posts made by Amanda Gita Devi Rahmawati 2213053092

Nama : Amanda Gita Devi Rahmawati
NPM : 2213053092

Kesadaran nilai dan moral berguna untuk mengarahkan anak agar mampu membuat pertimbangan secara matang atas perilakunya dalam kehidupan sehari-hari baik di sekolah maupun di masyarakat. Pendidikan moral sangat penting disosialisasikan kepada seluruh peserta didik karena pendidikan moral sangat berarti bagi kemajuan sekolah, bangsa, dan negara dalam membentuk kepribadian karakter peserta didik.

Pentingnya PPKN dalam Pendidikan Nilai dan Moral
- Sebagai wahana pedagogis pembangunan Watak atau karakter
- Secara makro PPKN juga merupakan Wahana sosial pedagogis untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
- Acuan penerapan keberhasilan pendidikan moral di sekolah
- Jembatan untuk menuju pendidikan moral yang baik

Peran pendidik dalam menanamkan pentingnya pendidikan nilai dan juga moral melalui PPKN
- Pendekatan indoktrinasi : akan membantu peserta didik untuk tumbuh menjadi dewasa yang harus ditanamkan nilai-nilai disiplin sejak dini melalui interaksi antara guru dan juga siswa. Dalam pendekatan ini, guru diasumsikan telah memiliki nilai-nilai keutamaan yang dengan tegas dan konsisten untuk menanamkan kepada anak-anak aturan mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan. Jika peserta didik melanggar, maka ia harus dikenai hukuman namun hukumannya tidak berupa kekerasan
- Pendekatan klarifikasi nilai : secara tidak langsung guru menyampaikan kepada peserta didik mengenai benar atau salah, baik atau buruk. Siswa diberi kesempatan untuk menyampaikan dan menyatakan nilai-nilai dengan caranya sendiri. Peserta didik diajak untuk mendiskusikan isu-isu moral.
- Memberi teladan atau contoh : seorang guru hendaknya dapat dijadikan suri tauladan atau contoh dalam bidang moral
- Melalui pembiasaan dalam perilaku : penanaman moral biasanya lebih banyak dilakukan melalui pembiasaan pembiasan tingkah laku dalam proses KBM misalnya berdoa sebelum dan sesudah belajar, berdoa sebelum makan dan minum, mengucap salam kepada guru dan teman, dan lain sebagainya

Tujuan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
1. memberikan pengertian, pengetahuan dan pemahaman tentang Pancasila
2. menanamkan nilai-nilai moral Pancasila ke dalam diri peserta didik
3. meletakkan dan membentuk pola pikir yang sesuai dengan Pancasila dan ciri khas serta watak ke Indonesia
4. menggugah kesadaran peserta didik sebagai warga negara dan warga masyarakat Indonesia untuk selalu mempertahankan dan melestarikan nilai-nilai moral Pancasila
5. memberikan motivasi agar dalam setiap langkahnya bertindak dan berperilaku sesuai dengan nilai moral dan juga norma Pancasila
6. mempersiapkan peserta didik untuk menjadi warga negara dan warga masyarakat Indonesia yang baik dan bertanggung jawab serta mencintai bangsa dan negaranya
Nama : Amanda Gita Devi Rahmawati
NPM : 2213053092

Berdasarkan jurnal tersebut, penurunan kualitas karakter Indonesia perlu diatasi. Salah satu cara untuk mengatasi masalah ini adalah melalui pendidikan nilai dengan menggunakan pendekatan komprehensif, karena pada masa sekarang ini kehidupan sudah semakin komplek dan perubahan di segala segi kehidupan berlangsung dengan sangat cepat. Dilihat dari segi materinya, pendidikan nilai dan moral Indonesia sudah cukup komprehensif, karena·nilai-nilai fundamental yang dapat menuntun ke arah pencapaian kebahagiaan dunia dan akhirat untuk seluruh umat manusia telah di sampaikan kepada subjek didik di semua jenjang pendidikan, melalui Pendidikan Agama dan Pendidikan Moral Pancasila. Namun dari segi metode dan strateginya, masih banyak kelemahan yang perlu diatasi.

Pengembangan kepribadian siswa hendaknya bersifat holistik, termasuk kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual. Empat penting substansi pendidikan nilai adalah realisasi nilai, pendidikan karakter, pendidikan kewarganegaraan, dan pendidikan moral. Keempat jenis substansi tersebut patut di pertimbangkan dalam melaksanakan pendidikan nilai dan moral di Indonesia. Tujuan penting pendidikan karakter antara lain : rasa hormat, tanggung jawab, kasih sayang, disiplin diri, kesetiaan, keberanian, toleransi, etos kerja, serta keimanan dan cinta kepada Tuhan. Bagian-bagian yang dianggap relevan dapat di integrasikan ke dalam program Pendidikan Agama dan Pendidikan Moral Pancasila. Aspek utama pendidikan kewarganegaraan meliputi: pemahaman dan penghargaan sistem demokrasi dan nilai-nilai kewarganegaraan, keterampilan berpikir kritis, keterampilan komunikasi, keterampilan bekerja sama dan keterampilan mengatasi konflik. Tujuan utama pendidikan moral adalah menghasilkan individu otonom yang berada dalam tingkat penalaran Inoral yang tinggi adalah berkolaborasi untuk bertindak dalam cara yang selaras dengannya atau yang mempunyai akhlak mulia.

Keempat substansi penting tersebut lebih terintegrasi dalam Pendidikan Agama dan Pendidikan Moral Pancasila. Berbagai strategi pendidikan nilai dan moral harus dimanfaatkan, termasuk penanaman nilai, pemodelan nilai, fasilitasi nilai, dan pengembangan keterampilan untuk mencapai kehidupan pribadi yang damai dan konstruktif secara sosial sebagai perwujudan dari kekuatan keyakinan.
Nama : Amanda Gita Devi Rahmawati
NPM : 2213053092

Berdasarkan jurnal tersebut, pendidikan moral di sekolah perlu dilaksanakan secara bersungguh-sungguh untuk membangun generasi bangsa yang berkualitas. Walaupun peran utama untuk mendidik moral anak adalah di tangan orang tua mereka, guru di sekolah juga berperan besar untuk mewujudkan moral peserta didik yang seharusnya. Keluarga, sekolah, dan masyarakat bersama-sama bertanggung jawab untuk mendidik anak-anak muda agar bermoral baik sekaligus pintar secara intelektual sehingga terwujud generasi muda yang unggul. Itulah tujuan utama pendidikan sebagaimana dinyatakan oleh Aristoteles.

Pendidikan moral di sekolah penting dilakukan oleh guru dan segenap komponen warga sekolah agar tercapai pendidikan moral yang komprehensif. Komponen-komponen pendidikan moral di sekolah yang lain yang tidak kalah penting adalah cakupan materi, variasi metode, dan evaluasi yang menyeluruh. Dengan memperhatikan komponen-komponen tersebut, sekolah dengan guru
sebagai peran utama dapat merancang pendidikan moral secara lebih komprehensif sehingga hasilnya dapat dicapai secara optimal, yaitu berkembangnya nilai-nilai moral dalam diri peserta didik sehingga mereka menjadi generasi muda yang berkualitas.
Nama : Amanda Gita Devi Rahmawati
NPM : 2213053092

Teori Kohlberg dikenal sebagai teori yang mengukur tingkatan moral seseorang. Di dalam jurnal tersebut berisi penelitian yang bertujuan untuk mengukur tingkat perkembangan moral siswa SD yang berusia antara 11-12 tahun, berdasarkan tahapan perkembangan teori Kohlberg. Hasil penelitian menunjukan bahwa anak-anak SD yang berusia 11-12 tahun secara umum termasuk dalam tahap pra konvensional tahap ½ yang dominan diikuti tahap 2 dan 2/3, yang cenderung melakukan sesuatu kegiatan bukan karena membutuhkan hasil melainkan karena takut dihukum.

Teori (Kohlberg; L., Hersh, R.H. 1977) tentang Perkembangan Moral dibagi menjadi 3 level, yang masing-masing level dibagi menjadi beberapa tahap sebagai berikut:

Level 1. Moralitas Pra-konvensional
Tahap 1 - Ketaatan dan Hukuman.
Tahap awal perkembangan moral terutama terjadi pada anak-anak kecil, tetapi orang dewasa juga mampu mengekspresikan jenis penalaran ini. Pada tahap ini, anak-anak melihat aturan sebagai hal yang tetap dan absolut. Mematuhi aturan itu penting karena merupakan sarana untuk menghindari hukuman.;

Tahap 2 - Individualisme dan Pertukaran.
Pada tahap perkembangan moral ini, anak-anak menjelaskan sudut pandang individu dan menilai tindakan berdasarkan bagaimana mereka melayani kebutuhan individu. Dalam dilema Heinz, anak-anak berpendapat bahwa tindakan terbaik adalah pilihan yang paling baik
memenuhi kebutuhan Heinz. Timbal balik adalah mungkin, tetapi hanya jika melayani kepentingan diri sendiri.

Level 2. Moralitas Konvensional
Tahap 3 - Hubungan Interpersonal.
Seringkali disebut sebagai orientasi "good boy-good girl", tahap perkembangan moral ini difokuskan pada memenuhi harapan dan peran sosial. Ada penekanan pada konformitas, bersikap "baik," dan mempertimbangkan bagaimana pilihan memengaruhi hubungan.

Tahap 4 - Menjaga Ketertiban Sosial.
Pada tahap perkembangan moral ini, orang mulai menganggap masyarakat secara keseluruhan ketika membuat penilaian. Fokusnya adalah menjaga hukum dan ketertiban dengan mengikuti aturan, melakukan tugas seseorang dan menghormati otoritas.

Level 3. Moralitas Pasca-konvensional.
Tahap 5 - Kontrak Sosial dan Hak Perorangan.
Pada tahap ini, orang mulai memperhitungkan perbedaan nilai, pendapat, dan kepercayaan orang lain. Aturan hukum penting untuk mempertahankan masyarakat, tetapi anggota
masyarakat harus menyetujui standar-standar ini.

Tahap 6 - Prinsip Universal.
Tingkat penalaran moral terakhir Kolhberg didasarkan pada prinsip-prinsip etika universal dan penalaran abstrak. Pada tahap ini, orang mengikuti prinsip-prinsip keadilan yang diinternalisasi ini, bahkan jika mereka bertentangan dengan hukum dan peraturan.