Kiriman dibuat oleh SILMI NUR'AFIFAH 2213053129

Nama : Silmi Nur’Afifah
NPM : 2213053129
Kelas : 3H

Identitas Jurnal
Nama Jurnal : Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan
Nomor : 3
Volume : 9
Halaman : 710-724
Tahun Terbit : 2021
Judul : PENDIDIKAN NILAI DAN MORAL DALAM SISTEM KURIKULUM PENDIDIKAN DI ACEH
Nama Penulis : Iwan Fajri, Rahmat, Dadang Sundawa, Mohd Zailani Mohd Yusof

Nilai terdiri dari sifat baik sebagai bentuk perilaku moral yang sesuai. Dengan demikian, nilai merupakan bentuk perilaku konkrit, atau penerapan akhlak. Akhlak baik yang melandasi moral disebut nilai ketika diwujudkan dalam bentuk perilaku yang terlihat. Di Indonesia, pendidikan nilai telah diatur dalam sistem pendidikan nasional.
Ada delapan belas nilai yang perlu diintegrasikan guru dalam pembelajaran. Kedelapan belas nilai tersebut adalah religius, jujur, toleransi, disiplin, pekerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, ingin tahu, nasionalis, patriotik, menghargai prestasi, ramah dan komunikatif, cinta damai, gemar membaca, sadar lingkungan, peduli sosial, dan bertanggung jawab (Kemendiknas, 2010)

Pendidikan di Aceh saat ini sedang mempersiapkan kurikulum Aceh yang disusun berdasarkan ajaran Qanun Aceh tentang penyelenggaraan pendidikan Islam.
Memuat Mata Pelajaran Inti, yaitu Pendidikan Islam dan amalannya terdiri dari (Keyakinan dan akhlak, fiqh) dan Al Quran dan Hadis), Pendidikan Kewarganegaraan, Matematika / aritmatika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Sosial, Bahasa dan Sastra Indonesia, Bahasa Inggris, Arab, Pendidikan jasmani dan olahraga, dan Sejarah Kebudayaan Islam. Sedangkan Mata pelajaran muatan lokal terdiri dari Bahasa daerah, Sejarah Aceh, Adat, budaya, dan kearifan lokal dan Pendidikan Keterampilan.
Dalam pengimpelemntasian banyak sekolah kurikulum islam hanya dimaknai sekedar wacana tanpa aksi nyata, karena mereka belum memperoleh gambaran secara nyata tentang bagaimana proses pengajaran,pembelajaran dan evaluasi dalam kurikulum islam yang diterapkan dan diinginkan oleh dinas pendidikan.
Penerapan pendidikan nilai dan moral dalam pendidikan di Aceh melalui kurikulum islami sesuai dengan yang diamanatkan oleh qanun Aceh tentang pendidikanPendidikan nilai dan moral di satuan pendidikan di Aceh diselenggarakan selain sesuai dengan pendidikan nasional, juga mengacu pada penerapan melalui kurikulum islami yang berpedoman sesuai dengan qanun pendidikan di Aceh. Proses pembelajaran yang dilaksanakan di Aceh berbasis dan berorientasi kepada budaya islami yang berbasis syariat islam di Aceh.
Nama : Silmi Nur'Afifah
NPM : 2213053129
Kelas : 3H

Dari video Mirisnya Kekerasan di Lingkungan sekolah yang Terjadi:
1. Pada September 2015 di SD Negeri 2 Kebayoran Lama, Jakarta terdapat Siswa kelas 2 SD yang meninggal dunia setelah berkelahi dengan teman sekelasnya dilingkungan sekolah, diduga karena adanya perkelahian mulut.
2. Pada Agustus 2017 di Sukabumi, Jawa Barat terdapat Siswa kelas 2 SD meninggal dunia setelah berkelahi di halaman sekolah, diduga karena dirundung dibuli oleh teman-teman nya dan dilempar minuman beku.
3. Pada November 2017 di SD Negeri, Kan. Bandung terdapat Duel antara 2 siswa kelas 5 SD saat perlombaan senam hari guru diduga karena Pelaku terganggu korban yang menyalakan motor bising.

Dari kekerasan yang terjadi, maka dapat disimpulkan bahwa pengawasan dan bimbingan moral dari orang tua terhadap anak sangat diperlukan. Apalagi dilingkungan sekolah pendidik harus berperan aktif dalam pengawasan dan pembinaan untuk peserta didiknya agar tidak terjadi kekerasan sampai melibatkan kematian. Selain itu, masyarakat juga berperan dalam pengawasan ini jika ada anak dibawah umur melakukan kekerasan alangkah baiknya ditegur dan dihentikan agar tidak menyebabkan hal yang tidak diinginkan.
Nama : Silmi Nur'Afifah
NPM : 2213053129
Kelas : 3H

Dari video yang telah diidentifikasi saya mendapatkan bahwa moralitas menjadi dilema, Dilema ini digunakan untuk menjelaskan perbedaan antara tindakan yang disebabkan secara langsung dan tindakan yang disebabkan secara tidak langsung, pada skenario 1 prinsip nilai moral bahwa lebih baik menyelamatkan 5 orang daripada 1 orang Karena tidak melakukan tindakan secara langsung hanya berada dalam kereta. Kemudian pada skenario kedua sebaliknya hanya mau menyelamatkan 1 orang dan membunuh 5 nyawa karena adanya tindakan aktif untuk mendorong 1 orang berbadan besar.

Jadi dapat disimpulkan melalui trolly problem bahwa moralitas hanyalah egoisme manusia dan kepentingan dirinya dan kelompoknya sendiri.
Nama : Silmi Nur'Afifah
NPM : 2213053129
Kelas : 3H


Identitas Jurnal

Nomor : 1
Volume : 1
Tahun : 2010
Nama Jurnal : Jurnal Pendidikan Sosiologi dan Humaniora
Judul Jurnal : MEMBINA NILAI MORAL SOSIAL BUDAYA INDONESIA DI KALANGAN REMAJA
Penulis : H Wanto Rivaie

Dalam jurnal ini memberikan pengetahuan membina nilai sosial budaya Indonesia di kalangan remaja dengan cara Nilai-nilai hubungan antarnmanusia warga bangsa perlu dibangun berdasarkan saling menghargai, saling percaya untuk menciptakan kehidupan yang sejahterah. ntingnya peran penting keluarga dalam membina manusia yang tidak berdaya dari usia kandungan sampai usia dewasa. Di dalam keluarga mulai ditanamkan nilai-nilai keimanan, nilai-nilai, dan etika pergaulan. Pendidikan Generasi Muda Yang Memiliki Jati Diri Indonesia Yang Berkadar Modern Pembinaan generasi muda (SDM) melalui pendidikan berbeda dari zaman ke zaman, intinya dalam membina kepribadian, sebagai upaya membentuk jati diri remaja tidak bias lepas dari filsafat hidup atau pandangan hidup seseorang masyarakat atau bangsa dimana mereka menjalani kehidupan. Jati diri generasi muda dapat dibentuk oleh tradisi kehidupan masyarakat atau oleh usaha yang terprogram, direncanakan dengan baik, dan sistematis atau modern. Diperlukan Pendidik Dalam Arti Seluas-luasnya (Orang Tua, Guru, Dosen, Tokoh Masayarakat Formal/Non Formal Dalam hal pendidik dalam artiluas kaitannya dengan pembentukan jatidiri yang terlihat pada penampilan kepribadian seseorang, okoh Pendidikan Nasional menyatakan ada tiga pusat lingkungan pendidikan/tri pusat pendidikan yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Di keluarga kegiatan pendidikan dilakukan oleh orang tua, di sekolah oleh guru-guru, di masyarakat atau tokoh-tokoh masyarakat atau para instruktur. Dari pemikiran-pemikiran inimengindikasikan bahwa Pendidikan dalam arti luas sangat berperan dalam upaya memanusiakan manusia yang memiliki jatidiri yang khas dari seorang individu. Penciptaan Suasana Yang Kondusif Aktif, Efektif, Komunikatif Penuh Nilai Kreatif Dan Bertanggung Jawab. Dengan demikian maka dalam komunikasi yang penuh nilai, kreatif dan bertanggung jawab, hal penting yang perlu diperhatikan adalah bagaimana si pembelajar bisa tumbuh self confidence, dan self esterm agar potensi yang ada pada dirinya berkembang secara maksimal dan berbudaya nasional Indonesia.
Pertemanan, dapat dipahami sebagai suatu interaksi yang bermakna karena adanya persamaan hak, kesetaraan, dan keakraban. Dengan pertemanan akan terjalin kasih sayang dan nilai-nilai moral akan mudah terbangun melalui bahu-membahu, saling menasehati, dan saling memerlukan (egalitarianisme).
Ke tiga lingkungan pendidikan tersebut perlu meningkatkan kerjasama yang kuat, koordinasi yang sistematis, dan saling bahu-membahu dalam bingkai nilai
kekeluargaan yang sesuai dengan nilai-nilai agama yang suci, sebagai anak bangsa yang merindukan kembali kokohnya jati diri bangsa ini, menjadi bangsa yang cerdas otaknya, lembut hatinya, dan terampil tangannya sehingga bangsa ini menjadi bangsa yang maju yang bernilai, bermoral,dan berbudaya.
Nama : Silmi Nur'Afifah
NPM : 2213053129
Kelas : 3H


Identitas Jurnal
Volume : 2
Nomor : 1
Tahun : 2022
Nama Jurnal : Jurnal Pemimpin Pengabdian Masyarakat Ilmu Pendidikan
Judul Jurnal : PENERAPAN NILAI MORAL PANCASILA DALAM MEWUJUDKAN GENERASI ANTI KORUPSI DI SD NEGERI OSILOA KUPANG TENGAH
Penulis : Asti Yunita Benu, Agnes Maria Diana Rafael, Imanuel Baok, Intan Yunita Tungga, Maria M Nina Niron, Niski Astria Ndolu, Vebiyanti P Leo

Jurnal ini menjelaskan bahwa Nilai Moral pancasila adalah suatu pedoman bagi masyarakat untuk bertindak hidup sebagaimana telah diatur dalam pancasila atau ideologi
Indonesia, dengan kata lain moral pancasila adalah sikap bermasyarakat yang baik dimana harus dilakukan oleh masyarakat. Moral berasal dari kata mos (mores) kesusilaan, tabiat, kelakuan. Moral adalah ajaran tentang hal yang baik dan buruk, yang menyangkut tingkah laku dan perbuatan manusia.

Dalam jurnal peneliti memberikan materi tentang menanamkan sikap dan nilai kejujuran, nilai kedisiplinan, nilai tanggung jawab serta nilai keadilan. Tujuan dari Penerapan Nilai Moral Pancasila Sejak Dini Dalam Mewujudkan Generasi Anti Korupsi di SD Negeri Osiloa Kupang Tengah ialah membangun dan membekali peserta didik sebagai generasi emas dengan jiwa Pancasila yang baik guna menghadapi dinamika perubahan, mengembangkan pendidikan nasional yang meletakan pendidikan moral Pancasila sebagai jiwa utama dalam penyelenggaraan pendidikan bagi peserta didik dengan dukungan keterlibatan publik yang di lakukan melalui pendidikan jalur formal, nonformal dan informal, merevitalisasi dan memperkuat potensi pendidik, tenaga pendidikan, peserta didik ,masyarakat dan lingkungan keluarga. Pada dasarnya nilai, moral, dan hukum mempunyai fungsi yaitu untuk melayani manusia. pertama, berfungsi mengingatkan manusia untuk melakukan kebaikan demi diri sendiri dan sesama sebagai bagian dari masyarakat. kedua, menarik perhatian pada permasalahan-permasalahan moral yang kurang ditanggapi manusia. Ketiga, dapat menjadi penarik perhatian manusia kepada gejala “Pembiasaan emosional” Selain itu fungsi dari nilai, moral dan hukum yaitu dalam rangka untuk pengendalian dan pengaturan, pendidikan, peserta didik ,masyarakat dan lingkungan keluarga.

Dari sosialisasi penerapan nilai moral pancasila dalam mewujudkan generasi anti korupsi di SD Negeri Osiloa KupangTengah, dapat disimpulkan bahwa dengan menanamkan nilai moral sejak dini dapat mencengah ajakan/dorongan negatif untuk melalukan korupsi sejak dini. Penanaman nilai moral pancasila kepada peserta didik.