Posts made by Shinta Dwi Kartika 2213053127

Nama : Shinta Dwi Kartika
NPM : 2213053127
Tugas Analisis

Penanaman nilai dan moral dilingkungan sekitar, keluarga dan masyarakat sangatlah penting karena Dengan adanya penanaman moral bagi anak diharapkan dapat menghasilkan generasi penerus yang memiliki kompetensi personal dan social sehingga menjadi warga negara yang baik (good care atau good citizen).

Hambatan-hambatan yang terjadi dalam
1.penanaman nilai dan moral sendiri yaitu
Pada suatu lingkungan tertentu kurang tertanamnya jiwa agama pada setiap orang
2. Kurang stabilnya keadaan sosial, ekonomi, politik, dan keamanan masyarakat
3. Tidak mengindahkan ajaran agama dan dasar moral dengan banyaknya tulisan dan gambar yang kurang baik
4. Pendidikan agama dan budi pekerti yang baik tidak dapat terlaksana.
5. Orang tua kurang mempunyai kesadaran akan urgensi pendidikan agama dan budi pekerti bagi anak.
6. Anak berada dalam suasana rumah yang kurang baik.
7. Anak kurang mendapatkan bimbingan untuk mengisi waktu luang yang dimilikinya.
8. Anak kurang mendapatkan tenaga bimbingan serta tempat layanan untuk bimbingan.

Strategi yang dapat dilakukan dalam penerapan nilai dan moral
1. Mengajarkan ketelendanan kepada anak
2. Membiasakan hal-hal positif, lalu memberikan apresiasi kepada anak
3. Didalam keluarga, sekolah dan masyarakat pasti terdapat aturan. Ajarkan kepada Anak untuk taat terhadap peraturan
4. Memberikan layanan bimbingan yang baik dan positif terhadap anak
5. Lingkungan keluarga dan lingkungan sekitar yang mendukung dalam penerapan nilai dan moral.
Nama : Shinta Dwi Kartika
NPM : 2213053127

Identitas jurnal
Nama jurnal : JURNAL MORAL KEMASYARAKATAN
Volume : 2
Nomor : 1
Halaman : 30-44
Tahun terbit : 2017
Nama penulis : Ilham Hudi
Judul : PENGARUH PENGETAHUAN MORAL TERHADAP PERILAKU MORAL
PADA SISWA SMP NEGERI KOTA PEKAN BARU BERDASARKAN PENDIDIKAN ORANGTUA
 
Istilah Moral berasal dari bahasa Latin, yakni mores kata jamak dari mosyang sepadan dengan kata adat kebiasaan. Bilamana perkataan moral dibicarakan, selalu ada perkataan atau istilah lain seperti; nilai, norma, etika, kesusilaan, budi pekerti, akhlak, dan adat istiadat, istilah-istilah tersebut juga hampir memiliki makna konsep yang sama. Dalam bahasa Indonesia moral diartikan dengan susila. Sedangkan moral adalah sesuai dengan ide-ide yang umum diterima tentang tindakan manusia. 

Konsep dasar karakter 
Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) karakter dimaknai sebagai sifat-sifat kejiwaan, akhlak, atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan orang lainnya. Sementara pendidikan karakter adalah pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai karakter bangsa pada diri peserta didik, sehingga mereka memiliki nilai dan karakter sebagai karakter dirinya, menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan dirinya, sebagai anggota masyarakat, dan warga negara yang religius, nasionalis, produktif dan kreatif. 
Terdapat enam karakter utama (pilar karakter) pada diri manusia yang dapat digunakan untuk mengukur dan menilai watak dan prilaku dalam hal-hal khusus. Keenam karakter ini dapat dikatakan sebagai pilar-pilar karakter manusia, di antaranya: 
(1) Respect (Penghormatan)
(2) Responsibility (Tanggung Jawab)
(3) Citizenship-Civic Duty (Kesadaranc Berwarga Negara)
(4) Fairness (Keadilan dan Kejujuran) 
(5) Caring (Kepedulian dan Kemauan Berbagi); dan 
(6) Trustworthiness (Keparcayaan).

Pengetahuan Moral (Moral Knowing)   
Enam pengetahuan moral berikut diharapkan dapat menjadi tujuan pendidikan karakter. 
1. Kesadaran Moral (Moral Awareness)  
2. Mengetahui Nilai-Nilai Moral (Moral Values) 
3. Pengambilan Perspektif (Perspektive Taking) 
4. Penalaran Moral (Moral Reasoning)  
5. Membuat Keputusan (Decision Making) 
6. Memahami Diri Sendiri (Self Knowledge) 

Perilaku Moral (Moral Action)  
Perilaku moral adalah produk dari dua bagian karakter lainnya. Jika orang memiliki kualitas moral intelektual dan emosional seperti yang baik, mereka memiliki kemungkinan melakukan tindakan yang menurut pengetahuan dan perasaan mereka adalah tindakan yang benar.
Tiga aspek karakter lainnya yakni:
1. kompetensi
2. Kemauan, dan
3. Kebiasaan. 

Pendidikan Orang Tua 
Menurut Masnur Muslich (2014) Pada dasarnya, pendidikan sebagai proses alih nilai mempunyai tiga sasaran. Pertama, pendidikan bertujuan untuk membentuk manusia yang mempunyai keseimbangan antara kemampuan kognitif dan.. Kedua, dalam sistem nilai yang "dialihkan" juga termasuk nilai-nilai dan ketakwaan, yang terpancar pada ketundukan manusia untuk melaksanakan ibadah menurut keyakinan dan kepercayaan masing-masing. berakhlak mulia serta senantiasa menjaga harmoni hubungan dengan tuhan, dengan sesama manusia, dan dengan alam sekitarnya. Implementasi alih nilai ini merupaka proses pembinaan imtak. Ketiga,dalam alih nilai juga dapat ditransformasikan tata nilai yang mendukung proses industrialisasi dan penerapan teknologi, sepertipenghargaan atas waktu, etos kerja tinggi, disiplin, kemandirian, kewirausahaan, dan sebagainya. Dalam hal ini, proses alih nilai merupakan proses pembinaan IPTEK psikomotorik disatu pihak serta kemampuan afektif di pihak lain.