Nama : Ihksan Putra Jaya
NPM : 2115011101
Prodi : S1 Teknik Sipil
Tangapan saya mengenahi artikel tersebut ialah
Paradigman terjadi menjadi 3 yaitu paradigma Individualisme, sosialisme, dan pancasila.Hakikat manusia seimbang dengan Pancasila yang mene
mpatkan sisi individualitas dan sosialitas manusia pada sebuah dinamika yang tidak saling memunculkan nilai-nilai utama di dalamnya yaitu nilai keterbukaan, nilai tanggung jawab, nilai solidaritas, nilai kepercayaan, nilai keadilan, dan nilai kerjasama.
- Paradigma Individualisme
Individualisme lebih menekankan peran invidu dalam konteks masyarakatnya, sedangkan sosialisme lebih menekankan sisi sosialitas yang harus dibangun dalam konstruksi kehidupan ini. Individualisme juga menyatakan bahwa masyarakat tidak berevolusi atau tidak maju. Hal ini dikarenakan hanya ada individu-individu yang mengadakan relasi-relasi lahiriah, dan mereka sendiri tidak berubah, maka masyarakat pun tidak berubah.
- Paradigma Sosialisme
Ide sosialisme atau kolektivisme menghadirkan posisi sosialitas diri manusia sebagai hal yang utama. Sisi sosialitas manusia ini diwakili dalam wujud masyarakat. Sisi sosialitas yang berwujud dalam konsep masyarakat dihadapkan dengan individu. Tesis yang diajukan bahwa hanya melalui masyarakat sebagai kenyataan objektif manusia maka kestabilan, kemakmuran hanya dapat diperoleh oleh individu, dan hanya jika individu-individu anggota masyarakat menyadari sifat tak terelakkan dari hukum masyarakat, dapat menyesuaikan diri, dan berpartisipasi penuh di dalamnya. Sisi sosialitas manusia yang sebenarnya membawa kebaikan dan kenyamanan hidup pada manusia.
- Paradigma Pancasila
Pancasila melihat bahwa tdak pada tempatnya untuk memisahkan perilaku sosial dari inti kepribadian manusia, yaitu kesadaan dan kebebasan. Manusia yang tidak diasingkan dari diri sendiri, merasa diri bebas dan berkuasa atas hidupnya sendiri. Kesadaran sebagai individu berkaitan erat dengan kebebasan eksistensial. Manusia demikian juga apabila bertindak sama seperti banyak orang lain, manusia menyadari kemungkinan untuk bertindak tidak sama. Bertindak sama atau tidak itu diputuskan sendiri olehnya sewaktu-waktu dapat diputuskan sendiri.
Secara praksis konsep manusia seimbang khas Pancasila sebagai intisari dari pemaknaan Pancasila sebagai fisafat jalan tengah melahirkan nilai nilai keutamaan yaitu nilai keterbukaan, nilai tanggung jawab; nilai solidaritas, nilai kepercayaan; nilai keadilan, dan nilai kerjasama.
Kontektualisasi Nilai terhadap Ketahanan Nasional
1. Nilai Keterbukaan
Manusia harus mampu membuka diri terhadap kehadiran orang lain sebagai bentuk perwujudan sosialitasnya.
2. Nilai Tanggung Jawab
Keseimbangan dalam diri manusia yang memberikan jalan tengah pada sisi sosialitas dan individualitasnya memunculkan sikap tanggung jawab. Tanggung jawab merupakan tugas kemanusiaan karena dalam tangggung jawab terdapat sebuah kewajiban yang harus dipenuhi dalam kehidupan nya masing masing.
3. Nilai Solidaritas
Solidaritas adalah cara memandang dan menerima orang lain dalam kebersamaan hidup yang saling menyatukan. Solidaritas memberikan ikatan individu satu dengan yang lainnya dalam konteks kehidupan bersama sebagai manusia.
4. Nilai Kepercayaan
Kepercayaan yang terbangun dalam komunitas menciptakan kestabilan sosial yang bersifat jangka panjang. Kepercayaan tumbuh dalam relasi sosial yang baik. Relasi sosial yang baik dibangun atas dasar pemahaman keseimbangan sebagai norma yang hadir dalam diri invidu yang dproyeksikan dalam hubungan sosialnya dengan individu-individu yang lain.
5. Nilai Keadilan
Dalam relasi sosial keadilan merupakan nilai penting dalam upaya membangun kehidupan sosial yang bermartabat. Keadilan merupakan cerminan sikap seimbang. Karena hakikat adil adalah keseimbangan. Norma keseimbangan dalam hakikat manusia seimbang ini menjadi dasar dari nilai keadilan ini. Nilai keadilan dalam hal ini mencakup pada semua bidang kehidpan manusia. Tidak ada satu bidang pun yang akan dikecualikan, dan harus dijamin untuk bisa dinikmati keadilannya.
6. Nilai Kerjasama
Nilai kerja sama inilah yang secara khas menjadi nilai khusus dari Pancasila yang diturunkan dari norma keseimbangan hakikat manusia seimbang Pancasila, yaitu gotong royong. Gotong royong merupakan prinsip kebersamaan yang mengandaikan peran-peran individual dalam merealisasikan proyeksi-proyeksi sosialitas manusia.
Nilai-nilai keutamaan tersebut memiliki relevansi penting bagi bangsa Indonesia utamanya dalam memperkuat ketahanan nasional yang berlandaskan pada penguatan jati diri kemanusiaan bangsa Indonesia. Pancasila sebagai sebuah ideologi bangsa dan negara Indonesia memiliki nilai-nilai yang berbeda dengan ideologi-ideologi lainnya. Pemahaman Pancasila sebagai filsafat jalan tengah yang bersumber dari pemaknaan atas jati diri manusia Indonesia, menjadi jalan bagi upaya pemaknaan yang lebih jauh tentang bagaimana ketahanan nasional bangsa dan negara Indonesia seharusnya dibangun.