གནས་བསྐྱོད་བཟོ་མི་ RIZKI PANGESTU RIZKI PANGESTU

PSTI A MKU PKN Genap -> ANALISIS KASUS

RIZKI PANGESTU RIZKI PANGESTU གིས-
Nama : Rizki Pangestu
NPM : 2115061082
Kelas : PSTI A
Jurusan : Teknik Elektro/S1 Teknik Informatika
Fakultas : Teknik

1. Bagaimana pendapat dan sikap Anda terhadap sejumlah masalah dan tantangan yang saat ini sedang dihadapi oleh bangsa Indonesia? Apakah hal itu dapat menyebabkan disintegrasi bangsa Indonesia? Mengapa hal ini terjadi?

Globalisasi dapat berpengaruh terhadap perubahan nilai-nilai budaya suatu bangsa. Yang mau tidak mau, suka tidak suka telah datang dan menggeser nilai-nilai yang telah ada. Nilai-nilai tersebut, ada yang bersifat positif ada pula yang bersifat negatif. Semua ini merupakan ancaman, tantangan, dan sekaligus sebagai peluang bagi bangsa ini untuk berkreasi dan berinovasi di segala aspek kehidupan, khususnya pada generasi muda Indonesia.

Di era globalisasi, pergaulan antarbangsa semakin kental. Batas antarnegara hampir tidak ada artinya, batas wilayah tidak lagi menjadi penghalang. Di dalam pergaulan antarbangsa yang semakin kental itu, akan terjadi proses akulturasi, saling meniru, dan saling mempengaruhi di antara budaya masing-masing. Adapun yang perlu dicermati dari proses akulturasi tersebut adalah proses lunturnya nilai budaya suatu bangsa itu sendiri, sebagai contoh yaitu : munculnya sikap individualistis, konsumerisme, semakin menonjolnya sikap materialistis, dan lunturnya budaya leluhur dari semulanya.

Arus informasi yang semakin pesat mengakibatkan akses masyarakat terhadap nilai-nilai asing yang negatif semakin besar. Apabila proses ini tidak segera dibendung, akan berakibat lebih serius ketika pada puncaknya masyarakat tidak bangga lagi pada bangsa dan negaranya. Pada genersi muda hal ini merupakan masalah yang serius karena mereka adalah tunas penerus bangsa, yang jika tidak dibendung akan mengancam eksistensi dan ciri luhur bangsa ini. Apalagi sekarang ini memasuki era globalisasi, dimana jalinan informasi dan komunikasi sudah saling terbuka di seluruh dunia. Kehadiran globalisasi memang membawa dampak yang baik juga terhadap kehidupan kita, karena kita sekarang lebih bisa berinteraksi dan mendapat lebih banyak ilmu pengetahuan dari bangsa lain sehingga kita tidak terpuruk dalam keterbelakangan.

2. Apa yang perlu dilakukan agar kebudayaan Indonesia sebagai pemersatu dibalik keberagaman dan pluralnya bangsa Indonesia?
• Menumbuhkan rasa cinta kebudayaan Indonesia
• Menjaga dan mengembangkan Kebudayaan di Indonesia
• Menghormati setiap kebudayaan yang ada di Indonesia
• Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misal semangat mencintai produk dalam negeri.
• Menanamkan dan mengamalkan nilai- nilai Pancasila dengan sebaik- baiknya.
• Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik- baiknya.
• Mewujudkan supremasi hukum, menerapkan dan menegakkan hukum dalam arti sebenar-benarnya dan seadil- adilnya.
• Selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik, ideologi, ekonomi, sosial budaya bangsa.

Dengan adanya langkah- langkah tersebut diharapkan mampu menangkis pengaruh globalisasi yang dapat mengubah nilai nasionalisme terhadap bangsa dan kebudayaan Indonesia dapat menjadi pemersatu dibalik keberagaman dan pluralnya bangsa Indonesia. Sehingga kita tidak akan kehilangan identitas dan kepribadian bangsa.Indonesia.
Nama : Rizki Pangestu
NPM : 2115061082
Kelas : PSTI A

Berdasarkan uraian jurnal yang berjudul “INTEGRASI NASIONAL SEBAGAI PENANGKAL ETNOSENTRISME DI INDONESIA” Oleh: Agus Maladi Irianto, di dapatkan beberapa point penting yaitu sebagai berikut:

Identitas adalah produk kebudayaan yang berlangsung demikian kompleks. Identitas dilihat dari aspek waktu bukanlah suatu wujud yang sudah ada sejak semula dan tetap bertahan dalam suatu esensi yang abadi. Sedangkan dilihat dari aspek ruang juga bukan hanya satu atau tunggal, tetapi terdiri dari berbagai lapisan identitas. Lapis-lapis identitas itu tergantung pada peran-peran yang dijalankan, keadaan objektif yang dihadapi, serta ditentukan pula dari cara menyikapi keadaan dan peran tersebut.

Identitas bukanlah suatu yang selesai dan final, tetapi merupakan suatu kondisi yang selalu disesuaikan kembali, sifat yang selalu diperbaharui, dan keadaan yang dinegosiasi terus-menerus, sehingga wujudnya akan selalu tergantung dari proses yang membentuknya. Seperti halnya identitas kita pada saat ini, menunjukkan gambaran yang tidak tunggal tetapi sangat plural. Pluralitas pada perkembangan saat ini tidak lagi hanya dibatasi pada perbedaan etnis, profesi, latar belakang pendidikan, serta asal usul daerah. Pluralitas pada perkembangan saat ini justru lebih menunjuk pada persoalan kepentingan-kepentingan. Seseorang bisa berbeda dengan orang lain, bukan lantaran dia berasal dari etnis yang berbeda, profesi yang berbeda, latar belakang pendidikan yang berbeda, bahkan asal asul daerah yang berbeda. Kepentingan masing-masing oranglah yang kemudian menyatukan identitas tersebut.

Identitas dan karakter bangsa sebagai sarana bagi pembentukan pola pikir (mindset) dan sikap mental, memajukan adab dan kemampuan bangsa merupakan tugas utama pembangunan kebudayaan nasional. Identitas sebagai sarana pembentukan pola pikir masyarakat diperlukan adanya suatu kesadaran nasional yang dipupuk dengan menanamkan gagasan nasionalisme dan pluralisme. Kesadaran nasional selanjutnya menjadi dasar dari keyakinan adanya integrasi nasional yang mampu memelihara dan mengembangkan harga diri bangsa, harkat dan martabat bangsa sebagai upaya melepaskan bangsa dari subordinasi (ketergantungan, ketertundudukan, keterhinaan) terhadap bangsa asing.

Dengan demikian, integrasi nasional sebagai suatu kesadaran dan bentuk pergaulan yang menyebabkan berbagai kelompok dengan identitas masing-masing merasa dirinya sebagai satu kesatuan: bangsa Indonesia. Untuk menciptakan pergaulan dalam pembentukan integrasi nasional tersebut identitas justru berfungsi secara ganda.

Integrasi nasional terjadi juga akibat terbentuknya kelompok-kelompok yang dipersatukan oleh suatu isu bersama, baik yang bersifat ideologis, ekonomis, maupun sosial. Misalnya, kelompok pedangang kaki lima (PKL) membentuk jaringan mereka ketika menghadapi Perda yang dikeluarkan Pemda atau ketika mereka harus menghadapai operasi Satpol PP. Demi kepentingan tersebut, seorang PKL yang beretnik Minang akan bersatu dengan PKLPKL beretnik lain. Singkat kata, integrasi pada dasarnya menyatukan lintas identitas untuk satu kepentingan bersama.

Konsep tentang integrasi nasional menjadi penting untuk dijadikan strategi kebudayaan bagi bangsa Indonesia yang telah berusia lebih dari enam dasa warsa ini. Strategi kebudayaan dalam hal ini mengacu pada kekuatan budaya yang bertolak pada kedekatan dan pandangan hidup pelaku kebudayaan dalam kaitannya dengan kompleksitas kebudayaan yang dianut. Dengan demikian, mengembangkan konsep integrasi nasional sebagai strategi kebudayaan Indonesia pada dasarnya menyatukan visi dan misi di antara sejumlah kepentingan dan identitas masing-masing anggota masyarakat berlatar belakang kebudayaan yang kompleks

Kebijakan otonomi daerah yang kini marak di sejumlah penjuru negeri ini, justru menjadi penghambat cita-cita menerapkan konsep integrasi nasional. Cita-cita menerapkan konsep integrasi nasional akan terwujud, manakala sekelompok anggota masyarakat bersedia menerobos identitasnya dan mengambil jarak dari segala kepentingan yang selama ini dianggap membentuk watak dirinya atau watak kelompoknya. Dengan demikian ia meninggalkan identitasnya, yang kemudian membuka kemungkinan untuk pembentukan integrasi yang lebih luas.

Dengan demikian, identitas yang melekat pada kelompok-kelompok yang lebih besar yang diikat oleh kesamaan-kesamaan, baik fisik maupun budaya, agama, dan bahasa maupun non fisik seperti budaya, agama, dan bahasa maupun non fisik seperti keinginan, cita-cita, dan tujuan. Himpunan kelompok-kelompok inilah yang kemudian disebut dengan istilah identitas bangsa atau identitas nasional. Secara umum integrasi nasional secara politis adalah penyatuan berbagai kelompok sosial dan budaya dalam kesatuan wilayah nasional yang membentuk suatu identitas nasional.

PSTI A MKU PKN Genap -> FORUM ANALISIS VIDEO

RIZKI PANGESTU RIZKI PANGESTU གིས-
Nama : Rizki Pangestu
NPM : 2115061082
Kelas : PSTI A

Dari penjelasan video tersebut yaitu materi mengenai Identitas Nasional dan Integrasi Nasional terdapat beberapa poin yang saya dapat yaitu:
Tujuan dari identitas nasional dan integrasi nasioanal adalah untuk mengetahui apa identitas kita sebagai bangsa Indonesia dan karena Indonesia memiliki banyak perbedaan yaitu suku, ras, agama, dan budaya, maka diperlukan suatu upaya untuk mengintegrasikan (menyatukan).

A. Identitas Nasional adalah suatu kumpulan nilai budaya yang tumbuh serta berkembang didalam macam-macam aspek kehidupan dari ratusan suku dan dihimpun dalam satu kesatuan. Hakikat Identitas Nasional dalam kehidupan berbangsa dan bernegara adalah Pancasila, karena Pancasila merupakan aktualisasi yang tercermin dalam penataan kehidupan dalam arti yang luas.
Terdapat empat unsur identitas nasional, yaitu:
1. Suku bangsa
2. Agama
3. Budaya
4. Bahasa

Dari empat unsur tersebut, dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu:
1. Identitas fundamental, yaitu Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara
2. Identitas instrumental, yaitu UUD 1945 yang menyatakan bahwa bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia, bendera merah putih, lambang negara adalah burung garuda, semboyan negara adalah Bhineka Tungga Ika, dan lagu kebangsaan adalah Indonesia Raya.
3. Identitas alamiah, yaitu meliputi kepulauan dan pluralisme dalam suku, budaya, agama dan kepercayaan.

B. Integrasi Nasional adalah proses penyesuaian diantara unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan masyarakat yang memiliki keserasian fungsi.

Faktor pendorong terjadinya integrasi nasional, yaitu:
1. Sejarah, contohnya sumpah pemuda yang mengintegrasikan pemuda dari berbagai daerah di Indonesia.
2. Adanya keinginan untuk Bersatu, pada zaman penjajahan dulu Indonesia terdiri dari banyak kerajaan dan suku, mereka mengorbankan kepentingan masing-masing dan memilih untuk bersatu.
3. Cinta tanah air
4. Rela berkorban
5. Konsensus nasional, ada kesepakatan nasional yang mendorong integrasi yaitu Pancasila dan UUD 1945.

Faktor penghambat dalam terjadinya integrasi nasional, yaitu:
1. Heterogen, karena banyaknya perbedaan, setiap suku sehingga cendereung heterogen dan terdapat kelompok hanya mementingkan kepentingan sendiri sehingga munculah konflik.
2. Etnosentrisme, fanatisme terhadap suku yang berlebihan yang menganggap suatu suku lebih baik dari pada suku yang lain.
3. Ketimpangan, ketidakadilan antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain.
4. Gangguan luar, adanya kepentingan luar negeri yang ikut masuk kedalam negeri, sehingga masyarakat yang ada di negeri tersebut mengalami perpecahan.

Bentuk integrasi nasional terbagi menjadi dua, yaitu:
1. Asimilasi, yaitu pembauran kebudayaan yang disertai dengan ciri khas kebudayaan asli.
2. Akulturasi, yaitu penerimaan sebagian unsur-unsur asing tanpa menghilangkan unsur aslinya.

Integrasi menurut Myran Weiner (1971).
1. Upaya penyatuan kelompok budaya masyarakat, meninggalkan perbedaan dan mencari kesamaan budaya dari budaya tersebut, sehingga dapat diterima didalam kelompok masyarakat.
2. Pembentukan wewenang kekuasaan, dengan adanya kekuasaan mampu menyatukan perbedaan dari beberapa kelompok tersebut.
3. Menghubungkan pemerintah dan yang diperintah, pemerintah berupaya melayani masyarakat dan yang diperintah juga berkontribusi pada pemerintah.
4. Konsensus terhadap nilai, kesepakatan bersama Pancasila dan UUD 1945.
5. Perilaku yang terintegrasi, dimana adanya pemahaman yang sama antar setiap kelompok, sehingga menunjukan identitas bangsa.

Dengan demikian Identitas nasional menunjuk pada ciri atau penanda yang dimiliki oleh suatu bangsa dan negara, sehingga suatu bangsa memiliki pembeda dari bangsa lain. Bangsa Indonesia memiliki banyak suku, budaya dan bahasa yang harus senantiasa kita jaga sebagai identitas nasional sehingga dapat menjadi faktor pendorong integrasi nasional.