Kiriman dibuat oleh Dayu Rika Perdana

KAJIAN PKN A -> FORUM TANYA JAWAB

oleh Dayu Rika Perdana -

Kesadaran merupakan sikap mental siswa dalam memandang sesuatu. Melalui sikap mental ini, kemudian seseorang akan berperilaku sebagaimana sikap mental yang dianutnya. Contoh, seorang peserta didik yang memiliki kesadaran bahwa belajar diperlukan untuk membuat ilmu dan kemampuannya bertambah akan sangat berbeda dengan peserta didik yang memiliki kesadaran bahwa belajar hanya diperlukan untuk mencari nilai di sekolah. Anak-anak yang memiliki kesadaran bahwa belajar untuk membuat ilmu dan kemampuannya bertambah akan belajar tanpa harus diperintah atau bahkan harus ditunggui, anak-anak dengan kesadaran ini juga akan selalu belajar walaupun saat haru libur sekalipun. Sangat berbeda dengan anak-anak dengan kesadaran bahwa belajar untuk mendapatkan nilai di sekolah. Anak-anak tersebut akan belajar jika ada ujian atau tugas saja, kesehariannya belajar akan terasa berat bagi anak, sehingga harus diperintah dan diawasi, jika sekolah dalam kondisi libur anak akan enggan untuk belajar, karena memang belajar hanya diperuntukkan untuk keperluan memperoleh nilai. Dengan demikian kesadaran akan mendorong motivasi, dan motivasi akan mendorong tercapainya produktifitas, termasuk kompetensi. Demikian halnya dengan menumbuhkan kesadaran dan wawasan akan hak dan kewajiban, maka dapat kita mulai dengan memberikan contoh-contoh kecil yang terjadi di lingkungan sekitarnya, yang berkaitan dengan hak dan kewajiban.

KAJIAN PKN A -> FORUM TANYA JAWAB

oleh Dayu Rika Perdana -

Belajar pada hakikatnya merupakan proses perubahan di dalam kepribadian yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan dan kepandaian. Perubahan ini bersifat menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.
Pembelajaran pada hakikatnya adalah suatu proses interaksi antara anak dengan anak, anak dengan sumber belajar, dan anak dengan pendidik. Kegiatan pembelajaran ini akan menjadi bermakna bagi anak jika dilakukan dalam lingkungan yang nyaman dan memberikan rasa aman bagi anak. Proses belajar bersifat individual dan kontekstual. Artinya proses belajar terjadi dalam diri individu sesuai dengan perkembangan dan lingkungannya.
Belajar bermakna (meaningful learning) merupakan suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Kebermaknaan belajar sebagai hasil dari peristiwa mengajar ditandai oleh terjadinya hubungan antara aspek-aspek, konsep-konsep, infornasi atau situasi baru dengan komponen-komponen yang relevan di dalam struktur kognitif siswa.
Proses belajar tidaksekedar menghafal konsep-konsep atau fakta-fakta belaka, tetapi merupakan kegiatan menghubungkan konsep-konsep untuk menghasilkan pemahaman yang utuh sehingga konsep yang dipelajari akan dipahami secara baik dan tidsk mudah dilupakan. Dengan demikian, agar terjadi belajar bermakna, maka guru harus selalu berusaha mengetahui dan menggali konsep-konsep yang telah dimiliki siswa dan membantu memadukannya secara harmonis konsep-konsep tersebut dengan pengetahuan baru yang akan di ajarkan.
Dengan kata lain, belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami lansung apa yang dipelajari dengan mengaktifkan lebih banyak indra daripada hanya mendengarkan orang/guru menjelaskan. Pembelajaran bermakna dirasa cocok untuk anak-anak SD.

KAJIAN PKN A -> FORUM TANYA JAWAB

oleh Dayu Rika Perdana -

Kemampuan anak berpikir kritis adalah dengan mengembangkan kemampuan intelektualnya. Dalam kaitannya dengan kemampuan intelektual, Bloom memberikan sumbangan ide yang cukup bermakna dalam kemampuan intelektual ini, yaitu membagi kemampuan intelektual dari tingkatan yang sederhana menuju tingkatan yang komplek antara lain pengetahuan atau pengenalan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kemampuan dalam menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi pada taksonomi Bloom merupakan tingkatan keterampilan yang lebih tinggi. (Cotton, 1991).
Melalui kemampuan intelektual maka diperlukan aktivitas-aktivitas dalam membentuk suatu kegiatan yang mengasak kemampuan anak untuk berpikir kritis. Berpikir kritis dapat dilakukan melalui kegiatan-kegiatan seperti : memperhatikan suatu topik persoalan secara detil dan menyeluruh, melakukan identifikasi pada kecenderungan dan pola seperti mengidentifikasi suatu persamaan dan perbedaan dari sisi permasalahan tersebut, mengulangi kegiatan pengamatan (observasi) untuk memastikan tidak ada sesuatu yang terlewatkan, memahami informasi yang didapat dari berbagai sudut pandang, memilih solusi-solusi yang sesuai secara obyektif, dan mempertimbangkan konsekuensi jangka panjang dari solusi yang dipilih.

Ternyata tak cuma intelegensi anak saja yang kini harus dimiliki berpikir kreatif pun tak kalah bergunanya. Berpikir kreatif haruslah dikembangkan sejak dini pada diri seorang anak. Peran utama orang tua dan guru haruslah sinergi dalam memberikan rangsangan kepada anak mengembangkan cara berpikir kraetif. Cara Mengembangkan Anak untuk berpikir kreatif; Membangun kepribadian; Menumbuhkembangkan motivasi; Mengendalikan proses pembentukan anak kreatif; Mengevaluasi hasil dari berpikir kreatif

KAJIAN PKN A -> FORUM TANYA JAWAB

oleh Dayu Rika Perdana -

Cara kita sebagai calon pendidik untuk membangun kemauan belajar dan menumbuh kembangkan kreativitas peserta didik dalam mencapai kualitas belajar Pkn di SD adalah dimulai dari meningkatkan kemauan belajar terlebih dahulu. yaitu dengan cara: Tidak pelit akan pujian, membentuk kebiasaan belajar yang baik, ciptakan pesaingan atau kompetisi, menulis nama siswa di papan tulis, gunakan media belajar yang baik dan sesuai, menjelaskan tujuan belajar, memberikan dorongan kepada siswa untuk belajar, menumbuhkan kesadaran siswa, memberikan ulangan atau ujian secara berkala dan masih banyak lagi cara yang lain. lalu, apabila kemauan belajar sudah ditingkatkan, langkah selanjutnya adalah membangun kreativitas dengan cara;  Guru menghargai hasil-hasil pikiran kreatif siswa, Guru respek terhadap pertanyaan, ide dan solusi siswa yang tidak biasa, Guru menunjukkan bahwa gagasan siswa adalah memiliki nilai yang ditunjukkan dengan cara mendengarkan dan mempertimbangkan. Pada tataran ini, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menjelaskan kepada orang lain.