Forum diskusi

Forum diskusi

Forum diskusi

Jumlah balasan: 23

Rekan-rekan mahasiswa bagi kelompok yang bertugas silahkan share makalah dan PPTnya di Forum diskusi bagi rekan  lainnya dipersilahkan yang ingin bertanya dan menjawab pertanyaan rekannya

Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Forum diskusi

oleh Okta Mirnawati 2013053130 -

Assalammualaikum warahmatullahi wabaraktuh, selamat siang bapak/ibu dosen serta rekan-rekan sekalian, Mohon izin untuk mengirimkan makalah dan ppt dari kelompok yang bertugas pada hari ini, terima kasih.

Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Forum diskusi

oleh Dimas Aris Setiawan -
Nama : Dimas Aris Setiawan
NPM : 2013053066

Izin bertanya
Apabila terdapat seseorang yang bersikap sopan santun dimanapun ia berada, namun seseorang tersebut dalam menjalankan kewajiban agamanya selalu mengabaikan. Apakah seseorang tersebut dapat dikatakan sebagai seseorang yang memiliki karakter baik? Tolong jelaskan.
Terima Kasih
Sebagai balasan Dimas Aris Setiawan

Re: Forum diskusi

oleh Okta Mirnawati 2013053130 -
Okta Mirnawati 2013053130
Izin menjawab, seseorang dapat dikatakan memiliki karakter yang baik apabila ia sudah memenuhi indicator-indikator yang sudah ditetapkan dalam berkarakter baik. Dalam pertanyaan diatas dikatakan bahwa seseorang bersikap sopan santun dimanapun ia berada, hal ini berarti seseorang itu sudah mampu memenuhi indicator berkarakter baik dalam hal beretika yang baik. Sedangkan dikatakan pula seseorang itu ridak menjalankan kewajiban agamanya, yang berarti seseorang itu tidak atau belum memenuhi indicator berkarakter baik dalam hal beragama. Sehingga disimpulkan seseorang tersebut belum sepenuhnya memiliki karakter yang baik.
Terima kasih
Sebagai balasan Okta Mirnawati 2013053130

Re: Forum diskusi

oleh Atri Putri 2013053060 -
Tambahan pertanyaan dimas

Atri Putri
2013053060

Saya setuju dengan jawaban Okta menurut saya seseorang ini meskipun dia tidak masuk indikator karakter yang baik yang pertama yaitu menjalankan ibadahnya kepada Tuhan namun orang ini masuk kategori karakter yang baik karena dilihat dari perilakunya yaitu dapat berperilaku sopan dan santun. Jadi baik atau tidaknya karakter seseorang dilihat dari indikator apa saja yang telah dipenuhi oleh seseorang tersebut.
Terimakasih
Sebagai balasan Okta Mirnawati 2013053130

Re: Forum diskusi

oleh Serly Setyowati 2013053081 -
Serly Setyowati
2013053081

Menambahkan jawaban atas pertanyaan Dimas.

Saya setuju dengan jawaban dari kelompok penyaji, bahwa baik atau tidaknya karakter seseorang itu harus berdasarkan indikator-indikator. Hubungan manusia dibagi menjadi 2 yaitu hablum minaAllah (hubungan dengan Tuhan) dan hamblum minannas (hubungan dengan manusia). Sesuai yang Dimas tanyakan, seseorang yang memiliki karakter sopan dan santun kepada manusia lain, berarti dia memiliki karakter yang baik pada manusia. Namun seseorang tersebut belum memiliki karakter yang baik pada Tuhannya karena belum mampu menjalankan kewajibannya.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Forum diskusi

oleh Arina izzati 2013053096 -
Arina Izzati 2013053096

Bagaimana cara kita sebagai pendidik mengubah karakter dan kepribadian peserta didik kita yang sudah terlanjur terbentuk (karakter dan kepribadian yang buruk) sebelum masuk ke dunia persekolahan?

Terimakasih
Sebagai balasan Arina izzati 2013053096

Re: Forum diskusi

oleh Elysia Vitaloka -
Elysia Vitaloka (2013053150)

Izin menajawab,
Untuk mengubah karakter dan kepribadian peserta didik yang buruk, Pendidik dapat menerapkan kebiasaan-kebiasaan yang positif yang akan mampu memberikan produktifitas pada semua aspek kehidupan.
Contohnya pendidik dapat menjadi contoh bagi siswa, mnjadi apresiator, mengajarkan nilai moral pada setiap pelajaran, bersikap jujur dan terbuka pada kesalahan, mengajarkan sopan santun, memberi kesempatan siswa belajar menjadi pemimpin, berbagi pengalaman inspiratif, dll

Di sekolah sudah mempunyai aturan tersendiri yang menyangkut proses belajar dan berlatih, dengan harapan karakter disiplin dimiliki oleh peserta didik.
Jadi pendidik harus tegas tegas menyangkut aturan sekolah dan tegas dengan perilaku peserta didik yang buruk.
Jika peserta didik melakukan sesuatu perilaku yang buruk Pendidik dapat menasehati dan memberikan hukuman. Pendidik juga harus tegas agar tidak terjadi salah tafsir antara guru, orang tua dan peserta didik. Kalau memang peserta didik salah ya salah, benar ya benar.
Contohnya: jika peserta didik mencontek sebaiknya pendidik menasehati dan memberi hukuman, tegas dalam waktu jika waktunya istirahat, bermain dan belajar peserta didik harus dapat membedakan waktu tersebut.
Selanjutnya jika peserta didik melakukan suatu perilaku baik walaupun sedikit, pendidik sebaiknya memberikan reward yang berupa imbalan yang tidak harus berupa hadiah. reward yang paling penting adalah perlindungan dan kenyamanan dalam belajar, sehingga peserta didik merasa senang di lingkungan sekolah.
Sebagai balasan Elysia Vitaloka

Re: Forum diskusi

oleh Febi Eka Putri -
Febi Eka Putri
2013053099

Mohon izin menambahkan..
Untuk mengubah karakter buruk yang sudah terbentuk pada peserta didik, maka pendidik bisa memberikan peringatan maupun sanksi kepada peserta didik tersebut. Sanksi yang diberikan kepada peserta didik ketika melakukan kesalahan adalah sanksi yang dapat memberikan pendidikan dan pengetahuan.
Misalnya, pada saat solat Dhuha bersama. Jika ada peserta didik yang kabur ataupun bolos dari kegiatan tersebut, maka pendidik bisa memberikan sanksi berupa hapalan surat surat pendek Al-Qur'an..

Dengan begitu, maka peserta didik akan memahami bahwa apa yang dilakukannya tersebut adalah suatu kesalahan. Selain itu, pengetahuan peserta didik juga akan bertambah.

Terimakasih..
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Forum diskusi

oleh NABILA BILQISTI PUTRI 2013053113 -
Nabila Bilqisti Putri 2013053113
Izin bertanya
Seperti yang tertera dalam makalah pendidik dalam pelaksanaan pendidikan karakter disekolah menjadi figure teladan bagi siswanya. Namun banyak terjadi kasus asusila yang justru dilakukan oleh pendidik sendiri, contoh yang terjadi baru-baru ini seorang guru smp melakukan tindakan yang tidak senonoh pada siswanya. Menyikapi hal tersebut faktor apa yang menjadi penyebabnya dan menurut tanggapan dari kelompok penyaji apakah pendidikan karakter belum menghasilkan output yang maksimal?
Sebagai balasan NABILA BILQISTI PUTRI 2013053113

Re: Forum diskusi

oleh Atri Putri 2013053060 -
Izin menjawab pertanyaan nabila

Atri Putri
2013053060

Sebelum seseorang itu menjadi seorang guru tentu orang tersebut pernah menjadi peserta didik SD, SMP, SMA, bahkan perguruan tinggi dalam proses pembelajaran itu tentu seseorang itu telah mempelajari berbagai ilmu pengetahuan salah satunya adalah pendidikan karakter. Tujuan dari pendidikan karakter adalah agar peserta didik maupun pelajar ini dapat memiliki karakter yang baik di kemudian hari. Namun berdasarkan fenomena yang telah disebutkan oleh Nabila bahwasanya terdapat oknum guru yang melakukan tindakan tidak senonoh pada siswanya, menurut saya hal ini disebabkan karena pendidik tersebut sebelumnya hanya sekedar formalitas saja dalam mempelajari suatu ilmu pengetahuan namun tidak untuk di implementasikan dalam hal ini adalah berperilaku yang baik , yaitu bagaimana menjaga hubungannya dengan manusia, dengan Tuhan, dan dengan alam.
untuk
Jadi, dalam pendidikan karakter tentu memiliki tujuan agar peserta didiknya atau mahasiswanya dapat memiliki karakter yang baik di kemudian hari namun itu dikembalikan lagi kepada peserta didik itu apakah akan diimplementasikan apa yang telah dipelajari atau tidak karena karakter yang baik akan ditunjukkan oleh orang itu sendiri.

Terimakasih
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Forum diskusi

oleh Fadilatun Nisa Aulia -
Izin bertanya
Nama : Fadilatun Nisa Aulia
NPM : 2063053002

Bagaimana konsep pendidikan karakter yang bisa dilakukan pemerintah orang tua dan lapisan masyarakat terutama pendidik untuk meningkatkan karakter, manjaga karakter peserta didik ?
Terima kasih
Sebagai balasan Fadilatun Nisa Aulia

Re: Forum diskusi

oleh Elysia Vitaloka -
Elysia Vitaloka (2013053150)

Yang dapat dilakukan pemerintah, keluarga, dan lapisan masyarakat untuk meningkatkan dan menjaga karakter peserta didik yaitu:
Di lingkungan keluarga, Upaya meningkatkan pendidikan karakter dimulai pertama kali dari keluarga, karena keluarga merupakan tempat pertama bagi anak dalam memperoleh pendidikan hidup. Contohnya keluarga dapat memberikan contoh yang baik, menjelaskan atau mengajarkan nilai nilai baik kehidupan, tegas, dan menerapkan reward dan hukuman atas apapun yang dilakukan anak.
Kemudian upaya pemerintah yaitu dapat dengan pengadaan atau penyelenggaraan pendidik karakter Dan pendidikan nilai moral di sekolah.
Di lingkungan masyarakat, masyarakan harus mendukung apa yang dilakukan pemerintah dan keluarga, seperti memberikan contoh yang baik dengan mengajak anak melakukan gotong royong, bicara yang baik, tidak bicara kasar dan lainnya
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Forum diskusi

oleh Utchi Umairoh 2013053094 -
Utchi Umairoh 2013053094 izin bertanya
Bagaimana cara pendidik mengukur keberhasilan pendidikan karakter pada peserta didik?
Sebagai balasan Utchi Umairoh 2013053094

Re: Forum diskusi

oleh Okta Mirnawati 2013053130 -
Okta Mirnawati 2013053130
Izin menjawab, cara pendidik untuk mengukur keberhasilan pendidikan karakter ini dilakukan dengan cara melihat bagaimana cara peserta didik itu mengimplementasikan ajaran-ajaran berkarakter yang baik dalam sikap sehari-harinya baik disekolah, rumah, ataupun lingkungan masyarakat. Misalnya dalam pengajaran agama, indicator keberhasilannya dillihar dari menjalankan kewajiban sebagai umat beragama baik solat 5 waktu, bersedekah, berbagi sesama, dsb. Nah dari hal itu, pendidik bisa melihat apakah peserta didik memenuhi indicator tersebut dalam sikap dan perilaku mereka. Jikalau mereka berhasil menerapkannya dengan baik maka mereka sudah dapat dikatakan berkarakter baik.
Terima kasih
Sebagai balasan Okta Mirnawati 2013053130

Re: Forum diskusi

oleh Dimas Aris Setiawan -
Dimas Aris Setiawan
2013053066

Izin menambahkan jawaban dari pertanyaan Utchi

Cara pendidik mengukur keberhasilan pendidikan karakter pada peserta didik salah satunya dapat dilakukan dengan melakukan penilaian sikap dengan berbagai indikator yang dapat diukur, biasanya penilaian ini dapat dimasukkan guru dalam RPP.
Misalnya dalam menilai karakter disiplin, maka pendidik dapat memasukkan indikator tepat waktu dalam mengumpulkan tugas, lalu dalam nilai religius bisa dengan indikator menjalankan ibadah lima waktu dengan baik.
Lalu menurut pendidikan nasional terdapat 18 nilai pendidikan karakter yaitu 1) Religius, 2) Jujur, 3) Toleransi, 4) Disiplin, 5) Kerja Keras, 6) Kreatif, 7) Mandiri, 8) Demokratis, 9) Rasa Ingin Tahu, 10) Semangat Kebangsaan, 11) Cinta tanah air, 12) Menghargai Prestasi, 13) Bersahabat/komunikatif, 14) Cinta damai, 15) Gemar membaca, 16) Peduli lingkungan, 17) Peduli sosial, 18) Tanggung jawab.

Terima Kasih
Sebagai balasan Utchi Umairoh 2013053094

Re: Forum diskusi

oleh MIRA DESRINA 2013053059 -
Mira Desrina
2013053059

Izin menambahkan jawaban dari pertanyaan Utchi.

Pendidikan karakter menjadi salah satu program prioritas pemerintah di tahun. Berbagai inovasi terus dilakukan dalam rangka melahirkan generasi unggul yang memiliki daya saing tinggi dan berakhlak baik dan mulia.

Banyak sekali permasalah pendidikan karakter seperti yang kita lihat banyak sekali peserta didik.
1.Pertama, jumlah konsumsi rokok di kalangan pelajar. data yang dirilis oleh Yayasan Lentera Anak Indonesia pada tahun 2015 lalu menunjukkan, sebanyak 45 persen remaja berusia 13 – 19 tahun sudah menjadi perokok aktif.

Jadi indikator pendidikan karakter itu berhasil apabila tingkat perokok di lingkungan sekolah sudah turun maka bisa di katakan bahwa pendidikan karakter itu sudah berhasil

2.jumlah pelajar yang mengakses situs porno. Survey yang dilakukan oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) di 12 kota besar di Indonesia menunjukkan, 97 persen pelajar SMP dan SMA pernah mengakses situs – situs yang mengandung konten pornografi.
Maka pendidikan karakter dapat di katakan berhasil apabila jumlah pengakses situs porno tersebut sudah tidak ada maka dapat di katakan bahwa pendidikan karakter itu berhasil.

3.jumlah pelajar yang melakukan pelanggaran lalu – lintas. Banyaknya pelajar SD maupun SMP yang mengendarai sepeda motor tanpa menggunakan helm dan tidak memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM) merupakan pemandangan yang biasa kita saksikan dalam kehidupan sehari -hari. Dengan wajah tanpa dosa, mereka pun berkendara di jalanan dengan bebasnya tanpa merasa khawatir akan keselamatan diri serta pengguna jalan lainnya.

Maka kita harus memperingati dan juga memberitahu bahwa anak yang masih belum cukup umur jangan dulu berkendara.

Maka dari itu pendidikan karakter dapat dikatakan berhasil apabila tidak ada anak yang di bawah umur mengendarai kendaraan.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Forum diskusi

oleh Serly Setyowati 2013053081 -
Serly Setyowati
2013053081

Terkadang baik atau tidaknya seseorang dinilai dari dekat atau tidaknya (akrab/tidak akrab) kita dengan seseorang tersebut. Misal si A menilai bahwa karakter si B itu tidak baik karena sering berbicara dan berperilaku kasar. Namun di sisi lain, si C yang merupakan teman dekat si B, beranggapan bahwa si B memiliki karakter yang sangat baik terlebih karena mereka akrab.

Lalu berdasarkan situasi di atas, sejatinya bagaimana pendapat penyaji mengenai karakter yang baik?
Sebagai balasan Serly Setyowati 2013053081

Re: Forum diskusi

oleh Atri Putri 2013053060 -
Izin menjawab pertanyaan Serly
Atri Putri
2013053060

Menurut saya kita sebagai makhluk sosial kita tidak boleh men judges seseorang itu tidak baik hanya dari keluar atau saat kita melihat saja namun kita juga harus menilai dan melihat seseorang itu dari berbagai aspek kehidupan sehari-hari. Dari contoh oh yang telah disebutkan Sherly bahwasannya si A menilai karakter si B itu tidak baik karena si B sering berkata kasar, menurut saya si A boleh saja berpendapat berkomentar ataupun mengkritik suatu perilaku seseorang namun tidak dengan menyimpulkan atau mengatakan kepada orang lain bahwasanya seseorang itu tidak baik apalagi orang yang menilai ini tidak mengenali seseorang itu dengan baik. Sedang kasih C mengatakan bahwa si B ini memiliki karakter yang baik karena mereka akrab, menurut saya sih ini sudah memiliki kategori orang yang menilai karena ia sering bersama dan dekat jadi dia mengetahui bagaimana perilaku dan kebiasaan si B dengan baik namun si C juga dalam memberikan suatu penilaian haruslah netral dan apa adanya.

Nah adapun pendapat kami terkait bagaimana karakter yang baik yaitu seseorang dikatakan memiliki karakter yang baik apabila orang itu memenuhi indikator-indikator karakter yang baik namun apabila orang tersebut tidak memiliki 1 indikator atau tidak memenuhi 1 indikator karakter yang baik tidak menutup kemungkinan orang tersebut dikatakan memiliki karakter yang baik namun harus kita lihat pula dari indikator yang tidak dicapai ini apakah berkaitan dengan dunia atau akhirat jika yang tidak dipenuhi itu adalah indikator dunia bisa dikatakan seseorang tersebut berkarakter yang baik karena hubungannya dengan Allah namun orang tersebut tidak berkarakter yang baik dengan hubungannya dengan manusia.
Jadi di setiap orang itu tentu memiliki karakter yang baik dilihat dari indikator apa yang dipenuhi nya.

Terimakasih