tugas analisis

tugas analisis

tugas analisis

Jumlah balasan: 36
berikan analisa mu mengenai penanaman nilai dan moral dilingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat, muali dari bagaimana cara menanamkannya , hambatan hambatan proses penanamannya, dan trik atau strategi apa yang tepat yang dipakai agar penanaman tersebut dapat menjadi kebiasaan dan dilakukan secara terus menerus oleh anak didik kita. 
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: tugas analisis

oleh Ely Annisa 2013053068 -
Nama : Ely Annisa
NPM : 2013053068

1.Lingkungan keluarga
Keluarga merupakan institusi pendidikan utama dan pertama bagi anak. Karena anak untuk pertama kalinya mengenal pendidikan di lingkungan keluarga, sebelum mengenal masyarakat yang lebih luas.Orang tua memegang peranan yang sangat penting dalam mendidik anak-anak. Baik buruknya anak-anak di masa yang akan datang ditentukan oleh pendidikan dan bimbingan orang tuanya. Karena, di dalam keluarga itulah anak pertama kali memperoleh pendidikan sebelum pendidikan-pendidikan yang lain. Sejak anak-anak lahir dari rahim ibunya, orang tua selalu memelihara anak-anak mereka dengan penuh kasih sayang.
Cara Menanamkan Nilai Moral :
1. Kedua orang tua harus mencintai dan menyayangi anak
2. Kedua orang tua harus menjaga ketenangan jiwa dan menyiapkan ktenangan anak-anak
3. Saling menghormati antara kedua orang tua dan anak -anak
4. Mewujudkan kepercayaan
5. Mengadakan kumpulan dan rapat keluarga
6. Kedua orang tua harus mengenalkan mereka tentang masalah keyakinan, akhlak dan hukum-hukum fikih serta kehidupan manusia.
7. Orang tua berperan sebagai teladan bagi mereka baik teladan pada tataean teoritis maupun praktis
Hambatan-Hambatan :
1. Tidak ada/kurangnya keteladanan/contoh penerapan yang diberikan oleh orang tua
2. Orang tua atau salah satu anggota keluarga (orang dewasa) yang tidak konsisten dalam melaksanakan usaha yang sedang diterapkan
3. Kurang terpenuhinya kebutuhan anak dalam keluarga, baik secara fisik maupun fisik psikhis sebab ada ungkapan yang menyatakan bahwa 'kepatuhan anak berbanding dengan kasih sayang yang diterimanya.
4. Tempat tinggal yang tidak menetap
Strategi Penanaman Kebiasaan Moral yang Baik:
1. Membiasakan Anak bangun pagi, mengatur Tempat Tidur Dan berolahraga
2. Membiasakan Anak mandi Dan berpakaian Bersih
3. Membiasakan Anak Turut membantu mengerjakan telkom - telkom rumah
4. Membiasakan anak mengatur dan memelihara barang–barang yang dikeluarkan
5. Membiasakan dan mendampingi anak belajar/mengulang pelajaran/mengerjakan tugas sekolahnya
6. Membiasakan anak pamit keluar rumah
7. Membiasakan anak mengucap salam keluar saat dari dan pulang ke rumah
8. pelaksanaan ibadah shalat sendiri dan berjamaah
9. Mengadakan pengajian Alquran dan ceramah agama
10. Menekankan musyawarah dan mufakat dalam sehingga dalam diri anak akan menumbuhkan jiwa demokratis
11. Membiasakan anak sopan santun kepada orang tua dan tamu
12. Membiasakan anak menyantuni anak yatim dan fakir miskin

3. Lingkungan sekolah
Lingkungan sekolah merupakan sarana yang sengaja dirancang untuk melaksanakan pendidikan. Karena kemajuan zaman, maka keluarga tidak mungkin lagi memenuhi kebutuhan dan aspirasi anak terhadap iptek. Semakin maju suatu masyarakat,
penting peranan sekolah dalam mempersiapkan generasi muda sebelum masuk dalam proses pembangunan masyarakat itu.sekolah itu semata-mata tempat di mana guru menyampaikan melalui berbagai mata pelajaran. Sekolah juga adalah lembaga yang nilai usaha dan proses pembelajaran yang berorientasi pada nilai (value-oriented enterprise). Pembentukan karakter merupakan bagian dari pendidikan nilai melalui sekolah merupakan usaha mulia yang mendesak untuk dilakukan.
Cara Menanamkan Nilai Moral :
1. Memasukan konsep karakter pada setiap kegiatan pembelajaran dengan cara:
a. menambah nilai kepada anak
b. Menggunakan cara yang dapat membuat anak memiliki alasan atau keinginan untuk berbuat baik (desiring the good)
c. meningkatkan sikap mencintai untuk berbuat baik
2. Membuat slogan yang mampu menumbuhkan kebiasaan baik dalam segala tingkah laku masyarakat sekolah
3. Pemantauan secara kontinu. Pemantauan secara kontinu merupakan wujud dari pelaksanaan pembangunan karakter. Beberapa hal yang harus selalu dipantau diantaranya adalah:
a. Kedisiplinan saat masuk sekolah
b. Kebiasaan saat makan di kantin
c. Kebiasaan dalam Berbicara
d. Kebiasaan ketika di sekolah
4. Penilaian orangtua. Rumah merupakan tempat pertama yang sebenarnya dihadapi anak. Rumah merupakan tempat pertama anak berkomunikasi dan bersosialisasi dengan lingkungannya. Untuk itu, orangtua diberikan kesempatan untuk menilai anak, khususnya dalam pembentukan moral anak.
Hambatan-hambatan :
1. Tidak ada/kurangnya keteladanan/contoh yang diberikan oleh Guru
2. Guru yang tidak konsisten dalam melaksanakan aturan yang telah ditetapkan
3. Lingkungan sekolah yang tidak kondusif untuk pembelajaran
Strategi Penanaman Kebiasaan Moral yang baik :
1. Membiasakan siswa berbudaya salam, sapa dan senyum
2. Tiba di sekolah mengucap salam sambil salaman dan cium tangan guru
3. Menyapa teman, satpam, penjual dikantin atau cleaning servis di sekolah
4. Menyapa dengan sopan tamu yang datang ke sekolah
5. Membiasakan siswa berbicara dengan bahasa yang baik dan santun
6. Mendidik siswa duduk dengan sopan di kelas
7. Mendidik siswa makan sambil makan duduk di tempat yang telah disediakan, tidak sambil jalan
8. Membimbing dan membiasakan siswa shalat Dhuha dan shalat Dzuhur berjamaah di sekolah

3. Lingkungan Masyarakat
Masyarakat pun memiliki peran yang tidak kalah pentingnya dalam upaya pembentukan karakter anak bangsa. hal ini yang dimaksud dengan masyarakat disini adalah orang-orang tua yang “tidak dekat”, “tidak memiliki keluarga” tetapi saat itu ada perilaku di lingkungan sang anak atau melihat perilaku di lingkungan sang anak. yang dapat memberikan contoh,
mengajak atau melarang anak dalam melakukan suatau perbuatan Lingkungan masyarakat luas memiliki pengaruh besar terhadap penanaman nilai-nilai estetika dan etika untuk pembentukan karakter.
Cara Menanamkan Nilai Moral :
1. Membiasakan gotong royong, misalnya: membersihkan halaman rumah masing-masing, membersihkan saluran air, menanami pekarangan rumah
2. Membiasakan anak tidak membuang sampah dan meludah di jalan, merusak atau mencoret-coret fasilitas umum
3. Menegur anak yang melakukan perbuatan yang tidak baik. Kendala – kendala yang dihadapi dimasyarakat
4. Tidak ada kepedulian
5. Tidak merasa bertanggung jawab
6. Menganggap perbuatan anak adalah hal yang biasa
Hambatan-Hambatan :
1. Inisiatif dan kontrol yang paling kuat dilakukan oleh negara belum bergandengan erat dengan kontrol sosial
2 . Kurangnya Inisiatif masyarakat
3. Adanya keterampasan yang tidak disertai dengan kompensasi.
4. Masyarakat jenuh dengan pola yang sama dan merasa sudah mengerti
5. Masyarakat jarang bersosialisasi sehingga menyebabkan individualisme semakin tinggi
6. Kurangnya rasa toleransi di masyarakat dapat menyebabkan perpecahan dan perpisahan rasa persaudaraan
7. Tidak ada perbedaan pandangan antarkelompok, seperti perbedaan tujuan, cara melakukan sesuatu
Strategi Penanaman Kebiasaan Moral yang baik :
1. Menghargai tetangga yang agama
2. Ikut serta dalam kegiatan masyarakat seperti gotong royong, siskamling
3. Tidak membuang sampah sembarangan
4. Saling membantu ketika dalam kesulitan
5. Mensucikan lingkungan bersama sama
6. Bersikap sopan dan ramah pada tetangga dan juga teman
7. Berkata dengan bijaksana dan lembut kepada orang yang lebih tua
8. Tidak membedakan-bedakan manusia karena ras, agama, kebangsaan, maupun disabilitas .
9. Tidak merendahkan dan menghina orang lain karena status sosial maupun karena kegagalannya.
10. Ikut membantu dalam bagi korban bencana alam seperti menceritakan barang, uang, mengajak teman untuk turut membantu, ataupun menjadi sukarelawan.
11. Selalu menjawab salam atau sapaan dari orang lain, bahkan lebih baik jika kita menyapa terlebih dahulu.
12. Membiasakan berkata tolong saat meminta bantuan dan berkata terima kasih saat dibantu atau diberikan sesuatu oleh orang lain.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: tugas analisis

oleh Della Delista -
Della Delista (2013053115)
Izin menjawab,
Penanaman pendidikan nilai moral perlu diberikan sejak dini, karena di usia dini merupakan masa yang penting dalam mengembangkan kecerdasan moral anak, baik itu dilingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Lingkungan keluarga merupakan faktor dominan yang efektif dan terpenting. Peran keluarga dalam pendidikan nilai adalah mendukung terjadinya proses identifikasi, internalisasi, panutan, dan reproduksi langsung dari nilai-nilai moral yang hendak ditanamkan. Kemudian lingkungan sekolah merupakan tahapan pertama anak mulai belajar bersosialisasi. Sedangkan di lingkungan masyarakat anak akan memahami nilai moral dalam artian yang lebih luas lagi.

Cara penanaman nilai moral
1. Nilai yang ditanamkan harus jelas.
Artinya bahwa dalam menyampaikan nilai moral kepada anak harus menggunakan bahasa sederhana yang dapat diterima oleh anak. Mengingat anak usia dini perkembangan bahasanya masih cukup sederhana. Anak cenderung belum mampu menguasai bahasa yang kompleks. Apalagi terkait dengan konsep nilai moral yang sangat abstrak.
2. Konsisten atau ajeg
Konsisten antara pihak terkait seperti anggota keluarga, guru, dan masyarakat sekitar sangat penting dalam menunjang keberhasilan penanaman nilai moral kepada anak. Jika suatu tindakan dinyatakan salah oleh ibu misalnya, maka bapak pun harus berkata demikian. Sehingga tidak ada persepsi anak bahwa ia akan memperoleh “perlindungan” dari salah satu orang tuanya jika ia salah.
3. Teladan
Keteladanan dari orang tua sangat berperan demi keberhasilan penanaman nilai moral untuk anak usia dini. Penting diingat bahwa masa kanak-kanak adalah masa yang sangat mudah untuk meniru perilaku orang lain yang dilihatnya. Dengan demikian perilaku orang tua di rumah, guru di sekolah, dan masyarakat sekitar harus senantiasa menunjukkan perilaku yang positif dari sisi nilai moral.
4. Konsekuensi
Anak-anak dibiasakan untuk memilih konsekuensi terhadap apa yang dilakukan. Jika anak bersalah, maka ia harus mempertanggungjawabkan kesalahannya tersebut. Dengan cara memberikan sanksi seketika setelah anak melakukan kesalahan.

Hambatan dalam penanaman nilai moral
1. Kurangnya kesadaran anak akan pentingnya nilai-nilai moral
2. Lemahnya pengawasan dari pihak-pihak seperti orang tua ataupun guru
3. Pengaruh lingkungan pergaulan yang kurang baik
4. Kurangnya kepedulian dari orang-orang sekitar untuk bekerja sama membangun nilai moral baik pada anak

Strategi yang tepat dalam penanaman nilai moral
1. Dilingkungan keluarga
Seluruh anggota keluarga harus bisa berkoordinasi dengan baik serta memberikan teladan atau contoh yang baik kepada anak
2. Dilingkungan sekolah
Nilai-nilai moral yang ingin ditanamakan dapat diintegrasikan dengan mata pelajaran, kemudian pentingnya diadakan pengembangan diri bagi para siswa di luar kegiatan belajar seperti ekstrakulikuler, dan membuat sebuah budaya sekolah yang baik yang terintegrasi dengan nilai dan moral
3. Dilingkungan masyarakat
Memberikan contoh yang baik bagi anak-anak yang ada di lingkungan sekitar. serta mengikutsertakan anak dalam kegiatan kemasyarakatan agar ia dapat melihat, melakukan, serta memahami pentingnya nilai dan moral
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: tugas analisis

oleh Lintang Septianingrum -
Lintang Septianingrum (2013053100)
izin menjawab
Pendidikan nilai dan moral harus ditanamkan melalui Orang tua, Sekolah,lingkungan masyarakat, dan lain-lain Semua yang berpartisipasi dalam penanaman nilai dan moral harus mengajarkan nilai moral secara konsisten.
Cara-cara menanamkan nilai moral melalui kehidupan sehari-hari diantaranya dengan menanamkan sikap jujur.,membuang sampah selalu pada tempatnya,selalu menghargai pendapat orang lain,mengucapkan terima kasih saat merasa dibantu atau mendapatkan sesuatu dari orang lain , memberikan tempat duduk kepada orang tua maupun ibu hamil saat berada ditempat umum ,memberi salam atau membungkuk ketika bertemu dengan orang yang lebih tua dan masih banyak lagi.
Hambatan yang sangat berpengaruh dalam menanamkan nilai moral yaitu pergaulan bisa berpengaruh pada etika dan moral Pergaulan yang salah maka akan membawa seseorang ke tindakan-tindakan atau perilaku yang kurang baik. dan perkembangan zaman atau teknologi dengan adanya teknologi memang akan menyebabkan turunnya moral anak muda sekarang.
Strategi dalam penanaman nilai moral agar dapat menjadi kebiasaan yang baik yaitu dengan memberikan contoh tindakan-tindakan yang baik dan juga siswa harus mendapatkan contoh berperilaku yang baik. Sebagai pendidik yang merupakan orang tua siswa di sekolah dapat berperilaku atau bertindak yang baik, agar siswa dapat belajar dengan baik dan mengikuti perilaku positif.
Sekian Terimakasih.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: tugas analisis

oleh Silvia Ananda -
Silvia Ananda (2013053077)
Izin menanggapi mengenai penanaman nilai moral dilingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

A. Lingkungan Keluarga
1. Menanamkan nilai moral pada lingkungan keluarga yaitu orang tua harus berperan dalam mewujudkan kepribadian anak dengan cara ;
• Kedua orang tua harus mencintai dan menyayangi anak-
• anaknya
• Kedua orang tua harus menjaga ketenangan lingkungan rumah dan menyiapkan ktenangan jiwa anak-anak
• Saling menghormati antara kedua orang tua dan anak-anak
• Mewujudkan kepercayaan
• Mengadakan kumpulan dan rapat keluarga (kedua orang tua dan anak)
2. Kendala–kendala atau hambatan yang dihadapi dalam keluarga :
• Tidak ada/kurangnya keteladanan/contoh penerapan yang
• diberikan oleh orang tua.
• Orang tua atau salah satu anggota keluarga (orang dewasa)
• yang tidak konsisten dalam melaksanakan usaha yang sedang
• diterapkan
• Kurang terpenuhinya kebutuhan anak dalam keluarga, baik secara fisik maupun psikhis sebab ada ungkapan yang menyatakan bahwa ’kepatuhan anak berbanding sama dengan kasih sayang yang diterimanya.
• Tempat tinggal yang tidak menetap.
3. ada usaha atau strategi yang harus dilakukan terutama oleh pihak-pihak yang terkait
• Membiasakan anak bangun pagi, mengatur tempat tidur dan berolahraga
• Membiasakan anak mandi dan berpakaian bersih
• Membiasakan anak turut membantu mengerjakan tugastugas rumah
• Membiasakan anak mengatur dan memelihara barang–barang yang dimilikinya
• Membiasakan dan mendampingi anak belajar/mengulang pelajaran/ mengerjakan tugas sekolahnya
• Membiasakan anak pamit jika keluar rumah
• Membiasakan anak mengucap salam saat keluar dari dan pulang ke rumah
• Menerapkan pelaksanaan ibadah shalat sendiri dan berjamaah
• Mengadakan pengajian Alquran dan ceramah agama dalam keluarga
• Menerapkan musyawarah dan mufakat dalam keluarga sehingga dalam diri anak akan tumbuh jiwa demokratis
• Membiasakan anak bersikap sopan santun kepada orang tua dan tamu
• Membiasakan anak menyantuni anak yatim dan fakir miskin

B. Dilingkungan Sekolah
Moral sangat penting diajarkan pada pendidikan, apalagi sejak pendidikan sekolah dasar untuk menanamkan sikap dan perilakunya sejak usia dini. Moral ditanamkan kepada peserta didik agar mereka dapat berperilaku dalam kehidupan sehari-hari dengan baik.
Cara menanamkan nilai moral dapat diajarkan di sekolah dasar dengan contoh yang sederhana, misalnya dengan mengajarkan peserta didik membuang sampah pada tempatnya, menyelesaikan tugas dengan tepat waktu, menunaikan ibadah tepat waktu, menghormati orang yang lebih tua, Membiasakan siswa berbicara dengan bahasa yang baik dan santun, Mendidik siswa duduk dengan sopan di kelas dan sebagainya.
Adapun kendala atau hambatan yang dihadapi di sekolah yaitu ; 1.) idak ada / kurangnya keteladanan / contoh yang diberikan, 2.) Guru yang tidak konsisten dalam melaksanakan aturan yang telah ditetapkan 3.) Lingkungan sekolah yang tidak kondusif untuk pembelajaran
Strategi yang dapat digunakan agar penanaman nilai di sekolah dapat menjadi kebiasaan peserta didik yaitu :
• menerapkan pendekatan “modelling” atau “exemplary” atau “uswah hasanah”. Yakni mensosialisasikan dan membiasakan lingkungan sekolah untuk menghidupkan dan menegakkan nilai-nilai akhlak dan moral yang benar melalui model atau teladan.
• menjelaskan atau mengklarifikasikan kepada peserta didik secara terus menerus tentang berbagai nilai yang baik dan yang buruk.
• Pengajaran yang mendidik
• Peningkatan dan pemantapan program bimbingan dan penyuluhan (BP) di sekolah
• Pengembangan perpustakaan sekolah
• Peningkatan Program pengelolaan sekolah

C. Dilingkungan Masyarakat
Cara menerapkan nilai moral dilingkungan masyarakat yaitu, Membiasakan gotong royong, misalnya: membersihkan halaman rumah masing-masing, membersihkan saluran air, menanami pekarangan rumah. Membiasakan anak tidak membuang sampah dan meludah di jalan, merusak atau mencoret-coret fasilitas umum, Menegur anak yang melakukan perbuatan yang tidak baik.
Kendala atau hambatan yang dihadapi dimasyarakat yaitu, Tidak ada kepedulian, Tidak merasa bertanggung jawab, Menganggap perbuatan anak adalah hal yang sudah biasa
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: tugas analisis

oleh Adelia Grita Sasena 2013053158 -
Nama : Adelia Grita Sasena
NPM : 2013053158
Izin menanggapi,
Dalam menanamkan nilai dan moral dilingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat harus dimulai dengan penanaman nilai moral oleh keluarga dirumah. Keluarga inilah yang memiliki peranan sangat penting terutama orang tua dirumah. Ada yang menyebutkan bahwa “Karakter kita terdiri dari kebiasaan-kebiasaan kita”, dengan begitu orang tua harus selalu meningkatkan pengetahuan dan usahanya agar penanaman moral pada anak dirumah dapat terlaksana dengan baik.
Orang tua dirumah dapat menanamkan karakter pada anak-anak dirumah dengan metode Internalisasi, ini merupakan upaya memasukkan pengetahuan (knowing) dan keterampilan melaksanakan pengetahuan (doing) ke dalam diri seseorang hingga pengetahuan itu menjadi kepribadiannya (being) dalam kehidupan sehari-hari.
Contohnya melalui keteladanan, pembiasaan, bermain, cerita, nasihat serta penghargaan dan hukuman.
Pendidikan karakter ini tidak akan berhasil dengan baik dan tidak akan berarti apa – apa, apabila keluarga melepaskan tanggung jawab pembentukan karakter hanya kepada sekolah. Peran keluarga dalam pendidikan anak teramat besar, keluarga merupakan unsur terkecil dalam masyarakat, dari keluarga pulalah anak belajar berperilaku dan bersikap sebagai anggota masyarakat yang bermartabat. Peran keluarga memiliki peranan yang penting, agar proses dalam setiap jenjang, jalur, dan jenis pendidikan serta berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan bertanggung jawab.
Tetapi juga penanaman nilai dan moral tidak harus ditanggung oleh keluarga dirumah saja, pihak sekolah dan masyarakat sekitar harus turut membantu dalam meningkatkan nilai moral pada anak-anak bangsa.
Sekolah bukan hanya tempat dimana pendidik menyampaikan pengetahuan melalui mata pelajaran tetapi juga tempat dimana pembentukan watak dan pendidikan karakter melalui penanaman atau pendidikan nilai moral. Disini pendidik dapat menanamkan nilai moral pada peserta didik dengan strategi seperti memberi contoh(memulai) yang baik terlebih dahulu, memberi pesan moral pada setiap pelajaran, jujur dan terbuka pada kesalahan yang dilakukan, mengajarkan sopan santun, memberikan apresiasi dan banyak lagi.
Kemudian Lingkungan masyarakat juga memiliki pengaruh besar terhadap keberhasilan penanaman nilai moral ini karena sejatinya situasi kemasyarakatan mempengaruhi nilai dan pandangan seseorang.
Dalam mensosialisasikan pendidikan karakter ini, terdapat beberapa kendala yang dihadapi, yaitu :
1. Perubahan zaman dan gaya hidup
2. Pengaruh IPTEK pada gaya komunikasi anak
3. Perbedaan watak dan jenis kelamin anak
4. Perbedaan tipe kecerdasan anak
Untuk itu dalam penanamannya keluarga, sekolah, dan masyarakat harus bekerjasama untuk menanamkan nilai moral baik kepada anak-anak.
Sekian tanggapan dari saya, atas kekurangannya saya mohon maaf.
Terima kasih.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: tugas analisis

oleh Kori Alfina Martatilofa -
Kori Alfina Martatilofa (2013053161)
Penanaman nilai dan moral dilingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

- Lingkungan Keluarga
Peran orang tua dalam pendidikan moral :
1. Kedua orang tua harus mencintai dan menyayangi anak-anaknya
2. Kedua orang tua harus menjaga ketenangan lingkungan rumah
dan menyiapkan ktenangan jiwa anak-anak, jika jiwa tenang mana mental anak juga akan tenang begitupun penanaman moral akan mudah disampaikan.
3. Saling menghormati antara kedua orang tua dan anak-anak
4. Mewujudkan kepercayaan dalam keluarga.
5. Mengadakan kumpulan dan rapat keluarga, untuk sama sama berkomunikasi mengutarakan pendapatnya. Pentingnya komunikasi antar orang tua dan anak agar anak dapat terawasi dengan baik.
Hambatannya bisa dari faktor lingkungan maupun dalam keluarga itu sendiri. Untuk menyikapinya ajarkan anak untuk selalu terbuka pada orang tuanya. Karena fungsi utama keluarga untuk mengembangkan kemampuan anak sehingga dapat bermanfaat di masyarakat dan berdampak pada lingkungan yabg sehat.

- Lingkungan Sekolah
Usaha pembentukan watak melalui sekolah, secara berbarengan dapat pula dilakukan melalui pendidikan nilai dengan langkah-langkah sebagai berikut: Pertama, menerapkan pendekatan “modelling” atau “exemplary” atau “uswah hasanah”. Yakni mensosialisasikan dan membiasakan lingkungan sekolah untuk menghidupkan dan
menegakkan nilai-nilai akhlak dan moral yang benar melalui model atau teladan. Pendidik sebagai role model kepada anak untuk memiliki sikap dan bermoral yang baik budi pekertiya. Tantangannya masih ditemukan pendidik yany belum tepat untuk dijadikan contoh baik pada anak didiknya. Maka dari itu sebagai calon pendidik harus bisa belajar menjaga sikap agar nanti bisa menjadi suri tauladan baik keoada anak didik terkait penanaman moral di sekolah.

- Lingkungan Masyarakat
Masyarakat sebagai pusat pendidikan ketiga sesudah keluarga dan sekolah, mempunyai sifat dan fungsi yang berbeda dengan ruang lingkup dengan batasan yang tidak jelas dan keanekaragaman bentuk kehidupan sosial serta berjenis-jenis budayanya. Masalah pendidikan di keluarga dan sekolah tidak bisa lepas dari nilai-nilai sosial budaya
yang dijunjung tinggi oleh semua lapisan masyarakat. Setiap masyarakat, dimanapun berada pasti punya karakteristik sendiri sebagai norma khas di bidang sosial budaya yang berbeda dengan masyarakat yang lain. Tantangannya masih banyak pengaruh negatif yang justru datang dari masyarakat luas. Maka dari itu perlunya bimbingan dan pengawasan orang tua dalam penanaman moral.

Ketiga lingkup ini sangat berkaitan satu sama lain, perlu adanya kerjasama yang baik saling mendukung dan melengkapi untuk mewujudkan sikap bermoral dan berkarakter budi luhur bagi anak penerus bangsa kedepannya.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: tugas analisis

oleh Nila Amalia Nabila -
Saya Nila Amalia Nabila dengan npm 2013053107 izin menanggapi mengenai penanaman nilai dan moral dilingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat, mulai dari bagaimana cara menanamkannya , hambatan hambatan proses penanamannya, dan trik atau strategi apa yang tepat yang dipakai agar penanaman tersebut dapat menjadi kebiasaan dan dilakukan secara terus menerus oleh anak didik kita.
Untuk yang pertama, cara menanamkan pendidikan nilai moral baik di lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat harus dilakukan dengan penanaman nilai, keteladanan, dan penyiapan generasi muda yang mandiri dengan memberikan fasilitas pembuatan keputusan moral secara bertanggung jawab. Pendidikan nilai dan moral harus direncanakan sejak dini. Orang tua juga bisa memilihkan sekolah yang bisa memberikan kenyaman sehingga proses belajar bisa berjalan dengan baik. Usia remaja adalah usia dimana anak ingin tahu banyak hal dan mencobanya. Tidak jarang pada usia ini, anak remaja suka sulit untuk diatur. Namun, dalam usia ini juga usia keemasan untuk mengembangkan potensi. Potensi anak usia remaja yang bisa dikembangkan orang tua. Tujuannya untuk membentuk pribadi akhlak mulia, pribadi dengan kekuatan spiritual keagamaan, kecerdasan, prestasi, bermasyarakat, keterampilan dan lainnya.
Kemudian untuk hambatan-hambatan dari proses penanaman pendidikan nilai dan moral tersebut adalah Munculnya kencenderungan di era milenal ini akan adanya social climber. Gejala ini adalah berupa keinginan untuk terlihat kaya, cerdik pandai, alim, hidup bahagia, dan sebagainya, yang ternyata sangat berbalik dengan kondisi riil seseorang yang sebenarnya. Mereka rajin setiap saat melakukan update status di media sosial, dengan tujuan untuk bisa dikatakan eksis serta mengharapkan banyaknya pujian dari komunitasnya.Kemudian teerdapat kecenderungan bahwa loyalitas generasi milenial ini rendah. Hal ini tampak dari perilaku mereka dalam menekuni pekerjaannya. Para orang tua hampir kecewa dengan anak-anaknya, karena sering berganti-ganti tempat bekerja, meskipun orang tua memandangnya bahwa tempat kerjanya sudah cukup mapan. Kerapkali di kalangan generasi ini menuntut gajih yang lebih tinggi, dengan jam kerja yang fleksibel. Tuntutan ini wajar terjadi oleh karena generasi ini cenderung memiliki kemampuan untuk bekerja secara efektif, artinya mampu memperoleh hasil yang baik dengan waktu yang singkat. Hambatan yang sangat berpengaruh dalam menanamkan nilai moral yaitu pergaulan dan nilai agama. Pergaulan yang salah maka akan membawa seseorang ke tindakan-tindakan atau perilaku yang kurang baik. Ditambah lagi dengan penanaman nilai agama yang tidak kokoh. Jika seseorang memiliki nilai agama yang kokoh, maka ia akan takut untuk melanggar ajaran agama, dimana ajaran agama pasti mengajarkan hal-hal yang baik.
Strategi dalam penanaman nilai moral agar dapat menjadi kebiasaan yang baik yaitu dengan memberikan contoh tindakan-tindakan yang baik pula. Selain memberikan materi akademik, siswa harus mendapatkan contoh berperilaku yang baik. Guru yang merupakan orang tua siswa di sekolah dapat berperilaku atau bertindak yang baik, guna memberikan contoh yang untuk siswanya. Dari contoh tersebutlah murid dapat belajar dan mengikuti perilaku positif dari guru. Strategi penanaman nilai-nilai moral di sekolah merupakan suatu cara atau teknik yang digunakan untuk meningkatkan pertimbangan moral siswa, dan meningkatkan kemampuan berfikir moral secara maksimal, dengan begitu siswa bisa mengukur perbuatan yang dilakukan itu sudah baik atau masih buruk. Sekian Tanggapan dari saya, Terima kasih.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: tugas analisis

oleh Dela Nowinda Citra -
Dela Nowinda Citra (2013053134) izin menjawab.
Pendidikan nilai dan moral harus dilakukan secara komperhensif yang artinya pendidikan nilai moral baik di lingkungan rumah, sekolah, bahkan masyarakat harus dilakukan dengan penanaman nilai, keteladanan, dan penyiapan generasi muda yang mandiri dengan memberikan fasilitas pembuatan keputusan moral secara bertanggung jawab.
Pendidikan nilai dan moral seharusnya diterapkan dalam setiap aspek pendidikan baik dalam mata pelajaran, ekstrakulikuler, bimbingan dan penyuluhan, dan dalam setiap aspek kehidupan. Pendidikan nilai dan moral juga harus ditanamkan melalui masyarakat. Orang tua, lingkungan, polisi, lembaga keagamaan, dan lain-lain semua perlu berkontribusi dalam penanaman nilai dan moral. Semua yang berpartisipasi dalam penanaman nilai dan moral harus mengajarkan nilai moral secara konsisten. Kekonsistenan dalam menanamkan nilai moral akan mempengaruhi hasil dari penanaman nilai moral itu sendiri.
Cara-cara menanamkan nilai moral melalui kehidupan sehari-hari diantaranya dengan menanamkan sikap jujur. Orang tua harus bisa membiasakan untuk hidup jujur agar anak dapat meneladani hal ini. Selanjutnya yaitu belajar bertanggung jawab, sopan santun, saling tolong menolong, dan masih banyak lagi.
Hambatan yang sangat berpengaruh dalam menanamkan nilai moral yaitu pergaulan dan nilai agama. Pergaulan yang salah maka akan membawa seseorang ke tindakan-tindakan atau perilaku yang kurang baik. Ditambah lagi dengan penanaman nilai agama yang tidak kokoh. Jika seseorang memiliki nilai agama yang kokoh, maka ia akan takut untuk melanggar ajaran agama, dimana ajaran agama pasti mengajarkan hal-hal yang baik.
Strategi dalam penanaman nilai moral agar dapat menjadi kebiasaan yang baik yaitu dengan memberikan contoh tindakan-tindakan yang baik pula. Selain memberikan materi akademik, siswa harus mendapatkan contoh berperilaku yang baik. Guru yang merupakan orang tua siswa di sekolah dapat berperilaku atau bertindak yang baik, guna memberikan contoh yang untuk siswanya. Dari contoh tersebutlah murid dapat belajar dan mengikuti perilaku positif dari guru.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: tugas analisis

oleh Yenny Nafisah 2013053143 -
Yenny Nafisah ( 2013053143 ), Izin menjawab
1) Penanaman nilai dan moral dilingkungan keluarga
Cara menanamkan nilai dan moral dilingkungan keluarga dapat dilakukan dengan memberikan contoh, penjelasan, dan pembiasaan terkait nilai dan moral yang baik.Karena saat kecil tentu saja sebagian besar waktu anak akan dihabiskan dilingkungan keluarga anak akan meniru kebiasan-kebiasaan orang-orang yang ada disekitarnya. Orangtua juga memberikan kasih sayang dan rasa aman kepada anak, agar anak akan lebih bisa diatur prilakunya sehingga mereka tidak terjerumus pada hal-hal yang dapat merusak moral.
Hambatan hambatan proses penanamannya yaitu orang tua yang kurang edukasi terkait cara mendidik anak. Masih banyak orang tua yang menganggap cara menegur anak yang paling efektif adalah dengan cara membentak, dan cara mendidik anak paling baik adalah dengan mengekang. Dari sisi anak juga terdapat hambatan yaitu, ada anak yang memang memiliki sifat yang keras kepala sehingga akan lebih sulit diberitahu tentang nilai moral yang baik.
Trik atau strategi;
1) Jelaskan, Berikan cukup alasan dan tujuan untu perilaku tertentu. dorong sebanyak mungkin partisipasi anak dalam mengembangkan dasar alasan yang diharapkan.
2) Sebutkan perilaku anak dengan jelas, orang tua dengan jelas menyebut perilaku yang diminta kepada anak perilaku ini harus terpisah dan dapat diamati, serta di expresikan dengan kata-kata yang dapat dimengerti oleh anak.
3) Praktik, orangtua merancang aktivitas praktik, menjadwal sesi-sesi praktik dan yang paling penting orangtua memastikan anak mempunyai kesempatan untuk menunjukkan perilaku yang diharapkan.
4) Pantau, orangtua memberikan kesempatan anak untuk secara bebas menunjukkan perilakunya dalam situasi nyata. Dengan hati-hati pantau kinarja anak. orangtua memberi feedback dan informasi jika anak memerlukan praktik lebih.
5) Tinjau, orangtua melakukan pengamatan formal kepada perilaku anak, untuk menilai seberapa banyak anak yang melakukan perilaku menyimpang. Berapa lama hal ini dilakukan, serta masalah perilaku seperti apa yang muncul.

2) Penanaman nilai dan moral dilingkungan sekolah
Cara menanamkan nilai dan moral dapat dilakukan pada pembiasaan sebelum memulai pelajaran, misalnya dengan berjabat tangan dengan pendidik, baris, berdoa, cek kerapihan pakaian dan lain sebagainya. Selain itu nilai dan moral dapat disisipkan pada materi pembelajaran.
Hambatan hambatan proses penanamannya yaitu pendidikan moral yang seharusnya disampaikan secara inheren dalam seluruh mata pelajaran dikelas, ternyata tidak dilakukan oleh beberapa pihak pendidik. Dalam bidang studi-bidang studi yang lain bahkan acuh terhadap transformasi nilai moral pada anak didik. Mereka lebih mementingkan aspek pengetahuan bidang studi itu sendiri, bebas dari penyampaian nilai-nilai moral yang terkandung dalam materi yang diajarkan. Akibatnya perhatian terhadap pendidikan moral anak didik hanya dilakukan dalam mata pelajaran yang tertentu dan hal itupun tidak berjalan efektif(hanya difokuskan pada nilai kelulusan menjawab soal ujian), sehingga kualitas moral anak didik dalam realisasinya kurang mendapat perhatian maksimal. Oleh karena itu,
kontrol, penilaian dan pengukuran perilaku moral anak didik tidak dapat diketahui, sampai tahap
mana perkembangan moral anak didik telah dibentuk.
Trik atau strategi;
1. Jelaskan, Berikan cukup alasan dan tujuan untu perilaku tertentu. dorong sebanyak mungkin partisipasi siswa dalam mengembangkan dasar alasan yang diharapkan.
2. Sebutkan perilaku siswa dengan jelas, Guru dengan jelas menyebut perilaku yang diminta kepada siswa perilaku ini harus terpisah dan dapat diamati, serta di expresikan dengan kata-kata yang dapat dimengerti oleh anak.
3. Praktik, Guru merancang aktivitas praktik, menjadwal sesi-sesi praktik dan yang paling penting guru memastikan semua murid mempunyai kesempatan untuk menunjukkan perilaku yang diharapkan.
4. Pantau, Guru memberikan kesempatan siswa untuk secara bebas menunjukkan perilakunya dalam situasi nyata. Dengan hati-hati pantau kinarja para siawa. Guru memberi feedback dan informasi jika siswa memerlukan praktik lebih.
5. Tinjau, Guru melakukan pengamatan formal kepada perilaku murid, untuk menilai seberapa banyak siswa yang melakukan perilaku menyimpang. Berapa lama hal ini dilakukan, serta masalah perilaku seperti apa yang muncul.

3) Penanaman nilai dan moral dilingkungan masyarakat
Cara menanamkan nilai dan moral dilingkungan masyarakat dapat dilakukan dengan kegiatan-kegiatan yang positif. Kegiatan yang dapat dilakukan misalnya ronda, pembentukan risma, diadakan pengajian, kerja bakti, dan lain sebagainya. Dengan adanya kegiatan tersebut remaja dan warga sekitar akan disibukkan dengan hal yang bermanfaat sehingga mengurangi pergaulan negatif yang ada disekitar.
Hambatan hambatan proses penanamannya yaitu sekarang ini sudah sedikit warga dan remaja yang perduli akan hal seperti itu, mereka sudah sibuk dengan kegiatan pribadi mereka masing-masing.
Trik atau strategi
1. Mengidentifikasi perilaku buruk pada yang ada dilingkungan masyarakat skitar,
2. Membuat peraturan dan kegiatan yang tepat dan postif,
3. Memilih konsekuensi yang tepat jika ada aturan yang dilanggar,
4. Memberi peringatan
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: tugas analisis

oleh Fauziah Husni -
Fauziah Husni (202110261043)
Izin menjawab:
Jawaban :

1. Lingkunngan Keluarga
Keluarga sebagai institusi pendidikan utama bagi anak-anak. Karena anak pertama kali mengenal pendidikan di keluarga. Orang tua memegang peranan penting dalam mendidik anak-anak baik buruknya anak dimasa yang akan datang ditentukan oleh pendidikan dan bimbingan orang tua.
Cara menanamkannya yaitu keluarga harus mampu menciptakan suasana yang kondusif untuk pembelajaran nilai moral bagi anak. Artinya bahwa keluarga tidakhanya memberikan konsep-konsep moral secara abstrak tetapi berupaya suapaya anak dapat belajar tentang penerapan dari konsep-konsep moral dari perilaku anggota keluarga sehari-hari.
Hambatanyan ada beberapa orang tua yang memiliki rutinitas seperti bekerja sehingga anak dirumah tidak ada yang membimbing sehingga menyebabkan problem tersendiri bagi orang tua. Orang tua tidak mempunyai kesempatan untuk mengarahkan, mengajarkan, membimbing, memberikan pengawasan dan perhatian langsung kepada anak. Jika anak dititipkan kepada soudara/kerabat dekat maka didikan terhadap anak tersebut jelas berbeda dengan didikan orangtua nya sendiri. Bisa jadi anak dibiarkan bermain dilingkungan yang tidak baik sehingga menimbulkan dampak negative terhadap morla dan akhlak anak.
Strategi yang dapat dilakukan dalam penanamanya yaitu dengan mengajarkan nilai-nilai religius kepada anak, seperti mengajarkan mengaji, solat tepat waktu dan mendengarkan ceramah-ceramah baik.

2. Lingkungan Sekolah
Pendidikan nilai dan moral di lingkungan sekolah menjadi hal mutlak. Lingkungan sekolah besar dalam membentuk pola pikir dan karakter anak, namun hal ini juga bukan sesuatu yang dapat tercapai tanpa adanya usaha. Cara menanamkannya yaitu, :
1. Membiasakan kepada siswa berbudaya salam, sapa dan seyum
2. Tiba di sekolah harus mengucapkan salam dan mencium tangan guru
3. Menyapa teman dan warga sekolah
4. Membiasakan siswa berbicara sopan dan santun
5. Mendidik siswa makan dan minum membaca doa sambil duduk
6. Membiasakan solat duha agar anak terbiasa
Hambatan : Kurangnya contoh yang diberikan, guru yang tidak konsisten dalam melaksanakan aturan yang telah ditetapkan dan lingkungan sekolah yang tidak kondusif untuk pembelajaran.
Strategi yang dapat dilakukan :
- Mensosialisasikan dan membiasakan lingkungan sekolah untuk bisa menghidupkan dan menegakkan nilai-nilai dan akhlak dan moral yang benar melalui orang yang di tunjuk untuk bisa meneladani peraturan yang ditetapkan
- Guru dan staf diharuskan menjadi “Uswah” yaitu dapat membiasakan lingkungan sekolah bagi semua peserta didik.
- Menerapkan karakter pendidikan. Hal ini bisa dilakukan dengan menerapakanya kedalam berbagai mata pelajaran khusus seperti pelajaran agama, pkn sejarah.

3. Dilingkungan Masyarakat
Masyarakat memiliki peran dalam penenaman nilai dan moral bagi anak – anak guna oembentukan karakter bangsa. Masyarakat ini diharapkan bisa memberikan contoh yang baik guna mengajak atau melarang anak anak dalam melakukan perbuatan yang tidak baik.
Cara penanamannya dengan cara :
1. Membiasakan gotong royong seperti membersihkan halaman rumah, dan membersihkan saluran air
2. Membiasakan kepada anak – anak agar tidak membuang sampah sembarangan, tidak meludah smebarangan, tidak mencoret-coret fasilitas umum
3. Menegur anak yang melakukan perbuatan yang tidak baik
Hambatan di lingkungan masyarakat ini, yaitu kurangnya kepedulian di lingkungan masyarakat, kurangnya rasa tanggung jawab dan sering menganggap perbuatan anak itu hal yang sudah biasa.
Strategi penangannya yaitu : Melakukan sosialisasi di msyarakat kepada anak-anak, tentang dilarang membuang sampah sembarangan merusak faisilitas umum dan mengetatkan peraturan untuk orang-orang yang melanggar.

Terimakasih…
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: tugas analisis

oleh Yohana Aguslina. S 2013053084 -
Penanaman nilai dan moral akan berjalan efektif dan utuh jika melibatkan tiga institusi, yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. 
Pendidikan informal dalam keluarga mempunyai peranan penting dalam proses pembentukan karakter seseorang. Hal itu disebabkan, keluarga merupakan lingkungan tumbuh dan berkembangnya anak sejak usia dini hingga menjadi dewasa. Melalui pendidikan dalam keluargalah karakter seorang anak terbentuk. Untuk menanamkan karakter pada diri anak ada beberapa metode yang bisa digunakan, antara lain melalui metode keteladanan, pembiasaan, bermain, cerita, nasihat, penghargaan dan hukuman. Dalam mensosialisasikan pendidikan karakter, orang tua mempunyai beberapa kendala, diantaranya :
1. Perubahan zaman dan gaya hidup
2. Pengaruh televisi pada gaya komunikasi anak
3. Perbedaan watak dan jenis kelamin anak
4. Perbedaan tipe kecerdasan anak
Dari berbagai kendala tersebut, orang tua harus senantiasa meningkatkan pengetahuan dan usahanya, serta harus lebih mengenal anak – anak agar penanaman karakter pada anak dapat berhasil.

Pengaruh sekolah sangat besar dalam membentuk pola pikir dan karakter anak, namun hal ini pun bukanlah sesuatu yang mudah tercapai tanpa ada usaha yang dilakukan. Pendidik atau sekolah harus mencontohkan perilaku-perilaku yang baik, seperti:
1. Membiasakan siswa berbudaya salam, sapa, dan senyum
2. Menyapa teman, satpam, penjual dikantin atau cleaning servis di sekolah
3. Membiasakan siswa berbicara dengan bahasa yang baik dan santun
4. Mendidik siswa makan sambil duduk di tempat yang telah disediakan, tidak sambil jalan- jalan, dan sebagainya
Kendala – kendala yang dihadapi di sekolah adalah tidak ada/kurangnya keteladanan/contoh yang diberikan, guru yang tidak konsisten dalam melaksanakan aturan yang telah ditetapkan, dan lingkungan sekolah yang tidak kondusif untuk pembelajaran. Dalam menangani kendala ini sekolah mengadakan pendidikan nilai sebagai salah satu bentuk usaha pembentukan karakter siswa.

Lingkungan pun memiliki peran yang tidak kalah pentingnya dalam upaya pembentukan karakter anak bangsa. Masyarakat yang dapat memberikan contoh, mengajak, atau melarang anak dalam melakukan suatau perbuatan. Contohnya dapat melakukan perilaku yang baik, seperti membiasakan gotong royong, membiasakan membuang sampah pada tempatnya, menegur anak jika berbuat salah, dll.
Namun dalam mencontohkan perilaku-perilaku baik ada saja hambatannya. Masih banyak masyarakat yang acuh tidak acuh dengan masyarakat lain dan kurangnya toleransi sesama masyarakat. Maka masyarakat diharapkan mampu saling membenahi diri sehingga mampu menanamkan nilai nilai yang baik sehingga dapat membentuk karakter anak yang baik.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: tugas analisis

oleh Annisa Hasbid 2013053075 -
Nama: Annisa Hasbid
NPM: 2013053075
Izin menjawab, Bu.

a. Cara menanamkan nilai dan moral di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat, yaitu sebagai berikut:
• Implementasi pendidikan nilai pada lingkungan keluarga dapat meliputi; proses penanaman keyakinan agama, nilai moral, nilai budaya, dan aspek kehidupan kerumahtanggaan. Proses pendidikannya akan berlangsung melalui panutan, pembinaan atau pembimbingan dari orang tua sesuai dengan kondisi masing-masing keluarga. Dengan demikian, keluarga sebagai lembaga pendidikan non formal mempunyai peran penting dalam menanamkan nilai dan moralitas pada anak sebelum masuk level pendidikan formal.
• Implementasi pendidikan nilai peserta didik dapat dibentuk melalui budaya sekolah yang kondusif. Budaya sekolah yang kondusif adalah keseluruhan latar fisik lingkungan, suasana, rasa, sifat dan iklim sekolah yang secara produktif mampu memberikan pengalaman baik bagi tumbuh kembangnya kecakapan hidup peserta didik yang diharapkan. Melalui budaya sekolah yang kondusif, sekolah akan mampu mendudukkan dirinya sebagai lembaga penyemaian bagi tumbuh dan berkembangnya kecakapan pribadi, kecakapan sosial, kecakapan akademik, dan kecakapan vokational pada diri peserta didik.
• Dalam mengimplementasikan pendidikan nilai di lingkungan masyarakat dapat dilakukan melalui siswa ikut berperan aktif dalam kegiatan di masyarakat, misalnya kegiatan religius dengan memperingati hari besar islam, lalu kegiatan memperingati hari kemerdekaan Indonesia yaitu 17 Agustus, dan ikut berperan aktif juga dalam menjaga kebersihan dilingkungan masing-masing, salah satunya adalah ikut gorong-gorong di lingkungan masyarakat. Dengan anak didik berperan aktif dalam kegiatan di lingkungan masyarakat maka akan membentuk kakrarter anak dan hubungan dengan masyarakatpun dapat terjalin dengan baik.

b. Beberapa hambatan proses penanaman nilai dan moral di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat, yaitu sebagai berikut:
• Beberapa hambatan penanaman nilai dan moral di lingkungan sekolah antara lain:
-Formulasi pendidikan moral dan lemahnya sistem evaluasi
pendidikan moral, sehingga kualitas moral anak didik dalam
realisasinya kurang mendapat perhatian maksimal oleh karena itu control, penilaian dan pengukuran perilaku moral anak didik tidak
dapat diketahui, sampai tahap mana perkembangan moral anak didik telah dibentuk.
-Lemahnya unsure conditioning dalam pendidikan moral. Dari hal ini akan dapat dipahami mengapa terjadi kesenjangan (dalam moralitas) antara kondisi ideal out put pendidikan dan kenyataan yang ada.
-Kurang mendukungnya unsure modeling dalam pendidikan
moral. Segala tindakan (perilaku moral) guru akan cenderung ditiru oleh murid yang mengidolakannya. Akibatnya, jika guru mampu menampilkan perilaku moral yang baik, maka anak didik akan cenderung meniru perilaku yang baik tersebut tersebut atau bahkan cenderung menghilangkan peniruannya dalam perilaku moral yang baik dari guru tersebut.
-Lemahnya pembahasan konflik moral.Dengan adanya pembicaraan intensif tentang konflik moral, maka guru akan dapat membimbing anak menentukan pilihan moral
yang tepat dan dapat membantu peningkatan tahap perkembangan
moral anak didik ke tahap yang lebih tinggi, yakni tahap pasca
konvensional, tahap perkembangan moral yang muliamemperhatikan nilai-nilai universal. Akan tetapi hal ini sering tidak dilakukan dalam pendidikan moral di sekolah.
• Dalam mensosialisasikan pendidikan nilai dan moral, orang tua mempunyai beberapa kendala, diantaranya sebagai berikut:
-Perubahan zaman dan gaya hidup
-Pengaruh televisi pada gaya komunikasi anak
-Perbedaan watak dan jenis kelamin anak
-Perbedaan tipe kecerdasan anak
Dari berbagai kendala tersebut, orang tua harus senantiasa meningkatkan pengetahuan dan usahanya serta harus lebih mengenal anak-anak agar penanaman nilai dan moral pada anak dapat berhasil.
• Budaya luar yang negatif mudah terserap tanpa ada filter yang cukup kuat. Gaya hidup modern yang tidak didasari akhlak/budi pekerti cepat ditiru. Contohnya, penyebutan nama bagi yang umurnya lebih tua masih dianggap tidak sopan sehingga mereka memanggil mas, bang, ataupun yang lain. Sedangkan dalam berpakaian ataupun yang lain kurang diperhatikan. Tidak memungkiri keadaan tersebut, kondisi lingkungan yang kurang peduli terhadap kesopanan, sehingga akhirnya pada saat-saat tertentu saja sopan. Seperti merokok di sekolah, di tempat kuliah, ataupun di tempat-tempat
formal yang lainnya, keadaan ini seharusnya jangan sampai terjadi karena lama kelamaan akan menimbulkan pergeseran hilangnya kebudayaan kita dan mungkin akhirnya kita tidak mempunyai kebudayaan sendiri, Premanisme ada dimana-mana, emosi meluap-luap, cepat marah dan tersinggung, ingin menang sendiri menjadi bagian hidup yang akrab dalam pandangan sebagian dari diri masyarakat sendiri.
Pada kenyataannya pergeseran yang terjadi berdampak dangan memudarnya moral dan budi pekerti yang ada pada dalam diri remaja dan peserta didik, dan
berkembangnya suatu kebudayaan baru sebagai hasil inovasi kebudayaan moral dan budi pekerti yang telah ada.

c. Dalam proses strategi penanaman nilai dan moral dibutuhkan adanya pembiasan (conditioning) terhadap tahap perilaku moral yang diajarkan dengan memberikan hadiah, pujian, penghargaan prilaku moral yang baik; dan memberi hukuman
perilaku moral yang tidak baik. Dengan adanya pembiasan tersebut, anak akan dibiasakan melakukan perilaku moral yang baik dengan
diberi reinforcement berupa hadiah, pujian atau hal lain yang
menggembirakan anak, sehingga terjadi proses internalisasi nilai
moral dalam diri anak. Jika pembiasan tersebut tidak berjalan dengan baik dalam diri anak didik. Akibatnya anak didik tidak dapat mengintegrasikan nilai moral dalam perilaku moral dalam
kehidupannya.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: tugas analisis

oleh Kamila Khusna Amalia 2013053063 -
saya kamila khusna amalia ( 2013053063 )
izin menjawab
1. pendidikan nilai dan moral dalam Keluarga merupakan institusi pendidikan utama dan pertama bagi anak. Karena anak untuk pertama kalinya mengenal pendidikan di lingkungan keluarga, sebelum mengenal masyarakat yang lebih luas.
Cara menanamkan pendidikan nilai dan moral didalam keluarga
1. Keluarga dapat memberikan bekal agama yang cukup untuk anak, sehingga anak memiliki sikap yang baik dikemudian hari
2. Keluarga dapat menanamkan pendidikan nilai dan moral dari hal hal keci seperti cara-cara berbicara yang baik, cara berpakaian yang baik, adab sopan santun kepada orang tua, guru,sesama, dan lain-lainnya
3. Keluarga dapat memberikan pembelajaran tentang sifat sifat yang harus dimiliki anak yaitu seperti kejujuran, keadilan, rendah hati, hidup sederhana,sabar dan lain-lainnya. Dengan menanamkan sifat sifat tersebut sejak dini maka anak akan dapat mencontohnya dikemudian hari.
Hambatan
Kurangnya perhatian orang tua kepada anak sehingga anak memiliki sikap yang kurang baik.

2. sekolah dasar merupakan lingkungan pendidikan formal pertama yang dialami oleh anak. Di sekolah dasar anak-anak dikenalkan dan ditanamkan pondasi dasar terhadap nilai-nilai kesopanan, tata krama, budi pekerti, etika dan moral. Sudah menjadi kewajiban seorang guru untuk menanamkan pondasi-pondasi tersebut.
Cara menanamkan pendidikan nilai dan moral disekolah
1. Guru harus dapat memberikan contoh yang baik kepada anak muridnya sehingga anak murid dapat memiliki kepribadian yang baik. Seperti ketika kita melakukan kesalahhan jangan malu untuk meminta maaf, bersikap adil, dan saling menghargai.
2. guru dapat mengajarkan anak murid tentang sopan santun. Seperti sopan, santun senyum, salam, dan sapa. Nah ketika ada seorang murid yang kurang sopan guru juga dapat menegur dan memberikan contoh prilaku yang sopan.
Hambatan
Lingkungan sekolah yang kurang baik atau kondusif untuk pembelajaran

3. pendidikan nilai dan moral pada lingkungan masyarakat adalah suatu usaha untuk meningkatkan mutu dan kebudayaan seseorang agar tercipta nilai-nilai moralitas pada setiap diri seorang anak yang diwujudkan melalui berbagai macam kegiatan masyarakat seperti kegiatan keagamaan, sehingga diharapkan adanya rasa memiliki dari masyarakat dan akan membawa pembaharuan dimana masyarakat memiliki tanggung jawab terlebih-lebih untuk meningkatkan kualitas pribadi ilmu, ketrampilan, kepekaan perasaan dan kebijaksanaan.
Cara menanamkan pendidikan nilai dan moral dimasyarakat
1. Saling menghormati dan memberikan toleransi antar umat beragama
2. Rukun dengan tetangga yang berbeda agama.
3. Berbuat adil kepada tetangga, tidak membeda-bedakan tetangga.
4. Menyeimbangkan hak dan kewajiban kita di masyarakat.
5. Mematuhi norma-norma dan aturan yang berlaku di dalam masyarakat
6. Membiasakan gotong royong, misalnya : membersihkan halaman rumah masing – masing, membersihkan saluran air, menanami pekarangan rumah.
7. Membiasakan anak tidak membuang sampah dan meludah di jalan ,merusak atau mencoret – coret fasilitas umum
8. Menegur anak yang melakukan perbuatan yang tidak baik
Hambatan
a. Tidak ada kepedulian, seperti kurangnya toleransi dalam masyarakat
b. Tidak merasa bertanggung jawab
c. Menganggap perbuatan anak adalah hal yang sudah biasa
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: tugas analisis

oleh Aisyah Mutiara Sani 2013053102 -

Nama : Aisyah Mutiara Sani

NPM : 2013053102

Izin menjawab Bu

1.Penanaman nilai dan moral dilingkungan keluarga dilakukan dengan tanamkan kepada anak-anak nilai-nilai keimanan supaya anak-anak memiliki keimanan yang kuat.Proses ini dapat dimulai sejak anak lahir sampai ia dewasa. Ketika lahir diperkenalkan dengan kaliamah thoyyobah, kemudian setelah mereka tumbuh dan berkembang menjadi anak-anak, maka yang pertama harus ditanamkan ialah nilai-nilai agama yang berkaitan dengan keimanan,sehingga anak meyakini adanya Allah dan dapat mengenal Allah dengan seyakin-yakinnya (ma’rifatullah).Bersamaan dengan itu, anak-anak juga dibimbing mengenai nilai-nilai moral itu sendiri,seperti cara bertutur kata yang baik, berpakaian yang baik, bergaul dengan baik, dan lain-lainnya. Kepada anak-anak juga ditanamkan sifat-sifat yang baik, seperti nilai-nilai kejujuran, keadilan, hidup serderhana, sabar dan lain-lainnya. Selain itu, agar anak-anak memiliki nilai-nilai moral yang baik, juga di dalam keluarga, khususnya antara ibu dan bapak harus menjaga harmonisasi hubungan antara keduanya dan harus menjadi suri tauladan bagi anak-anaknya.

  • Hambatan yang terjadi antara lain kedua orang tua memiliki pendidikan yang rendah baik dalam akademik maupun agama,sehingga mereka merasa kesulitan untuk memahami nilai-nilai yang harus ditanamkan sejak dini kedua kondisi keluarga yang kurang harmonis sehingga menyebabkam anak tertekan,merasa tidak aman dan merasa diabaikan,sehingga mencari kesenangan di luar dengan cara yang salah.
  • Strategi yang bisa dilakukan antara lain menciptakan suasana rumah tangga yang harmonis, khususnya hubungan ibu- bapak dan anggota keluarga lainnya, sehingga pergaulan dan kehidupan mereka dapat menjadi contoh bagi anak-anak, tidak bertengkar di hadapan anak-anak,selalu berkomunikasi dengan bahasa yang santun, dan selalu memberikan teladan terhadap hal-hal yang positif dan membiasakan mereka untuk menerapkan nilai moral yang baik dalam kehidupan sehari-harinya.

2.Penanaman nilai dan moral di sekolah dapat dilakukan dengan cara : Pertama, guru menanamkan nilai-nilai moral kepada siswa dengan cara menyisipkan 10 nilai moral yaitu nilai religius, nilai sosialitas, nilai gender, nilai keadilan,nilai demokrasi, nilai kejujuran, nilai kemandirian, nilai daya juang, nilai tanggungjawab, dan nilai penghargaan terhadap lingkungan ke semua mata pelajaran yang diajarkan. Kedua, siswa diajarakan untuk menamamkan sikap  tidak berbohong kepada guru disini siswa di biasakan untuk menanamkan nilai kejujuran dalam kehidupan sehari-hari di sekolah. Ketiga,pendidik mangajarkan kepada siswa untuk menanamkan hubungan baik antara siswa dengan teman-temannya.Keempat, untuk memperdalam ilmu agama siswa selain agama disekolah juga belajar di tempat pengajian dan TPA.Kemudian selain menanamkan nilai-nilai moral kesemua mata pelajaran,guri juga memberikan nasehat setiap hari dan menjadi panutan siswa bagi para peserta didiknya,dimana guru merupakan model yang digugu dan ditiru,semua usaha yang dilakukan dalam penanaman nilai dan moral melalui lingkungan sekolah haruslah terjalin kerjasama orang tua juga.

  • Hambatan dalam penanaman nilai-nilai moral antara lain, kurang kesadar diri dan pengawasan dari keluarga/orang tua,serta kurangnya perhatian dari guru dalam pelaksanaan penanaman nilai-nilai moral pada siswa, dan kurangnya sosialisasi disiplin kepada siswa
  • Upaya atau strategi  untuk mengatasi hambatan tersebut yaitu, guru BK memberikan bimbingan kepada siswa yang melanggar peraturan sekolah, kemudian menjaga komunikasi antara pendidik dan siswa dengan baik, serta berkerjasama antara pendidik dan orang tua dalam pengawasan dan memberikan bimbingan terkait nilai moral dalam kehidupan sehari-hari.

3.Masyarakat pun memiliki peran yang tidak kalah pentingnya dalam upaya penanaman nilai dan moral kepada generasi penerus bangsa. Dalam hal ini yang dimaksud dengan masyarakat disini adalah orang yang lebih tua yang “ tidak dekat “, “ tidak dikenal “ “ tidak memiliki ikatan famili “ dengan anak tetapi saat itu ada di lingkungan sang anak atau melihat tingkah laku si anak. Orang-orang inilah yang dapat memberikan contoh, mengajak, atau melarang anak dalam melakukan suatu perbuatan. Contoh-contoh perilaku yang dapat diterapkan oleh masyarakat antara lain membiasakan gotong royong, misalnya: membersihkan halaman rumah masing-masing, membersihkan saluran air,menanami pekarangan rumah.Membiasakan anak tidak membuang sampah dan meludah di jalan, merusak atau mencoret-coret fasilitas umum.Menegur anak yang melakukan perbuatan yang tidak baik.

  • Hambatan atau kendala yang dihadapi dimasyarakat dalam penanamannya adalah : tidak ada kepedulian terhadap sesama dalam kehidupan sosial di masyarakat,tidak merasa bertanggung jawabterhadap segala sesuatu yang terjadi di masyarakat, dan menganggap perbuatan anak adalah hal yang sudah biasa dilakukan sehingga tidak perlu dikomentari baik buruknya perilaku tersebut.
  • Upaya atau strategi yang bisa dilakukan dalam menanamkan nilai moral di masyarakat adalah yang pertama melakukan sosialisasi dan pelestarian budaya sopan santun atau norma-norma didaerah sekitar,kemudian mengadakan acara-acara silaturahmi ataupun kegiatan kerja bakti,gotong royong demi menjalin rasa kekeluargaan dilingkup masyarakat,serta membuadayakan kepada diri pribadi masing-masing untuk selalu menaati norma-norma sosial yang ada dimasyarakat.

Sekian jawaban dari saya,mohon maaf jika terdapat kekeliruan.Terima kasih.

Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: tugas analisis

oleh Batrisya Aulia 2013053170 -
Nama : Batrisya Aulia (2013053170)
Izin menjawab,
penanaman nilai moral di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

A. Di lingkungan keluarga
Nilai dan moral yang harus ditanamkan kepada anak oleh orang tua yakni penanaman nilai Kejujuran, penanaman nilai Kerukunan, penanaman nilai Kerjasama, penanaman nilai Sopan Santun, dan penanaman nilai Disiplin. Dalam hal ini orang tua bisa memberikan melalui nasehat secara langsung kepada anak, dan juga orang tua dapat memberikan contoh yang positif dalam bertindak dan berperilaku karena anak ini akan lebih mencontoh perilaku orang tua nya. Orang tua harus memberitahu anaknya bagaimana cara menjawab pertanyaan dengan jawaban yang sopan. Perilaku yang dilakukan orang tua baik atau buruk akan mudah dilihat dan kemudian akan ditiru dan dilakukan oleh anak.
Salah satu hambatannya adalah Kesalahan keluarga dalam mendidik anak yang dapat mempengaruhi
perkembangan kecerdasan emosi anak.

B. Di lingkungan sekolah
penanaman nilai dan moral melalui sekolah dapat dilakukan melalui pendidikan nilai dan moral dengan langkah-langkah sebagai berikut: Pertama, menerapkan pendekatan modelling atau exemplary. Yakni mensosialisasikan dan membiasakan lingkungan sekolah untuk menghidupkan dan menegakkan nilai-nilai akhlak dan moral yang benar melalui model atau teladan. Kedua, menjelaskan atau mengklarifikasikan kepada peserta didik secara terus menerus tentang berbagai nilai yang baik dan yang buruk. Ketiga, menerapkan pendidikan berdasarkan karakter. Hal ini bisa dilakukan dengan menerapkan character-based approach ke dalam setiap mata pelajaran nilai yang ada di samping matapelajaran-mata pelajaran khusus untuk pendidikan karakter, seperti pelajaran agama, pendidikan kewarganegaraan
(PKn), sejarah, Pancasila dan sebagainya.
Hambatan-hambatan yang dihadapi di sekolah:
1. Tidak ada atau kurangnya keteladanan / contoh yang diberikan
2. Guru yang tidak konsisten dalam melaksanakan aturan yang telah ditetapkan
3. Lingkungan sekolah yang tidak kondusif untuk pembelajaran

C. Di lingkungan masyarakat
Penanaman nilai dan moral di lingkungan masyarakat dapat dilakukan dengan :
1. Membiasakan gotong
royong, misalnya: membersihkan
halaman rumah masing-masing, membersihkan saluran air, menanami pekarangan rumah.
2. Membiasakan anak tidak membuang sampah dan meludah di jalan, merusak atau mencoret coret fasilitas umum.
3. Menegur anak yang melakukan perbuatan yang tidak baik.
Hambatan-hambatan yang dihadapi di lingkungan masyarakat:
1. Tidak ada kepedulian
2. Tidak merasa bertanggung jawab
3. Menganggap perbuatan anak adalah hal yang sudah biasa
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: tugas analisis

oleh Rizaluddin Armandri 2013053145 -
Nama : Rizaluddin Armandri
NPM : 2013053145
Izin menanggapi,
Penanaman nilai dan moral dilingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat dapat dilakukan dengan beberapa cara berikut ini.
1. Internalisasi
Internalisasi adalah upaya memasukkan pengetahuan (knowing) dan keterampilan melaksanakan pengetahuan (doing) ke dalam diri seseorang hingga pengetahuan itu menjadi kepribadiannya (being) dalam kehidupan sehari-hari.
2. Keteladanan
“Anak adalah peniru yag baik.” Ungkapan tersebut seharusnya disadari oleh orang tua, sehingga mereka bisa lebih menjaga sikap dan tindakannya ketika berada atau bergaul dengan anak-anaknya. Berbagi keteladanan dalam mendidik anak menjadi sesuatu yang sangat penting.
3. Pembiasaan
Inti dari pembiasaan adalah pengulangan. Jika orang tua setiap masuk rumah mengucapkan salam, itu telah diartikan sebagai usaha membiasakan. Bila anak masuk rumah tidak mengucapkan salam, maka orang tua mengingatkan untuk mengucapkan salam.
4. Bermain
Masa anak-anak merupakan masa puncak kreativitasnya, dan kreativitas mereka perlu dijaga dengan menciptakan lingkungan yang menghargai kreativitas, yaitu melalui bermain.
5. Cerita
Sebuah cerita mempunyai daya tarik yang menyentuh anak, dengan bercerita orang tua dapat menanamkan nilai pada anaknya, sehingga dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
6. Nasihat
Nasihat merupakan kata – kata yang mampu menyentuh hati disertai dengan keteladanan. Nasihat memadukan antara metode ceramah dan keteladanan, namun lebih diarahkan pada bahasa hati.
7. Penghargaan dan Hukuman
Memberi penghargaan kepada anak penting untuk dilakukan, karena pada dasarnya setiap orang membutuhkan penghargaan dan ingin dihargai. Selain penghargaan, hukuman juga bisa diterapkan untuk membentuk karakter anak. Penghargaan harus didahulukan, dibandingkan hukuman.

Hambatan-hambatan proses penanaman nilai dan moral dilingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat, diantaranya :
1. Perubahan zaman dan gaya hidup
2. Pengaruh televisi pada gaya komunikasi anak
3. Perbedaan watak dan jenis kelamin anak
4. Perbedaan tipe kecerdasan anak

strategi tepat yang dipakai agar penanaman nilai moral dapat berjalan baik yaitu tentu harus ada kesinambungan antara anak di sekolah, dirumah dan dengan dimasyarakat. Dari berbagai kendala tersebut, orang tua dan pendidik harus senantiasa meningkatkan pengetahuan dan usahanya, serta harus lebih mengenal anak – anak agar penanaman karakter pada anak dapat berhasil.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: tugas analisis

oleh HANISA PUTRI 2013053121 -
Nama: Hanisa Putri
NPM : 2013053121
Izin menjawab,

1. Dalam penanaman moral bagi peserta didik sd bisa dimulai dengan pembiasaan terhadap hal positif yang kemudian diterapkan dalam proses pembelajaran, setelah kegiatan pembelajaran dilakukan kemudian dilanjutkan ke dalam kegiatan ekstrakurikuler. Dengan begitu, pembiasaan terhadap hal positif pada lingkungan sekitar mampu menanamkan moral secara langsung kepada peserta didik. . Dalam pembelajaran perlu dilakukan penekanan, pemahaman, pengulangan, refleksi terhadap nilai moral yang diaplikasikan pada pembelajaran tersebut (Camalia et al., 2016) Jadi intinya penanaman moral ditanamkan dengan penyisipan saat kegiatan pembelajaran di sekolah (Amelia, 2018)
Cara penanaman moral yang dapat dilakukan guru adalah melalui bercerita, karyawisata, bernyanyi serta lewat syair/ sajak. Salah satu tujuan dalam pendidikan adalah membentuk dan mengembangkan moral peserta didik. Orang tua dan guru berperan penting mengarahkan anak untuk berperilaku sesuai norma moral
mengatur kehidupan bermasyarakat (E. Hasanah, 2019).
Strategi yang dapat dilakukan sekolah dan guru dalam pembentukan moral anak. Dapat dilakukan dengan pembiasaan dalam kegiatan sehari-hari. Adapun contoh perilaku yang dapat diterapkan diantaranya yaitu, membudayakan salam, senyum, sapa, sopan dan santun pada setiap warga sekolah, membudayakan berbicara dengan bahasa yang lembut, mengarahkan anak untuk duduk selalu dengan sopan, membiasakan siswa untuk tidak berjalan saat makan. Selain itu, sekolah dapat melakukan dengan cara mengadakan sosialisasi dan pembiasaan lingkungan sekolah untuk menegakkan nilai-nilai akhlak dan moral yang benar melalui teladan. Setiap guru dan tenaga kependidikan sekolah hendaknya menjadi contoh nyata bagi setiap peserta didik. Dalam pengembangan dan penanaman nilai moral kepada anak perlu dilakukan pengamatan dan pembimbingan, pengawasan, evaluasi dan tindak lanjut. Tindak lanjut merupakan upaya memperbaiki atau mempertahankan karakter yang ada pada peserta didik setelah dilakukannya evaluasi (Amaruddin et al., 2020)

2. Pendidikan dalam keluarga adalah pilar utama dalam pembentukan karakter seorang anak. Proses pendidikan pertama kali dimulai dari orang tua. Orang tua merupakan sumber pendidikan dan masyarakat pertama dalam keluarga yang berperan penting dalam pembentukan karakter anak. Sehingga jika ingin membentuk moral dan karakter anak yang berkualitas maka orang tua itu harus memiliki karakter yang berkualitas terlebih dahulu demi tercapainya harapan untuk pendidikan moral anak ini dan mendapat hasil yang memuaskan.
Perilaku yang bisa diterapkan oleh orang tua dalam membentuk nilai karakter dan moral kepada anak adalah mengikutsertakan anak dalam pekerjaan dirumah, membiasakan anak untuk membuang sampah pada tempatnya dan tidak meludah di sembarangan tempat serta menegur anak jika melakukan perbuatan yang
tidak wajar (Subianto, 2013).
Adapun strateginya dengan cara mengajak, memberi perhatian dan kasih sayang yang cukup kepada anak, serta selalu mengontrol perilaku anak.

3. Penanaman nilai moral dimasyarakat dapat dilakukan dengan cara bersosialisasi baik terhadap sesama, melakukan kegiatan-kegiatan positif, dan selalu mengajak kearah kebaikan.
Strategi yang dapat dilakukan yaitu dengan keharmonisan dan kerukunan yang terjalin antarsesama warga masyarakat demi menciptakan kehidupan yang man, nyaman, dan harmonis.

Hambatan-hambatan yang ada didalam penanaman nilai moral ini yaitu,
1. Kuatnya arus globalisasi, dimana interaksi antar manusia di seluruh dunia tidak ada batasnya. Hal ini mengakibatkan pencampuran budaya yang terkadang tidak sesuai dengan kepribadian suatu Negara tetap terjadi, ini lah yang membuat sulitnya atau terhambatnya penanaman nilai moral di lingkungan keluarga, masyarakat dan sekolah.
2. Perkembangan teknologi yang semakin canggih ditambah dengan adanya akses peggunaan internet. Semua informasi yang didapat oleh orang tua bahkan anak-anak terkadang belum mampu di filter lerlebih dahulu, sehingga mereka udah terpengaruh oleh informasi positif maupun negatif yang ada disekitarnya.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: tugas analisis

oleh Arum Mustika Sari 2013053088 -
Nama: Arum Mustika Sari
NPM: 2013053088

Izin menjawab,
Penanaman nilai dan moral di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat, mulai dari cara menanamkannya, hambatan-hambatan proses penanamannya, dan trik atau strategi yang tepat yang dipakai agar penanaman tersebut dapat menjadi kebiasaan dan dilakukan secara terus menerus oleh anak, yaitu sebagai berikut.
1. Penanaman Nilai dan Moral di Lingkungan Keluarga
Keluarga memiliki peran yang sangat penting dan strategis bagi penyadaran, penanaman, dan pengembangan nilai dan moral. Peran keluarga dalam penanaman niali dan moral anak teramat besar, keluarga merupakan unsur terkecil dalam masyarakat, dari keluarga pulalah anak belajar berperilaku dan bersikap sebagai anggota masyarakat yang bermartabat. Nilai dan moral terdiri dari kebiasaan-kebiasaan yang terbentuk semasa kanak-kanak dan generasi muda kerap bertahan hingga dewasa. Keluarga khususnya orang tua dapat mempengaruhi pembentukan kebiasaan anak mereka, dalam hal yang baik maupun yang buruk. Nilai seperti kedisiplinan, tanggungjawab, ketaatan pada orang tua, ketaatan pada Tuhan, kejujuran, dan kasih sayang merupakan nilai yang ditanamkan orang tua pada anak. Cara penanaman nilai dan moral di lingkungan keluarga yaitu dapat dilakukan dengan internalisasi, keteladanan, pembiasaan, bermain, cerita, nasihat, penghargaan dan hukuman. Hambatan-hambatan proses penanaman nilai dan moral di lingkungan keluarga yaitu perubahan zaman dan gaya hidup, pengaruh televisi pada gaya komunikasi anak, perbedaan watak dan jenis kelamin anak, dan perbedaan tipe kecerdasan anak. Trik atau strategi yang tepat yang dipakai agar penanaman tersebut dapat menjadi kebiasaan dan dilakukan secara terus menerus oleh anak, yaitu dengan mengajak anak pada usia sejak lahir sampai tujuh tahun bermain, mengajarkan, mencontohkan, dan membiasakan anak peraturan atau adab ketika mereka berusia tujuh sampai empat belas tahun, dan pada usia empat belas sampai dua puluh satu tahun menjadikan anak sebagai mitra orang tuanya.

2. Penanaman Nilai dan Moral di Lingkungan Sekolah
Dalam penanaman nilai dan moral di lingkungan sekolah pendidik mempunyai peran yang sangat penting dalam pembelajaran. Hal ini dikarenakan pendidik tidak hanya di tuntut untuk menyampaikan sebuah materi kepada peserta didik saja, namun dalam hal untuk memperbaiki karakter peserta didik. Kemudian pendidikan nilai yang diajarkan oleh pendidik di kelas merupakan dasar untuk berperilaku yang bernilai luhur, penerapannya di sekolah menjadi tugas setiap pendidik. Cara penanaman nilai dan moral di lingkungan sekolah yaitu dapat dilakukan mengintegrasikan dalam mata pelajaran, ekstrakulikuler, dan budaya sekolah. Hambatan-hambatan proses penanaman nilai dan moral di lingkungan sekolah yaitu pendidik sedikit kesulitan mengintegrasikan nilai moral, waktu karena pendidik perlu mengulang-ulang bahasan materi sebagai bentuk penguatan daya ingat peserta didik, media dikarenakan pendidik menganggap dirinya kurang kreatif, dan personalia (Pribadi) yang ada pada pendidik. Trik atau strategi yang tepat yang dipakai agar penanaman tersebut dapat menjadi kebiasaan dan dilakukan secara terus menerus oleh anak, yaitu dengan mencontohkan, serta membiasakan peserta didik untuk berprilaku baik, membiasakan lingkungan sekolah untuk menghidupkan dan menegakkan nilai dan moral yang benar melalui model atau teladan, menjelaskan atau mengklarifikasikan kepada peserta didik secara terus menerus tentang berbagai nilai yang baik dan yang buruk.

3. Penanaman Nilai dan Moral di Lingkungan Masyarakat
Masyarakat merupakan pusat penanaman nialai dan moral ketiga setelah keluarga dan sekolah. Penanaman nilai dan moral di keluarga dan sekolah tidak bisa lepas dari nilai-nilai sosial budaya yang dijunjung tinggi oleh semua lapisan masyarakat. Masyarakat memiliki peran yang tidak kalah pentingnya dalam upaya pembentukan nilai dan moral anak bangsa. Pendidikan yang berlangsung di masyarakat akan efektif ditumbuh kembangkan oleh tokoh masyarakat. Lingkungan masyarakat memiliki pengaruh dalam aspek pembentukan karakter anak dalam membangun kesadaran diri agar hidup harmonis dalam lingkungannya. Cara penanaman nilai dan moral di lingkungan sekolah yaitu dengan diadakan bimbingan dan penyuluhan yang akan menolong anak mengatasi kesukarannya, media masa, organisasi-organisasi keagamaan, kelompok sebaya, organisasi-organisasi pelayanan pemuda, dan organisasi-organisasi kebudayaan dan rekreasi untuk semua kelompok umur. Hambatan-hambatan proses penanaman nilai dan moral di lingkungan masyarakat yaitu keadaan masyarakat yang kurang stabil, tidak ada kepedulian, tidak merasa bertanggung jawab, dan menganggap segala perbuatan anak seperti kenakalan adalah hal yang sudah biasa. Trik atau strategi yang tepat yang dipakai agar penanaman tersebut dapat menjadi kebiasaan dan dilakukan secara terus menerus oleh anak, yaitu dengan tokoh masyarakat dapat memberikan contoh, mengajak, membiasakan berperilaku baik, dan melarang anak apabila melakukan perbuatan amoral.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: tugas analisis

oleh Salma Safinatunnajah 2013053093 -
Saya Salma Safinatunnajah (2013053093), izin menjawab

1. Penanaman nilai dan moral di lingkungan keluarga
Penanaman nilai moral di lingkungan keluarga dapat dilakukan dalam berbagai cara, salah satunya adalah dengan mengajarkan sekaligus melatih cara berpikir anak. Misal dengan menceritakan kisah inspiratif, melakukan hal-hal sederhana yang bermakna, mencontohkan dengan aksi nyata sikap peduli, rendah hati, penyayang dan sabar.
Hambatan yang sering kali kita jumpai ada ketika orangtua tak menjadikan anak sebagai amanah yang perlu dijaga. Termasuk dengan kesibukan bekerja yang menjadikan orangtua lalai dalam menjaga, bahkan tak sempat mengajarkan kebaikan kepada anak. Padahal dalam membentuk pribadi yang bermoral, anak perlu didukung pendidikan orang tua karena mampu berbicara dengan santai dan dapat langsung dipraktikan dalam kehidupan sehari-hari. Solusinya, orangtua dapat memberikan perhatian khusus kepada anak untuk memberikan pendidikan moral dengan aksi nyata, dan bukan hanya menasehati.

2. Penanaman nilai dan moral di lingkungan sekolah
Penanaman nilai moral di lingkungan sekolah dapat dilakukan dalam berbagai cara, salah satunya adalah dengan pendidikan nilai, yang hendaknya terjadi dalam keseluruhan proses pendidikan di kelas, dalam kegiatan ekstrakurikuler, dalam proses bimbingan dan penyuluhan, dalam upacara-upacara pemberian penghargaan, dan semua aspek kehidupan. Beberapa contohnya adalah sebagai berikut : (1) kegiatan belajar berkelompok, (2) penggunaan bahan-bahan bacaan dan topik-topik tulisan mengenai kebaikan (3) penggunaan strategi klarifikasi nilai dan dilema moral (4) pemberian teladan, (5) tidak merokok, (6) tidak korupsi, serta (7) saling menyayangi sesama makhluk Allah, dan sebagainya.
Namun hambatan yang mungking terjadi, biasanya pendidik kurang menjadi teladan bagi peserta didiknya, termasuk pula ketidakpedulian pendidik dalam menjaga dan mengawasi peserta didik. Solusinya memang kita sebagai pendidik haruslah mengupayakan pelayanan pendidikan yang terbaik bagi para peserta didik kita.

3. Penanaman nilai dan moral di lingkungan masyarakat
Penanaman nilai moral di lingkungan masyarakat dapat dilakukan dalam berbagai cara, salah satunya adalah dengan menempatkan anak pada kondisi lingkungan yang baik. Dalam artian, sebelum orangtua memutuskan untuk mencari tempat tinggal hendaknya mereka memperhatikan kondisi lingkungan dan masyarakatnya. Kemudian, orangtua bisa memperhatikan dengan siapa sang anak berteman, bagaimana kebiasaan yang mereka bawa, dan lain sebagainya.
Hambatan yang mungkin terjadi biasanya orang tua lalai akan tugasnya, ia terlalu sibuk mengurusi pekerjaan sampai-sampai sang anak bisa saja berteman dengan orang yang memiliki kepribadian buruk atau tercela. Dikhawatirkan, teman atau masyarakat yang kurang baik tersebut dapat membawa sang anak ke dalam lingkaran keburukan. Lalu, umtuk solusinya orangtua bisa menjaga anak dengan sebaik-baiknya dengan memperhatikan dengan siapa anak berteman, bagaimana efek yang ditunjukkan anak setelah bermain dengan temannya, jika membawa pengaruh baik, maka lanjutkan. Namun jika malah membawa pengaruh yang buruk, lebih baik dinasehati dengan baik agar anak tidak terjerumus pada hal yang buruk.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: tugas analisis

oleh Lutfia Asnur -
Saya lutfia asnur/2013053178 izin menanggapi terkait penanaman nilai dan moral di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Penanaman nilai dan moral pada anak sangat penting dilakukan sejak dini, baik dilingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Terlebih pendidikan informal dalam keluarga mempunyai peranan penting dalam proses pembentukan karakter anak. Peran ketiganya bagi pendidikan nilai dan moral anak diantara memberikan dasar pendidikan, sikap, dan keterampilan dasar, seperti agama, budi pekerti, sopan santun, mengahargai, rasa aman, dasar untuk mematuhi peraturan, dan menanamkan kebiasaan karakter dll. Maka diantara cara yang dapat dilakukan untuk menamakan nilai dan moral pada anak yakni misal di lingkungan 1) keluarga, diantaranya orang tua dapat memberikan contoh dan pengajaran agama serta akhlak dengan cara mengajak anak solat di masjid, mengaji di dekat anak sehingga anak dekat dan tahu dasar agamanya, kemudian ajak anak membantu orang tua untuk melatih rasa tolong menolong sepeti hal yang mudah yakni menyapu atau lap meja, serta berbicara yang sopan. 2) Kemudian dilingkungan sekolah, cara yang dapat dilakukan pendidik untuk menamakan nilai dan moral pada anak didik diantaranya, memberikan contoh yang baik bagi peserta didik dengan memberikan pesan moral, selalu ajak anak untuk mengemukakan pendapat sehingga mereka dapat mengahargai atas beragam pendapat yang berbeda, melatih disiplin dengan memberikan batas tugas sebagai bentuk tanggung jawab. 3) Lalu di lingkungan masyarakat diantaranya dengan cara embiasakan gotong royong, misalnya: membersihkan halaman rumah masing-masing, membersihkan saluran air, menanami pekarangan rumah, mengajak anak tidak membuang sampah di jalan, merusak atau mencoret-coret fasilitas umum, menegur anak yang melakukan perbuatan yang tidak baik.
Diantara startegi yang dapat dilakukan dalam penanaman nilai moral pada anak yang dengan memberikan contoh pendidikan nilai dan moral yang baik sebagai sebuah karakter melalui beragam metode seperti bercerita, suri tauladan, mengikutsertakan anak dalam kegiatan sosial di lingkungan sekitar misal kerja bakti sehingga sejak dini mereka bisa melihat, dan merasakan langsung.
Dan diantara hambatan penanaman nilai dan moral pada anak yakni, zaman yang semakin modern, di era globalisasi seperti sekarang ini tidak menutup kemungkinan anak akan dengan mudah mendapat informasi dari luar melalui media apapun tanpa adanya filter, sehingga muncul tindakan bebas dan pelanggaran yang sangat tidak pantas untuk dicontoh bagi anak-anak sebagai generasi bangsa. Sebab, tidak semua informaasi yang diperoleh anak dari luar merupakan informasi yang baik dan tepat untuk perkembangan anak. Selain itu lingkungan sekitar yang tidak mendukung, serta kurangnya pengawasan dapat pula mengambat penanaman nilai karakter pada anak. Terimakasih, mohon maaf bila terdapat kekeliruan.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: tugas analisis

oleh anggun anjela 2013053091 -
Saya Anggun Anjela (2013053091) izin menanggapi Bu, beberapa contoh penanaman nilai dan moral dilingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
1. Contoh penanaman nilai moral pada anak dalam lingkungan keluarga. Salah satunya menanamkan sikap jujur dan berani bertanggung jawab. Saat anak melakukan kesalahan sekecil apapun sang anak harus mengakui kesalahannya, anak harus berani bertanggung jawab dan berani mengambil resiko apapun yang akan terjadi nantinya setelah mengakui kesalahannya. Misalnya saat sang adik merusak salah satu barang kakaknya, dia harus berani mengakui kesalahannya dan bertanggung jawab atas kesalahannya apapun resiko yang harus ditanggung nantinya entah itu harus dimarahi ataupun disuruh mengganti. Hambatan dalam proses penanaman nilai moral ini adalah sulit diterapkan bagi anak yang sudah terbiasa berbohong, selain itu bagi anak yang memiliki orang tua yang suka main fisik terhadap anaknya seperti suka memukul saat anaknya melakukan kesalahan. Strategi yang dapat digunakan untuk menanamkan sikap jujur adalah membiasakan anak agar selalu berbicara jujur dan apa adanya walaupun dia sudah melakukan kesalahan, dan dimulai dari kesalahan-kesalahan kecil. Selain itu saat anak sudah berbicara jujur, sebagai orang tua hendaknya tidak memarahi atau bahkan sampai memukul sang anak, seharusnya sebagia orang tua harus menasihati agar sang anak tidak melakukan kesalahan yang sama lagi.

2. Contoh penanaman nilai moral dilingkungan sekolah. Menanamkan rasa saling menyayangi, menghormati dan menghargai perbedaan sesama teman, tidak saling mengejek atau bahkan sampai berkelahi. Hambatan dalam proses penanaman nilai moral ini adalah sulit bagi anak yang nakal. Strategi yang dapat digunakan pendidik untuk menanamkan nilai moral ini yaitu dengan cara membuat hubungan yang baik antar semua peserta didik dengan berbagai macam cara.

3. Contoh penanaman nilai moral dilingkungan masyarakat. Menanamkan sikap saling menghormati dan menghargai antar sesama. Misalnya Ani memliki tetangga yang berbeda keyakinan, Ani menganut agama Islam sedangkan tetangganya menganut agama Hindu, Ani harus mampu menghargai tetangganya yang sedang sembahyang begitupun sebaliknya. Hambatan dalam penerapan penerapan nilai moral ini adalah terkadang orang sangat sensitif jika menyangkut masalah keyakinan.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: tugas analisis

oleh Nanda Novitasari 2013053175 -
Saya Nanda Novitasari (2013053175) izin menjawab.
Adapun beberapa bentuk penanaman nilai dan moral di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat ialah sebagai berikut:
a. Lingkungan Keluarga
Keluarga menjadi aspek penting dalam penanaman pendidikan moral, adapun bentuk-bentuk fungsi keluarga dalam penanaman nilai dan moral ialah sebagai berikut:
- Orang tua sebagai peran terpenting dalam lingkungan keluarga harus dapat mencintai serta menyayangi anak-anaknya.
- Orang tua sebagai peran terpenting dalam lingkungan keluarga harus dapat menjaga ketenangan lingkungan rumah, serta bertanggung jawab atas ketenangan jiwa anak-anak, karena jika jiwa tenang maka mental anak juga akan tenang begitupun penanaman moral akan mudah disampaikan.
- Sebagai peran lingkungan keluarga, harus saling dapat menghormati antara kedua orang tua dan anak-anak.
- Harus dapat saling mewujudkan kepercayaan dalam keluarga.
- Dapat mengadakan suatu kumpulan ataupun rapat keluarga, yang bertujuan untuk saling berkomunikasi mengutarakan pendapatnya. Pentingnya komunikasi antar orang tua dan anak agar anak dapat terawasi dengan baik.
Untuk hambatan penanaman nilai dan moral di lingkungan keluarga sendiri dapat disebabkan dari faktor lingkungan maupun dalam keluarga itu sendiri. Untuk menyikapi beberapa hambatan tersebut dapat dilakukan upaya sebagai solusi, yakni dengan cara mengajarkan anak untuk selalu terbuka pada orang tuanya. Karena fungsi utama keluarga untuk mengembangkan kemampuan anak sehingga dapat bermanfaat di masyarakat dan berdampak pada lingkungan yang sehat.
b. Lingkungan Sekolah
Sekolah menjadi aspek penting dalam penanaman pendidikan moral, karena usaha pembentukan watak melalui sekolah, secara berbarengan dapat pula dilakukan melalui pendidikan nilai dengan langkah-langkah sebagai berikut:
- Mampu menerapkan pendekatan “modelling” ataupun “exemplary” atau “uswah hasanah”. Yakni dengan cara mensosialisasikan serta membiasakan lingkungan sekolah untuk dapat menghidupkan serta menegakkan nilai-nilai akhlak dan moral yang benar melalui model atau teladan. Di dalam lingkup lingkungan sekolah pula, pendidik merupakan role model bagi peserta untuk dapat memiliki sikap dan bermoral yang baik budi pekerti.
Untuk hambatan penanaman nilai dan moral di lingkungan sekolah sendiri biasanya berupa hal pendidik yang belum tepat untuk dapat dijadikan contoh teladan baik bagi didiknya. Untuk menangani hambatan tersebut, diperlukan beberapa solusi, seperti diantaranya sebagai calon pendidik harus dapat belajar untuk menjaga sikap agar nanti bisa menjadi suri tauladan baik kepada peserta didik terkait penanaman moral di sekolah.
c. Lingkungan Masyarakat
Masyarakat menjadi aspek penting dalam penanaman nilai dan moral, karena lingkungan masyarakat memiliki peran sebagai pusat pendidikan ketiga setelah keluarga dan sekolah. Lingkungan masyarakat ini sendiri memiliki sifat serta fungsi yang berbeda dengan ruang lingkup yang berupa batasan yang tidak jelas dan keanekaragaman bentuk kehidupan sosial serta berjenis-jenis budayanya. Untuk hambatan penanaman nilai dan moral di lingkungan masyarakat sendiri dapat disebabkan dari faktor masih banyaknya pengaruh negatif yang justru datang dari masyarakat luas. Dengan melihat hambatan tersebut, maka penting dihadirkannya solusi yang tepat, yakni penting untuk diadakannya bimbingan serta pengawasan orang tua dalam penanaman moral.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: tugas analisis

oleh Yuliana Vira 2013053118 -
Yuliana Vira (2013053118)
Izin menjawab
1)Penanaman nilai dan moral dilingkungan keluarga
Cara menanamkan nilai dan moral dilingkungan keluarga dapat dilakukan dengan memberikan contoh, penjelasan, dan pembiasaan terkait nilai dan moral yang baik.Karena saat kecil tentu saja sebagian besar waktu anak akan dihabiskan dilingkungan keluarga anak akan meniru kebiasan-kebiasaan orang-orang yang ada disekitarnya. Orangtua juga memberikan kasih sayang dan rasa aman kepada anak, agar anak akan lebih bisa diatur prilakunya sehingga mereka tidak terjerumus pada hal-hal yang dapat merusak moral.
Hambatan hambatan proses penanamannya yaitu orang tua yang kurang edukasi terkait cara mendidik anak. Masih banyak orang tua yang menganggap cara menegur anak yang paling efektif adalah dengan cara membentak, dan cara mendidik anak paling baik adalah dengan mengekang. Dari sisi anak juga terdapat hambatan yaitu, ada anak yang memang memiliki sifat yang keras kepala sehingga akan lebih sulit diberitahu tentang nilai moral yang baik.
Trik atau strategi;
1) Jelaskan, Berikan cukup alasan dan tujuan untu perilaku tertentu. dorong sebanyak mungkin partisipasi anak dalam mengembangkan dasar alasan yang diharapkan.
2) Sebutkan perilaku anak dengan jelas, orang tua dengan jelas menyebut perilaku yang diminta kepada anak perilaku ini harus terpisah dan dapat diamati, serta di expresikan dengan kata-kata yang dapat dimengerti oleh anak.
3) Praktik, orangtua merancang aktivitas praktik, menjadwal sesi-sesi praktik dan yang paling penting orangtua memastikan anak mempunyai kesempatan untuk menunjukkan perilaku yang diharapkan.
4) Pantau, orangtua memberikan kesempatan anak untuk secara bebas menunjukkan perilakunya dalam situasi nyata. Dengan hati-hati pantau kinarja anak. orangtua memberi feedback dan informasi jika anak memerlukan praktik lebih.
5) Tinjau, orangtua melakukan pengamatan formal kepada perilaku anak, untuk menilai seberapa banyak anak yang melakukan perilaku menyimpang. Berapa lama hal ini dilakukan, serta masalah perilaku seperti apa yang muncul.

2) Penanaman nilai dan moral dilingkungan sekolah
Cara menanamkan nilai dan moral dapat dilakukan pada pembiasaan sebelum memulai pelajaran, misalnya dengan berjabat tangan dengan pendidik, baris, berdoa, cek kerapihan pakaian dan lain sebagainya. Selain itu nilai dan moral dapat disisipkan pada materi pembelajaran.
Hambatan hambatan proses penanamannya yaitu pendidikan moral yang seharusnya disampaikan secara inheren dalam seluruh mata pelajaran dikelas, ternyata tidak dilakukan oleh beberapa pihak pendidik. Dalam bidang studi-bidang studi yang lain bahkan acuh terhadap transformasi nilai moral pada anak didik. Mereka lebih mementingkan aspek pengetahuan bidang studi itu sendiri, bebas dari penyampaian nilai-nilai moral yang terkandung dalam materi yang diajarkan. Akibatnya perhatian terhadap pendidikan moral anak didik hanya dilakukan dalam mata pelajaran yang tertentu dan hal itupun tidak berjalan efektif(hanya difokuskan pada nilai kelulusan menjawab soal ujian), sehingga kualitas moral anak didik dalam realisasinya kurang mendapat perhatian maksimal. Oleh karena itu,
kontrol, penilaian dan pengukuran perilaku moral anak didik tidak dapat diketahui, sampai tahap
mana perkembangan moral anak didik telah dibentuk.
Trik atau strategi;
1. Jelaskan, Berikan cukup alasan dan tujuan untu perilaku tertentu. dorong sebanyak mungkin partisipasi siswa dalam mengembangkan dasar alasan yang diharapkan.
2. Sebutkan perilaku siswa dengan jelas, Guru dengan jelas menyebut perilaku yang diminta kepada siswa perilaku ini harus terpisah dan dapat diamati, serta di expresikan dengan kata-kata yang dapat dimengerti oleh anak.
3. Praktik, Guru merancang aktivitas praktik, menjadwal sesi-sesi praktik dan yang paling penting guru memastikan semua murid mempunyai kesempatan untuk menunjukkan perilaku yang diharapkan.
4. Pantau, Guru memberikan kesempatan siswa untuk secara bebas menunjukkan perilakunya dalam situasi nyata. Dengan hati-hati pantau kinarja para siawa. Guru memberi feedback dan informasi jika siswa memerlukan praktik lebih.
5. Tinjau, Guru melakukan pengamatan formal kepada perilaku murid, untuk menilai seberapa banyak siswa yang melakukan perilaku menyimpang. Berapa lama hal ini dilakukan, serta masalah perilaku seperti apa yang muncul.

3) Penanaman nilai dan moral dilingkungan masyarakat
Cara menanamkan nilai dan moral dilingkungan masyarakat dapat dilakukan dengan kegiatan-kegiatan yang positif. Kegiatan yang dapat dilakukan misalnya ronda, pembentukan risma, diadakan pengajian, kerja bakti, dan lain sebagainya. Dengan adanya kegiatan tersebut remaja dan warga sekitar akan disibukkan dengan hal yang bermanfaat sehingga mengurangi pergaulan negatif yang ada disekitar.
Hambatan hambatan proses penanamannya yaitu sekarang ini sudah sedikit warga dan remaja yang perduli akan hal seperti itu, mereka sudah sibuk dengan kegiatan pribadi mereka masing-masing.
Trik atau strategi
1. Mengidentifikasi perilaku buruk pada yang ada dilingkungan masyarakat sekitar
2. Membuat peraturan dan kegiatan yang tepat dan postif
3. Memilih konsekuensi yang tepat jika ada aturan yang dilanggar
4. Memberi peringatan
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: tugas analisis

oleh Widya sulistiyani -
Nama : Widya Sulistiyani
Npm : 2013053172
Kelas : 3C

Izin menanggapi

Penguatan pendidikan moral yang ada dalam konteks sekarang sangat relevan untuk mengatasi krisis moral yang sudah melanda di negara kita. Krisis tersebut berupa banyaknya pergaulan bebas, maraknya angka kekerasan terhadap anak-anak dan remaja dan lain-lain.

A. Lingkungan Keluarga
Beberapa contoh kebiasaan yang dapat dilakukan di lingkungan keluarga untuk menanamkan nilai dan moral yaitu :
Membiasakan anak mengucap salam saat keluar dari dan pulang ke rumah , Menerapkan pelaksanaan ibadah shalat sendiri dan berjamaah, Mengadakan pengajian Alquran dan ceramah agama dalam keluarga ,Menerapkan musyawarah dan mufakat dalam keluarga sehingga dalam diri anak akan tumbuh jiwa demokratis , Membiasakan anak bersikap sopan santun kepada orang tua dan tamu dan Membiasakan anak menyantuni anak yatim dan fakir miskin
- Hambatan-hambatan yang dihadapi dalam penanaman nilai moral di lingkungan keluarga :
1. Tidak ada/kurangnya keteladanan/contoh penerapan yang diberikan oleh orang tua.
2. Orang tua atau salah satu anggota keluarga (orang dewasa)
yang tidak konsisten dalam melaksanakan usaha yang sedang
diterapkan
3. Kurang terpenuhinya kebutuhan anak dalam keluarga,
baik secara fisik maupun psikhis sebab ada ungkapan yang
menyatakan bahwa ’kepatuhan anak berbanding sama dengan
kasih sayang yang di terimanya.
4. Tempat tinggal yang tidak menetap

B. Lingkungan Sekolah
Usaha penanaman nilai moral melalui sekolah, secara berbarengan dapat pula dilakukan melalui pendidikan nilaidengan langkah-langkah sebagai berikut: Pertama, menerapkan pendekatan “modelling” atau “exemplary” atau “uswah hasanah”.Kedua, menjelaskan atau mengklarifikasikan kepada peserta
didik secara terus menerus tentang berbagai nilai yang baik dan yang buruk dan Ketiga, menerapkan pendidikan berdasarkan karakter (character-based education) upaya penanaman nilai moral di sekolah juga lewat pendidikan kewarganegaraan di SD, Selain itu Usaha yang diupayakan oleh guru dalam menanamkan nilai moral pada peserta didik dilakukan dengan cara membangun komunikasi yang dekat dengan wali murid serta memberikan nasehat, bimbingan, dan mencontohkan akan prilaku yang baik pada peserta didik di sekolah.
- Kendala – kendala yang dihadapi di sekolah:
Tidak ada / kurangnya keteladanan / contoh yang diberikan, Guru yang tidak konsisten dalam melaksanakan aturan yang telah ditetapkan
dan Lingkungan sekolah yang tidak kondusif untuk pembelajaran

C. Lingkungan Masyarakat
Contoh-contoh perilaku yang dapat dilakukan untuk penanaman nilai moral di lingkungan masyarakat: Membiasakan gotong royong, misalnya; membersihkan halaman rumah masing-masing, membersihkan saluran air, menanami pekarangan rumah, Membiasakan anak tidak membuang sampah dan meludah di jalan, merusak atau mencoret-coret fasilitas umum dan Menegur anak yang melakukan perbuatan yang tidak baik.
- Kendala – kendala yang dihadapi dimasyarakat:Tidak ada kepedulian , Tidak merasa bertanggung jawab
dan Menganggap perbuatan anak adalah hal yang sudah biasa

Dengan masing masing peran yang dilakukan dengan baik oleh keluarga, sekolah maupun masyarakat dalam pendidikan, yang saling memperkuat dan saling melengkapi antara ketiga pusat itu, akan memberi peluang besar mewujudkan sumber daya manusia terdidik yang bermutu sehingga sikap-sikap yang menunjukan moral dapat menjadi kebiasaan.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: tugas analisis

oleh Uswatun Isna Lutfiani 2013053074 -
Saya Uswatun Isna Lutfiani
NPM 20130530074
Izin menjawab,
Keluarga merupakan tempat dasar untuk anak belajar segala hal. Cara menanamkan nilai moral kepada anak di lingkungan keluarga misalnya dengan mengajarkannya mulai dari hal-hal yang kecil seperti cara-cara berbicara yang baik, berpakaian yang sopan, adab sopan santun terhadap orang tua di rumah, serta orang tua juga dapat melakukan hal-hal baik yang dapat ditiru anak agar moralnya bisa terbentuk. Jika di lingkungan sekolah, peran orang tua akan digantikan oleh pendidik. Pendidik bisa melakukan cara-cara seperti yang dilakukan oleh orang tua peserta didik. Jika di lingkungan masyarakat, sebaiknya anak diajarkan mengenai perilaku nilai moral dan akibatnya di masyarakat agar mereka bisa lebih terbuka pemikirannya.
 
Hambatan dalam menanamkan nilai moral pada anak itu biasanya karena kurangnya kepedulian orang-orang yang ada di sekitarnya. Misalnya ketika di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat, orang tua ataupun pendidik tidak peduli terhadap pergaulan sang anak saat bermain. Nah ini mengakibatkan terhambatnya penanaman nilai moral kepada anak. Anak cenderung akan melakukan hal-hal semau mereka meskipun itu melanggar nilai moral, karena kurangnya pengawasan dari orang-orang di sekitarnya.
 
Strategi untuk menanamkan nilai moral pada anak saat berada di lingkungan keluarga yaitu dengan memberikan keteladanan yang baik serta jelas pada anak. Anak akan mudah menirukan apa yang orang di sekitarnya lakukan. Oleh karena itu, keluarga adalah lingkungan terdekat anak maka itu merupakan salah satu tempat bagi anak agar mudah mempelajari mengenai nilai moral.
Untuk di lingkungan sekolah, strategi yang dapat dilakukan oleh pendidik adalah dengan mengajak peserta didiknya untuk terus melakukan hal-hal baik yang tidak melanggar nilai moral. Baik itu melalui pembelajaran di kelas maupun di luar kelas.
Untuk di lingkungan masyarakat, strategi yang dapat dilakukan adalah dengan mengajak anak untuk dapat bersosialisasi dengan baik di lingkungan masyarakat sekitarnya. Ajarkan mereka agar tidak malu untuk berinteraksi dengan masyarakat, namun tetap dalam pengawasan. Bisa melalui kegiatan kerja bakti, organisasi yang dilakukan di masyarakat ataupun yang lainnya.
Terimakasih
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: tugas analisis

oleh NURUL HIDAYAH -
Nurul Hidayah (2013053124) izin menjawab,
A. Penanaman nilai dan moral dilingkungan keluarga
Lingkungan keluarga adalah lingkungan pertama bagi anak untuk belajar. Maka dari itu sebagai orang dewasa harus memberikan contoh, penjelasana dan memberi teladan kepada anak mengenai nilai dan moral agar menjadi pembiasaan bagi anak. Peran orang tua sangat penting disini agar tumbuh kembang anak berjalan baik sehingga bisa tumuh dengan baik pula.
Hambatan yang sering kali ditemui pada proses penanaman nilai moral dilingkungan keluarga ini ialah kurangnya pengetahuan orang tua mengenai ilmu parenting sehingga belum dapat memberikan teladan atau contoh yang tepat bagi anak. Contoh ilmu oparenting yang masih jarang diketahui orang tua ialah bagaimana cara orang tua mengur anak yang membuat kesalahn, masih ada yang menganggap hal tersebut adalah sebuah kenalakaln padahal hal tersebut menjadi salah satu proses belajar anak. Beberapa trik atau strategi yang dapat di terapkan antara lain :
a. memberikan penjelasan dan pengertian mengenai alasan dan tujuan sebuah prebuatan harus dilakukan.
b. sebutkan dengan jelas perilaku yang harus dilakukan anak.
c. berpraktik bersama orang tau
d. memantau pekembangan kepribadian anak.
B. Penanaman nilai dan moral dilingkungan sekolah
Penanaman nilai moral dilingkungan keluarga ini dilakukan oleh masyarakat sekolah dengan peserta didik. Seperti pendidik dengan peserta didik, kepala sekoalh dengan peserta didik, ibu kantin dengan peserta didi dan lain sebagainya. Cara-cara yang dapat dilakukan misalnya dengan menyalami guru sebelum masuk kelas, berdoa, mengecek kerapihan, pppdan lain sebagainya.
Beberapa hambatan yang biasanya ditemui dalam penanaman nilai dan moral dilingkungan sekolah adalah kurangnya tenaga pendidik yang dapat meng handle anak-anak disekolah. Banyaknya peserta didik disekolah biasanya tidak diimbangi dengan jumlah pendidik yang memadai. Sehingga banyak pendidik yang kewalahan.
Strategi yang dapat diterapkan anatara lain :
a. menerapkan pendekatan modelling untuk mencontohkan kepada anak didik mana hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan.
b. menjelaskan dan mensosialisasikan mengenai nilai moral dan akhlak.
c. mengajak peserta didik menerapkan nilai moral bersama-sama.
C. DIlingkungan masyarakat
Cara menanmkan nilai moral dilingkungan masyarakat ialah dengan mengajak anak mengikuti kegiatan dimasyarkat seperti gotong royong, berkunjung ke tempat yang lebih tua, bersilaturahim, menegur anak yang merusak fasilitas umum, dan lain sebagainya.kendala yang biasa ditemui ialah kurangnya kesadaran masyarakat luas menegnai hal ini.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: tugas analisis

oleh Agista Rahma Utami 2013053076 -
Saya, Agista Rahma Utami (2013053076), izin berpendapat.
Menurut saya, penanaman nilai dan moral di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat, dapat dilakukan dengan cara memberikan pemahaman pada anak bahwa terdapat manfaat baik bila kita menerapkan suatu nilai moral. Setelah anak diberi pengertian, maka ia akan paham tujuan dari penanaman moral tersebut. Karena bila anak telah mengerti tujuannya, ia akan lebih memiliki peluang untuk mempraktikkan karena tau akan dampak dari dilakukannya suatu sikap tersebut. Ia telah memiliki dasaran alasan melakukan sesuatu. Sehingga, penanaman nilai dan moral akan lebih efektif. Setelah itu, mengajak anak untuk membiasakan diri. Tentu dimulai dengan hal sederhana terlebih dahulu. Penanaman nilai dan moral di lingkungan keluarga dapat diberikan penanaman mengenai kemandirian. Dimana anak dibiasakan untuk berlatih mengambil makanan sendiri, memakai baju sendiri, serta membereskan alat makannya sendiri. Bila hal ini sudah dibiasakan, maka ia akan lebih leluasa ketika bergerak di ranah yang lebih luas lagi. Berlanjut ke tingkat dunia pendidikan, anak telah terlatih mandiri dan akan meneruskan kemandiriannya tersebut. Hal ini dapat tercermin ketika anak mampu mengerjakan ujian secara mandiri, anak mampu serta mau untuk menjadi petugas upacara, serta anak mampu untuk mempresentasikan hasil pembelajarannya. Namun untuk menerapkan hal tersebut, tentunya dapat dijumpai hambatan ya g menghadang, seperti anak mogok untuk mengerjakan pekerjaan rumah, enggan membantu membereskan rumah, serta enggan untuk menerapkan pola mandiri karena dirasa terlalu membebani. Untuk itu, diperlukan trik kreatif dari pihak orang tua, pendidik, maupun masyarakat luas untuk membantu menstabilkan penanaman nilai dan moral agar anak terbiasanya. Strateginya dapat dilakukan dengan memberikan penghargaan baik kepada anak ketika ia telah melakukan perbuatan baik. Apresiasi tersebut akan memberikan tingkat kepercayaan diri pada dirinya guna melakukan hal baik yang lebih kompleks lagi. Walaupun anak didasarkan pada penghargaan, namun lama kelamaan ketika sudah menjadi kebiasaan, maka anak akan melakukannya dengan ringan dan bukan karena imbalan. Terima kasih
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: tugas analisis

oleh Agung Kurniawan 2013053103 -
Agung Kurniawan (2013053103)
Izin menanggapi
Berikut ini beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menanamkan nilai moral di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat, hambatan-hambatannya serta strategi yang dapat digunakan agar penanaman nilai dan moral menjadi kebiasaan yang dilakukan anak didik secara terus menerus.
1. Lingkungan keluarga
Cara menanamkan nilai dan moral dalam lingkungan keluarga harga dapat dimulai dari hal-hal seperti menanamkan nilai-nilai keagamaan kepada anak sejak dini, menyayangi dan mencintai anaknya, mengajarkan anak untuk berkata jujur, menunjukkan rasa percaya terhadap anak, melakukan ibadah secara bersama, memelihara hubungan baik dan keharmonisan di antara anggota keluarga, mengajarkan anak tentang cara bersikap mulai dari hal-hal kecil seperti cara berbicara yang sopan, berperilaku yang baik dan lain-lain.
2. Lingkungan sekolah
beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menanamkan nilai dan moral pada diri peserta didik diantaranya yaitu dengan guru sebagai seorang teladan memberikan contoh yang baik kepada peserta didik, menanamkan nilai dan moral melalui pendidikan, mengadakan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan kebudayaan dan olahraga guna memberikan peluang dan kesempatan bagi siswa untuk melakukan kegiatan positif, mengajarkan peserta didik untuk saling menghargai dan menghormati di antara sesama, dan masih banyak lagi.
3. Lingkungan masyarakat
Menanamkan nilai dan moral di lingkungan masyarakat dapat dimulai dari hal-hal seperti, memberikan penyuluhan tentang pentingnya nilai dan moral bagi kehidupan bermasyarakat, berperan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan, saling menghargai dan menghormati diantara sesama masyarakat.
Hambatan-hambatan dalam penanaman nilai moral antara lain yaitu masuknya budaya asing ke dalam kalangan masyarakat, lemahnya kontrol diri, lemahnya pengawasan orang tua terhadap anaknya, salah memilih pergaulan, kurangnya kesadaran di setiap individu tentang suatu perbedaan.
Strategi yang dapat digunakan antara lain yaitu dengan menjaga komunikasi baik dalam lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat, mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah, sering mengadakan kegiatan kemasyarakatan, belajar untuk menghargai dan menghormati antar sesama.
Sekian, terima kasih.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: tugas analisis

oleh Gabriel Mario Rivaldo -
Lingkungan Keluarga
Untuk menciptakan dan mengarahkan seseorang menjadi lebih bermoral maka diperlukanlah pendidikan moral. Untuk menciptakan dan mengarahkan seseorang menjadi lebih bermoral maka diperlukanlah pendidikan moral.
Cara penaman nilai di lingkungan keluarga :
1. Orang tua harus memiliki sikap percaya kepada anaknya
2. Sering bermain bersama dengan anak meskipun hanya sebentar
3. Menumbuhkan sikap percaya diri anak dengan selalu menghargai pencapaian anak
4. Memberi kasih sayang yang tulus kepada anak
5. Tidak melarang anak untuk bermain dengan temannya, dan
6. Selalu mendukung apa yang anak mau selagi itu hal yang positif
Hambatan :
1. Kesibukan kedua orang tua sehingga waktu untuk anaknya berkurang
2. Hubungan anak dan orang tua terlalu kaku sehingga jarang terjalin komunikasi
3. Sikap yang ditunjukan orang tua tidak sesuai dengan apa yang di bicarakan
strategi penanaman moral :
1. Menamkan sikap menghargai barang yang dimiliki.
2. Memberikan waktu khusus kapan harus bermain dan kapan untuk belajar.
3. Memanfaatkan barang dirumah dengan bijak semisal ketika habis menonton tv, dapat meminta tolong untuk mematikan tvnya.
4. Selalu mengajak bangun pagi.

Lingkungan Masyarakat
Selain keluarga ada juga peran yang tak kalah penting dalam membentuk moral anak yaitu lingkungan masyrakat. Dalam masyarakat banyak sekali contoh yang dapat mempengaruhi nilai moral sang anak karena banyak sekali individu yang bersosialisasi.
Cara penaman nilai di masyarakat:
1. Menumbuhkan rasa saling menghargai sesama manusia
2. Mengajak anak anak untuk melakukan kegiatan gotong royong
3. Memberikan ruang pada anak untuk berkreasi
4. Membiasakan membuang sampah pada tempatnya
5. Memberikan teguran jika ada sekelompok anak yang berbuat menyimpang
Hambatan :
1. Tidak ada sikap toleransi
2. Sikap saling acuh tak acuh antar masyarakat
3. Kurangnya komunikasi antar masyarakat
Strategi penanaman moral di masyarakat:
1. Mengucapkan terima kasih ketika mendapat pemberian dari seseorang
2. Mengucapkan kata “tolong” ketika ingin meminta bantuan kepad orang lain
3. Membuang sampah pada tempatnya
4. Menghargai setiap perbedaan yang ada
Lingkungan Sekolah
Nilai moral dapat diajarkan di sekolah dasar dengan contoh yang sederhana, misalnya dengan mengajarkan peserta didik membuang sampah pada tempatnya, menyelesaikan tugas dengan tepat waktu, menunaikan ibadah tepat waktu, menghormati orang yang lebih tua dan sebagainya.
Cara penaman nilai di Sekolah :
1. Memberikan ontoh saling berbagi
2. Mengajarkan kesidiplinan pada siswa
3. Diajak berdoa sebelum memulai aktifitas pembelajaran
4. Memberikan rasa sayang kepada semua murid
5. Hadir setiap hari saat pembelajaran
Hambatan :
1. Pendidik yang kurang mengawasi siswa sehingga ada keteledoran
2. Faktor kondisi sekolah yang kurang memadai
Strategi Penanaman moral di Sekolah
1. Membiasakan untuk meminjamkan alat tulis
2. Bersosialisai dengan siapapun
3. Membuang sampah pada tempatnya
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: tugas analisis

oleh Wahyu Rano Nugroho -
Nama : Wahyu Rano Nugroho
NPM : 2013053120

Penanaman nilai dan moral di lingkungan keluarga:
• Menjaga komunikasi antar anggota keluarga. Komunikasi merupakan kunci utama dalam mendidik anak. Kebiasaan ini dapat ditumbuhkan saat sedang makan bersama, menonton tv bersama, dan sebagainya.
• Memberikan alasan ketika melarang anak. Hal ini diperlukan agar anak menjadi mengerti sebab dari larangan tersebut, dan bukan sekedar menghindari larangan karena takut dimarahi.
• Menarik ulur anak dalam berekspresi. Membiarkan anak dalam berbuat agar mereka mengeksplorasi dunia mereka, namun perlunya pengawasan dari orang tua agar ketika perilaku anak sudah mulai ke arah negatif dapat segera diluruskan.
• Menjadi teladan untuk anak. Orang tua merupakan pribadi yang sempurna bagi anak. Segala perilaku anak hanya mengikuti apa yang dilakukan oleh orang tuanya. Anak belum mengerti baik dan buruk, sehingga ketika orang tua melakukan suatu perbuatan, mereka hanya menganggap bahwa hal tersebut diperbolehkan karena orang tua mereka melakukan hal tersebut.

Hambatan-hambatan di lingkungan keluarga:
• Anak merasa takut kepada orang tua yang senantiasa memarahinya tanpa memberi alasan. Sehingga anak tidak dapat membedakan baik buruk suatu hal karena hanya bergantung pada perintah orang tua.
• Anak tidak suka diperintah namun lebih suka diajak. Sehingga apabila ingin anak memiliki perilaku yang baik, maka orang tua perlu mengajaknya.
• Anak-anak memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, sehingga akan mengeksplorasi segala hal.
• Kondisi beberapa keluarga yang memberikan contoh buruk sehingga mempengaruhi anak.

Penanaman nilai dan moral di sekolah:
• Menjelaskan mengenai hal baik buruk kepada peserta didik serta memberinya contoh.
• Menjadi teladan yang baik bagi peserta didik.
• Menciptakan kedisiplinan dengan memberikan hukuman bagi peserta didik yang melakukan tindakan tercela.
• Mengapresiasi perilaku yang mulia.
• Memberikan pendidikan nilai dan moral secara tersirat pada mata pelajaran PKn, IPS, agama, dan sejenisnya.
• Menciptakan pembelajaran yang adil tanpa membedakan peserta didik.

Hambatan-hambatan di lingkungan sekolah:
• Peserta didik sulit diatur dan terkadang membuat keributan di kelas.
• Pengaruh buruk keluarga dan lingkungan yang dibawa ke sekolah oleh peserta didik.
• Peserta didik gemar bermain dengan orang-orang yang satu kelompok (ras, agama, suku, dan sebagainya).
• Adanya pembullyan antar peserta didik.

Penanaman nilai dan moral di masyarakat:
• Mengajak anak-anak untuk bergotong royong.
• Mulai mengajak anak dalam kegiatan karang taruna.
• Menciptakan kehidupan masyarakat yang damai diatas perbedaan.
• Membasmi perilaku tercela di masyarakat (perjudian, minum minuman keras, prostitusi, dan sebagainya)

Hambatan-hambatan di lingkungan masyarakat:
• Kurangnya kepedulian masyarakat terhadap perkembangan perilaku anak.
• Kebiasaan buruk masyarakat yang tidak ditinggalkan.
• Kurangnya pencegahan perilaku tercela di masyarakat.
• Lemahnya sanksi bagi pelaku perilaku tercela.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: tugas analisis

oleh Safitri Wahyuningtias -
Safitri Wahyuningtias_2013053095
Izin menanggapi
1.Peran keluarga
Keluarga merupakan komponen dari masyarakat yang terdiri dari ayah, ibu,anak serta kerabat lainnya.Keluarga sangat berperan penting dalam pembentukan karakter anak. Keluarga akan menjadi warna hidup dari anak-anaknya. Keluarga yang mengajarkan kasih sayang, cinta kasih, peduli, berakhlak dan bermoral, akan membentuk anak yang memiliki sifat tersebut. Namun, keluarga yang tidak dapat memberikan warna yang baik kepada anak-anaknya, maka akan membentuk pribadi anak menjadi tidak baik. Oleh karena itu, keluarga harus menjadi pemberi warna yang baik kepada anggota keluarganya. Begitu juga dengan penanaman nilai dan moral, Keluarga harus memberikan penanaman nilai-moal yang baik kepada anggota keluarganya guna membentuk keluarga yang beretika dan bermoral. Orang tua berperan mendidik anak-anaknya, mengajarkan sikap dan keterampilan serta menanamkan kebiasan-kebiasaan yang baik. Hal-hal harus yang harus diperhatikan oleh orang tua dalam menanamkan nilai moral kepada anak-anaknya yaitu: pertama, nilai yang akan ditanamkan harus jelas. Artinya nilai yang akan ditanamkan harus dapat dimengerti oleh anak. Kedua, konsisten. Artinya nilai yang ditanamkan harus dilakukan secara terus-menerus. Ketiga, teladan. Artinya orang tua harus memberikan keteladanan kepada anak-anaknya. Keempat, konsekuensi. Artinya anak-anak harus belajar bertanggung jawab atas kesalahan yang dilakukannya. Nilai moral yang dapat ditanamkan orang tua kepada anak-anaknya yaitu : Pertama, Dalam keluarga harus tercipta rasa cinta dan kasih sayang diantara anggota keluarga lainnya, orang tua harus mencintai dan menyayangi anak-anaknya dan anak anak harus menintai dan menyayangi kedua orang tuanya. Kedua, Orang tua harus menjaga anak-anaknya dan harus memberikan ketenangan terhadapnya. Ketiga, orang tua harus menghormati anak-anaknya dan anak-anaknya harus menghormati kedua orang tuanya. Keempat, Mewujudkan kepercayaan, anak-anak harus ditanamkan nilai nilai kejujuran dan harus dapat mewujudkan kepercayaan. Kelima, Mengadakan kumpul keluarga untuk menambah keharmonisan antar anggota keluarga. Adapun hambatan yang dialami yaitu : pertama, Rendahnya orang tua terhadap pemahaman nilai moral. Ini akan menjadi hambatan bagi penerapan nilai moral anak. Anak yang tidak di ajarkan nilai moral karena orang tua tidak mengetahui nilai dan moral, maka anak tidak akan menerapkan nilai moral dalam kehidupannya. Maka upaya mengatasinya adalah orang tua harus mengetahui dan dapat menanamkan nilai moral kepada anak-anaknya. Kedua, Memberi kebebasan kepada anak. Orang tua yang memberikan kebebasan kepada anaknya akan memberikan dampak negative kepada anak-anaknya. Diharapkan orang tua mampu memberikan pengawasan yang lebih terhadap anak-anaknya. Ketiga, Pendidikan nilai moral hendaknya dilakukan secara konsisten. Serta diiringi dengan hukuman bagi yang melanggar sesuai dengan apa yang dilanggar harus dilakukan secara konsisten.
2. Peran Sekolah
Adapun peran sekolah yang dalam penanaman nilai moral yaitu Usaha pembentukan watak melalui sekolah: Pertama, menerapkan pendekatan “modelling”. Artinya Guru atau tenaga pendidik lainnya memberikan keteladanan berupa membiasakan lingkungan sekolah untuk menghidupkan dan menegakkan nilai nilai akhlak dan moral. Kedua, menjelaskan atau mengklarifikasikan kepada peserta didik secara terus menerus tentang berbagai nilai yang baik dan yang buruK, dengan ini peserta didik akan terbiasa untuk menerapkan nilai moral yang jelaskan oleh pendidik. Ketiga, menerapkan pendidikan karakter. Hal ini bisa dilakukan dengan menerapkan character-based approach ke dalam setiap mata pelajaran nilai yang ada di samping matapelajaran-mata pelajaran khusus untuk pendidikan karakter, seperti pelajaran agama, pendidikan kewarganegaraan (PKn), sejarah, Pancasila dan sebagainya. Hambatan yang dialami sekolah dalam menanamkan nilai moral yaitu banyak peserta didik yang tidak menerapkan nilai dan moral yang telah diajarkan, karena berbagai factor, seperti masih banyak anak murid yang tawuran, tidak menghormati peserta didik lainnya, mencontek dan masih banyak lagi. Maka sekolah harus memberikan tindakan tegas bagi anak didik yang melanggar nilai dan moral yang di lakukan peserta didik. Sanksi dan hukuman harus ditegakkan, tidak hanya terpampang di depan kelas guna membentuk anak didik yang disiplin dalam menanamkan nilai dan moral.
3. Peran masyarakat
1) Norma-norma Sosial Budaya
Dalam masyarakat diperlukannya norma untuk mengatur masyarakat. Norma tersebut dapat membentuk kepribadian masyarakatnya, karena norma-norma tersebut harus diikuti oleh masyarakat.
2) Jenis jenis peran serta masyarakat dalam pendidikan
Adapun Jenis jenis peran serta masyarakat dalam pendidikan yang biasa diklasifikasikan dimulai dari tingkat terendah ke tingkat lebih tinggi, yaitu; Pertama, menggunakan jasa pelayanan yang tersedia. Kedua, Peran serta secara pasif Artinya, menyetujui dan menerima apa yang diputuskan lembaga pendidikan lain, kemudian menerima keputusan lembaga tersebut dan mematuhinya. Ketiga, Peran serta dengan memberikan kontribusi dana, bahan, dan tenaga. Pada jenis ini, masyarakat berperan aktif dalam perawatan dan pembangunan fisik sarana dan prasaranan pendidikan dengan menyumbangkan dana, barang atau tenaga. Keempat, Peran serta dalam pelayanan. Masyarakat berkontribusi dalam kegiatan belajar mengajar, misalnya mengajar di sekolah. Kelima, Peran serta sebagai pelaksana kegiatan yang didelegasikan dalam suatu kegiatan. Keenam, Peran serta dalam pengambilan keputusan, artinya rakyat dapat menyalurkan hak berpendapatnya.
Sekian terimakasih banyak bu.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: tugas analisis

oleh DEVITA SARI 2013053125 -
Saya Devita Sari dengan NPM 2013053125
Mohon izin berpendapat Ibu..
1. Penanaman Nilai dan Moral di Lingkungan Keluarga
a. Cara menanamkan nilai moral di lingkungan keluarga
- Membiasakan anak untuk menjalankan ibadah secara bersama.
- Mengajarkan anak untuk mengikuti acara-acara keagamaan seperti ceramah, mengaji.
- membiasakan diri dan keluarga untuk mengucapkan salam dan bersalaman ketika akan keluar dari dan pulang ke rumah.
- saling membantu anggota keluarga satu sama lain jika ada yang dalam kesulitan.

b. Hambatan proses penanaman nilai moral di lingkungan keluarga
Hambatan hambatan proses penanamannya yaitu orang tua yang kurang edukasi terkait cara mendidik anak. Masih banyak orang tua yang menganggap cara menegur anak yang paling efektif adalah dengan cara membentak, dan cara mendidik anak paling baik adalah dengan mengekang. Dari sisi anak juga terdapat hambatan yaitu, ada anak yang memang memiliki sifat yang keras kepala sehingga akan lebih sulit diberitahu tentang nilai moral yang baik.

c. Strategi penanaman kebiasaan moral yang baik di lingkungan sekolah
Solusinya, orangtua dapat memberikan perhatian khusus kepada anak untuk memberikan pendidikan moral dengan aksi nyata, dan bukan hanya menasehati.

2. Penanaman Nilai dan Moral di Lingkungan Sekolah
a. Cara menanamkan nilai moral di lingkungan sekolah
- Memasukkan konsep karakter pada setiap kegiatan pembelajaran kepada peserta didik.
- memasang slogan-slogan yang mampu menumbuhkan kebiasaan yang baik dalam segala tingkah laku di sekolah.
- pendidik bersama dengan guru bimbingan konseling bisa memberikan arahan kepada peserta didik untuk rapi dalam berpakaian, memberikan arahan untuk memotong kuku agar tidak ada kuman yang masuk ketika sedang makan.

b. Hambatan proses penanaman nilai moral di lingkungan sekolah
Hambatan hambatan proses penanamannya yaitu pendidikan moral yang seharusnya disampaikan secara inheren dalam seluruh mata pelajaran dikelas, ternyata tidak dilakukan oleh beberapa pihak pendidik. Kemudian pendidik kurang menjadi teladan bagi peserta didiknya, termasuk pula ketidakpedulian pendidik dalam menjaga dan mengawasi peserta didik.
c. Strategi penanaman kebiasaan moral yang baik di lingkungan sekolah
- Pendidik haruslah mengupayakan pelayanan pendidikan yang terbaik bagi para peserta didik kita.
- Pendidik harus bisa menjadi teladan yang baik untuk peserta didik.
- menyanyikan lagu Indonesia Raya dan salah satu lagu daerah sebelum memulai pembelajaran.
- membiasakan anak untuk ramah kepada sesama teman, pendidik, dan seluruh warga sekolah.
- menerapkan kedisiplinan berupa hadir tepat waktu, wajib memakai seragam rapi, rambut tertata rapi, dan kuku yang selalu bersih.

3. Lingkungan Masyarakat
a. Penanaman Nilai dan Moral di Lingkungan Masyarakat
- mengadakan program kerja bakti seminggu sekali.
- mencanangkan program lingkungan segar, dengan menanam pohon-pohon rindang dan hijau di pekarangan rumah.
- saling membantu jika ada warga yang membutuhkan bantuan.
- membiasakan masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya.

b. Hambatan proses penanaman nilai moral di lingkungan masyarakat
- tidak adanya kepedulian masyarakat.
- masyarakat individualistis.
- kurangnya rasa toleransi di masyarakat sehingga dapat memicu terjadinya konflik
- masyarakat kerap kali membuang sampah di sungai.

c. Strategi penanaman kebiasaan moral yang baik di lingkungan masyarakat
- menasehati masyarakat yang kurang peduli pada lingkungannya, agar lebih peduli baik pada lingkungan alamnya maupun dengan orang-orang yang ada di sekitarnya.
- memberikan arahan kepada masyarakat bahwa kita sebagai manusia tidak bisa hidup sendiri dan pastinya membutuhkan bantuan dari orang lain. Jika kita bersikap individualistis, maka tidak ada yang membantu kita ketika kita dalam kesulitan.
- mengadakan program siskamling.
- menyediakan fasilitas seperti tempat sampah di tiap-tiap rumah warga.
- rutin mengadakan kegiatan spiritual.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: tugas analisis

oleh Rosyid Bayu Pamungkas -
Nama : Rosyid Bayu Pamungkas
NPM : 2013053144

1. Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga merupakan tempat pertama seseorang belajar tentang nilai moral. Jika nilai moral seseorang itu bagus, maka lingkungan keluarganya pun begitu. Orang tua merupakan peran penting dalam penanaman nilai moral dalam lingkungan keluarga ini. Orang tua dapat menanamkan nilai moral dengan cara mengajak anaknya supaya terbiasa. Hambatannya yaitu orang tua yang terkadang tidak dapat di rumah setiap saat. Strategi yang tepat yaitu mengajarkan serta mengajak anak untuk melakukan tindakan terpuji secara terus-menerus.

2. Lingkungan Sekolah
Lingkungan sekolah merupakan tempat tinggal kedua bagi anak-anak, di sekolah sebagian besar waktu anak dihabiskan. Oleh sebab itu lingkungan sekolah merupakan salah satu lingkungan yang berpengaruh terhadap nilai moral anak. Penanaman nilai moral dalam lingkungan sekolah melibatkan peran pendidik sebagai orang tua kedua si anak. Pendidik dapat mengajarkan serta membantu menjadi contoh dalam menerapkan nilai moral yang baik. Namun terkadang teman-teman sekelas anak yang memiliki nilai moral yang tidak baik akan menghambat proses penanaman nilai moral yang dilakukan oleh pendidik. Strategi yang tepat dalam menanamkan nilai moral sehingga menjadi kebiasaan adalah dengan cara menjadi model dalam contoh penerapan nilai moral yang baik. Dengan berbuat baik, mengajak, mengayomi, serta merangkul anak-anak yang memiliki nilai moral tidak baik, akan membuat si anak berubah dan menjadi terbiasa karena sifat kehangatan dari pendidik.

3. Lingkungan Masyarakat
Lingkungan masyarakat memilki peran yang tidak kalah penting dalam menanamkan nilai moral. Manusia yang merupakan makhluk sosial pasti membutuhkan interaksi dengan sesama, lingkungan masyarakat yang baik akan berpengaruh juga terhadap penanaman nilai moral dari keluarga, sekolah, maupun dari lingkungan masyarakat itu sendiri. Namun terkadang terdapat beberapa permasalahn masyarakat yang dapat menganggu proses penanaman nilai moral, seperti pencurian, pergaulan bebas, bahkan narkoba dan membunuh. Stratergi yang tepat dalam penanaman nilai moral sehingga menjadi kebiasaan adalah masyarakat melakukan kerja bakti atau gotong royong bersama secara rutin, sehingga dapat menanamkan nilai kebersamaan dan saling tolong menolong.

terima kasih.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: tugas analisis

oleh Besti Nopita Sari 2053053046 -
Penanaman nilai dan moral seharusnya ditanamkan sejak dini oleh orangtua. Dimulai dari kegiatan sehari-hari,dan kegiatan kecil yang efeknya besar contohnya membuang sampah pada tempatnya. Penanaman nilai dan moral dapat dilakukan bertahap agar anak dapat menangkap pesan yang kita tanamkan dan mereka mengerti apa yang telah diajarkan. Kemudian,setelah anak memasuki usia sekolah maka pihak sekolah membantu menamkan nilai moral pada anak. Peran guru juga sangat penting dalam penaman nilai moral anak. Tidak sedikit anak yang lebih percaya dan mau mendengarkan ucarapn guru daripada orangtuanya sendiri. Maka sebagai pendidik,sebisa mungkin perduli dengan pengembangan karakter peserta didiknya.
Namun,tidak sedikit hambatan dalam penanaman nilai dan moral. Salah satu nya adalah pergaulan atau lingkungan disekitarnya. Strategi yang harus dilakukan adalah membimbing anak tersebut untuk bisa memilah lingkungan yang benar serta sebagai orang yang lebih dewasa harus bisa memberi contoh agar anak dapat mudah mengikuti kebiasaan orang di sekitarnya.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: tugas analisis

oleh Nita Yulistiana Nita -
Nita Yulistiana (2013053122)
Izin menanggapi,

1.Peran Keluarga
lingkungan rumah dan keluarga memiliki andil yang sangat besar dalam pembentukan perilaku anak.
Beberapa contoh kebiasaan yang dapat dilakukan di lingkungan keluarga :
- Membiasakan anak bangun pagi, mengatur tempat tidur dan berolahraga
- Membiasakan anak mandi dan berpakaian bersih
- Membiasakan anak turut membantu mengerjakan tugastugas rumah
- Membiasakan anak mengatur dan memelihara barang – barang yang dimilikinya
- Membiasakan dan mendampingi anak belajar / mengulang pejaran/ mengerjakan tugas sekolahnya
- Membiasakan anak pamit jika keluar rumah
- Membiasakan anak mengucap salam saat keluar dari dan pulang ke rumah
- Menerapkan pelaksanaan ibadah sholat sendiri dan berjamaah
- Mengadakan pengajian Alquran dan ceramah agama dalam keluarga
- Menerapkan musyawarah dan mufakat dalam keluarga sehingga dalam diri anak akan tumbuh jiwa demokratis
- Membiasakan anak bersikap sopan santun kepada orang tua dan tamu
- Membiasakan anak menyantuni anak yatim dan fakir miskin

Kendala – kendala yang dihadapi dalam keluarga :
- Tidak ada / kurangnya keteladanan / contoh penerapan yang diberikan oleh orang tua.
- Orang tua atau salah satu anggota keluarga ( orang dewasa ) yang tidak konsisten dalam melaksanakan usaha yang sedang diterapkan
- Kurang terpenuhinya kebutuhan anak dalam keluarga, baik secara fisik maupun psikhis sebab ada ungkapan yang menyatakan bahwa ’kepatuhan anak berbanding sama dengan kasih sayang yang diterimanya’.
- Tempat tinggal yang tidak menetap

2. Peran Sekolah
Pengaruh sekolah sangat besar dalam membentuk pola pikir dan karakter anak,
Contoh – contoh perilaku yang dapat diterapkan disekolah:
-Membiasakan siswa berbudaya salam, sapa dan senyum :
- Tiba di sekolah mengucap salam sambil salaman dan cium tangan guru.
- Menyapa teman, satpam, penjual dikantin atau cleaning servis di sekolah
- Menyapa dengan sopan tamu yang datang ke sekolah
-Membiasakan siswa berbicara dengan bahasa yang baik dan santun
-Mendidik siswa duduk dengan sopan di kelas
-Mendidik siswa makan sambil duduk di tempat yang telah disediakan, tidak sambil jalan- jalan
-Membimbing dan membiasakan siswa sholat Dhuha dan sholat dzuhur berjamaah di sekolah

Kendala – kendala yang dihadapi di sekolah ;
-Tidak ada / kurangnya keteladanan / contoh yang diberikan
-Guru yang tidak konsisten dalam melaksanakan aturan yang telah ditetapkan
-Lingkungan sekolah yang tidak kondusif untuk pembelajaran

3. Peran Masyarakat
Lingkungan masyarakat luas sangat mempengaruhi terhadap keberhasilan penanaman nilai-nilai etika, estetika untuk pembentukan karakter
Contoh – contoh perilaku yang dapat diterapkan oleh masyarakat :
- Membiasakan gotong royong, misalnya : membersihkan halaman rumah masing – masing, membersihkan saluran air, menanami pekarangan rumah.
- Membiasakan anak tidak membuang sampah dan meludah di jalan , merusak atau mencoret – coret fasilitas umum
- Menegur anak yang melakukan perbuatan yang tidak baik.

Kendala – kendala yang dihadapi dimasyarakat ;
- Tidak ada kepedulian
- Tidak merasa bertanggung jawab
- Menganggap perbuatan anak adalah hal yang sudah biasa

Terima kasih,
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: tugas analisis

oleh bella selvana -
Bella Selvana (2013053104)
1.Lingkungan keluarga
Pendidikan keluarga memberikan keyakinan agama, nilai budaya yang mencakup nilai, moral, dan aturan pergaulan serta pandangan kepada anggota keluarga. Orang tua sangat berperan aktif dalam proses menanamkan nilai-moral karena orang tua merupakan pondasi utama dasar perilaku bagi anak-anaknya. Dengan ditanamkannya nilai-moral oleh orang tua, maka pada tahap perkembangan selanjutnya anak akan mampu membedakan baik dan buruk, benar dan salah, sehingga mereka dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Anak-anak diharapkan akan lebih mudah membedakan antara perbuatan mana yang perlu diikuti dan perbuatan mana yang harus dihindari.
Pendidikan moral yang harus ditanamkan kepada anak oleh orang tua yakni penanaman nilai Kejujuran, penanaman nilai Kerukunan, penanaman nilai Kerjasama, penanaman nilai Sopan Santun, dan penanaman nilai Disiplin. Dalam hal ini orang tua bisa memberikan melalui nasehat secara langsung kepada anak, dan juga orang tua dapat memberikan contoh yang positif dalam bertindak dan berperilaku karena anak ini akan lebih mencontoh perilaku orang tua nya. Orang tua harus memberitahu anaknya bagaimana cara menjawab pertanyaan dengan jawaban yang sopan. Perilaku yang dilakukan orang tua baik atau buruk akan mudah dilihat dan kemudian akan ditiru dan dilakukan oleh anak.

Hambatan hambatan
1. Tidak ada/kurangnya keteladanan/contoh penerapan yang diberikan oleh orang tua.
2. Orang tua atau salah satu anggota keluarga (orang dewasa)
yang tidak konsisten dalam melaksanakan usaha yang sedang
diterapkan
3. Kurang terpenuhinya kebutuhan anak dalam keluarga, baik secara fisik maupun psikhis sebab ada ungkapan yang menyatakan bahwa ’kepatuhan anak berbanding sama dengan
kasih sayang yang diterimanya.
4. Tempat tinggal yang tidak menetap

Strategi
1. Membiasakan anak bangun pagi, mengatur tempat tidur dan berolahraga
2. Membiasakan anak mandi dan berpakaian bersih
3. Membiasakan anak turut membantu mengerjakan tugas
tugas rumah
4. Membiasakan anak mengatur dan memelihara barang–barang yang dimilikinya

2.Dilingkungan Sekolah
1. Membiasakan siswa berbudaya salam, sapa dan senyum
2. Tiba di sekolah mengucap salam sambil salaman dan cium
tangan guru.
3. Menyapa teman, satpam, penjual dikantin atau cleaning servis
di sekolah
4. Menyapa dengan sopan tamu yang datang ke sekolah
5. Membiasakan siswa berbicara dengan bahasa yang baik dan
santun

Hambatan
1. Tidak ada / kurangnya keteladanan / contoh yang diberikan
2. Guru yang tidak konsisten dalam melaksanakan aturan yang
telah ditetapkan
3. Lingkungan sekolah yang tidak kondusif untuk pembelajaran

Strategi
Memasukan konsep karakter pada setiap kegiatan
pembelajaran dengan cara:
b. Menambahkan nilai kebaikan kepada anak (knowing the
good)
c. Menggunakan cara yang dapat membuat anak memiliki
alasan atau keinginan untuk berbuat baik (desiring the good)
d. Mengembangkan sikap mencintai untuk berbuat baik
(loving the good)

3.Dilingkungan Masyarakat
Membiasakan gotong royong, misalnya: membersihkan
halaman rumah masing-masing, membersihkan saluran air,
menanami pekarangan rumah.
2. Membiasakan anak tidak membuang sampah dan meludah di
jalan, merusak atau mencoret-coret fasilitas umum.
3. Menegur anak yang melakukan perbuatan yang tidak baik.

Hambatan
1. Tidak ada kepedulian
2.Tidak merasa bertanggung jawab
3. Menganggap perbuatan anak adalah hal yang sudah biasa