Komentar

Komentar

Komentar

Jumlah balasan: 39

mahasiswa berikan tanggapan atau argumen kalian dalam kolom koemntar berikut ini terakit materi dari artikel. tuliskan nama, npm dan prodi

Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Komentar

oleh ANNISA RAHMADHANY PUTRI -
Nama : Annisa Rahmadhany Putri
NPM : 2115011050
Prodi : S1 Teknik Sipil

Tanggapan saya terkait artikel di atas yang berjudul Konsep Pancasila Sebagai Sistem Filsafat :
Filsafat Pancasila dapat didefinisikan secara ringkas sebagai refleksi kritis dan rasional tentang Pancasila sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa dengan tujuan untuk mendapatkan pokok-pokok pengertiannya yang mendasar dan menyeluruh. Pancasila dikatakan sebagai filsafat karena Pancasila merupakan hasil perenungan jiwa yang mendalam yang dilakukan oleh the faonding father kita yang dituangkan dalam suatu sistem.
Pancasila sebagai sistem filsafat, berarti :
- Pancasila merupakan kesatuan bagian-bagian yaitu sila-sila Pancasila
- Setiap sila-sila Pancasila mempunyai fungsi sendiri-sendiri
- Tiap sila Pancasila tidak dapat berdiri sendiri dan tidak saling bertentangan
- Keseluruhan sila pancasila merupakan suatu kesatuan yang sistematis.

Inti sila-sila Pancasila meliputi :
1. Tuhan yaitu sebagai Kausa Prima
2. Manusia yaitu makhluk individu dan makhluk sosial
3. Satu yaitu kesatuan memiliki kepribadian sendiri
4. Rakyat yaitu unsur untuk mutlak negara harus bekerja sama dan gotong royong
5. Adil yaitu memberi keadilan kepada diri sendiri dan orang lain yang menjadi haknya.

Landasan Pancasila sebagai sistem filsafat terdiri dari :
- Filsafat Pancasila sebagai Genetivus Objectivus dan Subjectivus
- Landasan ontologis Pancasila
- Landasan epistemologis Pancasila - Landasan aksiologis Pancasila

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa berpikir filsafat yaitu artinya berpikir secara mendalam dan sungguh-sungguh sedangkan Pancasila sebagai sistem filsafat yaitu suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan saling bekerjasama antara sila yang satu dengan sel yang lain untuk tujuan tertentu, dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh yang mempunyai beberapa inti sila nilai dan landasan yang mendasar. Pancasila sebagai dasar falsafah negara Indonesia yang harus diketahui oleh seluruh warga negara Indonesia agar warga negara Indonesia menghormati, menghargai, menjaga, dan menjalankan apa-apa yang telah dilakukan oleh para pahlawan khususnya pahlawan proklamasi yang telah berjuang untuk kemerdekaan Negara Indonesia ini, sehingga baik golongan muda maupun tua tetap meyakini Pancasila sebagai dasar negara Indonesia tanpa adanya keraguan guna memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dan negara Indonesia.

Terimakasih...
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Komentar

oleh Adinda Damaris -
Nama: Adinda Damaris
NPM: 2115011012
Prodi: S1 Teknik Sipil

Berdasarkan argumen yang diberikan filsafat Pancasila dapat didefinisikan sebagai refleksi kritis dan rasional tentang Pancasila sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa, dengan tujuan untuk mendapatkan pokok-pokok pengertiannya yang mendasar dan menyeluruh. dikatakan sebagai filsafat karena Pancasila merupakan hasil perenungan jiwa yang mendalam oleh the founding father kita, yang dituangkan ke dalam suatu sistem.

Ciri Sistem Filsafat Pancasila antara lain:
1. Sila-sila Pancasila merupakan satu-kesatuan sistem yang bulat dan utuh. di dalamnya tidak ada kontrakdiksi yang menyalahkan pernyataan sila Pancasila.
2. Susunan Pancasila haruslah saling mendasar.

Landasan Filsafat Pancasila Antara Lain:
1. Landasan Ontologi
2. Landasan Epistemologis
3. Landasan Aksiologis
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Komentar

oleh Naufal Hakim -
Nama : Naufal Hakim
NPM : 2115011030
Prodi : Teknik Sipil

Pancasila sebagai sistem filsafat adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling bekerjasama antara sila yang satu dengan sila yang lain untuk tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh yang mempunyai beberapa inti sila, nilai dan landasan yang mendasar.

Filsafat Pancasila memiliki ciri dalam sifatnya, antara lain:
1. Sistem filsafat harus bersifat koheren, artinya berhubungan satu sama lain secara runtut, tidak mengandung pernyataan yang saling bertentangan di dalamnya.
2. Sistem filsafat harus bersifat menyeluruh, artinya mencakup segala hal dan gejala yang terdapat dalam kehidupan manusia.
3. Sistem filsafat harus bersifat mendasar, artinya suatu bentuk perenungan mendalam yang sampai ke inti mutlak permasalahan sehingga menemukan aspek yang sangat fundamental.
4. Sistem filsafat bersifat spekulatif, artinya buah pikir hasil perenungan sebagai praanggapan yang menjadi titik awal yang menjadi pola dasar berdasarkan penalaran logis, serta pangkal tolak pemikiran tentang sesuatu.

Oleh karena itu, sebagai warga negara Indonesia, kita sepatutnya menaati dan mengikuti sistem filsafat dalam Pancasila, karena sistem ini tidak dapat berjalan jika kita memiliki sikap yang individualis. Kita harus saling bergotong royong, saling membantu, dan toleransi agar terwujud sistem Filsafat Pancasila.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Komentar

oleh Anang Ma'ruf -
Assalammualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
Izin memperkenalkan diri
Nama : Anang Ma'ruf
NPM : 2115011122
Prodi : S1 Teknik Sipil

Menurut saya artikel yang diberikan telah memuat cukup lengkap materi yang berjudul konsep dan urgensi pancasila sebagai sistem filsafat. Dimana pancasila sebagai filsafat mengandung pandangan, nilai, dan pemikiran yang dapat menjadi substansi dan isi pembentukan ideologi Pancasila. Filsafat Pancasila dapat didefinisikan secara ringkas sebagai refleksi kritis dan rasional tentang Pancasila sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa, dengan tujuan untuk mendapatkan pokok-pokok pengertiannya yang mendasar dan menyeluruh.
Sistem filsafat juga mempunyai beberapa ciri, diantaranya sebagai berikut;
1. Sistem filsafat harus bersifat koheren, artinya berhubungan satu sama lain secara runtut, tidak mengandung pernyataan yang saling bertentangan di dalamnya.
2. Sistem filsafat harus bersifat menyeluruh, artinya mencakup segala hal dan gejala yang terdapat dalam kehidupan manusia.
3. Sistem filsafat harus bersifat mendasar, artinya suatu bentuk perenungan mendalam yang sampai ke inti mutlak permasalahan sehingga menemukan aspek yang sangat funda mental.
4. Sistem filsafat bersifat spekulatif, artinya buah pikir hasil perenungan sebagai praanggapan yang menjadi titik awal yang menjadi pola dasar berdasarkan penalaran logis, serta pangkal tolak pemikiran tentang sesuatu.
Wawasan filsafat meliputi bidang atau aspek penyelidikan Ontologis, Epistemologis, dan Aksiologis. Ketiga bidang tersebut dapat dianggap mencakup kesemestaan.
1. Landasan Ontologis Pancasila
Ontologi, menurut Aristoteles adalah ilmu yang menyelidiki hakikat sesuatu atau tentang ada, keberadaan atau eksistensi dan disamakan artinya dengan metafisika. Secara ontologis, penyelidikan Pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai upaya untuk mengetahui hakikat dasar dari sila-sila Pancasila. Pancasila yang terdiri atas lima sila, setiap sila bukanlah merupakan asas yang berdiri sendiri, malainkan memiliki satu kesatuan dasar ontologis.
2. Landasan Epistemologis Pancasila
Epistemologi adalah cabang filsafat yang menyelidiki asal, syarat, susunan, metode, dan validitas ilmu pengetahuan. Secara epistemologis kajian Pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai upaya untuk mencari hakikat Pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan. Pancasila sebagai sistem filsafat pada hakikatnya juga merupakan sistem pengetahuan. Ini berarti Pancasila telah menjadi suatu belief system, sistem cita- cita, menjadi suatu ideologi.
3. Landasan Aksiologis Pancasila
Aksiologi Pancasila mengandung arti bahwa membahas tentang filsafat nilai Pancasila. Istilah aksiologi berasal dari kata Yunani axios yang artinya nilai, manfaat, dan logos yang artinya pikiran, ilmu atau teori. Pancasila secara aksiologi memiliki 3 dimensi nilai, dimensi nilai pertama adalah nilai dasar yaitu nilai-nilai dasar dari Pancasila yang tidak dapat dibantahkan lagi yang meliputi nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan. Kemudian dimensi nilai kedua adalah nilai instrumental, yaitu nilai yang berbentuk norma sosial dan norma hukum yang selanjutnya akan terkristalisasi dalam peraturan dan mekanisme lembaga – lembaga negara. Dimensi nilai ketiga adalah nilai praksis, yaitu nilai yang sesungguhnya kita laksanakan dalam kenyataan, sekaligus sebagai batu ujian apakah nilai dasar dan nilai instrumental itu benar-benar hidup dalam masyarakat. Nilai-nilai dalam Pancasila termasuk nilai etik atau nilai moral merupakan nilai dasar yang mendasari nilai intrumental dan selanjutnya mendasari semua aktivitas kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara.

Sekian tanggapan dan kesimpulan dari saya
Terimakasih
Wassalammualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Komentar

oleh Sasha Dhia Amara -
Nama : Sasha Dhia Amara
NPM : 2115011011
Prodi : S1 Teknik Sipil

Tanggapan saya terhadap artikel pembelajaran tersebut adalah
Pancasila sebagai filsafat mengandung pandangan, nilai, dan pemikiran yang dapat menjadi substansi dan isi pembentukan ideologi Pancasila.
PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
Pancasila sebagai suatu “SISTEM”:
- Pancasila merupakan kesatuan bagian-bagian (yaitu sila-sila pancasila),
- Tiap sila pancasila mempunyai fungsi sendiri-sendiri,
- Tiap sila pancasila tidak dapat berdiri sendiri dan tidak saling bertentangan,
- Keseluruhan sila pancasila merupakan suatu kesatuan yang sistematis (majemuk
tunggal).
Ciri sistem Filsafat Pancasila itu antara lain:
1. Sila-sila Pancasila merupakan satu-kesatuan sistem yang bulat dan utuh. Dengan
kata lain, apabila tidak bulat dan utuh atau satu sila dengan sila lainnya terpisah-
pisah maka itu bukan Pancasila.
2. Susunan Pancasila dengan suatu sistem yang bulat dan utuh.
Inti sila-sila Pancasila meliputi:

 Tuhan, yaitu sebagai kausa prima.
 Manusia, yaitu makhluk individu dan makhluk sosial.
 Satu, yaitu kesatuan memiliki kepribadian sendiri.
 Rakyat, yaitu unsur mutlak negara, harus bekerja sama dan gotong
Royong.
 Adil, yaitu memberi keadilan kepada diri sendiri dan orang lain yang
menjadi haknya.

Wawasan filsafat meliputi bidang atau aspek penyelidikan Ontologis, Epistemologis, dan Aksiologis. Ketiga bidang tersebut dapat dianggap mencakup kesemestaan.

1. Landasan Ontologis Pancasila
Ontologi, menurut Aristoteles adalah ilmu yang menyelidiki hakikat sesuatu atau tentang ada, keberadaan atau eksistensi dan disamakan artinya dengan metafisika.
2. Landasan Epistemologis Pancasila
Epistemologi adalah cabang filsafat yang menyelidiki asal, syarat, susunan,
metode, dan validitas ilmu pengetahuan. Epistemologi meneliti sumber pengetahuan, proses dan syarat terjadinya pengetahuan, batas dan validitas ilmu pengetahuan.
3. Landasan Aksiologis Pancasila
Dalam kajian filsafat merujuk pada sesuatu yang sifatnya abstrak yang dapat diartikan sebagai “keberhargaan” (worth) atau “kebaikan” (goodness). Nilai itu sesuatu yang berguna, nilai juga mengandung harapan akan sesuatu yang diinginkan, nilai adalah suatu kemampuan yang dipercayai yang ada pada suatu benda untuk memuaskan manusia (dictionary of sosiology a related science), nilai itu suatu sifat atau kualitas yang melekat pada suatu obyek.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Komentar

oleh Fidari Fatma -
Nama: Fidari Fatma
Npm: 2115011130
Prodi: S1 teknik sipil

Tanggapan saya terkait artikel di atas yaitu
Filsafat Pancasila didefinisikan sebagai refleksi kritis dan rasional tentang Pancasila sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa dengan tujuan untuk mendapatkan pokok-pokok pengertiannya yang mendasar dan menyeluruh. Pancasila dikatakan sebagai filsafat karena Pancasila merupakan hasil perenungan jiwa yang mendalam yang dilakukan oleh the faonding father kita yang dituangkan dalam suatu sistem.
Pancasila sebagai sistem filsafat, berarti :
- Pancasila merupakan kesatuan bagian-bagian yaitu sila-sila Pancasila
- Setiap sila-sila Pancasila mempunyai fungsi sendiri-sendiri
- Tiap sila Pancasila tidak dapat berdiri sendiri dan tidak saling bertentangan
- Keseluruhan sila pancasila merupakan suatu kesatuan yang sistematis.

Inti sila-sila Pancasila meliputi :
1. Tuhan yaitu sebagai Kausa Prima
2. Manusia yaitu makhluk individu dan makhluk sosial
3. Satu yaitu kesatuan memiliki kepribadian sendiri
4. Rakyat yaitu unsur untuk mutlak negara harus bekerja sama dan gotong royong
5. Adil yaitu memberi keadilan kepada diri sendiri dan orang lain yang menjadi haknya.

Landasan Pancasila sebagai sistem filsafat terdiri dari :
- Filsafat Pancasila sebagai Genetivus Objectivus dan Subjectivus
- Landasan ontologis Pancasila
- Landasan epistemologis Pancasila - Landasan aksiologis Pancasila

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa berpikir filsafat yaitu artinya berpikir secara mendalam dan sungguh-sungguh sedangkan Pancasila sebagai sistem filsafat yaitu suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan saling bekerjasama antara sila yang satu dengan sel yang lain untuk tujuan tertentu, dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh yang mempunyai beberapa inti sila nilai dan landasan yang mendasar.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Komentar

oleh BAGUS. PUTRA PRATAMA -
Nama : Bagus Putra Pratama
NPM : 2115011033
Prodi : S1 Teknik Sipil

Tanggapan saya mengenai Artikel pembelajaran tersebut yaitu Filsafat secara umum dapat diberi pengertian sebagai ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakikat segala sesuatu untuk memperoleh kebenaran hakiki. Filsafat Pancasila dapat didefinisikan secara ringkas sebagai refleksi kritis dan rasional tentang Pancasila sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa, dengan tujuan untuk mendapatkan pokok-pokok pengertiannya yang mendasar dan menyeluruh. Filsafat Pancasila memberi pengetahuan dan pengertian ilmiah tentang hakikat dari Pancasila. Pancasila sebagai sistem filsafat merupakan hasil perenungan yang mendalam dari para tokoh kenegaraan Indonesia. Hasil perenungan itu semula dimaksudkan untuk merumuskan dasar negara yang akan merdeka.
Sebagai Sistem filsafat, filsafat Pancasila memiliki ciri-ciri. Ciri-ciri tersebut yaitu Sila-sila Pancasila merupakan satu kesatuan sistem yang bulat dan utuh. Tiap sila-sila dalam Pancasila saling melengkapi satu sama lain dan tidak dapat berdiri sendiri. Dengan kata lain, apabila satu sila dengan sila lainnya terpisah-pisah maka itu bukan Pancasila.

Selain itu, sistem filsafat Pancasila juga memiliki beberapa landasan, Landasan tersebut antara lain:
1. Landasan Ontologis Pancasila. Landasan ontologis Pancasila artinya sebuah pemikiran filosofis atas hakikat Pancasila sebagaidasar filosofis negara Indonesia Secara ontologis, Pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai upaya untuk mengetahui hakikat dasar dari sila-sila Pancasila.
2. Landasan Epistemologis Pancasila. Landasan epistemologis Pancasila artinya nilai-nilai Pancasila digali dari pengalaman (empiris) bangsa Indonesia, kemudian disintesiskan menjadi sebuah pandangan yang komprehensif tentang kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
3. Landasan Aksiologis Pancasila. Landasan Aksiologi Pancasila mengandung arti bahwa kita membahas tentang filsafat nilai Pancasila. Dalam filsafat Pancasila, disebutkan ada tiga tingkatan nilai, yaitu :
• Nilai Dasar. Nilai dasar adalah asas-asas yang kita terima sebagai dalil yang bersifat mutlak, sebagai sesuatu yang benar atau tidak perlu dipertanyakan lagi. Nilai-nilai dasar dari Pancasila adalah nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan.
• Nilai instrumental. Nilai instrumental adalah nilai yang berbentuk norma sosial dan norma hukum yang selanjutnya akan terkristalisasi dalam peraturan dan mekanisme lembaga-lembaga negara., dan nilai praktis.
• Nilai Praktis. Nilai praktis adalah nilai yang sesungguhnya kita laksanakan dalam kenyataan. Nilai ini merupakan batu ujian apakah nilai dasar dan nilai instrumental itu benar-benar hidup dalam masyarakat

Demikian tanggapan saya mengenai Artikel tersebut.
Terima Kasih...
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Komentar

oleh MUHAMMAD MAJID -
Nama : Muhammad Majid
Npm : 2115011080
Prodi : S1 Teknik Sipil
Tanggapan saya terhadap artikel pembelajaran tersebut adalah

Pancasila sebagai sistem filsafat adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling bekerjasama antara sila yang satu dengan sila yang lain untuk tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh yang mempunyai beberapa inti sila, nilai dan landasan yang mendasar.

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
•Pancasila sebagai suatu “SISTEM”:
- Pancasila merupakan kesatuan bagian-bagian (yaitu sila-sila pancasila),
- Tiap sila pancasila mempunyai fungsi sendiri-sendiri,
- Tiap sila pancasila tidak dapat berdiri sendiri dan tidak saling bertentangan,
- Keseluruhan sila pancasila merupakan suatu kesatuan yang sistematis (majemuk
tunggal).
•Ciri sistem Filsafat Pancasila
1. Sila-sila Pancasila merupakan satu-kesatuan sistem yang bulat dan utuh.
2. Susunan Pancasila dengan suatu sistem yang bulat dan utuh
•Inti sila-sila Pancasila meliputi
•Tuhan, yaitu sebagai kausa prima
•Manusia, yaitu makhluk individu dan makhluk sosial
•Satu, yaitu kesatuan memiliki kepribadian sendiri
•Rakyat, yaitu unsur mutlak negara, harus bekerja sama dan gotong
Royong.
•Adil, yaitu memberi keadilan kepada diri sendiri dan orang lain yang
menjadi haknya.

Landasan Pancasila sebagai sistem filsafat
•Landasan Ontologis Pancasila
•Landasan Epistemologis Pancasila
•Landasan Aksiologis Pancasila
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Komentar

oleh Decy Finadia Khairunissa -
Nama : Decy Finadia Khairunissa
NPM : 2155011001
Prodi : S1 Teknik Sipil

Tanggapan saya mengenai artikel pembelajaran tersebut, yaitu Pancasila lahir 1 Juni 1945, ditetapkan pada 18 Agustus 1945 bersama-sama dengan UUD 1945. Bunyi dan ucapan Pancasila yang benar berdasarkan Inpres Nomor 12 tahun 1968 adalah Satu, Ketuhanan Yang Maha Esa. Dua, Kemanusiaan yang adil dan beradab. Tiga, Persatuan Indonesia. Empat, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Lima, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Filsafat dalam Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Yunani “Philosophia” terdiri dari kata Phile artinya Cinta dan Sophia artinya Kebijaksanaan. Filsafat berarti Cinta Kebijaksanaan, cinta artinya hasrat yang besar atau yang berkobar-kobar atau yang sungguh-sungguh. Kebijaksanaan artinya Kebenaran sejati atau kebenaran yang sesungguhnya. Filsafat berarti hasrat atau keinginan yang sungguh-sungguh akan kebenaran sejati.
MANFAAT MEMPELAJARI FILSAFAT
1. Memperoleh kebenaran yang hakiki
2. Melatih kemampuan berfikir logis
3. Melatih berpikir dan bertindak bijaksana
Pancasila sebagai filsafat mengandung pandangan, nilai, dan pemikiran yang dapat menjadi substansi dan isi pembentukan ideologi Pancasila. Filsafat Pancasila dapat didefinisikan secara ringkas sebagai refleksi kritis dan rasional tentang Pancasila sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa, dengan tujuan untuk mendapatkan pokok-pokok pengertiannya yang mendasar dan menyeluruh.
Susunan isi arti Pancasila meliputi tiga hal, yaitu:
1. Isi arti Pancasila yang Umum Universal
2. Isi arti Pancasila yang Umum Kolektif
3. Isi arti Pancasila yang bersifat Khusus dan Konkrit
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Komentar

oleh Mutiara Kurnia Putri -
Nama : Mutiara Kurnia Putri
NPM : 2155011003
Prodi : S1 Teknik Sipil

Tanggapan saya mengenai artikel tersebut yaitu pancasila lahir 1 Juni 1945, ditetapkan pada 18 Agustus 1945 bersama-sama dengan UUD 1945. Bunyi dan ucapan Pancasila yang benar berdasarkan Inpres Nomor 12 tahun 1968 adalah Satu, Ketuhanan Yang Maha Esa. Dua, Kemanusiaan yang adil dan beradab. Tiga, Persatuan Indonesia. Empat, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Lima, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Filsafat dalam Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Yunani “Philosophia” terdiri dari kata Phile artinya Cinta dan Sophia artinya Kebijaksanaan. Filsafat berarti Cinta Kebijaksanaan, cinta artinya hasrat yang besar atau yang berkobar-kobar atau yang sungguh-sungguh. Kebijaksanaan artinya Kebenaran sejati atau kebenaran yang sesungguhnya. Filsafat berarti hasrat atau keinginan yang sungguh-sungguh akan kebenaran sejati.

Pancasila sebagai filsafat mengandung pandangan, nilai, dan pemikiran yang dapat menjadi substansi dan isi pembentukan ideologi Pancasila. Filsafat Pancasila dapat didefinisikan secara ringkas sebagai refleksi kritis dan rasional tentang Pancasila sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa, dengan tujuan untuk mendapatkan pokok-pokok pengertiannya yang mendasar dan menyeluruh.
Susunan isi arti Pancasila meliputi tiga hal, yaitu:
1. Isi arti Pancasila yang Umum Universal
2. Isi arti Pancasila yang Umum Kolektif
3. Isi arti Pancasila yang bersifat Khusus dan Konkrit
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Komentar

oleh YEMIMA KREN HAFUD LUMBAN GAOL -
Nama : Yemima Kren Hafud Lumban Gaol
NPM : 2115011052
Prodi : S1 Teknik Sipil
Tanggapan saya mengenai artikel yang diberikan adalah sebagai berikut,
Dari artikel tersebuat dapat kita ketahui bahwa berfilsafat adalah berpikir secara mendalam dan sungguh-sungguh. Sedangkan Pancasila sebagai sistem filsafat adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling bekersinambungan antara sila yang satu dengan sila yang lain untuk tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh yang mempunyai beberapa inti sila, nilai dan landasan yang mendasar. Filsafat Pancasila memiliki ciri dalam sifatnya, yaitu
1. Bersifat koheren, artinya berhubungan satu sama lain secara runtut, tidak mengandung pernyataan yang saling bertentangan di dalamnya.
2. Bersifat menyeluruh, artinya mencakup segala hal dan gejala yang terdapat dalam kehidupan manusia.
3. Bersifat mendasar, artinya suatu bentuk perenungan mendalam yang sampai ke inti mutlak permasalahan sehingga menemukan aspek yang sangat fundamental.
4. Bersifat spekulatif, artinya buah pikir hasil perenungan sebagai praanggapan yang menjadi titik awal yang menjadi pola dasar berdasarkan penalaran logis, serta pangkal tolak pemikiran tentang sesuatu.
Pancasila sebagai ideologi nasional menggambarkan identitas bangsa Indonesia. Pancasila merupakan dasar negara Republik Indonesia yang dijadikan sebagai pedoman bagi bangsa Indonesia untuk bertindak sekaligus menggambarkan jati diri bangsa Indonesia. Pancasila sebagai identitas nasional hendaknya dapat membuat bangsa indonesia disegani di dunia internasional. Identitas adalah ungkapan nilai-nilai budaya suatu bangsa yang bersifat khas dan membedakannya dengan bangsa lain. Kekhasan yang melekat pada sebuah bangsa banyak dikaitkan dengan sebutan identitas nasional. Namun demikian, proses pembentukan identitas nasional bukan sesuatu yang sudah selesai, tetapi sesuatu yang terus berkembang dan kontekstual mengikuti perkembangan zaman.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Komentar

oleh Yudhi Darmawan -
Nama: Yudhi Darmawan
NPM: 2115011102
Prodi: S1 Teknik Sipil

Setelah saya baca artikel yang terlampir, berikut adalah hal-halyang dapat saya simpulkan.
Pengertian filsafat menurut kata berarti hasrat
atau keinginan yang sungguh-sungguh akan kebenaran sejati.
Adapun pengertian Filsafat Menurut Tokoh-Tokoh Filsafat ialah:
- Menurut Socrates, Filsafat adalah suatu bentuk peninjauan diri yang bersifat reflektif atau
berupa perenungan terhadap azas-azas dari kehidupan yang adil dan bahagia.
- Menurut Plato, filsafat merupakan pencarian yang bersifat
spekulatif atau terhadap pandangan tentang seluruh kebenaran.
Sedangkan, Filsafat secara umum dapat diberi pengertian sebagai ilmu pengetahuan
yang menyelidiki hakikat segala sesuatu untuk memperoleh kebenaran hakiki.

Adapum manfaat dari mempelajari filsafat diantaranya ialah:
1. Memperoleh kebenaran yang hakiki
2. Melatih kemampuan berfikir logis
3. Melatih berpikir dan bertindak bijaksana
4. Melatih berpikir rasional dan komprehensif
5. Menyeimbangkan antara pertimbangan dan tindakan sehingga diperoleh
keselarasan hidup
6. Menghasilkan tindakan yang bijaksana.

Setelah mengetahui pengertian dari filsafat, sekarang kita definisikan apa itu filsafat Pancasila. Filsafat Pancasila dapat
didefinisikan secara ringkas sebagai refleksi kritis dan rasional tentang Pancasila
sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa, dengan tujuan untuk
mendapatkan pokok-pokok pengertiannya yang mendasar dan menyeluruh.

Membahas Pancasila sebagai filsafat berarti mengungkapkan konsep-konsep
kebenaran Pancasila yang bukan saja ditujukan pada bangsa Indonesia, melainkan
juga bagi manusia pada umumnya. Wawasan filsafat meliputi bidang atau aspek
penyelidikan Ontologis, Epistemologis, dan Aksiologis. Ketiga bidang tersebut dapat
dianggap mencakup kesemestaan.

1. Landasan Ontologis Pancasila
Ontologi, menurut Aristoteles adalah ilmu yang menyelidiki hakikat sesuatu
atau tentang ada, keberadaan atau eksistensi dan disamakan artinya dengan
metafisika.
2. Landasan Epistemologis Pancasila
Epistemologi adalah cabang filsafat yang menyelidiki asal, syarat, susunan,
metode, dan validitas ilmu pengetahuan.
3. Landasan Aksiologis Pancasila
Aksiologi Pancasila mengandung arti bahwa kita membahas tentang filsafat
nilai Pancasila.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Komentar

oleh Bella Nandayana -
Nama : Bella Nandayana
NPM : 2115011013
Prodi : S1 Teknik Sipil

setelah membaca artikel 10, kesimpulan yang saya dapat adalah bahwa berfilsafat adalah berpikir secara mendalam dan sungguh-sungguh. Sedangkan Pancasila sebagai sistem filsafat adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling bekerjasama antara sila yang satu dengan sila yang lain untuk tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh yang mempunyai beberapa inti sila, nilai dan landasan yang mendasar.
Dalam filsafat Pancasila, disebutkan ada tiga tingkatan nilai, yaitu nilai dasar, nilai instrumental, dan nilai praktis. Wawasan filsafat meliputi bidang atau aspek penyelidikan Ontologis, Epistemologis, dan Aksiologis. Ketiga bidang tersebut dapat dianggap mencakup kesemestaan.
Ciri sistem Filsafat Pancasila itu antara lain:
1. Sila-sila Pancasila merupakan satu-kesatuan sistem yang bulat dan utuh.
2. Susunan Pancasila dengan suatu sistem yang bulat dan utuh
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Komentar

oleh Muhammad Agung Wijdan Jalal -
Nama : Muhammad Agung Wijdan Jalal
NPM : 2115011062
Prodi : S1 Teknik Sipil

Tanggapan saya mengenai artikel tersebut adalah: Pancasila adalah filsafat bangsa Indonesia yang diperoleh sebagai hasil perenungan mendalam para tokoh pendiri negara (the founding fathers) ketika mereka berusaha menggali nilai-nilai dasar dan merumuskan dasar negara untuk di atasnya didirikan negara Republik Indonesia. Kelima dasar atau prinsip yang terdapat dalam sila-sila Pancasila, juga jelas merupakan satu kesatuan bagian-bagian sehingga saling berhubungan untuk menyatakan adanya satu tujuan yang hendak dicapai secara bersama sehingga dapat disebut sebagai sistem. Filsafat Pancasila dapat didefinisikan secara ringkas sebagai refleksi kritis dan rasional tentang Pancasila sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa, dengan tujuan untuk mendapatkan pokok-pokok pengertiannya yang mendasar dan menyeluruh. Ciri-ciri sistem filsafat Pancasila, yaitu sila-sila Pancasila merupakan satu kesatuan sistem yang bulat dan utuh. Dengan kata lain, apabila tidak bulat dan utuh atau satu sila dengan sila lainnya terpisah-pisah maka itu bukan Pancasila.
Inti sila-sila Pancasila meliputi:
- Tuhan, yaitu sebagai kausa prima.
- Manusia, yaitu makhluk individu dan makhluk sosial.
- Satu, yaitu kesatuan memiliki kepribadian sendiri.
- Rakyat, yaitu unsur mutlak negara, harus bekerja sama, dan gotong royong.
- Adil, yaitu memberi keadilan kepada diri sendiri dan orang lain yang menjadi haknya.

Pancasila sebagai filsafat berarti mengungkapkan konsep-konsep kebenaran Pancasila yang bukan saja ditujukan pada bangsa Indonesia, melainkan juga bagi manusia pada umumnya. Wawasan filsafat meliputi bidang atau aspek penyelidikan Ontologis, Epistemologis, dan Aksiologis. Ketiga bidang tersebut dapat dianggap mencakup kesemestaan.
1. Landasan Ontologis Pancasila
Ontologi, menurut Aristoteles adalah ilmu yang menyelidiki hakikat sesuatu atau tentang ada, keberadaan atau eksistensi dan disamakan artinya dengan metafisika. Bidang ontologi menyelidiki tentang makna yang ada (eksistensi dan keberadaan) manusia, benda, alam semesta (kosmologi), metafisika. Secara ontologis, penyelidikan Pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai upaya untuk mengetahui hakikat dasar dari sila-sila Pancasila.
2. Landasan Epistemologis Pancasila
Epistemologi adalah cabang filsafat yang menyelidiki asal, syarat, susunan, metode, dan validitas ilmu pengetahuan. Epistemologi meneliti sumber pengetahuan, proses dan syarat terjadinya pengetahuan, batas dan validitas ilmu pengetahuan. Secara epistemologis kajian Pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai upaya untuk mencari hakikat Pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan.
3. Landasan Aksiologis Pancasila
Aksiologi Pancasila mengandung arti bahwa kita membahas tentang filsafat nilai Pancasila. Aksiologi adalah teori nilai, yaitu sesuatu yang diinginkan, disukai atau yang baik. Bidang yang diselidiki adalah hakikat nilai, kriteria nilai, dan kedudukan metafisika suatu nilai. Secara aksiologis, bangsa Indonesia merupakan pendukung nilai-nilai Pancasila (subscriber of value Pancasila), yaitu bangsa yang berketuhanan, yang berkemanusiaan, yang berpersatuan, yang berkerakyatan dan berkeadilan sosial.

Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Berfilsafat adalah berpikir secara mendalam dan sungguh-sungguh. Sedangkan Pancasila sebagai sistem filsafat adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling bekerjasama antara sila yang satu dengan sila yang lain untuk tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh yang mempunyai beberapa inti sila, nilai dan landasan yang mendasar. Pentingnya Pancasila sebagai sistem filsafat ialah agar dapat diberikan pertanggungjawaban rasional dan mendasar mengenai sila-sila dalam Pancasila sebagai prinsip-prinsip politik; agar dapat dijabarkan lebih lanjut sehingga menjadi operasional dalam penyelenggaraan negara; agar dapat membuka dialog dengan berbagai perspektif baru dalam kehidupan berbangsa dan bernegara; dan agar dapat menjadi kerangka evaluasi terhadap segala kegiatan yang bersangkut paut dengan kehidupan bernegara, berbangsa, dan bermasyarakat.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Komentar

oleh Rosita kartika sari -
Nama: Rosita Kartika Sari
NPM: 2115011043
Prodi: S1 Teknik sipil

Tanggapan saya setelah membaca artikel pada pertemuan ke 10 tentang konsep Pancasila sebagai sistem filsafat
Filsafat adalah hasrat atau keinginan yang sungguh sungguh akan kebenaran sejati bisa juga sebagai ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakikat segala sesuatu untuk memperoleh kebenaran yang hakiki, dimana Pancasila sebagai filsafat berarti mengungkapkan konsep konsep kebenaran yang bukan hanya dituju untuk negara namun ditunjukkan juga untuk masyarakat nyaa dengan berbagai landasan landasan yang ada, serta meliputi beberapa nilai nilai
contohnya pada landasan Aksiologis ada beberapa nilai yaitu
Nilai kehidupan, kejiwaan, kerohanian, nilai ekonomis, kejasmaniab, hiburan sosial, watak, estetis, intelektual, nilai material, vital kerohanian, yang ada maka disimpulkan Pancasila sebagai sistem filsafat adalah satu kesatuan bagian bagian yang saling berhubungan saling bekerja sama dengan tujuan yang sama.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Komentar

oleh TEGAR AUDITTIO -
NAMA: Tegar Audittio
NPM: 2155011013
PRODI: S1 Teknik Sipil
Pancasila lahir 1 Juni 1945, ditetapkan pada 18 Agustus 1945 bersama-sama dengan UUD 1945. Bunyi dan ucapan Pancasila yang benar berdasarkan Inpres Nomor 12 tahun 1968 adalah Satu, Ketuhanan Yang Maha Esa. Dua, Kemanusiaan yang adil dan beradab. Tiga, Persatuan Indonesia. Empat, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Lima, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Filsafat dalam Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Yunani “Philosophia” terdiri dari kata Phile artinya Cinta dan Sophia artinya Kebijaksanaan. Filsafat berarti Cinta Kebijaksanaan, cinta artinya hasrat yang besar atau yang berkobar-kobar atau yang sungguh-sungguh. Kebijaksanaan artinya Kebenaran sejati atau kebenaran yang sesungguhnya. Filsafat berarti hasrat atau keinginan yang sungguh-sungguh akan kebenaran sejati.
MANFAAT MEMPELAJARI FILSAFAT
1. Memperoleh kebenaran yang hakiki
2. Melatih kemampuan berfikir logis
3. Melatih berpikir dan bertindak bijaksana
Pancasila sebagai filsafat mengandung pandangan, nilai, dan pemikiran yang dapat menjadi substansi dan isi pembentukan ideologi Pancasila. Filsafat Pancasila dapat didefinisikan secara ringkas sebagai refleksi kritis dan rasional tentang Pancasila sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa, dengan tujuan untuk mendapatkan pokok-pokok pengertiannya yang mendasar dan menyeluruh.
Susunan isi arti Pancasila meliputi tiga hal, yaitu:
1. Isi arti Pancasila yang Umum Universal
2. Isi arti Pancasila yang Umum Kolektif
3. Isi arti Pancasila yang bersifat Khusus dan Konkrit
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Komentar

oleh Citra Maharani Putri -
Nama : Citra Maharani Putri
NPM : 2115011021
Prodi : S1 Teknik Sipil

Tanggapan saya adalah, filsafat Pancasila didefinisikan secara ringkas sebagai refleksi kritis tentang Pancasila sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa dengan tujuan untuk mendapatkan pokok-pokok pengertiannya yang mendasar dan menyeluruh. Pancasila dikatakan sebagai filsafat karena Pancasila merupakan hasil perenungan jiwa yang mendalam. Sistem filsafat mempunyai beberapa ciri, yaitu :
1. Sistem filsafat harus bersifat koheren, artinya berhubungan satu sama lain secara runtut, tidak mengandung pernyataan yang saling bertentangan di dalamnya.
2. Sistem filsafat harus bersifat menyeluruh, artinya mencakup segala hal dan gejala yang terdapat dalam kehidupan manusia.
3. Sistem filsafat harus bersifat mendasar, artinya suatu bentuk perenungan mendalam yang sampai ke inti mutlak permasalahan sehingga menemukan aspek yang sangat funda mental.
4. Sistem filsafat bersifat spekulatif, artinya buah pikir hasil perenungan sebagai praanggapan yang menjadi titik awal yang menjadi pola dasar berdasarkan penalaran logis, serta pangkal tolak pemikiran tentang sesuatu.

Wawasan filsafat meliputi bidang atau aspek penyelidikan Ontologis, Epistemologis, dan Aksiologis. Ketiga bidang tersebut dapat dianggap mencakup kesemestaan.
1. Landasan Ontologis Pancasila
Ontologi, menurut Aristoteles adalah ilmu yang menyelidiki hakikat sesuatu atau tentang ada, keberadaan atau eksistensi dan disamakan artinya dengan metafisika. Secara ontologis, penyelidikan Pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai upaya untuk mengetahui hakikat dasar dari sila-sila Pancasila. Pancasila yang terdiri atas lima sila, setiap sila bukanlah merupakan asas yang berdiri sendiri, malainkan memiliki satu kesatuan dasar ontologis.
2. Landasan Epistemologis Pancasila
Epistemologi adalah cabang filsafat yang menyelidiki asal, syarat, susunan, metode, dan validitas ilmu pengetahuan. Secara epistemologis kajian Pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai upaya untuk mencari hakikat Pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan. Pancasila sebagai sistem filsafat pada hakikatnya juga merupakan sistem pengetahuan. Ini berarti Pancasila telah menjadi suatu belief system, sistem cita- cita, menjadi suatu ideologi.
3. Landasan Aksiologis Pancasila
Aksiologi Pancasila mengandung arti bahwa membahas tentang filsafat nilai Pancasila. Istilah aksiologi berasal dari kata Yunani axios yang artinya nilai, manfaat, dan logos yang artinya pikiran, ilmu atau teori. Pancasila secara aksiologi memiliki 3 dimensi nilai, dimensi nilai pertama adalah nilai dasar yaitu nilai-nilai dasar dari Pancasila yang tidak dapat dibantahkan lagi yang meliputi nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan. Kemudian dimensi nilai kedua adalah nilai instrumental, yaitu nilai yang berbentuk norma sosial dan norma hukum yang selanjutnya akan terkristalisasi dalam peraturan dan mekanisme lembaga-lembaga negara. Dimensi nilai ketiga adalah nilai praksis, yaitu nilai yang sesungguhnya kita laksanakan dalam kenyataan, sekaligus sebagai batu ujian apakah nilai dasar dan nilai instrumental itu benar-benar hidup dalam masyarakat. Nilai-nilai dalam Pancasila termasuk nilai etik atau nilai moral merupakan nilai dasar yang mendasari nilai intrumental dan selanjutnya mendasari semua aktivitas kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Komentar

oleh Rossyana Yulia Pratiwi -
nama : Rossyana Yulia Pratiwi
npm : 2115011041
prodi : S1 Teknik Sipil

tanggapan saya dari artikel diatas yaitu bahwa Filsafat Pancasila dapat didefinisikan secara ringkas sebagai refleksi kritis dan rasional tentang Pancasila sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa dengan tujuan untuk mendapatkan pokok-pokok pengertiannya yang mendasar dan menyeluruh. Pancasila dikatakan sebagai filsafat karena Pancasila merupakan hasil perenungan jiwa yang mendalam yang dilakukan oleh the faonding father kita yang dituangkan dalam suatu sistem.
Pancasila sebagai sistem filsafat, berarti :
- Pancasila merupakan kesatuan bagian-bagian yaitu sila-sila Pancasila
- Setiap sila-sila Pancasila mempunyai fungsi sendiri-sendiri
- Tiap sila Pancasila tidak dapat berdiri sendiri dan tidak saling bertentangan
- Keseluruhan sila pancasila merupakan suatu kesatuan yang sistematis.

Landasan Pancasila sebagai sistem filsafat terdiri dari :
- Filsafat Pancasila sebagai Genetivus Objectivus dan Subjectivus
- Landasan ontologis Pancasila
- Landasan epistemologis Pancasila - Landasan aksiologis Pancasila
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Komentar

oleh ERLANGGA PANCA ARTA -
Nama : Erlangga Panca Arta
Npm. : 2115011060
Prodi. : S1 Teknik Sipil

Tanggapan saya terhadap artikel pembelajaran tersebut adalah

Pancasila sebagai sistem filsafat adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling bekerjasama antara sila yang satu dengan sila yang lain untuk tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh yang mempunyai beberapa inti sila, nilai dan landasan yang mendasar.

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
•Pancasila sebagai suatu “SISTEM”:
- Pancasila merupakan kesatuan bagian-bagian (yaitu sila-sila pancasila),
- Tiap sila pancasila mempunyai fungsi sendiri-sendiri,
- Tiap sila pancasila tidak dapat berdiri sendiri dan tidak saling bertentangan,
- Keseluruhan sila pancasila merupakan suatu kesatuan yang sistematis (majemuk
tunggal).
•Ciri sistem Filsafat Pancasila
1. Sila-sila Pancasila merupakan satu-kesatuan sistem yang bulat dan utuh.
2. Susunan Pancasila dengan suatu sistem yang bulat dan utuh
•Inti sila-sila Pancasila meliputi
•Tuhan, yaitu sebagai kausa prima
•Manusia, yaitu makhluk individu dan makhluk sosial
•Satu, yaitu kesatuan memiliki kepribadian sendiri
•Rakyat, yaitu unsur mutlak negara, harus bekerja sama dan gotong
Royong.
•Adil, yaitu memberi keadilan kepada diri sendiri dan orang lain yang
menjadi haknya.

Landasan Pancasila sebagai sistem filsafat
-Landasan Ontologis Pancasila
-Landasan Epistemologis Pancasila
-Landasan Aksiologis Pancasila
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Komentar

oleh ARDITA NIDA SHAFANA -
Nama : Ardita nida Shafana
NPM : 2115011010
Prodi : S1 Teknik Sipil
 
Tanggapan saya mengenai urgensi pancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafat mengalami dinamika sebagai berikut. Pada era pemerintahan Soekarno, Pancasila sebagai sistem filsafat dikenal dengan istilah “Philosofische Grondslag”. Gagasan tersebut merupakan perenungan filosofis Soekarno atas rencananya berdirinya negara Indonesia merdeka. Ide tersebut dimaksudkan sebagai dasar kerohanian bagi penyelenggaraan kehidupan bernegara. Ide tersebut ternyata mendapat sambutan yang positif dari berbagai kalangan, terutama dalam sidang BPUPKI pertama, persisnya pada 1 Juni 1945. Namun, ide tentang Philosofische Grondslag belum diuraikan secara rinci, lebih merupakan adagium politik untuk menarik perhatian anggota sidang, dan bersifat teoritis. Pada masa itu, Soekarno lebih menekankan bahwa Pancasila merupakan filsafat asli Indonesia yang diangkat dari akulturasi budaya bangsa Indonesia. Pada era Soeharto, kedudukan Pancasila sebagai sistem filsafat berkembang ke arah yang lebih praktis (dalam hal ini istilah yang lebih tepat adalah weltanschauung). Artinya, filsafat Pancasila tidak hanya bertujuan mencari kebenaran dan kebijaksanaan, tetapi juga digunakan sebagai pedoman hidup sehari-hari. Atas dasar inilah, Soeharto mengembangkan sistem filsafat Pancasila menjadi penataran P-4.

Tantangan Pancasila sebagai Sistem Filsafat Beberapa bentuk tantangan terhadap Pancasila sebagai sistem filsafat muncul dalam bentuk-bentuk sebagai berikut:
 1. kapitalisme, yaitu aliran yang meyakini bahwa kebebasan individual pemilik modal untuk mengembangkan usahanya dalam rangka meraih keuntungan sebesar-besarnya merupakan upaya untuk menyejahterakan masyarakat. Salah satu bentuk tantangan kapitalisme terhadap Pancasila sebagai sistem filsafat ialah meletakkan kebebasan individual secara berlebihan sehingga dapat menimbulkan berbagai dampak negatif, seperti monopoli, gaya hidup konsumerisme, dan lain-lain.
2. komunisme adalah sebuah paham yang muncul sebagai reaksi atas perkembangan kapitalisme sebagai produk masyarakat liberal. Komunisme merupakan aliran yang meyakini bahwa kepemilikan modal dikuasai oleh negara untuk kemakmuran rakyat secara merata. Salah satu bentuk tantangan komunisme terhadap Pancasila sebagai sistem filsafat ialah dominasi negara yang berlebihan sehingga dapat menghilangkan peran rakyat dalam kehidupan bernegara.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Komentar

oleh Marintan veliana Sidebang -
NAMA: MARINTAN VELIANA SIDEBANG
NPM: 2115011051
PRODI :S1 TEKNIK

Artikel tersebut sudah menjelaskan sangat jelas bahwasannya pancasila sebagai filsafat mengandung pandangan, nilai, dan pemikiran yang dapat menjadi substansi dan isi pembentukan ideologi Pancasila.

Secara umum Filsafat merupakan pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai sebab-sebab, asas-asas hukum dan sebagainya daripada segala yang ada dalam alam semesta ataupun mengetahui kebenaran dan arti "adanya" sesuatu.

Sedangkan Filsafat Pancasila adalah penggunaan nilai-nilai pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bernegara. Pancasila sebagai filsafat juga bahwa pancasila mengandung pandangan, nilai, dan pemikiran yang dapat menjadi substansi dan isi pembentukan ideologi Pancasila.

Ciri cirinya:
A.Suatu kesatuan bagian-bagian.
B.Bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri.
C.Saling berhubungan dan saling ketergantungan.
Keseluruhannya dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
D.Terjadi dalam suatu lingkungan yag kompleks.

Adapun wawasan filsafat yang meliputi tiga bidang atau aspek
penyelidikan, antara lain :
1.Landasan Ontologis Pancasila
2.Landasan Epistemologis Pancasila
3.Landasan Aksiologis Pancasila
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Komentar

oleh Zandra Sadira Prasaya -
Nama : Zandra Sadira Prasaya
NPM : 2115011120
Prodi : S1 Teknik Sipil

Izin memberi tanggapan pada artikel diatas

Pancasila sebagai sistem filsafat lahir sebagai cita-cita bersama seluruh bangsa Indonesia. Pancasila menjadi acuan intelektual kognitif bagi pola pikir bangsa, dimana dalam usaha-usahanya terbangun suatu sistem filsafat yang kredibel. Nilai-nilai Pancasila tersebut saling terhubung dan melengkapi sehingga nilai-nilai Pancasila tidak dapat dipisahkan dan menjadi satu kesatuan yang utuh. Hal ini memberikan pola pembentukan sikap tingkah laku serta perbuatan bangsa Indonesia.
Adapun inti sila-sila pancasila secara keseluruhan yaitu :
1. Tuhan, yaitu sebagai kausa prima.
2. Manusia, yaitu makhluk individu dan makhluk sosial.
3. Satu, yaitu kesatuan memiliki kepribadian sendiri.
4. Rakyat, yaitu unsur mutlak negara, harus bekerja sama dan gotong Royong.
5. Adil, yaitu memberi keadilan kepada diri sendiri dan orang lain yang menjadi haknya.
Filsafat Pancasila meliputi bidang ontologi epistemologi dan aksiologi. Dalam bidang ontologis, membahas mengenai hakikat atau nilai dasar dari sila-sila Pancasila, di mana kelima sila tersebut memiliki suatu asas yang tidak dapat berdiri sendiri melainkan harus menjadi satu kesatuan. Dalam bidang epistemologis, Pancasila mengkaji suatu sistem pengetahuan sehingga Pancasila harus memiliki unsur rasional. Dalam hal ini berkaitan dengan pola pikir kehidupan masyarakat sehingga manusia mampu meresapkan pengetahuan dan mentransformasikan pengetahuan dalam suatu imajinasi, asosiasi, analogi, refleksi, intuisi, dan lain sebagainya. Dalam bidang analogi berkaitan dengan bagaimana masyarakat dapat menerapkan nilai-nilai Pancasila. Ada pula tiga tingkatan nilai dalam filsafat pancasila yaitu :
1. Nilai dasar = asas mutlak sebagai landasan sesuatu yang benar.
2. Nilai instrumental = nilai norma sosial dan hukum.
3. Nilai praktis = nilai yang dipraktikan dalam keseharian.
Nilai-nilai Pancasila tersebut termasuk nilai etika atau nilai moral yang menjadi dasar semua aktivitas kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara.

Sekian, terimakasih

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Komentar

oleh Wily Fahreza Putra -
Nama: Wily Fahreza Putra
NPM: 2115011072
Prodi: S1 Teknik Sipil

Pancasila sebagai filsafat mengandung pandangan, nilai, dan pemikiran yang dapat menjadi substansi dan isi pembentukan ideologi Pancasila. Filsafat Pancasila dapat didefinisikan secara ringkas sebagai refleksi kritis dan rasional tentang Pancasila sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa, dengan tujuan untuk mendapatkan pokok-pokok pengertiannya yang mendasar dan menyeluruh.

Ciri-ciri Sistem Pancasila:
1. Sila-sila Pancasila merupakan satu-kesatuan sistem yang bulat dan utuh. Dengan kata lain, apabila tidak bulat dan utuh atau satu sila dengan sila lainnya terpisah-pisah maka itu bukan Pancasila.
2. Susunan Pancasila dengan suatu sistem yang bulat dan utuh

Landasan Filsafat Pancasila:
1. Landasan Ontologis, menurut Aristoteles adalah ilmu yang menyelidiki hakikat sesuatu atau tentang ada, keberadaan atau eksistensi dan disamakan artinya dengan metafisika.
2. Landasan Epistemologis adalah cabang filsafat yang menyelidiki asal, syarat, susunan, metode, dan validitas ilmu pengetahuan.
3. Landasan Aksiologi Pancasila mengandung arti bahwa kita membahas tentang filsafat nilai Pancasila. Istilah aksiologi berasal dari kata Yunani axios yang artinya nilai, manfaat, dan logos yang artinya pikiran, ilmu atau teori.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Komentar

oleh HAMDAN JULIANTO SAPUTRA -
Nama: Hamdan Julianto Saputra
NPM: 2115011040
Tanggapan saya menurut artikel diatas yaitu bahwa dalam artikel menjelaskan Filsafat Pancasila bisa didefinisikan secara ringkas menjadi refleksi kritis & rasional mengenai Pancasila menjadi dasar negara & fenomena budaya bangsa menggunakan tujuan buat menerima utama-utama pengertiannya yang fundamental dan menyeluruh. Pancasila dikatakan menjadi filsafat lantaran Pancasila adalah output perenungan jiwa yang mendalam yang dilakukan sang the faonding father kita yang dituangkan pada suatu sistem.
Pancasila menjadi sistem filsafat, berarti :
- Pancasila adalah kesatuan bagian-bagian yaitu sila-sila Pancasila
- Setiap sila-sila Pancasila memiliki fungsi sendiri-sendiri
- Tiap sila Pancasila tidak bisa berdiri sendiri dan tidak saling bertentangan
- Keseluruhan sila pancasila adalah suatu kesatuan yang sistematis.

Landasan Pancasila menjadi sistem filsafat terdiri menurut :
- Filsafat Pancasila menjadi Genetivus Objectivus dan Subjectivus
- Landasan ontologis Pancasila
- Landasan epistemologis Pancasila - Landasan aksiologis Pancasila
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Komentar

oleh Ahmat Renzen Hardowo -
Nama : Ahmat Renzen Hardowo
NPM : 2115011023
Prodi : S1 Teknik sipil

Tanggapan saya setelah membaca artikel tentang konsep Pancasila sebagai sistem filsafat
Filsafat adalah hasrat atau keinginan yang sungguh sungguh akan kebenaran sejati bisa juga sebagai ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakikat segala sesuatu untuk memperoleh kebenaran yang hakiki, dimana Pancasila sebagai filsafat berarti mengungkapkan konsep konsep kebenaran yang bukan hanya dituju untuk negara namun ditunjukkan juga untuk masyarakat nyaa dengan berbagai landasan landasan yang ada, serta meliputi beberapa nilai nilai
contohnya pada landasan Aksiologis ada beberapa nilai yaitu
Nilai kehidupan, kejiwaan, kerohanian, nilai ekonomis, kejasmaniab, hiburan sosial, watak, estetis, intelektual, nilai material, vital kerohanian, yang ada maka disimpulkan Pancasila sebagai sistem filsafat adalah satu kesatuan bagian bagian yang saling berhubungan saling bekerja sama dengan tujuan yang sama.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Komentar

oleh Ihksan Putra Jaya -
Nama : Ihksan Putra Jaya
NPM : 2115011101
Prodi : S1 Teknik Sipil

Tanggapan saya terkait artikel di atar yang berjudul konsep pancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila lahir 1 Juni 1945, ditetapkan pada 18 Agustus 1945 bersama-sama dengan UUD 1945. Bunyi dan ucapan Pancasila yang benar berdasarkan Inpres Nomor 12 tahun 1968 adalah Satu, Ketuhanan Yang Maha Esa. Dua, Kemanusiaan yang adil dan beradab. Tiga, Persatuan Indonesia. Empat, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Lima, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Filsafat dalam Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Yunani “Philosophia” terdiri dari kata Phile artinya Cinta dan Sophia artinya Kebijaksanaan. Filsafat berarti Cinta Kebijaksanaan, cinta artinya hasrat yang besar atau yang berkobar-kobar atau yang sungguh-sungguh. Kebijaksanaan artinya Kebenaran sejati atau kebenaran yang sesungguhnya. Filsafat berarti hasrat atau keinginan yang sungguh-sungguh akan kebenaran sejati.
MANFAAT MEMPELAJARI FILSAFAT
1. Memperoleh kebenaran yang hakiki
2. Melatih kemampuan berfikir logis
3. Melatih berpikir dan bertindak bijaksana
Pancasila sebagai filsafat mengandung pandangan, nilai, dan pemikiran yang dapat menjadi substansi dan isi pembentukan ideologi Pancasila. Filsafat Pancasila dapat didefinisikan secara ringkas sebagai refleksi kritis dan rasional tentang Pancasila sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa, dengan tujuan untuk mendapatkan pokok-pokok pengertiannya yang mendasar dan menyeluruh.
Susunan isi arti Pancasila meliputi tiga hal, yaitu:
1. Isi arti Pancasila yang Umum Universal
2. Isi arti Pancasila yang Umum Kolektif
3. Isi arti Pancasila yang bersifat Khusus dan Konkrit
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Komentar

oleh Danu Rakha Prayoga -
Assalammualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
Izin memperkenalkan diri
Nama : Danu rakha prayoga
NPM : 2115011071
Prodi : S1 Teknik Sipil

Menurut saya artikel yang diberikan telah memuat cukup lengkap materi yang berjudul konsep dan urgensi pancasila sebagai sistem filsafat. Dimana pancasila sebagai filsafat mengandung pandangan, nilai, dan pemikiran yang dapat menjadi substansi dan isi pembentukan ideologi Pancasila. Filsafat Pancasila dapat didefinisikan secara ringkas sebagai refleksi kritis dan rasional tentang Pancasila sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa, dengan tujuan untuk mendapatkan pokok-pokok pengertiannya yang mendasar dan menyeluruh.
Sistem filsafat juga mempunyai beberapa ciri, diantaranya sebagai berikut;
1. Sistem filsafat harus bersifat koheren, artinya berhubungan satu sama lain secara runtut, tidak mengandung pernyataan yang saling bertentangan di dalamnya.
2. Sistem filsafat harus bersifat menyeluruh, artinya mencakup segala hal dan gejala yang terdapat dalam kehidupan manusia.
3. Sistem filsafat harus bersifat mendasar, artinya suatu bentuk perenungan mendalam yang sampai ke inti mutlak permasalahan sehingga menemukan aspek yang sangat funda mental.
4. Sistem filsafat bersifat spekulatif, artinya buah pikir hasil perenungan sebagai praanggapan yang menjadi titik awal yang menjadi pola dasar berdasarkan penalaran logis, serta pangkal tolak pemikiran tentang sesuatu.
Wawasan filsafat meliputi bidang atau aspek penyelidikan Ontologis, Epistemologis, dan Aksiologis. Ketiga bidang tersebut dapat dianggap mencakup kesemestaan.

1. Sistem filsafat harus bersifat koheren, artinya berhubungan satu sama lain secara runtut, tidak mengandung pernyataan yang saling bertentangan di dalamnya.
2. Sistem filsafat harus bersifat menyeluruh, artinya mencakup segala hal dan gejala yang terdapat dalam kehidupan manusia.
3. Sistem filsafat harus bersifat mendasar, artinya suatu bentuk perenungan mendalam yang sampai ke inti mutlak permasalahan sehingga menemukan aspek yang sangat funda mental.
4. Sistem filsafat bersifat spekulatif, artinya buah pikir hasil perenungan sebagai praanggapan yang menjadi titik awal yang menjadi pola dasar berdasarkan penalaran logis, serta pangkal tolak pemikiran tentang sesuatu.
Wawasan filsafat meliputi bidang atau aspek penyelidikan Ontologis, Epistemologis, dan Aksiologis. Ketiga bidang tersebut dapat dianggap mencakup kesemestaan.
1. Landasan Ontologis Pancasila
Ontologi, menurut Aristoteles adalah ilmu yang menyelidiki hakikat sesuatu atau tentang ada, keberadaan atau eksistensi dan disamakan artinya dengan metafisika. Secara ontologis, penyelidikan Pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai upaya untuk mengetahui hakikat dasar dari sila-sila Pancasila. Pancasila yang terdiri atas lima sila, setiap sila bukanlah merupakan asas yang berdiri sendiri, malainkan memiliki satu kesatuan dasar ontologis.
2. Landasan Epistemologis Pancasila
Epistemologi adalah cabang filsafat yang menyelidiki asal, syarat, susunan, metode, dan validitas ilmu pengetahuan. Secara epistemologis kajian Pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai upaya untuk mencari hakikat Pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan. Pancasila sebagai sistem filsafat pada hakikatnya juga merupakan sistem pengetahuan. Ini berarti Pancasila telah menjadi suatu belief system, sistem cita- cita, menjadi suatu ideologi.
3. Landasan Aksiologis Pancasila
Aksiologi Pancasila mengandung arti bahwa membahas tentang filsafat nilai Pancasila. Istilah aksiologi berasal dari kata Yunani axios yang artinya nilai, manfaat, dan logos yang artinya pikiran, ilmu atau teori. Pancasila secara aksiologi memiliki 3 dimensi nilai, dimensi nilai pertama adalah nilai dasar yaitu nilai-nilai dasar dari Pancasila yang tidak dapat dibantahkan lagi yang meliputi nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan. Kemudian dimensi nilai kedua adalah nilai instrumental, yaitu nilai yang berbentuk norma sosial dan norma hukum yang selanjutnya akan terkristalisasi dalam peraturan dan mekanisme lembaga – lembaga negara. Dimensi nilai ketiga adalah nilai praksis, yaitu nilai yang sesungguhnya kita laksanakan dalam kenyataan, sekaligus sebagai batu ujian apakah nilai dasar dan nilai instrumental itu benar-benar hidup dalam masyarakat. Nilai-nilai dalam Pancasila termasuk nilai etik atau nilai moral merupakan nilai dasar yang mendasari nilai intrumental dan selanjutnya mendasari semua aktivitas kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara.

Sekian tanggapan dan kesimpulan dari saya
Terimakasih
Wassalammualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Komentar

oleh Ismi Aqilah Ramadhan -
Nama : ismi Aqilah Ramadhan
NPM : 2155011012
Prodi : S1 Teknik Sipil

Filsafat Pancasila adalah refleksi kritis dan rasional tentang Pancasila sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa, dengan tujuan untuk mendapatkan pokok-pokok pengertiannya yang mendasar dan menyeluruh. ciri ciri dari filsafat pancasila, Sila-sila Pancasila merupakan satu-kesatuan sistem yang bulat dan utuh, maksudnya adalah arti dari setiap silanya berhubungan satu sama lain dan tidak terpisahkan.
Inti sila-sila Pancasila meliputi:
Tuhan, yaitu sebagai kausa prima.
Manusia, yaitu makhluk individu dan makhluk sosial.
Satu, yaitu kesatuan memiliki kepribadian sendiri.
Rakyat, yaitu unsur mutlak negara, harus bekerja sama dan gotong
Royong.
Adil, yaitu memberi keadilan kepada diri sendiri dan orang lain yang
menjadi haknya.
Oleh karena itu, Pancasila sebagai filsafat berarti mengungkapkan konsep-konsep kebenaran Pancasila yang bukan saja ditujukan pada bangsa Indonesia, melainkan
juga bagi manusia pada umumnya.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Komentar

oleh M. Idham Syaifila -
Nama : M.Idham Syaifila
NPM : 2115011020
Prodi : S1 Teknik Sipil

Izinkan saya menaggapi artikel pembelajaran di atas yang berjudul KONSEP PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT.
Pancasila sebagai dasar falsafah negara Indonesia yang harus diketahui oleh seluruh warga negara Indonesia adalah agar menghormati, menghargai, menjaga dan menjalankan apa-apa yang telah dilakukan oleh para pahlawan khususnya pahlawan proklamasi yang telah berjuang untuk kemerdekaan negara Indonesia ini. Sehingga baik golongan muda maupun tua tetap meyakini Pancasila sebagai dasar negara Indonesia tanpa adanya keraguan guna memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dan negara Indonesia.
Pengertian menurut arti katanya, kata filsafat dalam Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Yunani “Philosophia” terdiri dari kata Phile artinya Cinta dan Sophia artinya Kebijaksanaan.
Ada dua cakupan dari pengertian filsafat, yaitu:
1. Filsafat sebagai Produk
-. Filsafat sebagai jenis Pengetahuan, ilmu, konsep-konsep, pemikiran-pemikiran
(rasionalisme, materialisme, pragmatisme).
-. Filsafat sebagai suatu jenis problema yang dihadapi oleh manusia sebagai hasil dari
aktivitas berfilsafat.

2. Filsafat sebagai suatu Proses
Dalam hal ini filsafat diartikan dalam bentuk suatu aktivitas berfilsafat dalam proses pemecahan suatu permasalahan dengan menggunakan suatu cara dan metode tertentu yang sesuai dengan objeknya.
Filsafat secara umum dapat diberi pengertian sebagai ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakikat segala sesuatu untuk memperoleh kebenaran hakiki.
Lantas apa manfaat mempelajari filsafat? Manfaat mempelajari filsafat yaitu :

1. Memperoleh kebenaran yang hakiki.
2. Melatih kemampuan berfikir logis.
3. Melatih berpikir dan bertindak bijaksana.
4. Melatih berpikir rasional dan komprehensif.
5. Menyeimbangkan antara pertimbangan dan tindakan sehingga diperoleh keselarasan hidup.
6. Menghasilkan tindakan yang bijaksana.

Apa itu Filsafat Pancasila ?
Menurut Ruslan Abdul Gani, Filsafat Pancasila dapat didefinisikan secara ringkas sebagai refleksi kritis dan rasional tentang Pancasila sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa, dengan tujuan untuk mendapatkan pokok-pokok pengertiannya yang mendasar dan menyeluruh. Pancasila dikatakan sebagai filsafat, karena Pancasila merupakan hasil permenungan jiwa yang mendalam yang dilakukan oleh the faounding father kita, yang dituangkan dalam suatu sistem.
Menurut Notonagoro, Filsafat Pancasila memberi pengetahuan dan pengertian ilmiah yaitu tentang hakikat dari Pancasila.

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

“Sistem” memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1) Suatu kesatuan bagian-bagian/unsur/elemen/komponen.
2) Bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri.
3) Saling berhubungan dan saling ketergantungan.
4) Keseluruhannya dimaksudkan untuk mencapai tujuan tertentu (tujuan sistem).
5) Terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks (Shore & Voich, 1974).

Pancasila sebagai suatu “SISTEM”:
- Pancasila merupakan kesatuan bagian-bagian (yaitu sila-sila pancasila).
- Tiap sila pancasila mempunyai fungsi sendiri-sendiri.
- Tiap sila pancasila tidak dapat berdiri sendiri dan tidak saling bertentangan.
- Keseluruhan sila pancasila merupakan suatu kesatuan yang sistematis (majemuk tunggal).

Ciri sistem Filsafat Pancasila itu antara lain:
1. Sila-sila Pancasila merupakan satu-kesatuan sistem yang bulat dan utuh. Dengan kata lain, apabila tidak bulat dan utuh atau satu sila dengan sila lainnya terpisah-pisah maka itu bukan Pancasila.
2. Susunan Pancasila dengan suatu sistem yang bulat dan utuh itu dapat digambarkan sebagai berikut:
• Sila 1, meliputi, mendasari dan menjiwai sila 2,3,4 dan 5.
• Sila 2, diliputi, didasari, dijiwai sila 1, dan mendasari dan menjiwai sila 3, 4 dan 5.
• Sila 3, diliputi, didasari, dijiwai sila 1, 2, dan mendasari dan menjiwai sila 4, 5.
• Sila 4, diliputi, didasari, dijiwai sila 1,2,3, dan mendasari dan menjiwai sila 5.
• Sila 5, diliputi, didasari, dijiwai sila 1,2,3,4.

Inti sila-sila Pancasila meliputi:
• Tuhan, yaitu sebagai kausa prima.
• Manusia, yaitu makhluk individu dan makhluk sosial.
• Satu, yaitu kesatuan memiliki kepribadian sendiri.
• Rakyat, yaitu unsur mutlak negara, harus bekerja sama dan gotong royong.
• Adil, yaitu memberi keadilan kepada diri sendiri dan orang lain yang menjadi haknya.

a. Landasan Ontologis Pancasila
Secara ontologis, penyelidikan Pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai upaya untuk mengetahui hakikat dasar dari sila-sila Pancasila. Pancasila yang terdiri atas lima sila, setiap sila bukanlah merupakan asas yang berdiri sendiri, malainkan memiliki satu kesatuan dasar ontologis.

b. Landasan Epistemologis Pancasila
Secara epistemologis kajian Pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai upaya untuk mencari hakikat Pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan.
Susunan isi arti Pancasila meliputi tiga hal, yaitu:
1. Isi arti Pancasila yang Umum Universal, yaitu hakikat sila-sila Pancasila yang merupakan intisari Pancasila sehingga merupakan pangkal tolak dalam pelaksanaan
dalam bidang kenegaraan dan tertib hukum Indonesia serta dalam realisasi praksis dalam berbagai bidang kehidupan yang konkrit.
2. Isi arti Pancasila yang Umum Kolektif, yaitu isi arti Pancasila sebagai pedoman kolektif negara dan bangsa Indonesia terutama dalam tertib hukum Indonesia.
3. Isi arti Pancasila yang bersifat Khusus dan Konkrit, yaitu isi arti Pancasila dalam realisasi praksis dalam berbagai bidang kehidupan sehingga memiliki sifat khusus
konkrit serta dinamis (Notonagoro, 1975: 36-40).

c. Landasan Aksiologis Pancasila
Aksiologi Pancasila mengandung arti bahwa kita membahas tentang filsafat nilai Pancasila.
Dalam filsafat Pancasila, disebutkan ada tiga tingkatan nilai, yaitu nilai dasar, nilai instrumental, dan nilai praktis.
1. Nilai dasar adalah asas-asas yang kita terima sebagai dalil yang bersifat mutlak, sebagai sesuatu yang benar atau tidak perlu dipertanyakan lagi. Nilai-nilai dasar dari
Pancasila adalah nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan.
2. Nilai instrumental adalah nilai yang berbentuk norma sosial dan norma hukum yang selanjutnya akan terkristalisasi dalam peraturan dan mekanisme lembaga-
lembaga negara.
3. Nilai praktis adalah nilai yang sesungguhnya kita laksanakan dalam kenyataan. Nilai ini merupakan batu ujian apakah nilai dasar dan nilai instrumental itu benar-benar
hidup dalam masyarakat.
Secara aksiologis, bangsa Indonesia merupakan pendukung nilai-nilai Pancasila (subscriber of value Pancasila), yaitu bangsa yang berketuhanan, yang berkemanusiaan, yang berpersatuan, yang berkerakyatan dan berkeadilan sosial. Pengakuan, penerimaan dan penghargaan atas nilai-nilai Pancasila itu nampak dalam sikap, tingkah laku, dan perbuatan bangsa Indonesia sehingga mencermin-kan sifat khas sebagai Manusia Indonesia.

Kesimpulannya yaitu, berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa berfilsafat adalah berpikir secara mendalam dan sungguh-sungguh. Sedangkan Pancasila sebagai sistem filsafat adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling bekerjasama antara sila yang satu dengan sila yang lain untuk tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh yang mempunyai beberapa inti sila, nilai dan landasan yang mendasar.
Sekian.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Komentar

oleh MUHAMMAD MIFDHAL ARRAAFI -
NAMA : Muhammad Mifdhal Arraafi
NPM : 2115011111
PRODI : S1 Teknik Sipil

Tanggapan saya menurut artikel diatas yaitu bahwa Pancasila sebagai filsafat mengandung pandangan, nilai, dan pemikiran yang dapat menjadi substansi dan isi pembentukan ideologi Pancasila. Filsafat Pancasila dapat didefinisikan secara ringkas sebagai refleksi kritis dan rasional tentang Pancasila sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa, dengan tujuan untuk mendapatkan pokok-pokok pengertiannya yang mendasar dan menyeluruh.

Beberapa ciri berpikir kefilsafatan meliputi:
1. sistem filsafat harus bersifat koheren, artinya berhubungan satu sama lain secara runtut, tidak mengandung pernyataan yang saling bertentangan di dalamnya.
2. sistem filsafat harus bersifat menyeluruh, artinya mencakups egala hal dan gejala yang terdapat dalam kehidupan manusia.
3. sistem filsafat harus bersifat mendasar, artinya suatu bentuk perenungan mendalam yang sampai ke inti mutlak permasalahan sehingga menemukan aspek yang sangat fundamental.
4. sistem filsafat bersifat spekulatif, artinya buah pikir hasil perenungan sebagai praanggapan yang menjadi titik awal yang menjadi pola dasar berdasarkan penalaran logis, serta pangkal tolak pemikiran tentang sesuatu.

Alasan Diperlukannya Kajian Pancasila sebagai Sistem Filsafat :
1. Filsafat Pancasila sebagai Genetivus Objectivus dan Genetivus Subjectivus
2. Landasan Ontologis Filsafat Pancasila
3. Landasan Epistemologis Filsafat Pancasila
4. Landasan Aksiologis Pancasila

Berfilsafat adalah berpikir secara mendalam dan sungguh-sungguh. Sedangkan Pancasila sebagai sistem filsafat adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling bekerjasama antara sila yang satu dengan sila yang lain untuk tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh yang mempunyai beberapa inti sila, nilai dan landasan yang mendasar.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Komentar

oleh RISYA LA GARA -
Nama : Risya La Gara
NPM : 2115011001
Prodi : S1 Teknik Sipil

Tanggapan saya mengenai artikel yang sudah diberikan berkaitan dengan materi pancasila sebagai filsafat adalah bahwa pancasila juga berperan sebagai falsafah Negara. Tentunya Pancasila ada yang merumuskannya. Pancasila itu mengandung toleransi, dan sebagai dasar falsafah negara Indonesia yang harus diketahui. Pancasila sebagai filsafat mengandung pandangan, nilai, dan pemikiran, karena Pancasila merupakan hasil permenungan jiwa yang memberi pengetahuan dan pengertian.
1. Landasan ontologis pancasila
Secara ontologis, penyelidikan Pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai upaya untuk mengetahui hakikat dasar dari sila-sila Pancasila. Subyek pendukung pokok dari sila-sila Pancasila adalah manusia yang pada hakikatnya adalah manusia sebagai pendukung pokok sila-sila Pancasila secara ontologis. Sifat kodrat manusia adalah sebagai makhluk individu dan makhluk sosial serta sebagai makhluk pribadi dan makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
2. Landasan epistemologis
Secara epistemologis kajian Pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai upaya untuk mencari hakikat Pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan. Pancasila sebagai sistem filsafat pada hakikatnya juga merupakan system rasionalitas terutama dalam kedudukannya sebagai sistem pengetahuan. Dasar epistemologis Pancasila pada hakikatnya tidak dapat dipisahkan hakikatnya meliputi masalah sumber pengetahuan dimana sila pertama Pancasila mendasari dan menjiwai keempat sila lainnya dan saling berakitan satu sama lain. Epistemologi Pancasila juga mengakui kebenaran wahyu yang kebenaran dan pengetahuan manusia merupakan suatu sintesa yang harmonis.
3. Landasan aksiologis
Aksiologi adalah teori nilai, yaitu sesuatu yang diinginkan, disukai. Bidang yang diselidiki adalah hakikat nilai, kriteria nilai. Nilai itu sesuatu yang berguna, nilai juga mengandung harapan akan sesuatu yang diinginkan. Nilai ini merupakan batu ujian apakah nilai dasar dan nilai instrumental.

Berfilsafat maksudnya adalah berpikir secara mendalam dan sungguh-sungguh. Sedangkan Pancasila sebagai sistem filsafat adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling bekerjasama antara sila yang satu dengan sila yang lain untuk tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh yang mempunyai beberapa inti sila, nilai dan landasan yang mendasar.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Komentar

oleh Bastian Tunggor MN -
Izin memperkenalkan diri
Nama :Bastian Tunggor Maranatha Naibaho
NPM : 2115011053
Prodi : S1 Teknik Sipil

Menurut saya artikel yang diberikan telah memuat cukup lengkap materi yang berjudul konsep dan urgensi pancasila sebagai sistem filsafat. Dimana pancasila sebagai filsafat mengandung pandangan, nilai, dan pemikiran yang dapat menjadi substansi dan isi pembentukan ideologi Pancasila. Filsafat Pancasila dapat didefinisikan secara ringkas sebagai refleksi kritis dan rasional tentang Pancasila sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa, dengan tujuan untuk mendapatkan pokok-pokok pengertiannya yang mendasar dan menyeluruh.
Sistem filsafat juga mempunyai beberapa ciri, diantaranya sebagai berikut;
1. Sistem filsafat harus bersifat koheren, artinya berhubungan satu sama lain secara runtut, tidak mengandung pernyataan yang saling bertentangan di dalamnya.
2. Sistem filsafat harus bersifat menyeluruh, artinya mencakup segala hal dan gejala yang terdapat dalam kehidupan manusia.
3. Sistem filsafat harus bersifat mendasar, artinya suatu bentuk perenungan mendalam yang sampai ke inti mutlak permasalahan sehingga menemukan aspek yang sangat funda mental.
4. Sistem filsafat bersifat spekulatif, artinya buah pikir hasil perenungan sebagai praanggapan yang menjadi titik awal yang menjadi pola dasar berdasarkan penalaran logis, serta pangkal tolak pemikiran tentang sesuatu.
Wawasan filsafat meliputi bidang atau aspek penyelidikan Ontologis, Epistemologis, dan Aksiologis. Ketiga bidang tersebut dapat dianggap mencakup kesemestaan.

1. Sistem filsafat harus bersifat koheren, artinya berhubungan satu sama lain secara runtut, tidak mengandung pernyataan yang saling bertentangan di dalamnya.
2. Sistem filsafat harus bersifat menyeluruh, artinya mencakup segala hal dan gejala yang terdapat dalam kehidupan manusia.
3. Sistem filsafat harus bersifat mendasar, artinya suatu bentuk perenungan mendalam yang sampai ke inti mutlak permasalahan sehingga menemukan aspek yang sangat funda mental.
4. Sistem filsafat bersifat spekulatif, artinya buah pikir hasil perenungan sebagai praanggapan yang menjadi titik awal yang menjadi pola dasar berdasarkan penalaran logis, serta pangkal tolak pemikiran tentang sesuatu.
Wawasan filsafat meliputi bidang atau aspek penyelidikan Ontologis, Epistemologis, dan Aksiologis. Ketiga bidang tersebut dapat dianggap mencakup kesemestaan.
1. Landasan Ontologis Pancasila
Ontologi, menurut Aristoteles adalah ilmu yang menyelidiki hakikat sesuatu atau tentang ada, keberadaan atau eksistensi dan disamakan artinya dengan metafisika. Secara ontologis, penyelidikan Pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai upaya untuk mengetahui hakikat dasar dari sila-sila Pancasila. Pancasila yang terdiri atas lima sila, setiap sila bukanlah merupakan asas yang berdiri sendiri, malainkan memiliki satu kesatuan dasar ontologis.
2. Landasan Epistemologis Pancasila
Epistemologi adalah cabang filsafat yang menyelidiki asal, syarat, susunan, metode, dan validitas ilmu pengetahuan. Secara epistemologis kajian Pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai upaya untuk mencari hakikat Pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan. Pancasila sebagai sistem filsafat pada hakikatnya juga merupakan sistem pengetahuan. Ini berarti Pancasila telah menjadi suatu belief system, sistem cita- cita, menjadi suatu ideologi.
3. Landasan Aksiologis Pancasila
Aksiologi Pancasila mengandung arti bahwa membahas tentang filsafat nilai Pancasila. Istilah aksiologi berasal dari kata Yunani axios yang artinya nilai, manfaat, dan logos yang artinya pikiran, ilmu atau teori. Pancasila secara aksiologi memiliki 3 dimensi nilai, dimensi nilai pertama adalah nilai dasar yaitu nilai-nilai dasar dari Pancasila yang tidak dapat dibantahkan lagi yang meliputi nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan. Kemudian dimensi nilai kedua adalah nilai instrumental, yaitu nilai yang berbentuk norma sosial dan norma hukum yang selanjutnya akan terkristalisasi dalam peraturan dan mekanisme lembaga – lembaga negara. Dimensi nilai ketiga adalah nilai praksis, yaitu nilai yang sesungguhnya kita laksanakan dalam kenyataan, sekaligus sebagai batu ujian apakah nilai dasar dan nilai instrumental itu benar-benar hidup dalam masyarakat. Nilai-nilai dalam Pancasila termasuk nilai etik atau nilai moral merupakan nilai dasar yang mendasari nilai intrumental dan selanjutnya mendasari semua aktivitas kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara.

Sekian tanggapan dan kesimpulan dari saya
Terimakasih
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Komentar

oleh Diyas Saputra pajar -
NAMA:DIYAS SAPUTRA PAJAR
NPM:2115011061
PRODI:S1 TEKNIK SIPIL

Tanggapan saya menurut artikel diatas adalah
Menghadapi arus globalisasi yang semakin pesat, keurgesian Pancasila sebagai dasar Negara semakin dibutuhkan. Pancasila dengan sifat keterbukaannya melalui tafsir tafsir baru dapat =jadikan pengawal dan keurgensian serta pemandu di dalam menghadapi situasi yang serba tidak pasti. Pancasila mengandung komitmen-komitmen transenden yang memiliki “mitosnya” tersendiri yaitu semua yang mitis kharismatis dan irasional yang akan tertangkap arti bagi mereka yang sudah terbiasa berfikir secara teknis-positivistik dan pragmatis semata. Nilai-nilai luhur yang telah dipupuk sejak pergerakan nasional kini telah tersapu oleh kekuasaan orde lama dan orde baru.Orde Lama mengembangkan Pancasila sebagai dasar Negara tidak sebagai sesuatu substantif, melainkan di-instrumentalisasi-kan sebagai alat politik semata. Demikian pula di Orde Baru yang ber-ideologi-kan ekonomi, Pancasila dijadikan azas tunggal dan dimanipulasi untuk KKN dan kronisme dengan mengatas-namakan sebagai mandataris MPR. Sejarah implementasi pancasila memang tidak menunjukkan garis lurus bukan dalam pengertian keabsahan substansialnya, tetapi dalam Implementasi Pancasila 439 konteks implementasinya. Tantangan terhadap pancasila sebagai kristalisasi pandangan politik berbangsa dan bernegara bukan hanya berasal dari faktor domestik, tetapi juga dunia internasional. Pada zaman reformasi saat ini pengimplementasian pancasila sangat dibutuhkan oleh masyarakat, karena di dalam pancasila terkandung nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yang sesuai dengan kepribadian bangsa. Selain itu, kini zaman globalisasi begitu cepat menjangkiti negara-negara di seluruh dunia termasuk Indonesia. Gelombang demokratisasi, hak asasi manusia, neo-liberalisme, serta neo-konservatisme dan globalisme bahkan telah memasuki cara pandang dan cara berfikir masyarakat Indonesia. Hal demikian bisa meminggirkan pancasila dan dapat menghadirkansistem nilai dan idealisme baru yang bertentangan dengan kepribadian bangsa. Implementasi pancasila dalam kehidupan bermasyarakat pada hakikatnya merupakan suatu realisasi praksis untuk mencapai tujuan dan cita-cita nasional bangsa Indonesia. Dasar negara merupakan fundamen atau pondasi dari bangunan Negara. Kuatnya fundamen Negara akan menguatkan berdirinya Negara itu. Kerapuhan fundamen suatu Negara berakibat lemahnya Negara tersebut. Sebagai dasar Negara Indonesia Pancasila sering disebut sebagai dasar falsafah Negara (filosofische gronslag) dari Negara. Staats fundamentele norm, weltanschauung dan juga diartikan sebagai ideologi Negara (staatsidee). Pancasila disebut sebagai dasar filsafat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara mengandung konsekuensi bahwa dalam setiap aspek 440 Amstrong Harefa penyelenggaraan negara harus sesuai dengan nilainilai Pancasila. Hal itu meliputi segala peraturan perundang-undangan dalam negara, pemerintahan dan aspek-aspek kenegaraan lainnya. Negara adalah lembaga kemasyarakatan dalam hidup bersama. Suatu negara akan hidup dan berkembang dengan baik manakala negara tersebut memiliki dasar filsafat sebagai sumber nilai kebenaran, kebaikan, dan keadilan. Pancasila sebagai dasar filsafat negara pada hakikatnya merupakan suatu sumber nilai bagi bangsa dan negara Indonesia. Maka seluruh aspek dalam penyelenggaraan negara didasarkan dan diliputi oleh nilai-nilai Pancasila. Sehingga Pancasila sebagai dasar Filsafat negara pada hakikatnya
merupakan asas kerokhanian negara.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Komentar

oleh Muhammad Rizky Raihan -
Nama:Muhammad Rizky Raihan
Npm:2115011042


Izin memberikan tanggapan terkait artikel pada pertemuan ke-10 tentang Konsep dan Urgensi Pancasila sebagai sistem filsafat pak/bu.

Pancasila sebagai sistem filsafat merupakan suatu kesatuan yang saling berhubungan satu sama lainnya yang mengandung pandangan, nilai, dan pemikiran yang dapat menjadi substansi dan pembentukan Ideologi Pancasila. Pancasila dikatakan filsafat, karena Pancasila merupakan hasil perenungan jiwa yang mendalam yang dituangkan dalam suatu sistem.

Pancasila Sebagai Sistem Filsafat
◾Pengertian Sistem, sistem memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1). Suatu kesatuan bagian-bagian/unsur/elemen/komponen;
2). Bagian-bagian tersebut memiliki fungsi sendiri;
3). Saling berhubungan dan saling ketergantungan;
4). Keseluruhannya dimaksudkan untuk mencapai tujuan tertentu (tujuan sistem)
5). Terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks.


◾Pancasila sebagai suatu sistem.
- Pancasila merupakan kesatuan bagian-bagian (yaitu sila-sila pancasila),
- Tiap sila pancasila mempunyai fungsi sendiri-sendiri,
- Tiap sila pancasila tidak dapat berdiri sendiri dan tidak saling bertentangan,
- Keseluruhan sila pancasila merupakan suatu kesatuan yang sistematis (majemuk tunggal).

◼ Ciri sistem Filsafat Pancasila itu antara lain:
1. Sila-sila Pancasila merupakan satu-kesatuan sistem yang bulat dan utuh. Dengan kata lain, apabila tidak bulat dan utuh atau satu sila dengan sila lainnya terpisah-pisah maka itu bukan Pancasila.
2. Susunan Pancasila dengan suatu sistem yang bulat dan utuh itu dapat digambarkan sebagai berikut:
-. Sila 1, meliputi, mendasari dan menjiwai sila 2,3,4 dan 5;
-. Sila 2, diliputi, didasari, dijiwai sila 1, dan mendasari dan menjiwai sila 3, 4 dan 5;
-. Sila 3, diliputi, didasari, dijiwai sila 1, 2, dan mendasari dan menjiwai sila 4, 5;
-. Sila 4, diliputi, didasari, dijiwai sila 1,2,3, dan mendasari dan menjiwai sila 5;
-. Sila 5, diliputi, didasari, dijiwai sila 1,2,3,4.

◾Inti sila-sila Pancasila meliputi :
-. Tuhan, yaitu sebagai kausa prima.
-. Manusia, yaitu makhluk individu dan makhluk sosial.
-. Satu, yaitu kesatuan memiliki kepribadian sendiri.
-. Rakyat, yaitu unsur mutlak negara, harus bekerja sama dan bergotong royong.
-. Adil, yaitu memberi keadilan kepada diri sendiri dan orang lain yang menjadi haknya.

◾Wawasan atau filsafat meliputi bidang atau aspek penyelidikan sebagai berikut :
1. Landasan Ontologis Pancasila.
Ontologi, menurut Aristoteles adalah ilmu yang menyelidiki hakikat sesuatu atau tentang ada, keberadaan atau eksistensi dan disamakan artinya dengan metafisika.
2. Landasan Epistemologis Pancasila.
Epistemologi adalah cabang filsafat yang menyelidiki asal, syarat, susunan, metode, dan validitas ilmu pengetahuan. Epistemologi meneliti sumber pengetahuan, proses dan syarat terjadinya pengetahuan, batas dan validitas ilmu pengetahuan.
3. Landasan Aksologis Pancasila
Aksiologi Pancasila mengandung arti bahwa kita membahas tentang filsafat nilai Pancasila. Istilah aksiologi berasal dari kata Yunani axios yang artinya nilai, manfaat, dan logos yang artinya pikiran, ilmu atau teori. Aksiologi adalah teori nilai, yaitu sesuatu yang diinginkan, disukai atau yang baik. Bidang yang diselidiki adalah hakikat nilai, kriterik nilai, dan kedudukan
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Komentar

oleh Fachri Andraya -
Nama: Muhammad Fachri Andraya
NPM: 1715011086
Prodi S1 Teknik Sipil

Tanggapan saya mengenai artikel tersebut adalah sebagai berikut: Membahas Pancasila sebagai filsafat berarti mengungkapkan konsep-konsep kebenaran Pancasila yang bukan saja ditujukan pada bangsa Indonesia, melainkan juga bagi manusia pada umumnya. Wawasan filsafat meliputi bidang atau aspek penyelidikan Ontologis, Epistemologis, dan Aksiologis. Ketiga bidang tersebut dapat dianggap mencakup kesemestaan. Susunan isi arti Pancasila meliputi tiga hal, yaitu:
1. Isi arti Pancasila yang Umum Universal, yaitu hakikat sila-sila Pancasila yang merupakan intisari Pancasila sehingga merupakan pangkal tolak dalam pelaksanaan dalam bidang kenegaraan dan tertib hukum Indonesia serta dalam realisasi praksis dalam berbagai bidang kehidupan yang konkrit.
2. Isi arti Pancasila yang Umum Kolektif, yaitu isi arti Pancasila sebagai pedoman kolektif negara dan bangsa Indonesia terutama dalam tertib hukum Indonesia.
3. Isi arti Pancasila yang bersifat Khusus dan Konkrit, yaitu isi arti Pancasila dalam realisasi praksis dalam berbagai bidang kehidupan sehingga memiliki sifat khusus konkrit serta dinamis (Notonagoro, 1975: 36-40)
Menurut Pancasila, hakikat manusia adalah monopluralis, yaitu hakikat manusia yang memiliki unsur pokok susunan kodrat yang terdiri atas raga dan jiwa. Hakikat raga manusia memiliki unsur fisis anorganis, vegetatif, dan animal. Hakikat jiwa memiliki unsur akal, rasa, kehendak yang merupakan potensi sebagai sumber daya cipta manusia yang melahirkan pengetahuan yang benar, berdasarkan pemikiran memoris, reseptif, kritis dan kreatif.

Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Berfilsafat adalah berpikir secara mendalam dan sungguh-sungguh. Sedangkan Pancasila sebagai sistem filsafat adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling bekerjasama antara sila yang satu dengan sila yang lain untuk tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh yang mempunyai beberapa inti sila, nilai dan landasan yang mendasar
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Komentar

oleh Pramudya Novan Aditama -
Nama :Pramudya Novan Aditama
Npm : 2115011063
Kelas : A
Prodi : Teknik Sipil

Berdasarkan artikel diatas, saya memiliki beberapa tanggapan mengenai topik yang dibahas pada artikel tersebut.

Berfilsafat adalah berpikir secara mendalam dan sungguh-sungguh.
Pancasila sebagai sistem filsafat adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling bekerjasama antara sila yang satu dengan sila yang lain untuk tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh yang mempunyai beberapa inti sila, nilai dan landasan yang mendasar.

Wawasan filsafat meliputi bidang atau aspek penyelidikan Ontologis, Epistemologis, dan Aksiologis.
1. Secara Ontologis, penyelidikan Pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai upaya untuk mengetahui hakikat dasar dari sila-sila Pancasila.
2. Secara Epistemologis, kajian Pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai upaya untuk mencari hakikat Pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan.
3. Aksiologi Pancasila mengandung arti bahwa kita membahas tentang filsafat nilai Pancasila. Dalam kajian, filsafat merujuk pada sesuatu yang sifatnya abstrak yang dapat diartikan sebagai keberhargaan dan kebaikan.

Dalam filsafat Pancasila, disebutkan ada tiga tingkatan nilai, yaitu :
1. Nilai dasar adalah asas-asas yang kita terima sebagai dalil yang bersifat mutlak, sebagai sesuatu yang benar atau tidak perlu dipertanyakan lagi. Nilai-nilai dasar dari Pancasila adalah nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan.
2. Nilai instrumental adalah nilai yang berbentuk norma sosial dan norma hukum yang selanjutnya akan terkristalisasi dalam peraturan dan mekanisme lembaga-lembaga negara.
3. Nilai praktis adalah nilai yang sesungguhnya kita laksanakan dalam kenyataan. Nilai ini merupakan batu ujian apakah nilai dasar dan nilai instrumental itu benar-benar hidup dalam masyarakat.

Sekian tanggapan dari saya, terima kasih.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Komentar

oleh Farhan Naufal Syah -
Nama:FarhanNaufalSyah
Npm:2115011003
Kelas:A
Prodi:Teknik Sipil

1. Sistem filsafat harus bersifat koheren, artinya berhubungan satu sama lain secara runtut, tidak mengandung pernyataan yang saling bertentangan di dalamnya.
2. Sistem filsafat harus bersifat menyeluruh, artinya mencakup segala hal dan gejala yang terdapat dalam kehidupan manusia.
3. Sistem filsafat harus bersifat mendasar, artinya suatu bentuk perenungan mendalam yang sampai ke inti mutlak permasalahan sehingga menemukan aspek yang sangat funda mental.
4. Sistem filsafat bersifat spekulatif, artinya buah pikir hasil perenungan sebagai praanggapan yang menjadi titik awal yang menjadi pola dasar berdasarkan penalaran logis, serta pangkal tolak pemikiran tentang sesuatu.
Wawasan filsafat meliputi bidang atau aspek penyelidikan Ontologis, Epistemologis, dan Aksiologis. Ketiga bidang tersebut dapat dianggap mencakup kesemestaan.
1. Landasan Ontologis Pancasila
Ontologi, menurut Aristoteles adalah ilmu yang menyelidiki hakikat sesuatu atau tentang ada, keberadaan atau eksistensi dan disamakan artinya dengan metafisika. Secara ontologis, penyelidikan Pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai upaya untuk mengetahui hakikat dasar dari sila-sila Pancasila. Pancasila yang terdiri atas lima sila, setiap sila bukanlah merupakan asas yang berdiri sendiri, malainkan memiliki satu kesatuan dasar ontologis.
2. Landasan Epistemologis Pancasila
Epistemologi adalah cabang filsafat yang menyelidiki asal, syarat, susunan, metode, dan validitas ilmu pengetahuan. Secara epistemologis kajian Pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai upaya untuk mencari hakikat Pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan. Pancasila sebagai sistem filsafat pada hakikatnya juga merupakan sistem pengetahuan. Ini berarti Pancasila telah menjadi suatu belief system, sistem cita- cita, menjadi suatu ideologi.
3. Landasan Aksiologis Pancasila
Aksiologi Pancasila mengandung arti bahwa membahas tentang filsafat nilai Pancasila. Istilah aksiologi berasal dari kata Yunani axios yang artinya nilai, manfaat, dan logos yang artinya pikiran, ilmu atau teori. Pancasila secara aksiologi memiliki 3 dimensi nilai, dimensi nilai pertama adalah nilai dasar yaitu nilai-nilai dasar dari Pancasila yang tidak dapat dibantahkan lagi yang meliputi nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan. Kemudian dimensi nilai kedua adalah nilai instrumental, yaitu nilai yang berbentuk norma sosial dan norma hukum yang selanjutnya akan terkristalisasi dalam peraturan dan mekanisme lembaga – lembaga negara. Dimensi nilai ketiga adalah nilai praksis, yaitu nilai yang sesungguhnya kita laksanakan dalam kenyataan, sekaligus sebagai batu ujian apakah nilai dasar dan nilai instrumental itu benar-benar hidup dalam masyarakat. Nilai-nilai dalam Pancasila termasuk nilai etik atau nilai moral merupakan nilai dasar yang mendasari nilai intrumental dan selanjutnya mendasari semua aktivitas kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Komentar

oleh Varizki Andika -
Nama : Varizki Andika
NPM : 2155011011
Prodi : S1 Teknik Sipil

Tanggapan saya mengenai artikel yang sudah diberikan berkaitan dengan materi pancasila sebagai filsafat adalah bahwa pancasila juga berperan sebagai falsafah Negara. Tentunya Pancasila ada yang merumuskannya. Pancasila itu mengandung toleransi, dan sebagai dasar falsafah negara Indonesia yang harus diketahui. Pancasila sebagai filsafat mengandung pandangan, nilai, dan pemikiran, karena Pancasila merupakan hasil permenungan jiwa yang memberi pengetahuan dan pengertian.
1. Landasan ontologis pancasila
Secara ontologis, penyelidikan Pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai upaya untuk mengetahui hakikat dasar dari sila-sila Pancasila. Subyek pendukung pokok dari sila-sila Pancasila adalah manusia yang pada hakikatnya adalah manusia sebagai pendukung pokok sila-sila Pancasila secara ontologis. Sifat kodrat manusia adalah sebagai makhluk individu dan makhluk sosial serta sebagai makhluk pribadi dan makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
2. Landasan epistemologis
Secara epistemologis kajian Pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai upaya untuk mencari hakikat Pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan. Pancasila sebagai sistem filsafat pada hakikatnya juga merupakan system rasionalitas terutama dalam kedudukannya sebagai sistem pengetahuan. Dasar epistemologis Pancasila pada hakikatnya tidak dapat dipisahkan hakikatnya meliputi masalah sumber pengetahuan dimana sila pertama Pancasila mendasari dan menjiwai keempat sila lainnya dan saling berakitan satu sama lain. Epistemologi Pancasila juga mengakui kebenaran wahyu yang kebenaran dan pengetahuan manusia merupakan suatu sintesa yang harmonis.
3. Landasan aksiologis
Aksiologi adalah teori nilai, yaitu sesuatu yang diinginkan, disukai. Bidang yang diselidiki adalah hakikat nilai, kriteria nilai. Nilai itu sesuatu yang berguna, nilai juga mengandung harapan akan sesuatu yang diinginkan. Nilai ini merupakan batu ujian apakah nilai dasar dan nilai instrumental.

Berfilsafat maksudnya adalah berpikir secara mendalam dan sungguh-sungguh. Sedangkan Pancasila sebagai sistem filsafat adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling bekerjasama antara sila yang satu dengan sila yang lain untuk tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh yang mempunyai beberapa inti sila, nilai dan landasan yang mendasar.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Komentar

oleh Thalita Atha Salsabilla -
Nama : Thalita Atha Salsabilla
NPM : 2115011090
Prodi : S1 Teknik Sipil

Tanggapan saya mengenai artikel pada pertemuan ke-10 yaitu Pancasila sebagai sistem filsafat merupakan suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling bekerjasama antara sila yang satu dengan sila yang lain untuk tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh yang mempunyai beberapa inti sila, nilai dan landasan yang mendasar.


Ciri sistem Filsafat Pancasila itu antara lain:
1. Sila-sila Pancasila merupakan satu-kesatuan sistem yang bulat dan utuh. Dengan kata lain, apabila tidak bulat dan utuh atau satu sila dengan sila lainnya terpisahpisah maka itu bukan Pancasila.
2. Susunan Pancasila dengan suatu sistem yang bulat dan utuh itu digambarkan sebagai berikut:
• Sila 1, meliputi, mendasari dan menjiwai sila 2,3,4 dan 5,
• Sila 2, diliputi, didasari, dijiwai sila 1, dan mendasari dan menjiwai sila 3, 4 dan 5,
• Sila 3, diliputi, didasari, dijiwai sila 1, 2, dan mendasari dan menjiwai sila 4, 5,
• Sila 4, diliputi, didasari, dijiwai sila 1,2,3, dan mendasari dan menjiwai sila 5,
• Sila 5, diliputi, didasari, dijiwai sila 1,2,3,4.

Adapun inti sila-sila Pancasila meliputi:
1. Tuhan, yaitu sebagai kausa prima.
2. Manusia, yaitu makhluk individu dan makhluk sosial.
3. Satu, yaitu kesatuan memiliki kepribadian sendiri.
4. Rakyat, yaitu unsur mutlak negara, harus bekerja sama dan gotong Royong.
5. Adil, yaitu memberi keadilan kepada diri sendiri dan orang lain yang menjadi haknya.

-Secara ontologis, penyelidikan Pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai upaya untuk mengetahui hakikat dasar dari sila-sila Pancasila.
-Secara epistemologis kajian Pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai upaya untuk mencari hakikat Pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan.
-Secara aksiologis, bangsa Indonesia merupakan pendukung nilai-nilai Pancasila (subscriber of value Pancasila), yaitu bangsa yang berketuhanan, yang berkemanusiaan, yang berpersatuan, yang berkerakyatan dan berkeadilan sosial. Pengakuan, penerimaan dan penghargaan atas nilai-nilai Pancasila itu nampak dalam sikap, tingkah laku, dan perbuatan bangsa Indonesia sehingga mencerminkan sifat khas sebagai manusia Indonesia.