DISKUSI

Rancangan berdasarkan Fenomena

Rancangan berdasarkan Fenomena

oleh Selvi Diana Meilinda -
Jumlah balasan: 12

Kebijakan terkait tes Polymerase Chain Reaction (PCR) bagi pelaku perjalanan terus berubah. Pemerintah pun diminta terbuka mengenai apa yang sebenarnya terjadi dalam bisnis tes PCR dalam negeri. Hari ini, Senin (1/11) pemerintah menghapus ketentuan kewajiban tes PCR bagi penerbangan Jawa-Bali. Padahal, kewajiban tes PCR tersebut baru diterapkan pada 24 Oktober lalu. Perubahan kewajiban tes PCR adalah kali sekian yang dilakukan pemerintah, terutama untuk moda transportasi udara. Perubahan kebijakan tes PCR tidak hanya dalam hal penggunaannya sebagai syarat perjalanan tetapi juga harga yang ditetapkan. Harga tes juga berubah setidaknya empat kali dari Rp2,5 juta pada awal pandemi kemudian turun Rp900 pada Oktober 2020, kemudian turun menjadi Rp 495-525 ribu pada Agustus 2021 dan terakhir diturunkan ke Rp 275-300 ribu pada 27 Oktober lalu. Peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW) Wana Alamsyah meminta pemerintah lebih terbuka terkait kebijakan PCR. Pasalnya, ada kecurigaan jika bisnis tes PCR menguntungkan pihak-pihak tertentu. "Masalah kamu sejak awal adalah keterbukaan yang dilakukan pemerintah. Dari tahun lalu, pemerintah gagal memberikan informasi secara transparan ke publik,"tutur Wana, kepada Katadata, Senin (1/11). ICW bersama dengan Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia, LaporCovid-19, dan Lokataru bergabung membentuk Koalisi Masyarakat Sipil untuk Kesehatan dan Keadilan. Mereka menuntut pemerintah untuk membuka secara jelas arah dari kebijakan PCR serta perputaran bisnis tes PCR. Kewajiban PCR memang telah dihapus untuk penumpang pesawat Jawa-Bali. Namun, Kementerian Perhubungan per 27 Oktober juga mewajibkan pelaku perjalanan darat yang melintasi jarak lebih dari 250 km atau empat jam untuk melakukan tes Antigen/PCR. Wana menduga kewajiban tes Antigen/PCR dengan dibarengi penurunan harga merupakan upaya perusahaan untuk menghabiskan stok cairan reagen yang dipakai untuk tes PCR. Terlebih, kewajban tersebut diterapkan justru di saat kasus Covid-19 di Indonesia turun tajam. "Bagaimana bisa kewajiban (tes Covid-19) ini diwajibkan ke semua moda, ini tidak masuk akal. Hasil investigasi ICW memang ada peristiwa kondisi reagen yang memsuki kadaluarsa,"tuturnya. Sementara itu, Koalisi Masyarakat Sipil untuk Kesehatan dan Keadilan dalam siaran persnya, mengatakan pemerintah sudah tidak lagi berpegang pada prinsip kedaruratan kesehatan masyarakat dalam menentukan kebijakan tes PCR. Penurunan harga tes PCR pada 27 Oktober lalu bahkan sarat muatan bisnis serta dimaksudkan untuk mendorong mobilitas masyarakat. "Kami melihat bahwa penurunan harga ini seharusnya dapat dilakukan ketika gelombang kedua melanda, sehingga warga tidak kesulitan mendapatkan hak atas kesehatannya,"tutur Koalisi Masyarakat Sipil untuk Kesehatan dan Keadilan. Dari seluruh rangkaian perubahan tarif pemeriksaan PCR sejak awal hingga akhir, Koalisi mencatat setidaknya ada lebih dari Rp 23 triliun uang yang berputar dalam bisnis tersebut. Total potensi keuntungan yang didapatkan adalah sekitar Rp 10 triliun lebih. Ketika ada ketentuan yang mensyaratkan penggunaan PCR untuk seluruh moda transportasi, perputaran uang dan potensi keuntungan yang didapatkan tentu akan meningkat tajam. "Kondisi tersebut menunjukan bahwa Pemerintah gagal dalam memberikan jaminan keselamatan bagi warga,"kata Koaliasi tersebut. Menurut Koalisi Masyarakat Sipil untuk Kesehatan dan Keadilan terdapat dua permasalahan dari kondisi di atas. Pertama, Koalisi menduga penurunan harga PCR karena sejumlah barang yang telah dibeli, baik oleh pemerintah/perusahaan, akan memasuki masa kadaluarsa. Dengan dikeluarkannya ketentuan penurunan harga serta kewajiban tes PCR/Antigen diduga pemerintah sedang membantu penyedia jasa untuk menghabiskan reagen PCR. Kedua, tidak terbukanya informasi mengenai komponen biaya pembentuk harga pemeriksaan PCR. Dalam sejumlah pemberitaan, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan Kementerian Kesehatan tidak pernah menyampaikan informasi apapun perihal jenis komponen dan besarannya. Berdasarkan informasi yang dimiliki oleh Koalisi, sejak Oktober 2020 lalu, harga reagen PCR hanya sebesar Rp180 ribu. Saat itu, pemerintah menetapkan harga Rp 900 ribu, maka komponen harga reagen PCR hanya 20%. Komponen harga lainnya tidak dibuka secara transparan sehingga penurunan harga menjadi Rp 900 ribu juga tidak memiliki landasan yang jelas. Begitu pula dengan penurunan harga PCR menjadi Rp 350.000 juga tidak dilandaskan keterbukaan informasi. "Sehingga keputusan kebijakan dapat diambil berdasarkan kepentingan kelompok tertentu. Artinya sejak Oktober 2020 Pemerintah diduga mengakomodir sejumlah kepentingan kelompok tertentu,"tutur Koalisi tersebut. Dari catatan di atas, Koalisi Masyarakat Sipil untuk Kesehatan dan Keadilan mendesak agar: Pemerintah menghentikan segala upaya untuk mengakomodir kepentingan bisnis tertentu melalui kebijakan. Kementerian Kesehatan harus membuka informasi mengenai komponen pembentuk tarif pemeriksaan PCR beserta dengan besaran persentasenya. "Pemerintah harus menggratiskan pemeriksaan PCR bagi seluruh masyarakat,"tuturnya. Berdasarkan fenomena tersebut, sebagai seorang peneliti administrasi publik, bagaimana rancangan penelitian yang ingin anda lakukan? 1. apa rumusan masalahnya? 2. apa metode dan pendekatannya? 3. bagaimana teknik mencari datanya?

Sebagai balasan Selvi Diana Meilinda

Re: Rancangan berdasarkan Fenomena

oleh Kezia Rany Simulina Ginting -
Nama : Kezia Rany Simulina
NPM : 1946041003

1. Rumusan masalah
- Mengapa PCR dibutuhkan?
- Bagaimana penerapan kebijakan PCR di Indonesia?
- Dampak apa saja yang mempengaruhi turunnya harga PCR?
- Bagaimana transparansi pemerintah terhadap masyarakat?

2. Metode dan Pendekatan
Metode dan pendekatan yang akan saya gunakan ialah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Karena menurut saya, dengan menggunakan metode dan pendekatan ini dapat menggambarkan dan menjelaskan permasalahan yang diteliti.

3. Teknik pencarian data
- Wawancara
- Observasi
- Studi pustaka
Sebagai balasan Selvi Diana Meilinda

Re: Rancangan berdasarkan Fenomena

oleh Nicholas Hansori -
Nama: Nicholas Hansori
NPM: 1946041001

1. Rumusan Masalah
a.) Seberapa efektif penggunaan PCR di Indonesia?
b.) Faktor apa saja yang mempengaruhi harga tes PCR berubah-ubah?
c.) Bagaimana transparansi kebijakan tes PCR antara pemerintah dengan masyarakat?
d.) Dampak/efek samping di kehidupan sosial jika kebijakan tes PCR terus menerus diterapkan?

2. Metode dan Pendekatan
Metode dan pendekatan yang saya pakai untuk penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi naratif, yang dimana studi naratif ini berfokus pada narasi, cerita, atau deskripsi tentang serangkaian peristiwa terkait dengan pengalaman manusia.

3. Teknik pencarian/pengumpulan data
a.) Wawancara mendalam
b.) Observasi
c.) FGD (Focus Group Discussion).
Sebagai balasan Selvi Diana Meilinda

Re: Rancangan berdasarkan Fenomena

oleh Amalia Indah Rizki -
Nama : Amalia Indah Rizki
NPM : 1946041012
Kelas : Paralel

1. Rumusan masalahnya yaitu :
1). Apa yang menjadi penyebab turunnya harga tes PCR tersebut?
2). Mengapa pemerintah tidak terbuka mengenai informasi terkait kebijakan PCR?
3). Apa yang menyebabkan pemerintah dinilai gagal dalam memberikan jaminan keselamatan bagi warga?

2. Metode dan pendekatan yang digunakan yaitu metode penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang lebih menekankan pada aspek pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah, deskriptif dan cenderung menggunakan analisis. Lalu dengan menggunakan penelitian kualitatif, maka peneliti juga dapat mendeskripsikan dengan jelas mengenai fenomena ataupun masalah yang terjadi terkait kebijakan tes PCR tersebut.

3. Teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti yaitu dengan melakukan :
- Wawancara
- Observasi
- Studi pustaka
Sebagai balasan Selvi Diana Meilinda

Re: Rancangan berdasarkan Fenomena

oleh Olivia Putri Taryssa -
Nama: Olivia Putri Taryssa
NPM: 1946041008
Kelas: Paralel

1. Rumusan masalah dari kasus ini adalah:
- Apa yang di maksud dengan tes PCR?
- Bagaimana implementasi kebijakan PCR di Indonesia?
- Bagaimana transparansi kebijakan PCR ini?

2. Metode Penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskripsi. bertujuan untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian dalam hal ini terkait kebijakan PCR di Indonesia dan menggunakan pendekatan deskriptif guna mendeskripsikan dan menganalisi permasalahan kebijakan tes PCR.

3. Teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti yaitu observasi, wawancara dan studi pustaka melalui buku, artikel ilmiah, berita.
Sebagai balasan Selvi Diana Meilinda

Re: Rancangan berdasarkan Fenomena

oleh Agustina Fajriah -
Agustina Fajriah/1946041019

1. Rumusan Masalah
- Apa yang menyebabkan kebijakan terkait tes PCR berubah?
- Mengapa Pemerintah diminta terbuka mengenai informasi perubahan terkait PCR?
- Bagaimana Pemerintah menjamin kesehatan masyarakat terkait kebijakan PCR?

2. Metode dan Pendekatannya
Dengan metode : Kualitatif guna memahami suatu fenomena terkait PCR dengan lebih mendalam.
Pendekatan : Studi kasus , dimana merupakan salah satu jenis pendekatan kualitatif yang menelaah sebuah “kasus” tertentu dalam konteks yang berfokus pada suatu isu atau persoalan mengenai informasi kebijakan pemerintah terkait berubah ubahnya tes dan harga PCR .

3. Teknik Pencarian Data
- Wawancara
- Observasi
- Dokumentasi
Sebagai balasan Selvi Diana Meilinda

Re: Rancangan berdasarkan Fenomena

oleh Dinda Anggun Tasya -
Nama : Dinda Anggun Tasya
NPM : 1946041013
Kelas : Paralel

1. Rumusan Masalah
- Apa yang menyebabkan kebijakan dalam transportasi udara saja yang sering berubah-ubah ?
- Apa yang mempengaruhi turunnya harga PCR yang terus menurun?
- Mengapa pemerintah dinilai gagal dalam memberikan jaminan keselamatan bagi warganya?
- Apakah penerapan kebijakan PCR di Indonesia sudah terlaksana dengan baik?

2. Metode dan Pendekatan
Metode dan pendekatan yang akan saya gunakan dalam penelitian yaitu dengan metode kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Menurut saya dengan menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif kualitatif akan mempermudah dalam penelitian mengenai PCR, karena dilakukan dengan cara yang akurat mengenai fakta fenomena dalam pengumpulan data penelitian.

3. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan :
- Wawancara
- Observasi
- Studi Pustaka
Sebagai balasan Selvi Diana Meilinda

Re: Rancangan berdasarkan Fenomena

oleh fazar satura -
Muhammad Fazar Satura / 1946041020

1. Rumusan Masalah
- Bagaimana penerapan kebijakan tes PCR di Indonesia?
- Seperti apa alur perubahan kebijakan PCR?
- Faktor apa yang menjadi penyebab terus berubahnya harga tes PCR?

2. Metode dan Pendekatan
Metode penelitian yang digunakan yaitu kualitatif, agar permasalahan kebijakan tes PCR dapat dijabarkan secara rinci dengan pendekatan studi kasus lalu dikaji secara mendalam untuk mengetahui fakta dari akar permasalahannya.

3. Teknik mencari data
- Wawancara
- Observasi
- Studi pustaka
Sebagai balasan Selvi Diana Meilinda

Re: Rancangan berdasarkan Fenomena

oleh Aditiya Irawansyah -
Nama : Aditiya Irawansyah
NPM : 1946041010

1. Rumusan masalah
- Mengapa PCR dibutuhkan?
- Bagaimana penerapan kebijakan PCR di Indonesia?
- Dampak apa saja yang mempengaruhi turunnya harga PCR?
- Bagaimana transparansi pemerintah terhadap masyarakat?

2. Metode dan Pendekatan
Metode dan pendekatan yang akan saya gunakan ialah metode penelitian kualitatif. Karena menurut saya, dengan menggunakan metode dan pendekatan ini dapat menggambarkan dan menjelaskan permasalahan yang diteliti.

3. Teknik pencarian data
- Wawancara
- Dokumentasi
- Observasi
Sebagai balasan Selvi Diana Meilinda

Re: Rancangan berdasarkan Fenomena

oleh Sherly Marlina -
Nama : Sherly Marlina
Npm : 1946041007
Kelas. : Paralel

1. Rumusan Masalah
- Apa yang menyebabkan pemerintah memghapus kewajiban tes PCR penerbangan Jawa-Bali?
- Bagaimana pengaruh atau dampak dari perubahan kebijakan tes PCR bagi masyarakat?
- Bagaimana transparansi pemerintah terhadap masyarakat mengenai harga tes PCR?

2. Metode dan Pendekatan
Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif, yang bertujuan untuk memahami fenomena lebih mendalam mengenai fenomena terkait dengan tes PCR. Sedangkan pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan studi kasus, yang dimana merupakan suatu pendekatan yang menelaah sebuah kasus mengenai isu / informasi mengenai kebijakan pemerintah terkait dengan perubahan kewajiban tes PCR Jawa-Bali.

3. Teknik Pencarian Data
- Interview / wawancara secara mendalam
- Observasi
- Studi Pustaka
Sebagai balasan Selvi Diana Meilinda

Re: Rancangan berdasarkan Fenomena

oleh Anada Syofira -
Nama : Anada Syofira
Npm : 1946041005
Kelas : Paralel

1. Rumusan Masalah :
- Apakah yang menjadi alasan pemerintah dalam menurunkan harga tes Polymerase Chain Reaction (PCR) ?
- Bagaimana transparansi pemerintah dalam kenijakan tes PCR kepada masyarakat ?

2. Metode dan pendekatan yang akan digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pendekatan studi kasus ini digunakan untuk menyelidiki dan memahami sebuah kejadian atau masalah yang telah terjadi dengan mengumpulkan berbagai macam informasi yang kemudian diolah untuk mendapatkan sebuah solusi agar masalah yang diungkap dapat terselesaikan, pendekatan ini berfokus pada suatu objek untuk menguji keabsahan data dan menemukan kebenaran objektif sesungguhnya.

3. Teknik mencari datanya dapat dilakukan dengan Observasi, Wawancara dan Studi Pustaka (Artikel, Dokumen dll)
Dengan langkah-langkah tahapan penelitian sebagai berikut :
- Menyusun Rancangan Penelitian.
- Menentukan Lokasi dan Subyek Penelitian.
- Mengumpulkan Data, Dan Analisis Data.
- Penyajian Data.
- Penutupan dan Penarikan Kesimpulan
Sebagai balasan Selvi Diana Meilinda

Re: Rancangan berdasarkan Fenomena

oleh Anada Syofira -
Nama : Anada Syofira
Npm : 1946041005
Kelas : Paralel

1. Rumusan Masalah :
- Apakah yang menjadi alasan pemerintah dalam menurunkan harga tes Polymerase Chain Reaction (PCR) ?
- Bagaimana transparansi pemerintah dalam kenijakan tes PCR kepada masyarakat ?

2. Metode dan pendekatan yang akan digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pendekatan studi kasus ini digunakan untuk menyelidiki dan memahami sebuah kejadian atau masalah yang telah terjadi dengan mengumpulkan berbagai macam informasi yang kemudian diolah untuk mendapatkan sebuah solusi agar masalah yang diungkap dapat terselesaikan, pendekatan ini berfokus pada suatu objek untuk menguji keabsahan data dan menemukan kebenaran objektif sesungguhnya.

3. Teknik mencari datanya dapat dilakukan dengan Observasi, Wawancara dan Studi Pustaka (Artikel, Dokumen dll)
Dengan langkah-langkah tahapan penelitian sebagai berikut :
- Menyusun Rancangan Penelitian.
- Menentukan Lokasi dan Subyek Penelitian.
- Mengumpulkan Data, Dan Analisis Data.
- Penyajian Data.
- Penutupan dan Penarikan Kesimpulan
Sebagai balasan Selvi Diana Meilinda

Re: Rancangan berdasarkan Fenomena

oleh Ricana Aji Gantha -
Nama : Ricana Aji Gantha
Npm : 1946041014
Kelas. : Paralel

1. Rumusan Masalah :
- Bagaimana penerapan PCR di Indonesia
- Apa yang menyebabkan turunnya harga PCR
- Bagaimana transparansi pemerintah terhadap harga tes PCR?

2. Metode dan Pendekatan
Metode yang akan saya gunakan ialah metode kualitatif, penggunaan metode ini bertujuan agar dapat menjeaskan secara rinci fenomena dan masalah terkait PCR tersebut, lalu pendekatan yang digunakan ialah pendekatan studi kasus agar dapat diketahui apa saja masalah-masalahnya.

3. Teknik Pencarian Data
-wawancara
-Observasi
-Studi Pustaka