jelaskan 1 yang anda ketahui pengaruh kolonial di Vorstenlanden pada bidang politik dan budaya !
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Sebelumnya izin untuk memperkenalkan diri
Nama: Irma Meiyanti
NPM: 2013033010
Izin berpendapat mengenai salah satu pengaruh kolonial di Vorstenlanden pada bidang politik dan budaya, yaitu pengaruh dari adanya kolonialisasi tersebut pada bidang politik seperti munculnya politik identitas, yang mana politik tersebut merujuk kepada identifikasi terhadap ras dan sosial yang ada di masyarakat. Pada waktu itu, terdapat suatu vrijbiljet atau tiket bebas sebagai peraturan baru yang dibuat tahun 1916. Setelah munculnya peraturan baru tersebut, terdapat suatu pembedaan fasilitas bagi para pegawai pribumi. Dalam hal tersebut, para pegawai dibedakan untuk mereka yang tercatat atau tidak, hal tersebut jelas berbeda dengan fasilitas lama yang sudah tidak berlaku kembali. Sedangkan pada bidang budayanya sendiri, eropanisasi koloni menyebabkan lambat laun budaya bujang menghilang. Adanya izin terhadap wanita Belanda untuk datang ke Hindia menyebabkan perbedaan pada pemandangan kotanya sendiri karena para wanita Belanda tersebut tetap memegang teguh pada cara hidup lingkungan masyarakat di negaranya.
(Saya mengambil sumber tersebut dari Jurnal Sejarah Citra Lekha, yang ditulis oleh Susanto pada tahun 2017 dengan judul "Nuansa Kota Kolonial Surakarta Awal Abad XX: Fase Hilangnya Identitas Sosial").
Sekian pendapat dari saya, apabila terdapat kesalahan saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Terima kasih, wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Sebelumnya izin untuk memperkenalkan diri
Nama: Irma Meiyanti
NPM: 2013033010
Izin berpendapat mengenai salah satu pengaruh kolonial di Vorstenlanden pada bidang politik dan budaya, yaitu pengaruh dari adanya kolonialisasi tersebut pada bidang politik seperti munculnya politik identitas, yang mana politik tersebut merujuk kepada identifikasi terhadap ras dan sosial yang ada di masyarakat. Pada waktu itu, terdapat suatu vrijbiljet atau tiket bebas sebagai peraturan baru yang dibuat tahun 1916. Setelah munculnya peraturan baru tersebut, terdapat suatu pembedaan fasilitas bagi para pegawai pribumi. Dalam hal tersebut, para pegawai dibedakan untuk mereka yang tercatat atau tidak, hal tersebut jelas berbeda dengan fasilitas lama yang sudah tidak berlaku kembali. Sedangkan pada bidang budayanya sendiri, eropanisasi koloni menyebabkan lambat laun budaya bujang menghilang. Adanya izin terhadap wanita Belanda untuk datang ke Hindia menyebabkan perbedaan pada pemandangan kotanya sendiri karena para wanita Belanda tersebut tetap memegang teguh pada cara hidup lingkungan masyarakat di negaranya.
(Saya mengambil sumber tersebut dari Jurnal Sejarah Citra Lekha, yang ditulis oleh Susanto pada tahun 2017 dengan judul "Nuansa Kota Kolonial Surakarta Awal Abad XX: Fase Hilangnya Identitas Sosial").
Sekian pendapat dari saya, apabila terdapat kesalahan saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Terima kasih, wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Nama : R. Lory Berliana Hardini
NPM : 2013033024
Izin menjawab pertanyaan dari bapak terkait pengaruh kolonial di Vorstenlanden pada bidang politik dan budaya!
Berdasarkan sumber jurnal yangs saya baca dengan judul "Pendidikan dan Perubahan Sosial di Vorstenlanden" yang ditulis oleh Prof. Dr. Husain Haikal, dkk. tahun 2012 bahwa pengaruh kolonial di vorstenlanden pada bidang politik yaitu adanya perbedaan pemegang kekuasaan dan otoritas pemerintahannya terhadap rakyat atau kawulanya di wilayah kerajaan yang sesuai dengan landasan pandangan dunia, konsep, tatanan, sistem pemerintahan dan birokrasi yang berlaku dalam kebudayaan kraton Jawa. Selain itu, hubungan pemerintah Belanda dengan Raja Praja Kejawen pada dasarnya lebih terbatas pada masalah-masalah yang berkaitan dengan urusan perundangan, urusan keamanan, pengadilan, dan kepangreh-prajaan. Sedangkan, pada bidang budaya yaitu terjadinya perubahan dan pembaharuan dengan adanya westernisasi dan modernisasi yang dibawa oleh pemerintah kolonial. Secara dinamis kota-kota di Vorstenlanden berkembang dari kota kolonial, menjadi embrio kota ”Indonesia Baru”. Penduduk kota menjadi semakin plural (Eropa, Cina, Arab, Jawa dan etnis lainnya) dan unsur budayanya menjadi semakin beragam.
Sekian pendapat dari saya, jika terdapat kesalahan mohon maaf.
Terima kasih, wassalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh.
Nama : R. Lory Berliana Hardini
NPM : 2013033024
Izin menjawab pertanyaan dari bapak terkait pengaruh kolonial di Vorstenlanden pada bidang politik dan budaya!
Berdasarkan sumber jurnal yangs saya baca dengan judul "Pendidikan dan Perubahan Sosial di Vorstenlanden" yang ditulis oleh Prof. Dr. Husain Haikal, dkk. tahun 2012 bahwa pengaruh kolonial di vorstenlanden pada bidang politik yaitu adanya perbedaan pemegang kekuasaan dan otoritas pemerintahannya terhadap rakyat atau kawulanya di wilayah kerajaan yang sesuai dengan landasan pandangan dunia, konsep, tatanan, sistem pemerintahan dan birokrasi yang berlaku dalam kebudayaan kraton Jawa. Selain itu, hubungan pemerintah Belanda dengan Raja Praja Kejawen pada dasarnya lebih terbatas pada masalah-masalah yang berkaitan dengan urusan perundangan, urusan keamanan, pengadilan, dan kepangreh-prajaan. Sedangkan, pada bidang budaya yaitu terjadinya perubahan dan pembaharuan dengan adanya westernisasi dan modernisasi yang dibawa oleh pemerintah kolonial. Secara dinamis kota-kota di Vorstenlanden berkembang dari kota kolonial, menjadi embrio kota ”Indonesia Baru”. Penduduk kota menjadi semakin plural (Eropa, Cina, Arab, Jawa dan etnis lainnya) dan unsur budayanya menjadi semakin beragam.
Sekian pendapat dari saya, jika terdapat kesalahan mohon maaf.
Terima kasih, wassalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Nama :Asatullaini
NPM : 2013033060
Izin menanggapi forum diskusi pertemuan 11, mengenai pengaruh kolonial di Vorstenlanden pada bidang politik dan budaya.
Dari yang saya ketahui, vorstenlanden merupakan bagian dari wilayah hindia-belanda yang pemerintahannya dibagi dalam dua keresidenan. Pengaruh politik kolonial terhadap wilayah vorstenlanden, tentu saja dapat dilihat dari sistem pemerintahannya. Di mana pemerintahan tertinggi ialah pemerintah kolonial Hindia Belanda. Selain itu di daerah vorstenlanden juga berlaku suatu hukum yang menyatakan bahwa semua tanah adalah milik Raja. Rakyat hanya sekedar memakai dan mereka wajib menyerahkan sebagian hasil tanahnya, disamping menyerahkan tenaganya tanpa bayaran yakni satu hari dalam seminggu. Peraturan di daerah vorstenlanden ini dikenal dengan apanage stelsel yang pada akhirnya mengakibatkan banyak penderitaan rakyat. Pada bidang kebudayaan, gaya hidup bangsawan di wilayah vorstenlanden sangat terpengaruh dengan budaya pergaulan ala barat sebagai dampak dari interaksi dengan orang-orang Eropa (westernisasi). Pergaulan dengan orang-orang Eropa dengan gaya hidupnya yang glamour mengakibatkan para bangsawan ini larut dalam kehidupan yang menjurus pada kemewahan dan bahkan bersifat hedonis.
Sekian dari saya, apabila terdapat kesalahan saya meminta maaf, terima kasih.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Nama :Asatullaini
NPM : 2013033060
Izin menanggapi forum diskusi pertemuan 11, mengenai pengaruh kolonial di Vorstenlanden pada bidang politik dan budaya.
Dari yang saya ketahui, vorstenlanden merupakan bagian dari wilayah hindia-belanda yang pemerintahannya dibagi dalam dua keresidenan. Pengaruh politik kolonial terhadap wilayah vorstenlanden, tentu saja dapat dilihat dari sistem pemerintahannya. Di mana pemerintahan tertinggi ialah pemerintah kolonial Hindia Belanda. Selain itu di daerah vorstenlanden juga berlaku suatu hukum yang menyatakan bahwa semua tanah adalah milik Raja. Rakyat hanya sekedar memakai dan mereka wajib menyerahkan sebagian hasil tanahnya, disamping menyerahkan tenaganya tanpa bayaran yakni satu hari dalam seminggu. Peraturan di daerah vorstenlanden ini dikenal dengan apanage stelsel yang pada akhirnya mengakibatkan banyak penderitaan rakyat. Pada bidang kebudayaan, gaya hidup bangsawan di wilayah vorstenlanden sangat terpengaruh dengan budaya pergaulan ala barat sebagai dampak dari interaksi dengan orang-orang Eropa (westernisasi). Pergaulan dengan orang-orang Eropa dengan gaya hidupnya yang glamour mengakibatkan para bangsawan ini larut dalam kehidupan yang menjurus pada kemewahan dan bahkan bersifat hedonis.
Sekian dari saya, apabila terdapat kesalahan saya meminta maaf, terima kasih.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh
Izin memperkenalkan diri
Nama : Okta Darma Putra
Npm : 2013033034
Izin menjawab pertanyaan yang bapak berikan, mengenai dampak kolonialisme di vorstenlanden.
Baik sebelumnya saya ingin menjelaskan apa itu vorstenlanden, Vorstenlanden adalah daerah-daerah yang berada di bawah kekuasaan empat monarki pecahan dari Kesultanan Mataram, yaitu Surakarta, Yogyakarta, Mangkunegaran, dan Pakualaman. Istilah ini lebih merujuk pada wilayah Surakarta dan Yogyakarta, dan mengindikasikan bahwa wilayah tersebut merupakan daerah istimewa yang berhak memerintah dirinya sendiri. kemudia dampak kolonialis nya adalah yang pertama Dampak di bidang politik yaitu orang pribumi memimpin sebagai bupati yang menjadi pemimpin kabupaten dan dibantu oleh seorang patih, wedana yang memimpin distrik, hingga asisten wedana yang memimpin desa-desa. Kemudian dampak di bidang budaya yaitu salah satunya menghapus kedudukan menurut adat penguasa pribumi dan menjadikan mereka pegawai pemerintah, meruntuhkan kewibawaan tradisional penguasa pribumi.
Sekian jawaban dari saya maaf apabila ada kesalahan,
Saya akhiri.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh
Izin memperkenalkan diri
Nama : Okta Darma Putra
Npm : 2013033034
Izin menjawab pertanyaan yang bapak berikan, mengenai dampak kolonialisme di vorstenlanden.
Baik sebelumnya saya ingin menjelaskan apa itu vorstenlanden, Vorstenlanden adalah daerah-daerah yang berada di bawah kekuasaan empat monarki pecahan dari Kesultanan Mataram, yaitu Surakarta, Yogyakarta, Mangkunegaran, dan Pakualaman. Istilah ini lebih merujuk pada wilayah Surakarta dan Yogyakarta, dan mengindikasikan bahwa wilayah tersebut merupakan daerah istimewa yang berhak memerintah dirinya sendiri. kemudia dampak kolonialis nya adalah yang pertama Dampak di bidang politik yaitu orang pribumi memimpin sebagai bupati yang menjadi pemimpin kabupaten dan dibantu oleh seorang patih, wedana yang memimpin distrik, hingga asisten wedana yang memimpin desa-desa. Kemudian dampak di bidang budaya yaitu salah satunya menghapus kedudukan menurut adat penguasa pribumi dan menjadikan mereka pegawai pemerintah, meruntuhkan kewibawaan tradisional penguasa pribumi.
Sekian jawaban dari saya maaf apabila ada kesalahan,
Saya akhiri.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh
Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh
Izin memperkenalkan diri,
Nama : Annisa Anggun Pelangi
Npm : 2013033002
Izin menjawab bapak,
Terkait pengaruh kolonialisme di vorstenlanden.
Pengaruh koloniali di Vorstenlanden : 1). Pengaruh politik
Orang pribumi memimpin sebagai bupati yang menjadi pemimpin kabupaten dan dibantu oleh seorang patih, wedana yang memimpin distrik, hingga asisten wedana yang memimpin desa-desa.
2). Pengaruh budaya
salah satunya menghapus kedudukan menurut adat penguasa pribumi dan menjadikan mereka pegawai pemerintah, meruntuhkan kewibawaan tradisional penguasa pribumi.
Sekian , Trimakasi
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh
Izin memperkenalkan diri,
Nama : Annisa Anggun Pelangi
Npm : 2013033002
Izin menjawab bapak,
Terkait pengaruh kolonialisme di vorstenlanden.
Pengaruh koloniali di Vorstenlanden : 1). Pengaruh politik
Orang pribumi memimpin sebagai bupati yang menjadi pemimpin kabupaten dan dibantu oleh seorang patih, wedana yang memimpin distrik, hingga asisten wedana yang memimpin desa-desa.
2). Pengaruh budaya
salah satunya menghapus kedudukan menurut adat penguasa pribumi dan menjadikan mereka pegawai pemerintah, meruntuhkan kewibawaan tradisional penguasa pribumi.
Sekian , Trimakasi
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Nama : Zahrotun Nufus
Npm: 2013033054
Sebelum Abad XX, titik sentrum lingkaran sosial politik masyarakat berada di tangan para raja sebagai penguasa negara tradisional. Kota Surakarta dan Yogyakarta merupakan kota tradisional yang ditandai dengan pembagian spasial yang jelas berdasarkan status sosial dan dekatnya kedudukan pemukim dengan kraton. Struktur hierarkis tersebut mengindikasikan bahwa posisi raja berada di atas rakyat. Dalam struktur patron-klien, seorang raja diposisikan sebagai poros dunia, sekaligus patron (penguasa wilayah dan penguasa politik) yang diwujudkan dalam bentuk kepemilikan tanah sedangkan rakyat sebagai pemilik tenaga kerja. Sedangkan secara politis, raja adalah pucuk pimpinan monarkhi tertinggi yang memiliki wewenang penuh untuk mengatur kehidupan rakyatnya.
Pengaruh pemerintahan konial tidak hanya sebatas perdagangan namun memasuki wilayah politik kerajaan. Hal tersebut mempengaruhi struktur sosial yang terbentuk dalam masyarakat. Klasifikasi dalam masyarakat mengalami pergeseran, etnis Asia pendatang menjadi lebih tinggi daripada pribumi karena dukungan penjajah. Kelompok ini mendominasi bidang ekonomi perdagangan kota. Yang menempati struktur tertinggi dalam masyarakat bukan lagi golongan raja dan bangsawan namun pemerintah Belanda. Pengaruh etnis pendatang tersebut makin lama makin kuat mempengaruhi kehidupan masyarakat kota, menyangkut aspek gaya hidup, bahasa, seni, dan perilaku sosial. Namun demikian, kharisma kraton masih dihormati dalam kehidupan yang semakin kompleks tersebut.
Sekian, mohon maaf apabila terdapat kesalahan pak. Terima kasih banyak, wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Nama : Zahrotun Nufus
Npm: 2013033054
Sebelum Abad XX, titik sentrum lingkaran sosial politik masyarakat berada di tangan para raja sebagai penguasa negara tradisional. Kota Surakarta dan Yogyakarta merupakan kota tradisional yang ditandai dengan pembagian spasial yang jelas berdasarkan status sosial dan dekatnya kedudukan pemukim dengan kraton. Struktur hierarkis tersebut mengindikasikan bahwa posisi raja berada di atas rakyat. Dalam struktur patron-klien, seorang raja diposisikan sebagai poros dunia, sekaligus patron (penguasa wilayah dan penguasa politik) yang diwujudkan dalam bentuk kepemilikan tanah sedangkan rakyat sebagai pemilik tenaga kerja. Sedangkan secara politis, raja adalah pucuk pimpinan monarkhi tertinggi yang memiliki wewenang penuh untuk mengatur kehidupan rakyatnya.
Pengaruh pemerintahan konial tidak hanya sebatas perdagangan namun memasuki wilayah politik kerajaan. Hal tersebut mempengaruhi struktur sosial yang terbentuk dalam masyarakat. Klasifikasi dalam masyarakat mengalami pergeseran, etnis Asia pendatang menjadi lebih tinggi daripada pribumi karena dukungan penjajah. Kelompok ini mendominasi bidang ekonomi perdagangan kota. Yang menempati struktur tertinggi dalam masyarakat bukan lagi golongan raja dan bangsawan namun pemerintah Belanda. Pengaruh etnis pendatang tersebut makin lama makin kuat mempengaruhi kehidupan masyarakat kota, menyangkut aspek gaya hidup, bahasa, seni, dan perilaku sosial. Namun demikian, kharisma kraton masih dihormati dalam kehidupan yang semakin kompleks tersebut.
Sekian, mohon maaf apabila terdapat kesalahan pak. Terima kasih banyak, wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, izin memperkenalkan diri
Nama : Rizkia Umi Hasanah
NPM : 2013033012
Izin menjawab pertanyaan yang bapak berikan yaitu pengaruh kolonial di Vorstenlanden pada bidang politik dan budaya
Jawaban :
Wilayah Surakarta dan Yogyakarta dikenal dengan sebutan Vorstenlanden pada era penjajahan Belanda. Kedua wilayah tersebut dinamakan Vorstenlanden atau wilayah raja-raja (princely state), dimana Surakarta mempunyai dua keraton yaitu Kasunanan dan Mangkunegara, dan Yogyakarta yang memiliki dua keraton yaitu Pakualaman dan Kasultanan (Haikal;dkk, 2012:8).
Nama : Rizkia Umi Hasanah
NPM : 2013033012
Izin menjawab pertanyaan yang bapak berikan yaitu pengaruh kolonial di Vorstenlanden pada bidang politik dan budaya
Jawaban :
Wilayah Surakarta dan Yogyakarta dikenal dengan sebutan Vorstenlanden pada era penjajahan Belanda. Kedua wilayah tersebut dinamakan Vorstenlanden atau wilayah raja-raja (princely state), dimana Surakarta mempunyai dua keraton yaitu Kasunanan dan Mangkunegara, dan Yogyakarta yang memiliki dua keraton yaitu Pakualaman dan Kasultanan (Haikal;dkk, 2012:8).
Pengaruh di bidang politik
Adapun pengaruh dalam bidang politik oleh kolonial di kota surakarta yaitu membawa perkembangan kota yang berawal dari kota tradisional dengan budaya Jawa dan pengaruh kerajaan yang kental hingga menjadi kota modern yang mulai mendapatkan pengaruh budaya dari masa kolonial.
Pengaruh di bidang budaya
akibat kebijakan politik pemerintah kolonial pada waktu itu mengakibatkan perubahan bentuk dan gaya dalam bidang arsitektur. Pemerintah Kolonial mengharuskan penguasa bergaya hidup, berbudaya serta membangun gedung dan rumah tempat tinggal mereka berbeda de ngan rumah pribumi. Ciri khas ini di pergunakan untuk membedakan jati diri dan kedudukan mereka sebagai kelas tertinggi dalam struktur stratifikasi sosial di Hindia Belanda yang berbeda dengan masyarakat kebanyakan. Mereka tinggal berkelompok di bagian kota yang dianggap terbaik (Kartodirdjo, 1999: 211).
Masyarakat Surakarta tumbuh dan berkembang menjadi salah satu pendukung kebudayaan baru yaitu Indis, Budaya campuran yang disebut Budaya Indis telah merasuk ke dalam seni Arsitektur di Surakarta. Masuknya budaya Indis ke dalam arsitektur menyebabkan adanya perubahan yang menuju pada perkembangan arsitektur di Surakarta.
Sekian dari saya, mohon maaf bapak bila terdapat kesalahan.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Assalamualaikum wr.wb
Nama: Syifa Farah Rifaini
NPM: 2013033020
Izin menjawab pertanyaan yang telah bapak berikan yaitu pengaruh kolonial di Vorstenlanden pada bidang politik dan budaya.
Vorsterlanden sendiri merupakan daerah-daerah yang berada di bawah kekuasaan empat monarki pecahan dari Kesultanan Mataram, yaitu Surakarta, Yogyakarta, Mangkunegaran, dan Pakualaman.
Pengaruh kolonial di Vorstenlanden pada bidang politik dan budaya khususnya di bagian Surakarta, yaitu:
a) Politik
Pada mulanya politik masyarakat berada di tangan para raja sebagai penguasa negara tradisional. Kondisi masyarakat sangat terkait dengan struktur relasi antara Susuhunan. Surakarta sendiri terdapat tiga pemerintahan yang berbeda, yaitu Kasunanan Surakarta, Kadipaten mangkunegaran dan Residen Belanda. Sebelum kedatangan Belanda, hegemoni keraton (ketika itu masih Mataram) memiliki kekuasaan politik yang absolut serta pemerintahan feodal dapat dilakukan keraton secara penuh, sedangan setelah Belanda datang keraton bukan satu-satunya pengambil kebijakan di Surakarta sedangkan kepemilikan tanah sebagian diatur Belanda. Untuk menangani hal itu, keraton menggunakan simbol-simbol sosial sebagai perekat legitimasinya. Peristiwa politik Surakarta merupakan perubahan struktur tradisional menjadi lebih demokratis. Dengan ini Keraton Surakarta kehilangan sumber-sumber politik dan ekonomi untuk mendukung status sosialnya.
b) budaya
Situasi sosial budaya yang mengalami kemerosotan akibat politik membuat sistem lapisan sosial mulai terlihat pecah. Kalangan ningrat masih dengan keras mempertahankan berlakunya aneka ragam perbedaan status antara bangsawan dan warga biasa, termasuk terkait dengan masalah pakaian. Pesta-pesta yang digelar oleh orang biasa, seperti pesta pernikahan, tidak boleh diselenggarakan dengan mewah, dan juga mereka tidak boleh naik kendaraan melalui alun-alun Kraton Surakarta. Sebagian kalangan bangsawan Jawa ada yang menuding bahwa pudarnya pamor bangsawan Jawa karena pengaruh penyebaran Islam. Sehingga pada saat itu, Keraton hanya dapat mempertahankan aspek budaya sebagai simbol sosial kultural pusat kebudayaan Jawa.
Sekian pendapat dari saya, mohon maaf apabila terdapat kesalahan. Terima Kasih
wassalamualaikum wr.wb
Nama: Syifa Farah Rifaini
NPM: 2013033020
Izin menjawab pertanyaan yang telah bapak berikan yaitu pengaruh kolonial di Vorstenlanden pada bidang politik dan budaya.
Vorsterlanden sendiri merupakan daerah-daerah yang berada di bawah kekuasaan empat monarki pecahan dari Kesultanan Mataram, yaitu Surakarta, Yogyakarta, Mangkunegaran, dan Pakualaman.
Pengaruh kolonial di Vorstenlanden pada bidang politik dan budaya khususnya di bagian Surakarta, yaitu:
a) Politik
Pada mulanya politik masyarakat berada di tangan para raja sebagai penguasa negara tradisional. Kondisi masyarakat sangat terkait dengan struktur relasi antara Susuhunan. Surakarta sendiri terdapat tiga pemerintahan yang berbeda, yaitu Kasunanan Surakarta, Kadipaten mangkunegaran dan Residen Belanda. Sebelum kedatangan Belanda, hegemoni keraton (ketika itu masih Mataram) memiliki kekuasaan politik yang absolut serta pemerintahan feodal dapat dilakukan keraton secara penuh, sedangan setelah Belanda datang keraton bukan satu-satunya pengambil kebijakan di Surakarta sedangkan kepemilikan tanah sebagian diatur Belanda. Untuk menangani hal itu, keraton menggunakan simbol-simbol sosial sebagai perekat legitimasinya. Peristiwa politik Surakarta merupakan perubahan struktur tradisional menjadi lebih demokratis. Dengan ini Keraton Surakarta kehilangan sumber-sumber politik dan ekonomi untuk mendukung status sosialnya.
b) budaya
Situasi sosial budaya yang mengalami kemerosotan akibat politik membuat sistem lapisan sosial mulai terlihat pecah. Kalangan ningrat masih dengan keras mempertahankan berlakunya aneka ragam perbedaan status antara bangsawan dan warga biasa, termasuk terkait dengan masalah pakaian. Pesta-pesta yang digelar oleh orang biasa, seperti pesta pernikahan, tidak boleh diselenggarakan dengan mewah, dan juga mereka tidak boleh naik kendaraan melalui alun-alun Kraton Surakarta. Sebagian kalangan bangsawan Jawa ada yang menuding bahwa pudarnya pamor bangsawan Jawa karena pengaruh penyebaran Islam. Sehingga pada saat itu, Keraton hanya dapat mempertahankan aspek budaya sebagai simbol sosial kultural pusat kebudayaan Jawa.
Sekian pendapat dari saya, mohon maaf apabila terdapat kesalahan. Terima Kasih
wassalamualaikum wr.wb
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Izin memperkenalkan diri,
Nama : Putri Dalila
NPM : 2013033008
Izin menjawab terkait pertanyaan pengaruh kolonial di Vorstenlanden pada bidang politik dan budaya !
Politik
Sebelum Abad XX, titik sentrum lingkaran sosial politik masyarakat berada di tangan para raja sebagai penguasa negara tradisional. Surakarta sangat kuat dengan susunan hierarkisnya, dan berlaku hubungan patron-klien (gusti-kawulo). Istilah hubungan gusti-kawulo ini diterapkan dalam kerajaan dengan menganalogikan raja sebagai patron dan rakyat sebagai klien (Pranoto, 210: 82-83). Struktur hierarkis mengindikasikan bahwa posisi raja berada di atas rakyat. Dalam struktur patron-klien, seorang raja diposisikan sebagai poros dunia, sekaligus patron (penguasa wilayah dan penguasa politik). Sedangkan secara politis, raja adalah pucuk pimpinan monarkhi tertinggi yang memiliki wewenang penuh untuk mengatur kehidupan rakyatnya (Pranoto, 2010: 83).
Budaya
Sebagai pusat kerajaan, di kota ini banyak para bangsawan istana bermukim, disamping juga menjadi pusat kajian kebudayaan, bahasa dan ilmu pengetahuan. Hal ini ditandai berdiri Instituut Voor de Javaansche Taal (Lembaga Pendidikan Kerajaan Untuk Bahasa Jawa) tahun 1832 M yang menekankan pembelajaran bahasa dan etika Jawa. Lembaga ini didirikan oleh Gericke di Surakarta yang akhirnya bubar pada tahun 1843 (Winter, 1928: 5).
Sekian jawaban dari saya, mohon maaf apabila terdapat kesalahan.
Wassalaamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Izin memperkenalkan diri,
Nama : Putri Dalila
NPM : 2013033008
Izin menjawab terkait pertanyaan pengaruh kolonial di Vorstenlanden pada bidang politik dan budaya !
Politik
Sebelum Abad XX, titik sentrum lingkaran sosial politik masyarakat berada di tangan para raja sebagai penguasa negara tradisional. Surakarta sangat kuat dengan susunan hierarkisnya, dan berlaku hubungan patron-klien (gusti-kawulo). Istilah hubungan gusti-kawulo ini diterapkan dalam kerajaan dengan menganalogikan raja sebagai patron dan rakyat sebagai klien (Pranoto, 210: 82-83). Struktur hierarkis mengindikasikan bahwa posisi raja berada di atas rakyat. Dalam struktur patron-klien, seorang raja diposisikan sebagai poros dunia, sekaligus patron (penguasa wilayah dan penguasa politik). Sedangkan secara politis, raja adalah pucuk pimpinan monarkhi tertinggi yang memiliki wewenang penuh untuk mengatur kehidupan rakyatnya (Pranoto, 2010: 83).
Budaya
Sebagai pusat kerajaan, di kota ini banyak para bangsawan istana bermukim, disamping juga menjadi pusat kajian kebudayaan, bahasa dan ilmu pengetahuan. Hal ini ditandai berdiri Instituut Voor de Javaansche Taal (Lembaga Pendidikan Kerajaan Untuk Bahasa Jawa) tahun 1832 M yang menekankan pembelajaran bahasa dan etika Jawa. Lembaga ini didirikan oleh Gericke di Surakarta yang akhirnya bubar pada tahun 1843 (Winter, 1928: 5).
Sekian jawaban dari saya, mohon maaf apabila terdapat kesalahan.
Wassalaamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Nama: Faiza Nur Rohmah
NPM: 2013033030
Izin menjawab pertanyaan mengenai pengaruh kolonial di Vorsterlanden dalam bidang politik dan budaya
Pada bidang politik, raja memiliki posisi yang unggul dalam status sosial dan biasanya memberi perintah. Tetapi saat bangsa kolonial masuk ke indonesia, raja tidak lagi berada di tingkat atas hal tersebut disebabkan raja diperintah oleh bangsa Belanda yang hanya menjadi Fasilitator memerintahkan raja atau pejarabt pribumi untuk dijadikan sebagai pengawas di masing-masing daerah yang dipimpin raja terebut. Sedangkan dalam bidang budaya, pengaruh kolonial di Vorsterlanden membawa perubahan dan pembaharuan dalam sistem masyarakat yaitu terjadinya modernisasi di indonesia terutama di Vorsterlanden.
Sekian yang dapat daya sampaikan, mohon maaf apabila terdapat kesalahan
Terima kasih, wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Nama: Faiza Nur Rohmah
NPM: 2013033030
Izin menjawab pertanyaan mengenai pengaruh kolonial di Vorsterlanden dalam bidang politik dan budaya
Pada bidang politik, raja memiliki posisi yang unggul dalam status sosial dan biasanya memberi perintah. Tetapi saat bangsa kolonial masuk ke indonesia, raja tidak lagi berada di tingkat atas hal tersebut disebabkan raja diperintah oleh bangsa Belanda yang hanya menjadi Fasilitator memerintahkan raja atau pejarabt pribumi untuk dijadikan sebagai pengawas di masing-masing daerah yang dipimpin raja terebut. Sedangkan dalam bidang budaya, pengaruh kolonial di Vorsterlanden membawa perubahan dan pembaharuan dalam sistem masyarakat yaitu terjadinya modernisasi di indonesia terutama di Vorsterlanden.
Sekian yang dapat daya sampaikan, mohon maaf apabila terdapat kesalahan
Terima kasih, wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh.
Nama: Yanah Dewi Lestari
NPM: 2013033032
Izin menjawab terkait dengan pertanyaan pengaruh kolonial di Vorstenlanden pada bidang politik dan budaya.
1. Pengaruh pada bidang politik
Sistem pemerintahannya dikuasai oleh seorang raja. Namun dalam menjalankan pemerintahannya, wilayah Vorstenlanden dipimpin oleh seorang gubernur. Gubernur adalah kepala pemerintahan atau kepala Wilayah sebagai utusan dari pemerintah gubernur Jenderal untuk menjalankan tugasnya di daerah. Namun pada saat masuknya kolonialisme, kekuasaan raja tidak lagi menjadi kekuasaan yang paling tinggi. Golongan kolonial menempatkan diri pada lapisan atas. Selain itu, perkembangan kota-kota pada abad ke-20 menjadi salah satu imbas dari kebijakan politik etis yang telah dicanangkan oleh pemerintah kolonial.
2. Pengaruh pada bidang budaya
Bangsa kolonial membentuk lingkungan tersendiri yang terlepas dari adat dan hukum yang berlaku bagi pribumi. Eropanisasi koloni peranan mengakhiri budaya bujang. perkawinan para pejabat dan orang swasta semakin banyak terjadi setelah pencabutan larangan yang berlaku bagi kalangan totok pada abad ke-19. izin masuk bagi wanita Belanda ke Hindia yang menyertainya memiliki pengaruh yang menentukan pada pemandangan kota karena mereka tetap berpegang teguh pada cara hidup dari lingkungan Belanda. Pengaruh dari kolonial ini juga berdampak pada kemerosotan sosial budaya akibat berbagai kebijakan politik yang diterapkan.
Sekian, terima kasih banyak.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh.
Nama: Yanah Dewi Lestari
NPM: 2013033032
Izin menjawab terkait dengan pertanyaan pengaruh kolonial di Vorstenlanden pada bidang politik dan budaya.
1. Pengaruh pada bidang politik
Sistem pemerintahannya dikuasai oleh seorang raja. Namun dalam menjalankan pemerintahannya, wilayah Vorstenlanden dipimpin oleh seorang gubernur. Gubernur adalah kepala pemerintahan atau kepala Wilayah sebagai utusan dari pemerintah gubernur Jenderal untuk menjalankan tugasnya di daerah. Namun pada saat masuknya kolonialisme, kekuasaan raja tidak lagi menjadi kekuasaan yang paling tinggi. Golongan kolonial menempatkan diri pada lapisan atas. Selain itu, perkembangan kota-kota pada abad ke-20 menjadi salah satu imbas dari kebijakan politik etis yang telah dicanangkan oleh pemerintah kolonial.
2. Pengaruh pada bidang budaya
Bangsa kolonial membentuk lingkungan tersendiri yang terlepas dari adat dan hukum yang berlaku bagi pribumi. Eropanisasi koloni peranan mengakhiri budaya bujang. perkawinan para pejabat dan orang swasta semakin banyak terjadi setelah pencabutan larangan yang berlaku bagi kalangan totok pada abad ke-19. izin masuk bagi wanita Belanda ke Hindia yang menyertainya memiliki pengaruh yang menentukan pada pemandangan kota karena mereka tetap berpegang teguh pada cara hidup dari lingkungan Belanda. Pengaruh dari kolonial ini juga berdampak pada kemerosotan sosial budaya akibat berbagai kebijakan politik yang diterapkan.
Sekian, terima kasih banyak.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Nama: Selvani Zhafirah
Npm: 2013033004
Izin menjawab bapak,
Pengaruh kolonial di Vorstenlanden pada bidang politik dan budaya.
a. Bidang Politik
Pegawai Eropa tertinggi, yakni resident atau sejak Mei 1928 bergelar gubernur) yang memiliki dua peran ganda. Pertama, residen memiliki yurisdiksi hukum atas orang Eropa dan semua penduduk lainnya dalam karasidenan adat penduduk di luar bagian dari dua raja pribumi yang ada.Kedua, yang lebih penting adalah sebagai wakil resmi dan agen politik dari "eyang", Gubernur Jenderal, terhadap dua raja. Penetrasi umum dari politik Belanda terhadap raja-raja vorstenlanden, terutama pada abad ke-20, terjadi perluasan jabatan jabatan pemerintah kolonial secara besar-besaran.
Dan adanya campur tangan pemerintah Belanda pada daerah vorstenlanden juga dipengaruhi oleh politik etis, yang berarti hutang kehormatan Belanda kepada daerah jajahannya karena telah mengambil kekayaannya. Untuk mewujudkan program politik etis tersebut diperlukan campur tangan secara langsung dan lebih tegas oleh Gubernur kepada masyarakat.
b. Bidang Budaya
Pada awal abad XX hubungan orang-orang pergerakan dengan Gouvernemen lebih mendominasi dan memiliki dampak sosial politik daripada kerajaan. Hal ini menandakan era baru dalam struktur sosial dan budaya di Surakarta. Posisi sosial politik kraton yang mulai melemah telah digantikan oleh kaum pergerakan. Hal ini dibarengi dengan kebijakan Pemerintah Kolonial yang bertindak untuk menghapuskan lambang-lambang feodalisme bangsawan Jawa. Pada awal tahun 1900-an, posisi kaum bangsawan di kota Surakarta mulai merosot dan kehilangan peran sentrum, baik secara politik, sosial maupun ekonomi. Hal ini disebabkan oleh jumlah bangsawan yang bertambah, sedangkan jumlah fungsi dan peran yang tersedia dan menjadi sumber penghasilan terbatas. Kemerosotan juga terjadi akibat semakin majunya pemikiran masyarakat Surakarta yang berani mengkritik kekuasaan otokrasi.
Dalam situasi sosial budaya yang demikian, sistem lapisan sosial mulai terlihat pecah. Kalangan ningrat masih dengan keras mempertahankan berlakunya aneka ragam perbedaan status antara bangsawan dan warga biasa, termasuk terkait dengan masalah pakaian. Pesta-pesta yang digelar oleh orang biasa, seperti pesta pernikahan, tidak boleh diselenggarakan dengan mewah, dan juga mereka tidak boleh naik kendaraan melalui alun-alun Kraton Surakarta. Sebagian kalangan bangsawan Jawa ada yang menuding bahwa pudarnya pamor bangsawan Jawa karena pengaruh penyebaran Islam.
Terima kasih, mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam menjawab
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Nama: Selvani Zhafirah
Npm: 2013033004
Izin menjawab bapak,
Pengaruh kolonial di Vorstenlanden pada bidang politik dan budaya.
a. Bidang Politik
Pegawai Eropa tertinggi, yakni resident atau sejak Mei 1928 bergelar gubernur) yang memiliki dua peran ganda. Pertama, residen memiliki yurisdiksi hukum atas orang Eropa dan semua penduduk lainnya dalam karasidenan adat penduduk di luar bagian dari dua raja pribumi yang ada.Kedua, yang lebih penting adalah sebagai wakil resmi dan agen politik dari "eyang", Gubernur Jenderal, terhadap dua raja. Penetrasi umum dari politik Belanda terhadap raja-raja vorstenlanden, terutama pada abad ke-20, terjadi perluasan jabatan jabatan pemerintah kolonial secara besar-besaran.
Dan adanya campur tangan pemerintah Belanda pada daerah vorstenlanden juga dipengaruhi oleh politik etis, yang berarti hutang kehormatan Belanda kepada daerah jajahannya karena telah mengambil kekayaannya. Untuk mewujudkan program politik etis tersebut diperlukan campur tangan secara langsung dan lebih tegas oleh Gubernur kepada masyarakat.
b. Bidang Budaya
Pada awal abad XX hubungan orang-orang pergerakan dengan Gouvernemen lebih mendominasi dan memiliki dampak sosial politik daripada kerajaan. Hal ini menandakan era baru dalam struktur sosial dan budaya di Surakarta. Posisi sosial politik kraton yang mulai melemah telah digantikan oleh kaum pergerakan. Hal ini dibarengi dengan kebijakan Pemerintah Kolonial yang bertindak untuk menghapuskan lambang-lambang feodalisme bangsawan Jawa. Pada awal tahun 1900-an, posisi kaum bangsawan di kota Surakarta mulai merosot dan kehilangan peran sentrum, baik secara politik, sosial maupun ekonomi. Hal ini disebabkan oleh jumlah bangsawan yang bertambah, sedangkan jumlah fungsi dan peran yang tersedia dan menjadi sumber penghasilan terbatas. Kemerosotan juga terjadi akibat semakin majunya pemikiran masyarakat Surakarta yang berani mengkritik kekuasaan otokrasi.
Dalam situasi sosial budaya yang demikian, sistem lapisan sosial mulai terlihat pecah. Kalangan ningrat masih dengan keras mempertahankan berlakunya aneka ragam perbedaan status antara bangsawan dan warga biasa, termasuk terkait dengan masalah pakaian. Pesta-pesta yang digelar oleh orang biasa, seperti pesta pernikahan, tidak boleh diselenggarakan dengan mewah, dan juga mereka tidak boleh naik kendaraan melalui alun-alun Kraton Surakarta. Sebagian kalangan bangsawan Jawa ada yang menuding bahwa pudarnya pamor bangsawan Jawa karena pengaruh penyebaran Islam.
Terima kasih, mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam menjawab
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Izin memperkenalkan diri
Nama: Iskandar
NPM: 2013033026
Izin berpendapat terkait pengaruh vorstenlanden dalam bidang politik dan budaya. Seperti kita ketahui bahwa vorstenlanden adalah daerah atau kekuasaan atau tanah kerajaan yang masih menerapkan sistem kerajaan pada struktur pemerintahan. Hal yang paling kita ketahui jika suatu daerah masih memegang status kerajaan dalam bidang politik pasti ada tindakan semena -mena para penguasa yang mempengaruhi kehidupan masyarakatnya. Adanya kebijakan tertentu yang mungkin diterapkan para pejabatnya yang mengikat secara ketat walaupun secara ekonomi terbebas dari kebijakan kolonial belanda. Dalam bidang budaya adanya vorstenlanden menyebabkan sikap hidup masyarakat yang mampu meniru gaya hidup kolonial belanda karena sistemnya yang dicetuskan pemerintah kolonial pasti kebijakan yang ada pun disesuaikan dengan kepala atasannya dalam hal ini kolonial belanda. Walaupun tidak dipungkiri budaya setempat masih berkembang. Terima kasih Wassalamualaikum
Izin memperkenalkan diri
Nama: Iskandar
NPM: 2013033026
Izin berpendapat terkait pengaruh vorstenlanden dalam bidang politik dan budaya. Seperti kita ketahui bahwa vorstenlanden adalah daerah atau kekuasaan atau tanah kerajaan yang masih menerapkan sistem kerajaan pada struktur pemerintahan. Hal yang paling kita ketahui jika suatu daerah masih memegang status kerajaan dalam bidang politik pasti ada tindakan semena -mena para penguasa yang mempengaruhi kehidupan masyarakatnya. Adanya kebijakan tertentu yang mungkin diterapkan para pejabatnya yang mengikat secara ketat walaupun secara ekonomi terbebas dari kebijakan kolonial belanda. Dalam bidang budaya adanya vorstenlanden menyebabkan sikap hidup masyarakat yang mampu meniru gaya hidup kolonial belanda karena sistemnya yang dicetuskan pemerintah kolonial pasti kebijakan yang ada pun disesuaikan dengan kepala atasannya dalam hal ini kolonial belanda. Walaupun tidak dipungkiri budaya setempat masih berkembang. Terima kasih Wassalamualaikum
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Izin memperkenalkan diri
Nama: Yulia Khoirunnisa
NPM: 2013033014
Izin menjawab pertanyaan yang telah bapak berikan yakni jelaskan 1 yang anda ketahui pengaruh kolonial di Vorstenlanden pada bidang politik dan budaya !
Bidang politik:
Pemerintah Kolonial pada saat itu bertindak untuk menghapuskan lambang-lambang feodalisme bangsawan Jawa sehingga pada awal tahun 1900-an, posisi kaum bangsawan di kota Surakarta mulai merosot dan kehilangan peran sentrum salah satunya berkenaan secara politik.
Bidang Budaya:
Di daerah vorstenlanden memiliki budaya yang beraneka ragam dengan adat istiadat sendiri dan pada saat itu terdapat sejumlah kelompok masyarakat antara lain, orang Belanda dari Eropa, orang Arab dan orang Tiongkok dari Timur asing, dan orang Jawa sebagai pribumi, sehingga muncul batas ras/racial lines.
Izin memperkenalkan diri
Nama: Yulia Khoirunnisa
NPM: 2013033014
Izin menjawab pertanyaan yang telah bapak berikan yakni jelaskan 1 yang anda ketahui pengaruh kolonial di Vorstenlanden pada bidang politik dan budaya !
Bidang politik:
Pemerintah Kolonial pada saat itu bertindak untuk menghapuskan lambang-lambang feodalisme bangsawan Jawa sehingga pada awal tahun 1900-an, posisi kaum bangsawan di kota Surakarta mulai merosot dan kehilangan peran sentrum salah satunya berkenaan secara politik.
Bidang Budaya:
Di daerah vorstenlanden memiliki budaya yang beraneka ragam dengan adat istiadat sendiri dan pada saat itu terdapat sejumlah kelompok masyarakat antara lain, orang Belanda dari Eropa, orang Arab dan orang Tiongkok dari Timur asing, dan orang Jawa sebagai pribumi, sehingga muncul batas ras/racial lines.
assalamualaikum wr wb
ijin memperkenalkan diri,
Nama:teguh Yuhono
Npm :2013033046
ijin berpendapat sedikit mngenai pertanyaan yang bapak berikan,menurut saya pengaruh kolonial vorstenlanden pada bidang politik dan budaya,pada bidang politik Pemerintah Kolonial pada saat itu bertindak untuk menghapuskan lambang-lambang feodalisme bangsawan Jawa sehingga pada awal tahun 1900-an, posisi kaum bangsawan di kota Surakarta mulai merosot dan kehilangan peran sentrum salah satunya berkenaan secara politik.sedangkan dalam bidang budaya Situasi sosial budaya yang mengalami kemerosotan akibat politik membuat sistem lapisan sosial mulai terlihat pecah.
demikian terimakasih
wassalamualaikum wr wb
ijin memperkenalkan diri,
Nama:teguh Yuhono
Npm :2013033046
ijin berpendapat sedikit mngenai pertanyaan yang bapak berikan,menurut saya pengaruh kolonial vorstenlanden pada bidang politik dan budaya,pada bidang politik Pemerintah Kolonial pada saat itu bertindak untuk menghapuskan lambang-lambang feodalisme bangsawan Jawa sehingga pada awal tahun 1900-an, posisi kaum bangsawan di kota Surakarta mulai merosot dan kehilangan peran sentrum salah satunya berkenaan secara politik.sedangkan dalam bidang budaya Situasi sosial budaya yang mengalami kemerosotan akibat politik membuat sistem lapisan sosial mulai terlihat pecah.
demikian terimakasih
wassalamualaikum wr wb
Assalamualaikum wr. wb
Izin memperkenalkan diri nama Amalliya A. Rachman dengan NPM 2013033042,
izin menjawab mengenai salah satu pengaruh kolonial di Vorstenlanden pada bidang politik dan budaya, yaitu pengaruh dari adanya kolonialisasi tersebut pada bidang politik seperti munculnya politik identitas, yang mana politik tersebut merujuk kepada identifikasi terhadap ras dan sosial yang ada di masyarakat. Pada waktu itu, terdapat suatu vrijbiljet atau tiket bebas sebagai peraturan baru yang dibuat tahun 1916. Setelah munculnya peraturan baru tersebut, terdapat suatu pembedaan fasilitas bagi para pegawai pribumi. Dalam hal tersebut, para pegawai dibedakan untuk mereka yang tercatat atau tidak, hal tersebut jelas berbeda dengan fasilitas lama yang sudah tidak berlaku kembali. Sedangkan pada bidang budayanya sendiri, eropanisasi koloni menyebabkan lambat laun budaya bujang menghilang. Adanya izin terhadap wanita Belanda untuk datang ke Hindia menyebabkan perbedaan pada pemandangan kotanya sendiri karena para wanita Belanda tersebut tetap memegang teguh pada cara hidup lingkungan masyarakat di negaranya.
(Saya mengambil sumber tersebut dari Jurnal Sejarah Citra Lekha, yang ditulis oleh Susanto pada tahun 2017 dengan judul "Nuansa Kota Kolonial Surakarta Awal Abad XX: Fase Hilangnya Identitas Sosial").
Izin memperkenalkan diri nama Amalliya A. Rachman dengan NPM 2013033042,
izin menjawab mengenai salah satu pengaruh kolonial di Vorstenlanden pada bidang politik dan budaya, yaitu pengaruh dari adanya kolonialisasi tersebut pada bidang politik seperti munculnya politik identitas, yang mana politik tersebut merujuk kepada identifikasi terhadap ras dan sosial yang ada di masyarakat. Pada waktu itu, terdapat suatu vrijbiljet atau tiket bebas sebagai peraturan baru yang dibuat tahun 1916. Setelah munculnya peraturan baru tersebut, terdapat suatu pembedaan fasilitas bagi para pegawai pribumi. Dalam hal tersebut, para pegawai dibedakan untuk mereka yang tercatat atau tidak, hal tersebut jelas berbeda dengan fasilitas lama yang sudah tidak berlaku kembali. Sedangkan pada bidang budayanya sendiri, eropanisasi koloni menyebabkan lambat laun budaya bujang menghilang. Adanya izin terhadap wanita Belanda untuk datang ke Hindia menyebabkan perbedaan pada pemandangan kotanya sendiri karena para wanita Belanda tersebut tetap memegang teguh pada cara hidup lingkungan masyarakat di negaranya.
(Saya mengambil sumber tersebut dari Jurnal Sejarah Citra Lekha, yang ditulis oleh Susanto pada tahun 2017 dengan judul "Nuansa Kota Kolonial Surakarta Awal Abad XX: Fase Hilangnya Identitas Sosial").
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Nama: Nasrullah Kurniawan
NPM: 2013033038
Izin menjawab
Vorstenlanden merupakan daerah kekuasaan raja yang meliputi Gubernemen Yogyakarta dan Gubernemen Surakarta. Wilayah-wilayah tersebut dipimpin oleh seorang gubernur. Gubernur adalah Kepala Pemerintahan atau Kepala Wilayah sebagai utusan dari Pemerintah Gubernur Jenderal untuk menjalankan tugasnya di daerah. Oleh karena itu, segala kegiatan yang berkaitan dengan wilayah harus sepengetahuan gubernur. Wilayah Vorstenlanden merupajan wilayah dengan pemerintahan sendiri bagi wilayah kerajaan lokal pribumi yang ada di bawa pengaruh kekuasaan kolonial Belanda. Pengaruh yang didapatkan meliputi di antaranya politik dan budaya. Di bidang politik, pemerintah kolonial mengirimkan utusan seorang gubernur untuk menjadi kepala pemerintahan di wilayah ini sehingga kekuasaan kesultanan dan kasunanan tidak lagi menjadi yang paling tinggi. Di bidang budaya, wilayah ini bersifat dualistis adanya dua hukum yang berlaku yaitu hukum adat dan hukum kolonial. Dengan adanya fenomena tersebut tidak menutup kemungkinan banyak budaya kolonial yang masuk dan diterapkan oleh masyarakat lokal terutama di kalangan bangsawan yang hidup berdampingan dengan bangsa Barat mengakibatkan gaya hidup yang kebarat-baratan dan larut akan kemewahan.
Sekian, terima kasih.
Nama: Nasrullah Kurniawan
NPM: 2013033038
Izin menjawab
Vorstenlanden merupakan daerah kekuasaan raja yang meliputi Gubernemen Yogyakarta dan Gubernemen Surakarta. Wilayah-wilayah tersebut dipimpin oleh seorang gubernur. Gubernur adalah Kepala Pemerintahan atau Kepala Wilayah sebagai utusan dari Pemerintah Gubernur Jenderal untuk menjalankan tugasnya di daerah. Oleh karena itu, segala kegiatan yang berkaitan dengan wilayah harus sepengetahuan gubernur. Wilayah Vorstenlanden merupajan wilayah dengan pemerintahan sendiri bagi wilayah kerajaan lokal pribumi yang ada di bawa pengaruh kekuasaan kolonial Belanda. Pengaruh yang didapatkan meliputi di antaranya politik dan budaya. Di bidang politik, pemerintah kolonial mengirimkan utusan seorang gubernur untuk menjadi kepala pemerintahan di wilayah ini sehingga kekuasaan kesultanan dan kasunanan tidak lagi menjadi yang paling tinggi. Di bidang budaya, wilayah ini bersifat dualistis adanya dua hukum yang berlaku yaitu hukum adat dan hukum kolonial. Dengan adanya fenomena tersebut tidak menutup kemungkinan banyak budaya kolonial yang masuk dan diterapkan oleh masyarakat lokal terutama di kalangan bangsawan yang hidup berdampingan dengan bangsa Barat mengakibatkan gaya hidup yang kebarat-baratan dan larut akan kemewahan.
Sekian, terima kasih.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh
Nama: Anisa Nofa Safitri
Npm: 2013033022
Izin menjawab pertanyaan bapak terkait pengaruh kolonial di Vorstenlanden pada bidang politik dan budaya !
Bidang politik
Sistem pemerintahannya dikuasai oleh seorang raja. Namun dalam menjalankan pemerintahannya, wilayah Vorstenlanden dipimpin oleh seorang gubernur. Namun pada saat masuknya kolonialisme, kekuasaan raja tidak lagi menjadi kekuasaan yang paling tinggi. Golongan kolonial menempatkan diri pada lapisan atas. Selain itu, perkembangan kota-kota pada abad ke-20 menjadi salah satu imbas dari kebijakan politik etis yang telah dicanangkan oleh pemerintah kolonial.
Bidang budaya
Sistem lapisan sosial mulai terlihat pecah. Kalangan ningrat masih dengan keras mempertahankan berlakunya aneka ragam perbedaan status antara bangsawan dan warga biasa, termasuk terkait dengan masalah pakaian.
Sekian jawaban dari saya, terima kasih. Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh
Nama: Anisa Nofa Safitri
Npm: 2013033022
Izin menjawab pertanyaan bapak terkait pengaruh kolonial di Vorstenlanden pada bidang politik dan budaya !
Bidang politik
Sistem pemerintahannya dikuasai oleh seorang raja. Namun dalam menjalankan pemerintahannya, wilayah Vorstenlanden dipimpin oleh seorang gubernur. Namun pada saat masuknya kolonialisme, kekuasaan raja tidak lagi menjadi kekuasaan yang paling tinggi. Golongan kolonial menempatkan diri pada lapisan atas. Selain itu, perkembangan kota-kota pada abad ke-20 menjadi salah satu imbas dari kebijakan politik etis yang telah dicanangkan oleh pemerintah kolonial.
Bidang budaya
Sistem lapisan sosial mulai terlihat pecah. Kalangan ningrat masih dengan keras mempertahankan berlakunya aneka ragam perbedaan status antara bangsawan dan warga biasa, termasuk terkait dengan masalah pakaian.
Sekian jawaban dari saya, terima kasih. Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh
Selamat siang Bapak
Nama : Kristian Ludovikus Marbun
NPM : 2013033044
Izin menjawab pertanyaan yang terdapat di dalam forum diskusi vclass dengan pertanyaan, yakni jelaskan 1 yang anda ketahui pengaruh kolonial di Vorstenlanden pada bidang politik dan budaya !
Menurut saya, pengaruh pada politik kolonial terhadap wilayah vorstenlanden, tentunya dapat dilihat dari sistem pemerintahan. Sistem pemerintahan tertinggi adalah pemerintah kolonial Hindia Belanda. Di daerah vorstenlanden, berlaku suatu hukum yang menyatakan bahwa semua tanah adalah milik Raja. Rakyat hanya menggunakan dan mereka wajib menyerahkan sebagian hasil dari pengolahan lahan tersebut. Peraturan di daerah vorstenlanden dikenal dengan apanage stelsel dimaana hal ini dapat mengakibatkan penderitaan pada rakyat.
Dalam budaya, gaya hidup bangsawan di wilayah vorstenlanden terpengaruh dari budaya pergaulan dari bangsa barat dimana hal ini merupakan dampak dari adanya interaksi dengan orang Eropa (westernisasi). Pergaulan orang Eropa dengan gaya hidup yang mewah mengakibatkan para bangsawan terlarut kedalam kehidupan yang mewah dan bersifat hedonis.
Sekian jawaban saya, mohon maaf apabila terdapat kekeliruan dalam menjawab.
Akhir kata saya ucapkan terima kasih.
Selamat siang Bapak.
Nama : Kristian Ludovikus Marbun
NPM : 2013033044
Izin menjawab pertanyaan yang terdapat di dalam forum diskusi vclass dengan pertanyaan, yakni jelaskan 1 yang anda ketahui pengaruh kolonial di Vorstenlanden pada bidang politik dan budaya !
Menurut saya, pengaruh pada politik kolonial terhadap wilayah vorstenlanden, tentunya dapat dilihat dari sistem pemerintahan. Sistem pemerintahan tertinggi adalah pemerintah kolonial Hindia Belanda. Di daerah vorstenlanden, berlaku suatu hukum yang menyatakan bahwa semua tanah adalah milik Raja. Rakyat hanya menggunakan dan mereka wajib menyerahkan sebagian hasil dari pengolahan lahan tersebut. Peraturan di daerah vorstenlanden dikenal dengan apanage stelsel dimaana hal ini dapat mengakibatkan penderitaan pada rakyat.
Dalam budaya, gaya hidup bangsawan di wilayah vorstenlanden terpengaruh dari budaya pergaulan dari bangsa barat dimana hal ini merupakan dampak dari adanya interaksi dengan orang Eropa (westernisasi). Pergaulan orang Eropa dengan gaya hidup yang mewah mengakibatkan para bangsawan terlarut kedalam kehidupan yang mewah dan bersifat hedonis.
Sekian jawaban saya, mohon maaf apabila terdapat kekeliruan dalam menjawab.
Akhir kata saya ucapkan terima kasih.
Selamat siang Bapak.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
selamat malam bapak, izin memperkenalkan diri
Nama: Dinda Nurazizah Luthfiah
NPM: 2013033036
Izin menyampaikan terkait pertanyaan bapak mengenai Pengaruh kolonial di Vorstenlanden di bidang politik dan budaya
bidang politik
perlawanan rakyat antara tahun 1918-1924 yang melibatkan kaum santri, buruh dan tani yang diorganisir oleh kaum revolusioner dengan tokoh sentral Misbach. Walaupun Misbach sebagai tokoh sentral ditangkap dan dibuang ke Manokwari tahun 1924, api perlawanan semakin berkobar. Puncak dinamika politik terjadi tahun 1924-1926 yakni pemberontakan yang dilakukan oleh Sarekat Ra‟jat pimpinan Marco Kartodikromo, kaum buruh yang diorganisir Moetakallimoen dan kelompok Moe‟allimin Surakarta di bawah pimpinan Achmad Dasoeki. Pada tahun 1926-1927 seluruh pejuang anti kolonialisme dan kapitalisme ditangkap dan diadili dan beberapa dibuang ke Digoel. Mereka dari kalngan Sarekat Rakyat (SI Kiri), PKI Surakarta, kalangan buruh dan tani revolusioner, serta perkumpulan Moe‟allimin Surakarta yakni guru-guru agama di Madrasah Sunnijah Mardi Boesana Keprabon dan puluhan kyai yang menjadi guru di Madrasah Mambaoel Oeloem Surakarta (Bakri: 2015, 227). Puncak kobaran api pergerakan di Surakarta terjadi antara tahun 1918-1926. Tahun-tahun tersebut Surakarta menjadi kota paling bergerak di Indonesia.
bidang budaya
Dalam situasi sosial budaya yang demikian, sistem lapisan sosial mulai terlihat pecah. Kalangan ningrat masih dengan keras mempertahankan berlakunya aneka ragam perbedaan status antara bangsawan dan warga biasa, termasuk terkait dengan masalah pakaian. Pesta-pesta yang digelar oleh orang biasa, seperti pesta pernikahan, tidak boleh diselenggarakan dengan mewah, dan juga mereka tidak boleh naik kendaraan melalui alun-alun Kraton Surakarta (Korver: 12). Sebagian kalangan bangsawan Jawa ada yang menuding bahwa pudarnya pamor bangsawan Jawa karena pengaruh penyebaran Islam (Ricklefs: 2007, 196).
terima kasih, wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
selamat malam bapak, izin memperkenalkan diri
Nama: Dinda Nurazizah Luthfiah
NPM: 2013033036
Izin menyampaikan terkait pertanyaan bapak mengenai Pengaruh kolonial di Vorstenlanden di bidang politik dan budaya
bidang politik
perlawanan rakyat antara tahun 1918-1924 yang melibatkan kaum santri, buruh dan tani yang diorganisir oleh kaum revolusioner dengan tokoh sentral Misbach. Walaupun Misbach sebagai tokoh sentral ditangkap dan dibuang ke Manokwari tahun 1924, api perlawanan semakin berkobar. Puncak dinamika politik terjadi tahun 1924-1926 yakni pemberontakan yang dilakukan oleh Sarekat Ra‟jat pimpinan Marco Kartodikromo, kaum buruh yang diorganisir Moetakallimoen dan kelompok Moe‟allimin Surakarta di bawah pimpinan Achmad Dasoeki. Pada tahun 1926-1927 seluruh pejuang anti kolonialisme dan kapitalisme ditangkap dan diadili dan beberapa dibuang ke Digoel. Mereka dari kalngan Sarekat Rakyat (SI Kiri), PKI Surakarta, kalangan buruh dan tani revolusioner, serta perkumpulan Moe‟allimin Surakarta yakni guru-guru agama di Madrasah Sunnijah Mardi Boesana Keprabon dan puluhan kyai yang menjadi guru di Madrasah Mambaoel Oeloem Surakarta (Bakri: 2015, 227). Puncak kobaran api pergerakan di Surakarta terjadi antara tahun 1918-1926. Tahun-tahun tersebut Surakarta menjadi kota paling bergerak di Indonesia.
bidang budaya
Dalam situasi sosial budaya yang demikian, sistem lapisan sosial mulai terlihat pecah. Kalangan ningrat masih dengan keras mempertahankan berlakunya aneka ragam perbedaan status antara bangsawan dan warga biasa, termasuk terkait dengan masalah pakaian. Pesta-pesta yang digelar oleh orang biasa, seperti pesta pernikahan, tidak boleh diselenggarakan dengan mewah, dan juga mereka tidak boleh naik kendaraan melalui alun-alun Kraton Surakarta (Korver: 12). Sebagian kalangan bangsawan Jawa ada yang menuding bahwa pudarnya pamor bangsawan Jawa karena pengaruh penyebaran Islam (Ricklefs: 2007, 196).
terima kasih, wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh bapak dan teman-teman semuanya.
Izin memperkenalkan diri.
Nama: Atha Gunadi Hutabarat
NPM: 2013033052
Pengaruh pada politik kolonial terhadap wilayah vorstenlanden, tentunya dapat dilihat dari sistem pemerintahan. Sistem pemerintahan tertinggi adalah pemerintah kolonial Hindia Belanda. Di daerah vorstenlanden, berlaku suatu hukum yang menyatakan bahwa semua tanah adalah milik Raja. Rakyat hanya menggunakan dan mereka wajib menyerahkan sebagian hasil dari pengolahan lahan tersebut. Peraturan di daerah vorstenlanden dikenal dengan apanage stelsel dimaana hal ini dapat mengakibatkan penderitaan pada rakyat.
Kemudian budaya, gaya hidup bangsawan di wilayah vorstenlanden terpengaruh dari budaya pergaulan dari bangsa barat dimana hal ini merupakan dampak dari adanya interaksi dengan orang Eropa (westernisasi). Pergaulan orang Eropa dengan gaya hidup yang mewah mengakibatkan para bangsawan terlarut kedalam kehidupan yang mewah dan bersifat hedonis.
Demikian yang dapat saya sampaikan bapak, terima kasih banyak bapak, mohon maaf apabila ada kesalahan, wassalammualaikum warohmatullahi wabarokatuh.
Izin memperkenalkan diri.
Nama: Atha Gunadi Hutabarat
NPM: 2013033052
Pengaruh pada politik kolonial terhadap wilayah vorstenlanden, tentunya dapat dilihat dari sistem pemerintahan. Sistem pemerintahan tertinggi adalah pemerintah kolonial Hindia Belanda. Di daerah vorstenlanden, berlaku suatu hukum yang menyatakan bahwa semua tanah adalah milik Raja. Rakyat hanya menggunakan dan mereka wajib menyerahkan sebagian hasil dari pengolahan lahan tersebut. Peraturan di daerah vorstenlanden dikenal dengan apanage stelsel dimaana hal ini dapat mengakibatkan penderitaan pada rakyat.
Kemudian budaya, gaya hidup bangsawan di wilayah vorstenlanden terpengaruh dari budaya pergaulan dari bangsa barat dimana hal ini merupakan dampak dari adanya interaksi dengan orang Eropa (westernisasi). Pergaulan orang Eropa dengan gaya hidup yang mewah mengakibatkan para bangsawan terlarut kedalam kehidupan yang mewah dan bersifat hedonis.
Demikian yang dapat saya sampaikan bapak, terima kasih banyak bapak, mohon maaf apabila ada kesalahan, wassalammualaikum warohmatullahi wabarokatuh.